Bab 2 : Tetangga meresahkan

Pintu yang terdorong membentur dahi rachel. Kelakuan orang aneh diluar sana membuatnya sedikit takut. Apa tidak ada tetangga yang bisa diminta pertolongan? pikirnya.

Rachel teringat nomor yang diberikan tante miranda. Sebelum menelepon sekuriti rachel mengancam si peneror dengan kata kata yang sedikit kasar.

"pergi dari depan pintu ku dasar penguntit!! atau kau mau ku panggilkan sekuriti?! "

Orang itu berjalan ke arah samping kanan pintu. Kali ini orang itu benar benar pergi tanpa melanjutkan aksi meresahkannya.

Rachel yang masih takut membuka pintu menelepon sekuriti. Sekuriti datang dengan membawa tongkat atau baton. Rachel menjelaskan kejadian yang menimpanya, tanpa membuka pintu untuk pak sekuriti.

"mungkin yang mengetuk pintu anda adalah penghuni kamar nomor 06. Namanya pak nam, dia orang korea yang sudah lama menetap disini. Badannya cebol dan memiliki gangguan jiwa. Dia kerap kali suka menganggu penghuni baru seperti anda. " sekuriti menjelaskan dengan rinci tentang orang itu, berharap rachel dapat mengerti keadaan dan tidak merasa takut lagi.

Kesan baik rachel mengenai rumah susun ini sedikit berkurang. Tapi dia juga tidak bisa menentukan mau bertetangga dengan siapa. Mau tidak mau dia harus membiasakan diri dengan tetangga yang menyebalkan.

"apa dia akan mengganggu saya kalau ketemu di luar kamar? " tanya rachel memastikan. Orang itu cukup kasar dengan memukul pintu kamar rachel berkali kali. Rachel tidak tahu apa yang harus dia lakukan jika bertemu orang itu. Bagaimana cara menyapanya dan lain-lain.

Mendengar suara rachel yang gugup, pak sekuriti berpesan ke rachel. Bukan pesan yang penting, hanya jangan lupa untuk mengunci pintu. Pesan itu tidak penting karena pada dasarnya semua orang akan mengunci pintu mereka.

Mendengar itu rachel merasa sekuriti itu agak aneh. Dari caranya berbicara sampai intonasi suaranya yang tidak biasa.

"kalau begitu saya balik ke kantor dulu ya. Kalo orang itu pak nam datang lagi telepon saja saya. "

Sekuriti kembali ke kantor di lantai bawah. Kejadian itu membuat rachel sedikit takut untuk keluar rumah. Ditambah lagi dia tidak terbiasa dengan lingkungan yang sepi.

Hujan deras mengguyur rumah susun rachel. Perasaan bahagia yang kemarin rachel rasakan, beserta perasaan bangganya karena hidup mandiri, berlangsung sirna.

"mungkin semuanya akan membaik kalau aku mengajak teman teman kuliah ke rumah. " rachel membayangkan keseruan yang akan dia lakukan bersama teman teman kuliahnya di kamar itu. Walau seorang introvert bukan berarti dia tidak menginginkan teman.

Rachel akan masuk kuliah sehari lagi. Besok adalah hari terakhir dia kesepian seperti ini. Setelah melakukan kegiatannya di malam hari. mandi, makan malam, dan nonton tv, rachel naik ke tempat tidur untuk mengakhiri hari.

***

Di tengah malam pak nam yang gangguan jiwa kembali mengganggu ketenangan rachel. Dia mengetuk pintu rachel berkali kali, menbangunkan rachel yang sedang tertidur pi pulas.

"apa lagi sih..?? "

Rachel mendengar ketukan pintu. Dia berasumsi kalau itu adalah pak nam, sebab orang waras tidak akan bertamu pada malam hari. Ketukannya terasa sangat malas, kemungkinan itu memanglah pak nam.

Rachel mengintip dari gagang pintu, alangkah terkejutnya dia saat melihat pupil mata membesar di lubang pintu itu. Rachel segera menjauhkan matanya dari gagang pintu.

Dia melangkah mundur, lalu masuk ke kamar setelah memastikan pintu depan terkunci. Rachel memilih mengabaikan pak nam, besok dia berencana melaporkan kejadian kepada tante miranda.

***

Besok paginya rachel mengintip keluar sebelum membuka pintu. Saat dirasa situasi aman, rachel segera membuka pintu depan lalu lari ke tangga.

Rachel berlari pelan saat melewati kamar nomor 06, kamar pak nam. Lalu melewati kamar tante miranda di kamar nomor 04. Rencananya rachel ingin mengobservasi kampusnya.

Rachel mengeluarkan sepeda motor dari parkiran di samping rumah susun. Namun karena sulit dia minta bantuan sekuriti. Setelah mengisi bensin sampai penuh rachel menarik gas sepeda motornya.

Tidak banyak hal yang menarik untuk dilihat. Rachel sampai ke kampus nya. Kampus nya tidak terlalu besar dan tertutup untuk orang luar. Oleh karena itu rachel yang belum menjadi mahasiswa disana tidak diperbolehkan masuk oleh sekuriti kampus.

Rachel pun pulang dengan perasaan kecewa di tengah jalan dia ditelepon oleh teman smk nya. Rachel diajak ke cafe yang baru buka, katanya cafe itu sedang mengadakan promosi untuk 100 orang pertama yang berkunjung.

Rachel tertarik dengan tawaran itu, dia segera berangkat ke lokasi yang di share temannya.

***

Sesampainya di cafe rachel takjub melihat eksterior nya yang sangat bagus dan kece abis.

Rachel bertemu dengan teman smk ketika hendak memesan minuman. Temannya itu bernama icha, rambut coklat, mata hitam. Icja adalah seorang selegram, buktinya dapat dilihat dari style nya yang modis.

Icha melambaikan tangan memberitahukan posisinya ke rachel.

"wihh cepet banget kamu sampainya, lagi kebetulan di jalan ya. "

"iya. "

Belum sempat rachel berbasa basi dengan teman smk nya itu, pemilik cafe yang menyamar sebagai barista meminta rachel mengambil satu dari banyaknya kertas yang ditaruh di dalam akuarium bulat.

Rachel membuka gulungan kertas yang di ambil, dia mendapatkan nomor 70. Rachel dicatat sebagai pelanggan ke 78 yang datang. dan mengambil seri hadiah.

"aku dapat hadiah? apa kamu juga icha? "

Icha tersenyum lalu menunjukkan kertas nya ke rachel. Dia mendapat hadiah dengan nomor 64. Barista menjelaskan kalau pelanggan boleh meng claim hadiah berdasarkan nomor yang mereka ambil. Tapi sebelum itu pelanggan harus memesan dessert serta minuman minimal satu menu, lalu memberikan ulasan sejujur jujurnya ke media.

Teknik marketing seperti ini sudah biasa diterapkan oleh cafe dan restoran apalagi bekakangan ini muncul berbagai jenis pekerjaan influencer. Bisa dibilang 100 pelanggan pertama itu adalah umpan untuk menarik para influencer datang.

Rachel berharap tidak hanya hadiah yang di dapat,

Setelah memesan dua menu, rachel merasa kurang puas. Karena makanan disini cukup mahal dan rasa dessert nya hanya gula saja. Rachel juga tidak banyak bicara dengan icha.

"bagaimana rasa dessert nya? " tanya icha dengan senyum sumringah.

"manis banget, lidahku kaya mau mati rasa. "

"kamu jujur banget, chel, aku juga ngerasa gitu tapi karena aku seorang foodies, aku harus profesional ngasih ulasan. "

Rachel tidak mengerti maksud temannya itu. Dia membuka hp nya lalu menuliskan ulasan di alamat web cafe.

Review dari anonim 001.

Aku beri dessert sama minuman yang harganya pertengahan. Penampilan cantik, tapi rasanya terlalu manis. Mungkin hanya di lidahku saja, tapi ini adalah ulasan jujur.

bersambung...

Ulasan itu belum final karena rachel belum menerima hadiah dari pihak cafe.

"Gimana kabarmu rachel? kamu nyambung ke mana? " akhirnya icha duluan yang mengajak rachel ngobrol.

Rachel menjawab 'baik' disertai helaan nafas. Icha bertanya apa yang membuat rachel tampak tidak bersemangat. Rachel bercerita kalau dia baru saja pindah ke rumah susun agar lebih dekat dengan kampus nya. Rachel juga menceritakan kejadian yang semalam menimpanya.

"orang-orang kaya gitu harusnya dijagain 24 jam. Masa sampai tengah malam pun mengganggu. " icha menggebrak meja. Icha memegang tangan rachel dan meminta untuk berhati hati. Bahkan icha bersedia membantu apapun masalah rachel, selama dia masih dalam batas kemampuannya.

Rachel merasa senang, dia mengajak temannya itu mengambil hadiah yang dijanjikan pihak cafe.

Rachel dan icha mengambil hadiah mereka dari barista. Icha mendapat sebuah telepon genggam antik yang apabila disimpan 5 tahun lagi maka harganya akan melonjak naik sampai jutaan rupiah bahkan lebih.

Melihat temannya mendapat ponsel bekas membuat rachel tidak berekspektasi tinggi dengan hadiahnya.

Hadiah rachel adalah seekor kucing remaja bercorak tiga. Kucing itu diberi nama neín oleh si barista yang belakangan memperkenalkan dirinya sebagai pemilik cafe.

Rachel menerima kucing itu beserta kandangnya. Awalnya rachel menolak karena dia tidak bisa membelikan makanan kucing mahal untuk nein, tapi akhirnya rachel tetap mengadopsinya karena katanya nein mau makan ikan dan nasi.

Belakangan juga diketahui kalau cafe itu adalah milik orang tua icha yang telah sukses di bidang kuliner dessert.

***

Rachel merebahkan diri di sofa. Nein dia taruh di atas perutnya, kucing itu sangat unik karena ini pertama kalinya dia melihat kucing jantan belang tiga.

"Nein, apa arti namamu itu? "

Miaww~

Rachel merasakan ketertarikan batin kepada nein. Kucing itu sangat penurut dan imut. Saat ditaruh di atas badan nein mendorong kedua kakinya dengan lembut seperti sedang memijat rachel.

Tingkah imut nein membuat rachel luluh dan berinisiatif membuatkan tempat tidur untuk Nein, jadi nein tidak akan tinggal di dalam kandang lagi.

"mungkin memang hewan peliharaan lah yang aku butuhkan di rumah ini. belakangan ini aku sering takut gara-gara tidak berani menghadapi pak nam. duh, apa yang harus aku lakukan ya? "

Nein bermain di kaki rachel, kucing itu terus mengikuti kemanapun rachel berjalan sehingga rachel yang takut nein terinjak atau tertendang memutuskan menggendong nein.

Kucing itu naik ke bahu rachel kemudian duduk tenang disana. Rachel pun merasa nyaman dengan kehadiran nein di bahunya. nein terus disana dan hanya rachel turunkan kalau dia ingin mandi atau memasak.

Sore harinya pak nam yang kurang waras kembali mengetuk pintu rachel. Saat itu rachel sedang mandi dan nein ada di depan pintu. Rachel mendengar suara ketukan tapi dia santai saja karena dia sudah berpesan ke sekuriti sebelumnya.

Pak nam mengintip lewat lubang pintu. Pria paruh baya itu seakan memiliki ketertarikan gaib ke ruang kamar yang ditinggali rachel.

nein yang melihat itu mengeong pada pak nam, namun suara nein saat mengeong pada orang lain berbeda dengan saat mengeong pada rachel. Kucing itu sepertinya marah dengan kehadiran pak nam yang mengganggu ketenteraman rumah majikannya.

Pak nam yang agak miring itu pun mengira kalau nein adalah anjing penjaga. Otaknya sudah tidak mampu lagi mengingat suara suara hewan. Pak nam pun kabur dengan ketakutan.

Rachel membukakan pintu karena mendengar suara orang yang histeris. Saat itulah rachel melihat pak nam seluruh badan.

"jadi itu pak nam yang selama ini menggangguku. Dilihat lihat penampilannya seperti tunawisma, kasihan juga. "

Nein mendorong rachel masuk ke dalam kamar. Kucing itu juga mendorong pintu depan seolah meminta rachel segera menutup pintu.

"wah, kamu kucing pintar ya. Apa yang kamu lakukan pas aku mandi tadi. Tidak mungkin pak nam takut padamu kan? " yang rachel sembari menyentuh hidung nein dengan gemas.

Miaw~ miaww~

"apa? kau menakut nakutinya dengan ngeonganmu? "

Rachel menafsirkan bahasa nein sekedar untuk bercanda dengannya.

Malam itu terjadi mati lampu di rumah susun rachel. Rachel yang tidak menyiapkan lampu cadangan memutuskan untuk keluar kamar bersama nein. Berbekal senter rachel mengintip ke lantai bawah. Ada bayangan cahaya terang dari kamar yang berada tepat di bawah kamar rachel. Rachel menduga penghuni kamar itu punya gingset sendiri.

( Rumah susun yang ditinggali rachel berbentuk huruf U dengan taman di tengah nya dan teras balkon yang terhubung satu sama lain seperti bangunan sekolah )

Tiba-tiba saja nein lepas dari pelukannya.

"nein tunggu kakak! "

Rachel menjaga sorot senternya tetap ke nein. Dia mengejar nein sampai ke lantai bawah, ke depan kamar yang lampunya terang.

Nein duduk di depan kamar itu, rachel menaruh senter di mulut lalu menggendong nein.

"kutungkup jugu kumu! jungun kubur pus gulup kuyu begunu! " (ketangkap juga kamu! jangan kabur pas gelap kaya begini! )

Saat rachel berdiri dia terkejut melihat sosok putih di depannya. Ternyata itu orang yang memakai mukena. Dia adalah penghuni kamar yang terang, dia menjelaskan kepada rachel kalau di kamarnya sedang diadakan acara aqiqah untuk adiknya yang baru lahir.

Cahaya terang itu berasal dari senter hp para tamu aqiqah.

"ohh... " rachel mengangguk.

Si wanita bermukena meminta rachel untuk menunggu. Dia masuk kamar lalu keluar dengan membawa sebungkus makanan.

"ini makanan buat kamu. Dimakan ya, sekalian minta doanya. " kata wanita itu dengan ramah.

Rachel sempat menolak namun dia di wanita terus memaksa sampai akhirnya rachel mengalah.

Meoww~

"kayanya aku enggak bisa bilang 'enggak' ke orang deh nein. "

Meow~

"ohh kamu penasaran kita dikasih apa? aku juga penasaran. Ayo kita balik. "

Lampu di lantai 1 menyala kembali, namun lampu di lantai atas masih mati. Rachel bingung dengan kejanggalan itu, dia tidak mau kembali ke kamarnya yang gelap, dan dia malas membeli lilin.

Rachel memutuskan berjalan jalan saja. Dia mengitari lantai 1 rumah susun, kebanyakan kamar disana berisi, tapi kenapa lantai 2 sangat kosong.

Miaw~

Nein terus mengeong, rachel khawatir suara nein akan mengganggu tetangga jadi dia bergegas kembali ke kamarnya.

"aku menyewa gojek saja deh untuk membeli lilin. " pikir rachel.

Di tangga rachel berpapasan dengan pak nam. Sontak saja rachel terkejut dan sedikit takut. Pak nam berdiri mematung memandang ke bawah tangga. Tingkahnya itu sangat menyeramkan untuk rachel.

Rachel memberanikan diri, dia menaiki tangga semen itu sambil menundukkan kepala. Nein dipeluknya dengan kuat, kucing itu terus mengeong saat mereka berpapasan dengan pak nam.

Rachel mengusap dada setelah berhasil melewati pak nam. Tingkah orang itu memang mencurigakan, tapi tampaknya dia tidak seberbahaya yang ku pikirkan.

Baru sesaat rachel berpikir begitu, nein yang dia gendong di bahunya tiba-tiba saja mengerang ke sesuatu di belakang rachel.

Terdengar langkah kaki kuat seseorang yang berlari. Rachel berbalik secepat mungkin memastikan siapa yang berlari. Ketika melihat pak nam lagi rachel segera melarikan diri.

"kenapa dia mengejarku?! apa yang ingin dia inginkan dariku?! bagaimana aku bisa menghindarinya di tengah kegelapan seperti ini?!! "

Rachel ketakutan sampai ingin menangis. Dia berlari menembus kegelapan malam ke sisi seberang. Tanpa sengaja dia menabrak seorang pria yang menaiki tangga.

"to-to-tolong aku..!!! " pinta rachel ke pria itu.

Pria itu mengangkat kepalanya.

"tolong apa mbak? " tanya pria itu.

"ada odgj yang mengejarku..!! " terang rachel.

Pak nam berhenti mengejar saat rachel dilindungi oleh pria itu.

"pulang sana pak nam! " kata pria itu.

Pak nam tidak berani dengan si pria. Dia pergi tanpa berkata apa apa lagi. Pria itu berbalik dan berbicara ke rachel.

"mbak orang baru ya? "

"i-iya. " jawab rachel dengan masih dirundung rasa takut.

"itu pak nam gongyeob, dia punya penyakit kejiwaan, kalau mbak dikejar olehnya lagi mbak teriak saja. "

Rachel membalas dengan anggukan. Nein mengelus badannya di pipi rachel.

"tenang ya mbak, mau saya temani ke kamar? " tawar pria itu dengan ramah.

Rachel minta temani ke kamar tante miranda. Dia bermaksud menginap malam ini karena lampu di kamarnya belum juga menyala.

"ah, itu ya, saya juga tidak tahu kenapa lampunya mati, " ucap si pria.

Setelah diantar ke depan kamar tante miranda, rachel berpisah dengan si pria.

Tante miranda membukakan pintu untuk keponakannya itu. Rachel menceritakan kelakuan menyeramkan pak nam hari ini. Mendengar keluhan keponakannya, tante miranda berinisiatif melaporkan pak nam ke sekuriti besok.

Rachel pun menutup hai dengan tidur di sofa tante miranda.

Episodes
1 Bab 1 : Pindah Rumah
2 Bab 2 : Tetangga meresahkan
3 Bab 3 : Teman pria beda usia
4 Bab 4 : Bekerja bersama anak jurusan teknologi
5 Bab 5 : Tertuduh
6 Bab 6 : Trauma
7 Bab 7 : Trauma (2) penyelidikan detektif arqan
8 Bab 8 : Kencan bohongan
9 Bab 9 : Pertanda
10 Bab 10 : Keberuntungan pertama
11 Bab 11 : Keberuntungan kedua
12 Bab 12 : Berbelanja hemat
13 Bab 13 : Master yang aneh
14 Bab 14 : kucing jantan belang tiga
15 Bab 15 : Harapan Rachel
16 Bab 16 : Harapan neín
17 Bab 17 : Harapan Arqan
18 Bab 18 : Kencan satu hari penuh
19 Bab 19 : Penanganan kasus KDRT
20 Bab 20 : Melanggar janji
21 Bab 21 : Restu orang tua
22 Bab 22 : Obsesi marry
23 Bab 23 : Provokasi
24 Bab 24 : Perpisahan yang membentuk tujuan
25 Bab 25 : Kemiripan
26 Bab 26 | < [ Bencana ] > < [ Crossover ] >
27 Bab 27 | < Yang tak dapat dijelaskan > [ Crossover ]
28 Bab 28 : Detektif ulung
29 Bab 29 : Kemarahan serigala penunggu
30 Bab 30 : Episode akhir pekan di pantai
31 Bab 31 : Gadis Hacker
32 Bab 32 : Memerankan tokoh yang dingin
33 Bab 33 : Keinginan untuk melindungi
34 Bab 34 : Arqan menjadi asisten
35 Bab 35 : Menolak menjadi artis
36 Bab 36 : Adu ilmu penjaga tidak terduga
37 Bab 37 : Pertemuan Dengan Iblis
38 Bab 38 : Rachel Hijrah
39 Bab 39 : Rachel Hijrah (2)
40 Bab 40 : Lamaran Pertunangan (1)
41 Bab 41 : Rachel, Arqan dan awal cerita Nein
42 Bab 42 [ CROSSOVER ] < NOSTRADAMUS >
43 Bab 43 [ CROSSOVER ] < Janji masa depan dan Mindset yang salah >
44 Bab 44 : Berbagi ilmu putih dan Janji seumur hidup
45 Bab 45 : Kekuatan Miliarder
46 Bab 46 : Misteri di kampung halaman (1)
47 Bab 47 : Misteri di kampung halaman (2) Rambutan Berduri (1)
48 Bab 48 : Rambutan Berduri (2)
49 Bab 49 : Takkan ada lagi yang mendekat
50 Bab 50 : Pindah Rumah
51 Bab 51 : Tantangan Berhadiah 500 Juta
52 Bab 52 : Prestasi Yang Diabadikan
53 Bab 53 : Masalah Abigail
54 Bab 54 : Hari Santai
55 Bab 55 : Hotel Khusus Orang Rusia
56 Bab 56 : Belajar Bela Diri Lagi
57 Bab 57 : Bela Diri Dan Senjata Modern
58 Bab 58 : Hancurkan Semua Musuhmu!
59 Bab 59 : 3 Proyek Baru
60 Bab 60 : Pertimbangan Untuk Menyerah
61 Bab 61 : Akhir Cerita Kami
Episodes

Updated 61 Episodes

1
Bab 1 : Pindah Rumah
2
Bab 2 : Tetangga meresahkan
3
Bab 3 : Teman pria beda usia
4
Bab 4 : Bekerja bersama anak jurusan teknologi
5
Bab 5 : Tertuduh
6
Bab 6 : Trauma
7
Bab 7 : Trauma (2) penyelidikan detektif arqan
8
Bab 8 : Kencan bohongan
9
Bab 9 : Pertanda
10
Bab 10 : Keberuntungan pertama
11
Bab 11 : Keberuntungan kedua
12
Bab 12 : Berbelanja hemat
13
Bab 13 : Master yang aneh
14
Bab 14 : kucing jantan belang tiga
15
Bab 15 : Harapan Rachel
16
Bab 16 : Harapan neín
17
Bab 17 : Harapan Arqan
18
Bab 18 : Kencan satu hari penuh
19
Bab 19 : Penanganan kasus KDRT
20
Bab 20 : Melanggar janji
21
Bab 21 : Restu orang tua
22
Bab 22 : Obsesi marry
23
Bab 23 : Provokasi
24
Bab 24 : Perpisahan yang membentuk tujuan
25
Bab 25 : Kemiripan
26
Bab 26 | < [ Bencana ] > < [ Crossover ] >
27
Bab 27 | < Yang tak dapat dijelaskan > [ Crossover ]
28
Bab 28 : Detektif ulung
29
Bab 29 : Kemarahan serigala penunggu
30
Bab 30 : Episode akhir pekan di pantai
31
Bab 31 : Gadis Hacker
32
Bab 32 : Memerankan tokoh yang dingin
33
Bab 33 : Keinginan untuk melindungi
34
Bab 34 : Arqan menjadi asisten
35
Bab 35 : Menolak menjadi artis
36
Bab 36 : Adu ilmu penjaga tidak terduga
37
Bab 37 : Pertemuan Dengan Iblis
38
Bab 38 : Rachel Hijrah
39
Bab 39 : Rachel Hijrah (2)
40
Bab 40 : Lamaran Pertunangan (1)
41
Bab 41 : Rachel, Arqan dan awal cerita Nein
42
Bab 42 [ CROSSOVER ] < NOSTRADAMUS >
43
Bab 43 [ CROSSOVER ] < Janji masa depan dan Mindset yang salah >
44
Bab 44 : Berbagi ilmu putih dan Janji seumur hidup
45
Bab 45 : Kekuatan Miliarder
46
Bab 46 : Misteri di kampung halaman (1)
47
Bab 47 : Misteri di kampung halaman (2) Rambutan Berduri (1)
48
Bab 48 : Rambutan Berduri (2)
49
Bab 49 : Takkan ada lagi yang mendekat
50
Bab 50 : Pindah Rumah
51
Bab 51 : Tantangan Berhadiah 500 Juta
52
Bab 52 : Prestasi Yang Diabadikan
53
Bab 53 : Masalah Abigail
54
Bab 54 : Hari Santai
55
Bab 55 : Hotel Khusus Orang Rusia
56
Bab 56 : Belajar Bela Diri Lagi
57
Bab 57 : Bela Diri Dan Senjata Modern
58
Bab 58 : Hancurkan Semua Musuhmu!
59
Bab 59 : 3 Proyek Baru
60
Bab 60 : Pertimbangan Untuk Menyerah
61
Bab 61 : Akhir Cerita Kami

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!