dipaksa libur bekerja membuat rachel bosan. dia punya banyak hal untuk dilakukan tapi semua itu sudah pernah dia lakukan. tidak ada tempat yang dia datangi. rachel benar benar boring. sampai ibunya menelepon dirinya. ibunya berkata ingin mengunjungi rachel hari ini atau besok. mendengar itu rachel pun langsung membersihkan rumahnya, walau rumah itu tampak bersih.
[ datang hari ini terus bermalam sampai besok pun gak papa bu. rachel siap menyambut ibu. ]
rachel menyusun ulang perabotan di ruang tamunya. dia menjauhkannya barang-barang yang sekiranya berbahaya untuk sang ibu. "ibu paling gak bisa mencium bau stella. ini harus aku singkirkan. ini juga, terus ini juga."
setelah membersihkan rumah rachel lanjut memasak dengan bahan-bahan lengkap yang kemarin dia beli. rachel memasak ayam kecap. lalu memasak nasi dan membuat teh. lalu menata semuanya di atas meja ruang tamu.
jam 11 siang ibunya datang. melihat sang ibu membawakan dodol duren untuknya rachel pun jadi sangat senang. "ibu membawakan rachel dodol duren. makasih bu," tangan rachel dipukul oleh sang ibu saat hendak meraih potongan dodol yang terbungkus di dalam plastik. "ini bukan buat kamu. ibu pengen jualan ngasih ke pelanggan yang order.", "yah gitu ya.", rachel makan bersama ibunya. setelah makan rachel membungkuskan lauk untuk ayahnya di rumah.
setelah ngobrol singkat membicarakan hal pribadi di antara mereka, sang ibu bertanya apakah rachel ingin pindah dari rumah susun itu. sang ibu tidak ingin lagi kejadian penguntitan itu terulang kembali. rachel menolak pindah karena dia merasa nyaman saja di tempat itu. sang ibu pun lega mendengarnya. rachel juga memberitahu ibunya soal menstruasinya yang sangat menyakitkan.
"sakit pas menstruasi itu wajar nak. tapi kalau sesakit yang kamu gambarkan ibu jadi khawatir. gimana kalau kita ke dokter?", "gak deh bu. biaya dokter kan mahal.", "kamu gak usah mikirin biayanya, kita kan punya bpjs.", "tapi dokter bpjs kita kan jauh bu." sang ibu melepaskan tangan anaknya. kalau begitu ibu telepon ayah, buat nganter kamu kesana."
rachel segera menghentikan sang ibu. sebenarnya rachel sedang mengetes ibunya sendiri. rachel mengambil hp ibunya. "jangan merampas kata gitu rachel...! kamu gak sopan sama ibu...!"
rachel segera mengambil uang tunai yang dia simpan di bawah bantalan sofa berharap uang itu meredakan kemarahan ibunya. "kebetulan kemarin rachel dapat rezeki. rachel nemuin logam mulia (emas) seberat kepalan tangan di kebun. emasnya udah rachel jual seharga satu miliar rupiah." tutur rachel.
sang ibu menjatuhkan tas dodolnya. "ra-rachel, satu miliar... aku gak nge-prank ibu kan...?", "ya, enggaklah bu. masa aku becanda."
rachel memberikan segepok uang 100 ribu. sang ibu menghitung tumpukan uang itu, namun sampai jarinya pegal pun uang itu tidak habis. "yang ibu pegang itu totalnya 100 juta." ucap rachel dengan senyum manis. rachel terkejut saat sang ibu memeluk erat badannya. rachel juga melakukan hal yang sama ke arqan dan nein. sambil mengusap air mata sang ibu mengajak rachel pulang ke rumah dan meninggalkan rumah susun itu. sang ibu berjanji akan membuat hidup rachel jadi semanis madu dengan uang tunai itu. namun sekali lagi rachel menolak pindah.
