Nekophilia
Ananda Rachel seorang calon mahasiswa jurusan manajemen. Dia merasa kurang cocok dengan kampus yang akan dimasukinya karena mimpinya adalah menjadi aktris film bukan manajer perusahaan.
Dia hidup berpisah dari kedua orang tuanya, membuatnya mau tak mau dia harus membiasakan hidup sendiri. Memasak, mencuci, menggosok baju sendiri.
- Kemarin sore saat rachel baru selesai pindahan ke rumah susun -
Rachel ditemani sang ibu ke rumah barunya. Ayahnya tidak bisa mengantar karena sibuk bekerja.
Sebelum meninggalkan rachel sang ibu beramanat kepada kerabat jauhnya yang kebetulan tinggal di rumah susun yang sama dengan rachel untuk menjaga rachel jikalau terjadi sesuatu. Apalagi siklus haid rachel belakangan ini tidak stabil, membuat sang ibu makin khawatir.
"kamu tenang saja ayu. Biar saya rachel yang jaga. Kamu istirahat aja di rumah. " kata tante rachel yang bernama miranda.
Ibu rachel yang bernama ayu mengantarkan putrinya itu ke kamar nomor 11 yang terletak di lantai dua. Rumah susun itu memiliki 40 kamar dengan total 4 lantai. Bisa dibilang rumah susun itu cukup lengkap menyediakan fasilitas. Anggaplah seperti hotel kelas menengah ke bawah.
Keluarga rachel tidak miskin tidak juga kaya, hanya berada di tengah tengah. Rachel memilih rumah susun itu karena lokasinya dekat dengan kampus. Maklumlah sebagai remaja perempuan yang harus hidup mandiri rachel tidak mau berada di jalanan terlalu lama.
Bu ayu memberikan kunci kamar rachel. para kurir sudah selesai memindahkan barang bawaan rachel yang besar seperti meja belajar, lemari baju, dan meja rias.
Bu ayu berpesan kepada rachel untuk jangan membukakan pintu untuk orang yang tidak dikenal. Untuk mengantisipasi adanya stalker atau pencuri, pihak rumah susun memasang CCTV dan jeruji besi di jendela, serta menempatkan penjaga yang akan berpatroli setiap 3 jam sekali.
"mungkin biaya keamanannya lah yang membuat sewa kamar disini jadi mahal... " bu ayu bergurai dengan rachel.
"jangan ngomong kaya gitu bu. nanti tuan tanahnya denger. " balas rachel.
"mereka gak bakal denger chel. CCTV gak bisa merekam suara. "
Rachel berpamitan dengan ibunya. dia juga diberi nomor tante miranda untuk berjaga jaga jikalau terjadi sesuatu.
Rachel mengunci pintu. Dia menyalakan lampu, menutup jendela di ruang tamu, lalu mengambil handuk dan mandi. setelah mandi rachel menggosok gigi, lalu ke dapur untuk memasak mie, menu andalan dikala malas memasak nasi.
fasilitas dapur itu lumayan lengkap, disediakan perabotan seperti kulkas, kompor listrik lengkap dengan mejanya panjang yang di tengah dapur, wastafel untuk mencuci piring, dan laci laci untuk menaruh bumbu dan lain lain.
Usai memasak rachel menaruh makanan di atas meja ruang tamu. Ruang tamunya juga lumayan bagus. Perpaduan warna cappuccino dengan orange terang pada dindingnya memberikan kesan nyaman dan tentram.
Di ruang tamu disediakan sofa kecil, meja yang satu set dengan sofa, dan tv led 27 inch dengan siaran jernih.
Rachel penasaran dengan fasilitas apa saja yang disediakan. Sejujurnya dia baru pertama kali kesini. Ayah dan ibunya tidak bilang apa apa soal rumah itu selain dari harganya yang lumayan murah dan katanya berfasilitas lengkap.
Awalnya rachel ragu dengan fasilitas yang ditawarkan tapi setelah melihatnya langsung dia merasa ingin menampar dirinya di masa lalu.
Pihak rumah susun bahkan menata kamar dengan sangat rapi dan enak dipandang dengan posisi ranjang di letakkan menjauhi jendela.
Rachel beralih ke toilet. Kamar mandi dan toilet dipisahkan. Walaupun posisi toilet dan kamar berdekatan tapi bau pembuangan sampah tidak akan tercium ke kamar, karena tembok nya semen. Itu artinya kalau ada tetangga yang bising suaranya tidak akan tembus ke kamar lain.
"Rachel suka banget sama tempatnya! makasih ayah, ibu. Rachel janji akan rajin belajar. " gumam rachel sembari memasang senyum cerah.
Rachel membuka tas nya, lalu mengambil sebuah buku daily nya. Rachel membalik sampul buku, membalik satu persatu halaman hingga sampai di bagian tengah yang masih kosong.
Disana dia menulis daily nya dengan judul,
Pindahan ke rumah susun bintang 5.
Akhirnya aku mulai hidup mandiri hari ini. Tidak terdengar lagi suara ayam berkokok, anak-anak bermain, manapun bapak-bapak nge jokes, semuanya sepi bagaikan hati ini. Rumah baruku sangat nyaman melebihi apa yang aku harapkan. Hanya saja kesunyian ini membuat sedikit gelisah. Aku berharap hari esok akan lebih baik daripada hari ini.
Rachel menutup buku hariannya. Biasanya dia menulis dua bait tapi karena ini malam pertamanya di rumah baru jadinya dia khususkan untuk membuat satu bait saja.
Malam semakin larut tidak terdengar suara sedikit pun. Keheningan itu baru bagi rachel, karena rumahnya yang dulu berada di tengah perkampungan yang padat penduduk, jadi selalu ada suara jika orang rumah tidak keluar untuk menegur.
Pagi hari ada anak-anak bermain kelereng. Siang hari ada anak-anak petak umpet. Sore hari ada anak-anak main layang-layang. Malam hari ada bapak-bapak nongkrong. Tengah malam bapak-bapak masih nongkrong. Dini hari sudah mulai sepi, tapi hanya beberapa jam sampai ayam jantan andalan berkokok dengan nyaring.
Karena sudah terbiasa dengan lingkungan yang ribut, keheningan jadi terasa mencekam. Rachel membuang semua pikiran mengganggu. Dia berganti pembalut lalu tidur setelah memasang alarm.
***
Tepat pukul jam 06:00 rachel bangun dengan bugar, karena kemarin dia tidur lebih awal jam 10 malam.
"tidak ada suara ayam kan? " rachel sedikit mengigau.
Dia membuka gorden kamarnya. Cahaya matahari tidak mengarah ke kamarnya. Lanjut dia membuka semua gorden lalu masuk ke kamar mandi.
Setelah mandi rachel mendengar ketukan pintu. Sebelum membuka pintu dia teringat pesan ibunya untuk jangan membukakan pintu untuk orang tidak dikenal. Jadi rachel menanyakan identitas si pengetuk sebelum membukakan pintu.
"siapa di luar?? "
"ini tante miranda. Selamat pagi rachel. "
Rachel bergegas membukakan pintu setelah tahu itu tante miranda.
"maaf tant, aku takut kalau kalau orang asing. "
Rachel menggaruk pipinya menggunakan jari telunjuk. Itu adalah kebiasaanya kalau sedang malu.
"Gak papa justru serba hati-hati itu bagus. "
"Ada apa ya tant? " tanya rachel langsung ke intinya.
"Kamu udah makan kan? kalo sudah gimana kalau kamu ikut tante jogging, sekalian tante kenalin kamu sama wilayah sini. "
Rachel menaikkan kening. Dia tidak menyangka tantenya punya hobi seperti itu. Dia tidak menolaknya karena memang dia harus menghafal kawasan tempat tinggal barunya.
Rachel pun segera berganti baju. Karena pakaiannya masih berantakan di dalam koper, jadinya rachel malas mencari baju nya dan memutuskan memakai celana penjaskes SMA nya saja.
Walaupun kelihatan agak aneh rachel tidak terlalu mempermasalahkan nya, tantenya juga hanya memakai celana stocking untuk lari.
Rachel dan tante miranda mulai berlari ketika sampai di bawah. Tante miranda menyesuaikan kecepatannya dengan rachel, karena kecepatan mereka tidak seimbang.
Rute lari pagi yang dirancang tante miranda melewati beberapa tempat umum seperti alphamart, indomaret, mesin atm, cafe, restoran, puskesmas, rumah sakit, kolam renang swasta, dan sekolah bergengsi seperti sekolah yang bernama smk teknologi elit. Karena itu rute perjalanannya jadi jauh sekali.
Rachel yang kelelahan memutuskan untuk membeli minum di alfamart saat perjalanan pulang. Dia juga memberi chuncky bar, fanta, keripik kentang dan cemilan lain.
"waduhh, kalo makanmu sebanyak itu kayanya tante harus ngajak jogging setiap hari deh, " tante miranda menggoda rachel.
"i-ini buat nanti malem kok tant, " ucap rachel malu malu.