"rachel gak mau berhenti mendadak jadi asisten. kalau bukan karena bos arqan, rachel gak bakalan menemukan emas itu." tutur rachel berharap ibunya mau mengerti. "bos arqan tahu gak kamu dapat emas itu?", "ya tahulah bu. rachel aja pas nemuin dibonceng sama dia.", "terus dia minta gak?" rachel memicingkan mata mendengar pertanyaan itu. "bos arqan gak minta sepeser pun uang aku...!" ucap rachel dengan sedikit meninggikan suara.
"ya udah, ibu minta maaf. kayanya kamu hormat banget sama bos kamu itu. ibu gak masalah kamu kerja sama siapapun, asalkan dia baik dan gak punya niatan terselubung sama kamu."
"enggak kok bu, rachel yakin bos arqan bukan orang yang kaya gitu." sang ibu merasa tenang. anaknya sudah mandiri sekarang. sang ibu segera memberitahu ayah rachel perihal uang 1 miliar mereka. sang ayah sempat tidak percaya dan mengganggap istri dan anaknya itu melakukan prank. tapi setelah rachel mengirimkan foto ibunya memegang uang 1 miliar itu barulah rachel percaya.
sang ayah sangat senang sampai melompat di hadapan teman-teman peternaknya. segera dia meninggalkan pekerjaannya dan berangkat ke rumah rachel. ketika sampai sang ayah langsung memeluk istri juga anaknya. berkunjung ke rumah arqan, lalu memeluk arqan dengan erat.
"makasih sudah menjaga anakku bos arqan. bos berkawan baik dengannya kan."
"iya pak." rachel melihat arqan memakai masker dirumah. matanya tidak bisa dibohongi karena rachel bisa melihat lebam di sisi masker arqan. rachel tidak bisa meninggalkan kedua orang tuanya saat ini.
"jadi itu bos kamu. keliatannya sih kaya anak baik-baik, tapi kamu harus tetap hati-hati sama dia." ibunya rachel sangat protektif terhadap anak semata mayangnya tersebut. berbeda dengan ayahnya yang santai dan selalu memberikan dukungan ke rachel. tidak jarang ayah dan ibunya bertengkar karena perbedaan tersebut.
karena sudah malam ayah dan ibu rachel pun bermalam. mereka pulang keesokan harinya di pagi hari. jarak antara rumah susun rachel dengan rumah kedua orang tuanya sekitar 30 kilometer. cukup jauh jika ditempuh menggunakan motor, lain cerita dengan mobil.
seperti perkiraan arqan, uang pemberian rachel pasti akan dibagi lagi. rachel mendapat bagian 300 juta. uang itu akan dia gunakan untuk membeli laptop baru dan barang-barang keren lainnya. arqan mengingatkan rachel untuk tidak boros. sejauh ini arqan hanya menggunakan uang itu untuk memberi alat-alat teknisi dan makanan cepat saji. bisa dibilang alat itu adalah investasi masa depan arqan.
"sebentar lagi turret ku akan selesai. bagaimana denganmu? apa kau sudah menentukan mimpimu?"
rachel tidak ingin bekerja. dia sudah cukup rajin bekerja. "mimpiku sudah tercapai. aku punya uang yang tidak habis hingga 10 tahun ke depan." ucap rachel.
arqan tertawa mendengarnya, "kau yakin uang itu cukup untuk 10 tahun? apa kau sudah membukukan pengeluaranmu selama 10 tahun ke depan? zaman terus berubah harga barang-barang juga begitu. kau tidak akan bisa hidup santai hanya dengan modal 1,3 miliar."
"belum lagi suatu saat kau akan menikah. jika menggelar pernikahan mewah biayanya setidaknya 50 juta. itu sudah termasuk biaya untuk makanan dan lain-lain. daripada hidup santai lebih baik bekerja. lagipula bekerja itu menyehatkan." ucap arqan dengan senyum cerah, hasil meniru dari rachel.
"iya, iya, pak guru. sebenarnya cita-cita ku ingin jadi aktris film laga, seperti angelina jolie. pasti keren kalau aku jadi tokoh utama." ucap rachel sembari menyandarkan punggung ke punggung arqan.
"kau pasti ingin jadi penjarah makam."