Pertama kalinya tante miranda melihat rachel tersipu. Menurutnya tante miranda, rachel puluhan kali lebih cantik saat malu malu kucing. Rachel yang mendengar itu jadi merah.
Sesampai di rumah susun tante miranda berpisah dengan rachel. Kamar tante miranda ada di lantai satu dekat kamar gabungan milik tuan tanah. Tante miranda juga memberitahu rachel kalau di gagang pintu terpasang cermin yang membuatnya dapat melihat badan orang yang mengetuk pintunya.
Kalau dirasa itu orang tidak dikenal, rachel bisa menghubungi sekuriti yang jaga lewat nomor yang kemarin diberikan oleh tante miranda. Sebenarnya kemarin tante miranda memberikan nomor telepon 3 orang ke rachel, yaitu nomor telepon dia, nomor telepon pak sekuriti, dan satu lagi nomor telepon anaknya, alias sepupu jauh rachel yang bekerja sebagai tukang antar makanan.
"kalau ada apa-apa telepon aja nomor pak sekuriti atau tante, yang anak tante itu bonus. "
Rachel masuk ke kamarnya lalu mengunci pintu seperti biasa. Dia tidak merasakan adanya hawa negatif di tempat itu. Rumah susun itu hanya agak sepi.
Saat menuruni tangga tadi rachel tidak berpapasan dengan satu pun tetangga atau penghuni dari lantai lain, padahal tangga cuma ada 2 yang langsung menghubungkan semua lantai. Aneh saja kalau fasilitas sevital itu tidak digunakan oleh banyak orang.
Rachel berusaha mengabaikan keanehan itu.
"Mungkin orang-orang disini rajin berangkat kerja subuh. Makanya tidak terlihat satu orang pun. "
Rachel mengambil laptop dari dalam tas nya. Lalu membuka aplikasi coreldraw untuk membuat desain logo.
Sekitar 3 jam rachel membuat logo, dia mulai merasa bosan dan lelah. Sebab logo yang harus dia buat memiliki ide dan sketsa gambar yang agak rumit. Belum lagi setelah ini dia harus membuat versi 3d dari logonya.
Sambil memakan keripik kentang rachel memutuskan untuk istirahat sejenak. Dia menyalakan tv, mengganti channel ke channel untuk mencari acara talkshow.
Namun tidak ada berita yang bagus di tv, kecuali berita penyerangan yang dilakukan wali murid ke sebuah sekolah swasta di desa. Katanya pembawa berita sampai ada siswa dan siswi yang naik ke atas atap guna menghindari amukan wali murid.
Masalah diduga berakal dari kebijakan sekolah yang menerapkan sistem kasta yang tidak pantas sehingga menyebabkan terjadi aksi bullying besar besaran.
[ lebih parahnya lagi, pihak sekolah berdalih kalau sistem tersebut sengaja diterapkan karena dia ingin para pelajar tumbuh kuat fisik dan mentalnya. ]
"dunia semakin absurd saja, " gumam rachel. Dia. mematikan tv nya lalu kembali membuat desain logo. Rachel juga menolak telepon dari teman teman smk nya dan berpesan di grub sekolah agar jangan ada yang meneleponnya selama satu hari ini.
***
Akhirnya pekerjaan rachel selesai. Dia terus memandangi laptop selama 8 jam tanpa istirahat. Mencari referensi kesana kemari untuk sebuah logo itu.
Setelah menyelesaikan pekerjaan yang melelahkan itu rachel kembali menulis di buku hariannya. Namun saat dia akan menggoreskan tinta ketukan pintu terdengar dari pintu depan.
Sekali lagi rachel berhati hati sebelum membuka pintu. Dia mengintip keluar lewat lubang di gagang untuk memastikan perawakan orang di depan.
Anehnya miranda bisa melihat dada orang yang berdiri di depan pintunya, padahal posisi gagang pintu itu cukup rendah sehingga tidak mungkin dia bisa melihat dada orang dewasa.
"apa itu anak kecil? aku coba tanya saja. " batin rachel.
"siapa ya? " tanya rachel sambil mengintip.
Tiba-tiba saja orang itu memukul pintu rachel membuat rachel sedikit panik. Rachel memberanikan diri bertanya lagi.
"siapa disitu? jangan memukul pintu orang. "
Pertanyaan rachel tidak dijawab. Orang misterius itu berjalan ke sisi kiri pintu. Perlahan lahan rachel mendekatkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan langkah kaki orang itu.
Tak lama kemudian.
Brakk!
Pintu kembali dipukul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Yuyun Arianti
penasaran
2024-06-27
0