"hei rachel, kalau ingin jadi tokoh utama film laga kau harus bugar dan badanmu harus fleksibel.", "lalu...?", "aku punya seorang teman yang ikut dojo karate. apa kau mau belajar bela diri?"
ikut pelatihan dojo adalah hal yang baru dalam hidup rachel. jangankan dojo rachel bahkan tidak pernah pergi ke gym. "aku juga tidak pernah ke gym. aku lebih suka latihan bela diri daripada membentuk badan."
rachel pun setuju berlatih ke dojo. hari itu juga rachel berangkat ke dojo isshin untuk mendaftarkan diri. tidak butuh waktu lama rachel langsung diterima dan mengatur jadwal latihannya supaya tidak bentrok dengan jam kerjanya sebagai asisten arqan.
rachel pulang dan menemui arqan. "ini dia soda pesananmu bos." rachel memberikan soda ke arqan lalu duduk di depan turret yang hampir selesai. "aku memenangkan taruhannya. harusnya kau lebih cepat arqan." mendaftarkan diri di dojo bela diri menjadi langkah awal rachel untuk meraih mimpinya. arqan mengakui kekalahannya, tapi da tidak khawatir karena mereka tidak mempertaruhkan apapun. namun rachel bicara seolah pertaruhan itu ada.
"jangan ngarang...! kita taruhan cuma buat have fun doang. gak bener-bener bertaruh." rachel ngotot ingin meminta sesuatu dari arqan. rachel ingin arqan ikut dengannya menjadi murid di dojo bela diri.
"kemarin kau berkelahi kan. jangan bohong aku bisa lihat lebam di pipimu. kau dipukuli oleh siapa..??", "itu masalah pribadiku." arqan menolak memberitahu rachel.
"kalau jago bela diri kita tidak perlu takut lagi ke taman. bagaimana? "
rachel tidak tahu kalau anak-anak sma jeruk parut itu juga suka pergi ke dojo. arqan mendapat info ini dari kenalannya. walaupun tidak mendaftar langsung, anak-anak sma jeruk parut suka mengikuti metode latihan murid-murid dengan mengintip melalui jendela dojo. arqan tidak mau rachel menarik langkah pertamanya meraih mimpi, karena itulah arqan memutuskan untuk ikut rachel. dan untuk berjaga-jaga arqan mengajak temannya yang bersekolah di sma 9 awan uap.
***
rachel mengikat tali sepatunya longgar. berpamitan dengan nein, lalu berangkat ke dojo. disana sudah ada arqan dan temannya menunggu di depan gerbang. "ayo masuk bersama." ajak arqan. "hahaha, kau takut ya?" rachel menunjuk wajah arqan. "enggak kok." arqan meneguk ludah.
sudah lama dojo karate ini terpuruk. setelah guru besar isshin yang asli orang jepang meninggalkan dunia 5 tahun yang lalu satu persatu murid keluar dari dojo. alasannya karena guru besar yang baru yang tidak lain adalah anak kandung guru isshin tidak sehebat ayahandanya.
"dojo ini tidak terpuruk. hanya saja gen z lebih menyukai sesuatu yang viral, ketimbang yang terabaikan. dojo karate ini kurang terkenal karena kurang dipromosikan oleh para vlogger. begitulah intinya."
padahal dojo isshin sangat luas dan suasananya nyaman. sayangnya banyak ruangan yang tidak terawat sehingga dipenuhi debu. tidak ada penjaga ataupun satpam yang jaga di depan. "kalau kaya gini keadaannya gak mungkin ada pendaftar." kata kawan arqan. orang ini bernama lewis jal.
"jangan sinis kita gak tahu kualitas belajar disini kaya gimana."
saat di belokan rombongan arqan bertemu dengan seorang perempuan yang tiba-tiba saja jatuh tersungkur. perempuan itu memakai seragam karate juga sabuk berwarna merah. tampaknya dia sedang kesulitan membawa setumpuk buku.
perempuan itu menoleh ke rachel. arqan dan lewis berebut hendak membantunya. "jangan lu lagi lah, lu kan dah punya cewek." ucap lewis dengan kesal ke arqan. "gua gak capek...! ya udah, kalo lu mau bawa sendiri." arqan menyerahkan buku yang dipungutnya ke lewis.
"maaf, harusnya saya menyambut kalian di gerbang tadi." perempuan itu bangkit, ia menepuk pasir di bajunya tanpa melihat arah, sehingga mengenai lewis.
"eh maaf mas...!" perempuan itu agak ceroboh. lewis tidak mempermasalahkannya.
rachel menatap perempuan itu dengan kagum. orang yang ceroboh seperti dia bisa mendapatkan sabuk merah. mungkin terlalu cepat bagi rachel mencapnya ceroboh.
rachel bertanya pada perempuan itu, "dimana latihan akan dimulai? saya sudah enggak sabar pengen belajar." semangat rachel dijawab degan semangat yang sama oleh si perempuan. "silahkan lewat sini...! letakkan saja buku-buku itu di lantai mas." rachel, arqan, dan lewis diantar ke gerbang belakang.
"kenapa ke gerbang belakang?" tanya arqan. "karena disini mas dan mba sekalian akan memulai latihan.", "terus dimana guru atau pelatih kami?" tanya lewis.
"master ada di atas sana." si perempuan menunjuk ke balkon sebuah rumah yang berdiri tepat di samping gerbang. "master...!! pelamarnya sudah datang..!!!!"
tuk! sebuah kaleng susu mendarat di kepala si perempuan. untungnya kaleng itu kosong. "master..! jangan lempar kaleng sembarangan..! kalau kena orang bisa gawat...!!!" teriaknya.
arqan tidak mengerti dengan gaya master bela diri ini. dipanggil saja sesulit ini. arqan mencoba tetap positif dengan menganggap master isshin sedang mengetes mereka. si perempuan sabuk merah terus berusaha memanggil masternya untuk turun.
lewis yang tidak sabaran lantas mengambil batu hendak melemparnya ke kamar si master. arqan tidak membiarkan lewis melakukan itu. dia menahan lewis sekuat tenaga. "sabar...! sabar...! mungkin master isshin lagi menguji kita...!" terang arqan berharap lewis menjatuhkan batunya.
"Aduuhh...!! BERISIK BANGET...!!!!"
rachel terperanjat mendengar terikan seorang wanita dari dalam balkon kamar master. pemilik suara menampakkan dirinya kepada anak-anak yang ingin berlatih.
"woii, karin..!! bisa diam gak...?!!" karin adalah nama perempuan bersabuk merah. "mau ngapain lu bocah...! kalo tu batu sampai masuk ke kamar gue, mati lu!"
arqan terus berusaha menenangkan lewis. akhirnya lewis mau berhenti setelah karin meminta maaf atas kelakuan kasar istri masternya. "ngeselin banget ni orang-orang...! lu yakin mau belajar disini...?! mending lu tanya ke anak anak smk 7 harapan. mereka pada jago silat, gulat, taekwondo, lu pilih aja...!"
Arqan menolak ke smk 7 harapan. karena sekolah itu punya reputasi buruk dan dojo mereka melahirkan banyak pembully. apalagi baru-baru ini terjadi kesuruhan yang membuat reputasi sekolah itu makin buruk.
"gak bisa, kita disini aja udah fiks." (arqan)
"silahkan ikut saya ke ruang loker." (karin)
di ruang loker arqan, rachel, dan lewis menaruh barang bawaan mereka. mereka bertiga juga diberikan seragam karate dengan sabuk putih. sabuk terbawah untuk yang paling pemula.
"aku semangat banget...! bagaimana denganmu arqan...?" tanya rachel. "semangat dong...!" jawab arqan dengan semangat yang sama. karin meminta mereka cepat karena master isshin sudah menunggu di lapangan.
saat bertemu dengan master isshin rachel kaget karena penampilan master isshin sangat jauh dari bayangannya. membuatnya ragu akan jago jika berlatih disana.
...........................................................................
Jangan lupa like, komen, dan favoritkan novel ini biar author cepat naik level ke gold 😁 sekalian follow author juga ya. Janji gak bakal rugi deh,
dah lama pengen crazy update tapi belum kesampaian 😂
...........................................................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments