NovelToon NovelToon

Nekophilia

Bab 1 : Pindah Rumah

Ananda Rachel seorang calon mahasiswa jurusan manajemen. Dia merasa kurang cocok dengan kampus yang akan dimasukinya karena mimpinya adalah menjadi aktris film bukan manajer perusahaan.

Dia hidup berpisah dari kedua orang tuanya, membuatnya mau tak mau dia harus membiasakan hidup sendiri. Memasak, mencuci, menggosok baju sendiri.

- Kemarin sore saat rachel baru selesai pindahan ke rumah susun -

Rachel ditemani sang ibu ke rumah barunya. Ayahnya tidak bisa mengantar karena sibuk bekerja.

Sebelum meninggalkan rachel sang ibu beramanat kepada kerabat jauhnya yang kebetulan tinggal di rumah susun yang sama dengan rachel untuk menjaga rachel jikalau terjadi sesuatu. Apalagi siklus haid rachel belakangan ini tidak stabil, membuat sang ibu makin khawatir.

"kamu tenang saja ayu. Biar saya rachel yang jaga. Kamu istirahat aja di rumah. " kata tante rachel yang bernama miranda.

Ibu rachel yang bernama ayu mengantarkan putrinya itu ke kamar nomor 11 yang terletak di lantai dua. Rumah susun itu memiliki 40 kamar dengan total 4 lantai. Bisa dibilang rumah susun itu cukup lengkap menyediakan fasilitas. Anggaplah seperti hotel kelas menengah ke bawah.

Keluarga rachel tidak miskin tidak juga kaya, hanya berada di tengah tengah. Rachel memilih rumah susun itu karena lokasinya dekat dengan kampus. Maklumlah sebagai remaja perempuan yang harus hidup mandiri rachel tidak mau berada di jalanan terlalu lama.

Bu ayu memberikan kunci kamar rachel. para kurir sudah selesai memindahkan barang bawaan rachel yang besar seperti meja belajar, lemari baju, dan meja rias.

Bu ayu berpesan kepada rachel untuk jangan membukakan pintu untuk orang yang tidak dikenal. Untuk mengantisipasi adanya stalker atau pencuri, pihak rumah susun memasang CCTV dan jeruji besi di jendela, serta menempatkan penjaga yang akan berpatroli setiap 3 jam sekali.

"mungkin biaya keamanannya lah yang membuat sewa kamar disini jadi mahal... " bu ayu bergurai dengan rachel.

"jangan ngomong kaya gitu bu. nanti tuan tanahnya denger. " balas rachel.

"mereka gak bakal denger chel. CCTV gak bisa merekam suara. "

Rachel berpamitan dengan ibunya. dia juga diberi nomor tante miranda untuk berjaga jaga jikalau terjadi sesuatu.

Rachel mengunci pintu. Dia menyalakan lampu, menutup jendela di ruang tamu, lalu mengambil handuk dan mandi. setelah mandi rachel menggosok gigi, lalu ke dapur untuk memasak mie, menu andalan dikala malas memasak nasi.

fasilitas dapur itu lumayan lengkap, disediakan perabotan seperti kulkas, kompor listrik lengkap dengan mejanya panjang yang di tengah dapur, wastafel untuk mencuci piring, dan laci laci untuk menaruh bumbu dan lain lain.

Usai memasak rachel menaruh makanan di atas meja ruang tamu. Ruang tamunya juga lumayan bagus. Perpaduan warna cappuccino dengan orange terang pada dindingnya memberikan kesan nyaman dan tentram.

Di ruang tamu disediakan sofa kecil, meja yang satu set dengan sofa, dan tv led 27 inch dengan siaran jernih.

Rachel penasaran dengan fasilitas apa saja yang disediakan. Sejujurnya dia baru pertama kali kesini. Ayah dan ibunya tidak bilang apa apa soal rumah itu selain dari harganya yang lumayan murah dan katanya berfasilitas lengkap.

Awalnya rachel ragu dengan fasilitas yang ditawarkan tapi setelah melihatnya langsung dia merasa ingin menampar dirinya di masa lalu.

Pihak rumah susun bahkan menata kamar dengan sangat rapi dan enak dipandang dengan posisi ranjang di letakkan menjauhi jendela.

Rachel beralih ke toilet. Kamar mandi dan toilet dipisahkan. Walaupun posisi toilet dan kamar berdekatan tapi bau pembuangan sampah tidak akan tercium ke kamar, karena tembok nya semen. Itu artinya kalau ada tetangga yang bising suaranya tidak akan tembus ke kamar lain.

"Rachel suka banget sama tempatnya! makasih ayah, ibu. Rachel janji akan rajin belajar. " gumam rachel sembari memasang senyum cerah.

Rachel membuka tas nya, lalu mengambil sebuah buku daily nya. Rachel membalik sampul buku, membalik satu persatu halaman hingga sampai di bagian tengah yang masih kosong.

Disana dia menulis daily nya dengan judul,

Pindahan ke rumah susun bintang 5.

Akhirnya aku mulai hidup mandiri hari ini. Tidak terdengar lagi suara ayam berkokok, anak-anak bermain, manapun bapak-bapak nge jokes, semuanya sepi bagaikan hati ini. Rumah baruku sangat nyaman melebihi apa yang aku harapkan. Hanya saja kesunyian ini membuat sedikit gelisah. Aku berharap hari esok akan lebih baik daripada hari ini.

Rachel menutup buku hariannya. Biasanya dia menulis dua bait tapi karena ini malam pertamanya di rumah baru jadinya dia khususkan untuk membuat satu bait saja.

Malam semakin larut tidak terdengar suara sedikit pun. Keheningan itu baru bagi rachel, karena rumahnya yang dulu berada di tengah perkampungan yang padat penduduk, jadi selalu ada suara jika orang rumah tidak keluar untuk menegur.

Pagi hari ada anak-anak bermain kelereng. Siang hari ada anak-anak petak umpet. Sore hari ada anak-anak main layang-layang. Malam hari ada bapak-bapak nongkrong. Tengah malam bapak-bapak masih nongkrong. Dini hari sudah mulai sepi, tapi hanya beberapa jam sampai ayam jantan andalan berkokok dengan nyaring.

Karena sudah terbiasa dengan lingkungan yang ribut, keheningan jadi terasa mencekam. Rachel membuang semua pikiran mengganggu. Dia berganti pembalut lalu tidur setelah memasang alarm.

***

Tepat pukul jam 06:00 rachel bangun dengan bugar, karena kemarin dia tidur lebih awal jam 10 malam.

"tidak ada suara ayam kan? " rachel sedikit mengigau.

Dia membuka gorden kamarnya. Cahaya matahari tidak mengarah ke kamarnya. Lanjut dia membuka semua gorden lalu masuk ke kamar mandi.

Setelah mandi rachel mendengar ketukan pintu. Sebelum membuka pintu dia teringat pesan ibunya untuk jangan membukakan pintu untuk orang tidak dikenal. Jadi rachel menanyakan identitas si pengetuk sebelum membukakan pintu.

"siapa di luar?? "

"ini tante miranda. Selamat pagi rachel. "

Rachel bergegas membukakan pintu setelah tahu itu tante miranda.

"maaf tant, aku takut kalau kalau orang asing. "

Rachel menggaruk pipinya menggunakan jari telunjuk. Itu adalah kebiasaanya kalau sedang malu.

"Gak papa justru serba hati-hati itu bagus. "

"Ada apa ya tant? " tanya rachel langsung ke intinya.

"Kamu udah makan kan? kalo sudah gimana kalau kamu ikut tante jogging, sekalian tante kenalin kamu sama wilayah sini. "

Rachel menaikkan kening. Dia tidak menyangka tantenya punya hobi seperti itu. Dia tidak menolaknya karena memang dia harus menghafal kawasan tempat tinggal barunya.

Rachel pun segera berganti baju. Karena pakaiannya masih berantakan di dalam koper, jadinya rachel malas mencari baju nya dan memutuskan memakai celana penjaskes SMA nya saja.

Walaupun kelihatan agak aneh rachel tidak terlalu mempermasalahkan nya, tantenya juga hanya memakai celana stocking untuk lari.

Rachel dan tante miranda mulai berlari ketika sampai di bawah. Tante miranda menyesuaikan kecepatannya dengan rachel, karena kecepatan mereka tidak seimbang.

Rute lari pagi yang dirancang tante miranda melewati beberapa tempat umum seperti alphamart, indomaret, mesin atm, cafe, restoran, puskesmas, rumah sakit, kolam renang swasta, dan sekolah bergengsi seperti sekolah yang bernama smk teknologi elit. Karena itu rute perjalanannya jadi jauh sekali.

Rachel yang kelelahan memutuskan untuk membeli minum di alfamart saat perjalanan pulang. Dia juga memberi chuncky bar, fanta, keripik kentang dan cemilan lain.

"waduhh, kalo makanmu sebanyak itu kayanya tante harus ngajak jogging setiap hari deh, " tante miranda menggoda rachel.

"i-ini buat nanti malem kok tant, " ucap rachel malu malu.

Pertama kalinya tante miranda melihat rachel tersipu. Menurutnya tante miranda, rachel puluhan kali lebih cantik saat malu malu kucing. Rachel yang mendengar itu jadi merah.

Sesampai di rumah susun tante miranda berpisah dengan rachel. Kamar tante miranda ada di lantai satu dekat kamar gabungan milik tuan tanah. Tante miranda juga memberitahu rachel kalau di gagang pintu terpasang cermin yang membuatnya dapat melihat badan orang yang mengetuk pintunya.

Kalau dirasa itu orang tidak dikenal, rachel bisa menghubungi sekuriti yang jaga lewat nomor yang kemarin diberikan oleh tante miranda. Sebenarnya kemarin tante miranda memberikan nomor telepon 3 orang ke rachel, yaitu nomor telepon dia, nomor telepon pak sekuriti, dan satu lagi nomor telepon anaknya, alias sepupu jauh rachel yang bekerja sebagai tukang antar makanan.

"kalau ada apa-apa telepon aja nomor pak sekuriti atau tante, yang anak tante itu bonus. "

Rachel masuk ke kamarnya lalu mengunci pintu seperti biasa. Dia tidak merasakan adanya hawa negatif di tempat itu. Rumah susun itu hanya agak sepi.

Saat menuruni tangga tadi rachel tidak berpapasan dengan satu pun tetangga atau penghuni dari lantai lain, padahal tangga cuma ada 2 yang langsung menghubungkan semua lantai. Aneh saja kalau fasilitas sevital itu tidak digunakan oleh banyak orang.

Rachel berusaha mengabaikan keanehan itu.

"Mungkin orang-orang disini rajin berangkat kerja subuh. Makanya tidak terlihat satu orang pun. "

Rachel mengambil laptop dari dalam tas nya. Lalu membuka aplikasi coreldraw untuk membuat desain logo.

Sekitar 3 jam rachel membuat logo, dia mulai merasa bosan dan lelah. Sebab logo yang harus dia buat memiliki ide dan sketsa gambar yang agak rumit. Belum lagi setelah ini dia harus membuat versi 3d dari logonya.

Sambil memakan keripik kentang rachel memutuskan untuk istirahat sejenak. Dia menyalakan tv, mengganti channel ke channel untuk mencari acara talkshow.

Namun tidak ada berita yang bagus di tv, kecuali berita penyerangan yang dilakukan wali murid ke sebuah sekolah swasta di desa. Katanya pembawa berita sampai ada siswa dan siswi yang naik ke atas atap guna menghindari amukan wali murid.

Masalah diduga berakal dari kebijakan sekolah yang menerapkan sistem kasta yang tidak pantas sehingga menyebabkan terjadi aksi bullying besar besaran.

[ lebih parahnya lagi, pihak sekolah berdalih kalau sistem tersebut sengaja diterapkan karena dia ingin para pelajar tumbuh kuat fisik dan mentalnya. ]

"dunia semakin absurd saja, " gumam rachel. Dia. mematikan tv nya lalu kembali membuat desain logo. Rachel juga menolak telepon dari teman teman smk nya dan berpesan di grub sekolah agar jangan ada yang meneleponnya selama satu hari ini.

***

Akhirnya pekerjaan rachel selesai. Dia terus memandangi laptop selama 8 jam tanpa istirahat. Mencari referensi kesana kemari untuk sebuah logo itu.

Setelah menyelesaikan pekerjaan yang melelahkan itu rachel kembali menulis di buku hariannya. Namun saat dia akan menggoreskan tinta ketukan pintu terdengar dari pintu depan.

Sekali lagi rachel berhati hati sebelum membuka pintu. Dia mengintip keluar lewat lubang di gagang untuk memastikan perawakan orang di depan.

Anehnya miranda bisa melihat dada orang yang berdiri di depan pintunya, padahal posisi gagang pintu itu cukup rendah sehingga tidak mungkin dia bisa melihat dada orang dewasa.

"apa itu anak kecil? aku coba tanya saja. " batin rachel.

"siapa ya? " tanya rachel sambil mengintip.

Tiba-tiba saja orang itu memukul pintu rachel membuat rachel sedikit panik. Rachel memberanikan diri bertanya lagi.

"siapa disitu? jangan memukul pintu orang. "

Pertanyaan rachel tidak dijawab. Orang misterius itu berjalan ke sisi kiri pintu. Perlahan lahan rachel mendekatkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan langkah kaki orang itu.

Tak lama kemudian.

Brakk!

Pintu kembali dipukul.

Bab 2 : Tetangga meresahkan

Pintu yang terdorong membentur dahi rachel. Kelakuan orang aneh diluar sana membuatnya sedikit takut. Apa tidak ada tetangga yang bisa diminta pertolongan? pikirnya.

Rachel teringat nomor yang diberikan tante miranda. Sebelum menelepon sekuriti rachel mengancam si peneror dengan kata kata yang sedikit kasar.

"pergi dari depan pintu ku dasar penguntit!! atau kau mau ku panggilkan sekuriti?! "

Orang itu berjalan ke arah samping kanan pintu. Kali ini orang itu benar benar pergi tanpa melanjutkan aksi meresahkannya.

Rachel yang masih takut membuka pintu menelepon sekuriti. Sekuriti datang dengan membawa tongkat atau baton. Rachel menjelaskan kejadian yang menimpanya, tanpa membuka pintu untuk pak sekuriti.

"mungkin yang mengetuk pintu anda adalah penghuni kamar nomor 06. Namanya pak nam, dia orang korea yang sudah lama menetap disini. Badannya cebol dan memiliki gangguan jiwa. Dia kerap kali suka menganggu penghuni baru seperti anda. " sekuriti menjelaskan dengan rinci tentang orang itu, berharap rachel dapat mengerti keadaan dan tidak merasa takut lagi.

Kesan baik rachel mengenai rumah susun ini sedikit berkurang. Tapi dia juga tidak bisa menentukan mau bertetangga dengan siapa. Mau tidak mau dia harus membiasakan diri dengan tetangga yang menyebalkan.

"apa dia akan mengganggu saya kalau ketemu di luar kamar? " tanya rachel memastikan. Orang itu cukup kasar dengan memukul pintu kamar rachel berkali kali. Rachel tidak tahu apa yang harus dia lakukan jika bertemu orang itu. Bagaimana cara menyapanya dan lain-lain.

Mendengar suara rachel yang gugup, pak sekuriti berpesan ke rachel. Bukan pesan yang penting, hanya jangan lupa untuk mengunci pintu. Pesan itu tidak penting karena pada dasarnya semua orang akan mengunci pintu mereka.

Mendengar itu rachel merasa sekuriti itu agak aneh. Dari caranya berbicara sampai intonasi suaranya yang tidak biasa.

"kalau begitu saya balik ke kantor dulu ya. Kalo orang itu pak nam datang lagi telepon saja saya. "

Sekuriti kembali ke kantor di lantai bawah. Kejadian itu membuat rachel sedikit takut untuk keluar rumah. Ditambah lagi dia tidak terbiasa dengan lingkungan yang sepi.

Hujan deras mengguyur rumah susun rachel. Perasaan bahagia yang kemarin rachel rasakan, beserta perasaan bangganya karena hidup mandiri, berlangsung sirna.

"mungkin semuanya akan membaik kalau aku mengajak teman teman kuliah ke rumah. " rachel membayangkan keseruan yang akan dia lakukan bersama teman teman kuliahnya di kamar itu. Walau seorang introvert bukan berarti dia tidak menginginkan teman.

Rachel akan masuk kuliah sehari lagi. Besok adalah hari terakhir dia kesepian seperti ini. Setelah melakukan kegiatannya di malam hari. mandi, makan malam, dan nonton tv, rachel naik ke tempat tidur untuk mengakhiri hari.

***

Di tengah malam pak nam yang gangguan jiwa kembali mengganggu ketenangan rachel. Dia mengetuk pintu rachel berkali kali, menbangunkan rachel yang sedang tertidur pi pulas.

"apa lagi sih..?? "

Rachel mendengar ketukan pintu. Dia berasumsi kalau itu adalah pak nam, sebab orang waras tidak akan bertamu pada malam hari. Ketukannya terasa sangat malas, kemungkinan itu memanglah pak nam.

Rachel mengintip dari gagang pintu, alangkah terkejutnya dia saat melihat pupil mata membesar di lubang pintu itu. Rachel segera menjauhkan matanya dari gagang pintu.

Dia melangkah mundur, lalu masuk ke kamar setelah memastikan pintu depan terkunci. Rachel memilih mengabaikan pak nam, besok dia berencana melaporkan kejadian kepada tante miranda.

***

Besok paginya rachel mengintip keluar sebelum membuka pintu. Saat dirasa situasi aman, rachel segera membuka pintu depan lalu lari ke tangga.

Rachel berlari pelan saat melewati kamar nomor 06, kamar pak nam. Lalu melewati kamar tante miranda di kamar nomor 04. Rencananya rachel ingin mengobservasi kampusnya.

Rachel mengeluarkan sepeda motor dari parkiran di samping rumah susun. Namun karena sulit dia minta bantuan sekuriti. Setelah mengisi bensin sampai penuh rachel menarik gas sepeda motornya.

Tidak banyak hal yang menarik untuk dilihat. Rachel sampai ke kampus nya. Kampus nya tidak terlalu besar dan tertutup untuk orang luar. Oleh karena itu rachel yang belum menjadi mahasiswa disana tidak diperbolehkan masuk oleh sekuriti kampus.

Rachel pun pulang dengan perasaan kecewa di tengah jalan dia ditelepon oleh teman smk nya. Rachel diajak ke cafe yang baru buka, katanya cafe itu sedang mengadakan promosi untuk 100 orang pertama yang berkunjung.

Rachel tertarik dengan tawaran itu, dia segera berangkat ke lokasi yang di share temannya.

***

Sesampainya di cafe rachel takjub melihat eksterior nya yang sangat bagus dan kece abis.

Rachel bertemu dengan teman smk ketika hendak memesan minuman. Temannya itu bernama icha, rambut coklat, mata hitam. Icja adalah seorang selegram, buktinya dapat dilihat dari style nya yang modis.

Icha melambaikan tangan memberitahukan posisinya ke rachel.

"wihh cepet banget kamu sampainya, lagi kebetulan di jalan ya. "

"iya. "

Belum sempat rachel berbasa basi dengan teman smk nya itu, pemilik cafe yang menyamar sebagai barista meminta rachel mengambil satu dari banyaknya kertas yang ditaruh di dalam akuarium bulat.

Rachel membuka gulungan kertas yang di ambil, dia mendapatkan nomor 70. Rachel dicatat sebagai pelanggan ke 78 yang datang. dan mengambil seri hadiah.

"aku dapat hadiah? apa kamu juga icha? "

Icha tersenyum lalu menunjukkan kertas nya ke rachel. Dia mendapat hadiah dengan nomor 64. Barista menjelaskan kalau pelanggan boleh meng claim hadiah berdasarkan nomor yang mereka ambil. Tapi sebelum itu pelanggan harus memesan dessert serta minuman minimal satu menu, lalu memberikan ulasan sejujur jujurnya ke media.

Teknik marketing seperti ini sudah biasa diterapkan oleh cafe dan restoran apalagi bekakangan ini muncul berbagai jenis pekerjaan influencer. Bisa dibilang 100 pelanggan pertama itu adalah umpan untuk menarik para influencer datang.

Rachel berharap tidak hanya hadiah yang di dapat,

Setelah memesan dua menu, rachel merasa kurang puas. Karena makanan disini cukup mahal dan rasa dessert nya hanya gula saja. Rachel juga tidak banyak bicara dengan icha.

"bagaimana rasa dessert nya? " tanya icha dengan senyum sumringah.

"manis banget, lidahku kaya mau mati rasa. "

"kamu jujur banget, chel, aku juga ngerasa gitu tapi karena aku seorang foodies, aku harus profesional ngasih ulasan. "

Rachel tidak mengerti maksud temannya itu. Dia membuka hp nya lalu menuliskan ulasan di alamat web cafe.

Review dari anonim 001.

Aku beri dessert sama minuman yang harganya pertengahan. Penampilan cantik, tapi rasanya terlalu manis. Mungkin hanya di lidahku saja, tapi ini adalah ulasan jujur.

bersambung...

Ulasan itu belum final karena rachel belum menerima hadiah dari pihak cafe.

"Gimana kabarmu rachel? kamu nyambung ke mana? " akhirnya icha duluan yang mengajak rachel ngobrol.

Rachel menjawab 'baik' disertai helaan nafas. Icha bertanya apa yang membuat rachel tampak tidak bersemangat. Rachel bercerita kalau dia baru saja pindah ke rumah susun agar lebih dekat dengan kampus nya. Rachel juga menceritakan kejadian yang semalam menimpanya.

"orang-orang kaya gitu harusnya dijagain 24 jam. Masa sampai tengah malam pun mengganggu. " icha menggebrak meja. Icha memegang tangan rachel dan meminta untuk berhati hati. Bahkan icha bersedia membantu apapun masalah rachel, selama dia masih dalam batas kemampuannya.

Rachel merasa senang, dia mengajak temannya itu mengambil hadiah yang dijanjikan pihak cafe.

Rachel dan icha mengambil hadiah mereka dari barista. Icha mendapat sebuah telepon genggam antik yang apabila disimpan 5 tahun lagi maka harganya akan melonjak naik sampai jutaan rupiah bahkan lebih.

Melihat temannya mendapat ponsel bekas membuat rachel tidak berekspektasi tinggi dengan hadiahnya.

Hadiah rachel adalah seekor kucing remaja bercorak tiga. Kucing itu diberi nama neín oleh si barista yang belakangan memperkenalkan dirinya sebagai pemilik cafe.

Rachel menerima kucing itu beserta kandangnya. Awalnya rachel menolak karena dia tidak bisa membelikan makanan kucing mahal untuk nein, tapi akhirnya rachel tetap mengadopsinya karena katanya nein mau makan ikan dan nasi.

Belakangan juga diketahui kalau cafe itu adalah milik orang tua icha yang telah sukses di bidang kuliner dessert.

***

Rachel merebahkan diri di sofa. Nein dia taruh di atas perutnya, kucing itu sangat unik karena ini pertama kalinya dia melihat kucing jantan belang tiga.

"Nein, apa arti namamu itu? "

Miaww~

Rachel merasakan ketertarikan batin kepada nein. Kucing itu sangat penurut dan imut. Saat ditaruh di atas badan nein mendorong kedua kakinya dengan lembut seperti sedang memijat rachel.

Tingkah imut nein membuat rachel luluh dan berinisiatif membuatkan tempat tidur untuk Nein, jadi nein tidak akan tinggal di dalam kandang lagi.

"mungkin memang hewan peliharaan lah yang aku butuhkan di rumah ini. belakangan ini aku sering takut gara-gara tidak berani menghadapi pak nam. duh, apa yang harus aku lakukan ya? "

Nein bermain di kaki rachel, kucing itu terus mengikuti kemanapun rachel berjalan sehingga rachel yang takut nein terinjak atau tertendang memutuskan menggendong nein.

Kucing itu naik ke bahu rachel kemudian duduk tenang disana. Rachel pun merasa nyaman dengan kehadiran nein di bahunya. nein terus disana dan hanya rachel turunkan kalau dia ingin mandi atau memasak.

Sore harinya pak nam yang kurang waras kembali mengetuk pintu rachel. Saat itu rachel sedang mandi dan nein ada di depan pintu. Rachel mendengar suara ketukan tapi dia santai saja karena dia sudah berpesan ke sekuriti sebelumnya.

Pak nam mengintip lewat lubang pintu. Pria paruh baya itu seakan memiliki ketertarikan gaib ke ruang kamar yang ditinggali rachel.

nein yang melihat itu mengeong pada pak nam, namun suara nein saat mengeong pada orang lain berbeda dengan saat mengeong pada rachel. Kucing itu sepertinya marah dengan kehadiran pak nam yang mengganggu ketenteraman rumah majikannya.

Pak nam yang agak miring itu pun mengira kalau nein adalah anjing penjaga. Otaknya sudah tidak mampu lagi mengingat suara suara hewan. Pak nam pun kabur dengan ketakutan.

Rachel membukakan pintu karena mendengar suara orang yang histeris. Saat itulah rachel melihat pak nam seluruh badan.

"jadi itu pak nam yang selama ini menggangguku. Dilihat lihat penampilannya seperti tunawisma, kasihan juga. "

Nein mendorong rachel masuk ke dalam kamar. Kucing itu juga mendorong pintu depan seolah meminta rachel segera menutup pintu.

"wah, kamu kucing pintar ya. Apa yang kamu lakukan pas aku mandi tadi. Tidak mungkin pak nam takut padamu kan? " yang rachel sembari menyentuh hidung nein dengan gemas.

Miaw~ miaww~

"apa? kau menakut nakutinya dengan ngeonganmu? "

Rachel menafsirkan bahasa nein sekedar untuk bercanda dengannya.

Malam itu terjadi mati lampu di rumah susun rachel. Rachel yang tidak menyiapkan lampu cadangan memutuskan untuk keluar kamar bersama nein. Berbekal senter rachel mengintip ke lantai bawah. Ada bayangan cahaya terang dari kamar yang berada tepat di bawah kamar rachel. Rachel menduga penghuni kamar itu punya gingset sendiri.

( Rumah susun yang ditinggali rachel berbentuk huruf U dengan taman di tengah nya dan teras balkon yang terhubung satu sama lain seperti bangunan sekolah )

Tiba-tiba saja nein lepas dari pelukannya.

"nein tunggu kakak! "

Rachel menjaga sorot senternya tetap ke nein. Dia mengejar nein sampai ke lantai bawah, ke depan kamar yang lampunya terang.

Nein duduk di depan kamar itu, rachel menaruh senter di mulut lalu menggendong nein.

"kutungkup jugu kumu! jungun kubur pus gulup kuyu begunu! " (ketangkap juga kamu! jangan kabur pas gelap kaya begini! )

Saat rachel berdiri dia terkejut melihat sosok putih di depannya. Ternyata itu orang yang memakai mukena. Dia adalah penghuni kamar yang terang, dia menjelaskan kepada rachel kalau di kamarnya sedang diadakan acara aqiqah untuk adiknya yang baru lahir.

Cahaya terang itu berasal dari senter hp para tamu aqiqah.

"ohh... " rachel mengangguk.

Si wanita bermukena meminta rachel untuk menunggu. Dia masuk kamar lalu keluar dengan membawa sebungkus makanan.

"ini makanan buat kamu. Dimakan ya, sekalian minta doanya. " kata wanita itu dengan ramah.

Rachel sempat menolak namun dia di wanita terus memaksa sampai akhirnya rachel mengalah.

Meoww~

"kayanya aku enggak bisa bilang 'enggak' ke orang deh nein. "

Meow~

"ohh kamu penasaran kita dikasih apa? aku juga penasaran. Ayo kita balik. "

Lampu di lantai 1 menyala kembali, namun lampu di lantai atas masih mati. Rachel bingung dengan kejanggalan itu, dia tidak mau kembali ke kamarnya yang gelap, dan dia malas membeli lilin.

Rachel memutuskan berjalan jalan saja. Dia mengitari lantai 1 rumah susun, kebanyakan kamar disana berisi, tapi kenapa lantai 2 sangat kosong.

Miaw~

Nein terus mengeong, rachel khawatir suara nein akan mengganggu tetangga jadi dia bergegas kembali ke kamarnya.

"aku menyewa gojek saja deh untuk membeli lilin. " pikir rachel.

Di tangga rachel berpapasan dengan pak nam. Sontak saja rachel terkejut dan sedikit takut. Pak nam berdiri mematung memandang ke bawah tangga. Tingkahnya itu sangat menyeramkan untuk rachel.

Rachel memberanikan diri, dia menaiki tangga semen itu sambil menundukkan kepala. Nein dipeluknya dengan kuat, kucing itu terus mengeong saat mereka berpapasan dengan pak nam.

Rachel mengusap dada setelah berhasil melewati pak nam. Tingkah orang itu memang mencurigakan, tapi tampaknya dia tidak seberbahaya yang ku pikirkan.

Baru sesaat rachel berpikir begitu, nein yang dia gendong di bahunya tiba-tiba saja mengerang ke sesuatu di belakang rachel.

Terdengar langkah kaki kuat seseorang yang berlari. Rachel berbalik secepat mungkin memastikan siapa yang berlari. Ketika melihat pak nam lagi rachel segera melarikan diri.

"kenapa dia mengejarku?! apa yang ingin dia inginkan dariku?! bagaimana aku bisa menghindarinya di tengah kegelapan seperti ini?!! "

Rachel ketakutan sampai ingin menangis. Dia berlari menembus kegelapan malam ke sisi seberang. Tanpa sengaja dia menabrak seorang pria yang menaiki tangga.

"to-to-tolong aku..!!! " pinta rachel ke pria itu.

Pria itu mengangkat kepalanya.

"tolong apa mbak? " tanya pria itu.

"ada odgj yang mengejarku..!! " terang rachel.

Pak nam berhenti mengejar saat rachel dilindungi oleh pria itu.

"pulang sana pak nam! " kata pria itu.

Pak nam tidak berani dengan si pria. Dia pergi tanpa berkata apa apa lagi. Pria itu berbalik dan berbicara ke rachel.

"mbak orang baru ya? "

"i-iya. " jawab rachel dengan masih dirundung rasa takut.

"itu pak nam gongyeob, dia punya penyakit kejiwaan, kalau mbak dikejar olehnya lagi mbak teriak saja. "

Rachel membalas dengan anggukan. Nein mengelus badannya di pipi rachel.

"tenang ya mbak, mau saya temani ke kamar? " tawar pria itu dengan ramah.

Rachel minta temani ke kamar tante miranda. Dia bermaksud menginap malam ini karena lampu di kamarnya belum juga menyala.

"ah, itu ya, saya juga tidak tahu kenapa lampunya mati, " ucap si pria.

Setelah diantar ke depan kamar tante miranda, rachel berpisah dengan si pria.

Tante miranda membukakan pintu untuk keponakannya itu. Rachel menceritakan kelakuan menyeramkan pak nam hari ini. Mendengar keluhan keponakannya, tante miranda berinisiatif melaporkan pak nam ke sekuriti besok.

Rachel pun menutup hai dengan tidur di sofa tante miranda.

Bab 3 : Teman pria beda usia

Kemarin adalah hari yang cukup unik. Aku mendapat keberuntungan mengadopsi nein, seekor kucing jantan ber belang tiga yang langka. Namun di sisi lain orang tidak waras itu kembali menerorku.

Malam ini aku tidur di rumah tante miranda. Ku harap besok orang yang menakutkan itu sudah tidak ada lagi disini. Ku harap dia dibuang ke laut.

Setelah menulis daily yang sempat terlupakan rachel menutup mata mengakhiri malam yang sendu.

Sementara itu sosok pria yang menolong rachel dari ancaman pak nam sedang memperbaiki panel listrik di setiap lantai. Di lantai empat dia kembali bertemu dengan pak nam yang kian lepas kendali.

Entah apa yang diinginkan nya dengan membawa pisau dapur di genggaman tangannya. Pak nam mendekati si pria dengan berhati hati, lalu menusuk panel listrik yang sedang diperbaiki.

"bukan begitu cara memperbaiki pak nam. Biar saya saja yang pegang pisaunya. "

Rupanya pak nam hendak membantu si pria menyalakan kembali listrik. Si pria meminta kepada pak nam untuk berhenti mengganggu rachel. Pria itu mengetahui teror yang dilakukan pak nam secara tidak sengaja lewat kamera drone nya.

"jangan ganggu gadis yang sendirian pak nam. Bapak bisa dikira melakukan hal yang tidak senonoh. "

Pak nam menggangguk dan berjanji tidak akan mengganggu rachel lagi, meski begitu si pria tetap waspada karena orang sakit jiwa bisa ingkar janji kapan saja.

Si pria kembali ke kamarnya dengan muka lesu, terlihat seragam berlogo smk teknologi elit tergantung di lemari yang terbuka. Pria itu bernama arqan kencana, dialah penyebab listrik mati malam ini.

Beberapa jam yang lalu arqan melakukan uji coba dengan drone nya. Dia memasangkan lengan robotik di kedua sisi drone lalu menguji apakah tangan itu berfungsi dengan baik atau tidak. Dia meletakkan dua batang coklat di dalam kotak listrik.

Disaat drone nya membuka penutup kotak tiba tiba saja terjadi hubungan arus pendek baterai dan listrik. Arqan sempat panik takut terjadi kebakaran, tapi untungnya dia bergerak cepat dengan memotong sambungan kabel utama di lantai bawah.

Setelah itu lampu satu gedung pun mati. Arqan mengambil drone juga coklat yang dia simpan, dan itulah saat dia mendengar teriakan rachel.

"untung saja aku sempat belajar kelistrikan dari paman. " gumam arqan sebelum tertidur di lantai.

Keesokan harinya arqan melihat pertengkaran tetangganya di lantai bawah. Gadis yang kemarin dia tolong juga ada disana. Bibi penghuni kamar 04 sedang membentak pak nam.

"pasti gadis itu mengadu tentang kejadian tadi malam. Jadi mereka keluarga. "

Arqan mengacuhkan kerumunan yang menonton pertengkaran. Dia berjalan cepat ke ruang kantor sekuriti. Disana ada dua orang sekuriti yang sedang makan siang, dalam hati mereka merasa terusik dengan kedatangan arqan.

"ada apa nak arqan? Kamu enggak sekolah hari ini? "

"enggak pak. Saya dapat privilege jadi diizinin libur sekolah. "

"hah privilege, emangnya kamu anak pejabat apa? " ucap kedua satpam itu bercanda.

"oh ya nak, kamu kan yang motong kabel listrik kemaren. Terus kamu juga yang memperbaikinya. Buat apa kamu lakuin hal random kaya gitu? "

Arqan berpikir sebelum berucap. Kalau dia berkata jujur seperti hampir menyebabkan kebakaran mungkin para sekuriti akan memarahinya habis habisan. Tapi berbohong pun tidak ada gunanya karena cepat atau lambat keanehan di kotak listrik akan ditemukan oleh mereka.

Arqan pun menceritakan semuanya dengan jujur. Namun dia tidak dimarahi seperti bayangannya justru dia dipuji karena telah berkata jujur.

"sebagai ganti menutup mulut kami, pinjamkan drone mu. " pinta si sekuriti.

"boleh deh om. Tapi jangan dipakai buat macam macam ya. " pinta arqan.

Arqan meminjamkan drone, tak lama kemudian terdengar suara keras seperti benturan benda tumpul. Arqan bergegas memeriksa nya. Dia terkejut tidak main mendapati bibi penghuni kamar 04 terbaring bersimbah darah.

"pak sekuriti..!! Ada yang terluka...!!! "

Sekuriti menggotong wanita itu ke dalam rumahnya. Sementara arqan naik ke lantai 2 mengikuti suara teriakan pak nam yang terdengar sangat marah.

"aku bilang... berhenti... mengganggu... gadis yang sendirian...!!!! "

Arqan mendaratkan kakinya di wajah pak nam, menendang pria itu sampai terjungkal. Hidung pak nam mengeluarkan darah dan satu gigi gerahamnya patah.

Arqan ikut jatuh setelah melancarkan tendangan itu. Dia berteriak ke pak nam untuk berhenti mengganggu si gadis.

Arqan bersiap menghadapi pak nam yang menggila. Biarpun badannya kecil arqan cukup mahir bela diri silat.

Arqan melakukan ini bukan untuk tampil keren di depan gadis tapi karena dia peduli dengan orang tidak waras itu.

"hentikan pak nam! Dia bukan istrimu seperti yang kau kira! Kau mengganggunya karena mirip istrimu kan?! "

Pak nam mulai menangis. Alasan dia mengganggu si gadis karena gadis itu sangat mirip dengan mantan istri yang meninggalkannya 3 tahun yang lalu. Arqan ada disana saat pak nam bercerai dengan istrinya. Setelah perceraian mental pak nam menjadi tidak stabil. Dia berubah menjadi orang kurang waras dan mulai mengganggu gadis gadis muda yang tinggal di rumah susun.

"...kalau kau tidak mau berhenti terpaksa aku menghajarmu lagi..! "

Pak nam tidak bisa berbicara semenjak didiagnosis mengidap gangguan jiwa. Dia hanya berteriak dan mengerang seperti binatang. Teriakan saat marah sangat mencekam. Sebentar lagi para penghuni di lantai lain pasti akan datang.

Bogem mentah arqan mendarat di perut pak nam, lalu mendarat di pipi kirinya. Karena pak nam masih berdiri arqan pun memiting pak nam seperti atlet mma. Tak lama kemudian arqan berhasil membuat pak nam tidak sadarkan diri.

Penghuni lantai lain berdatangan, arqan meminta tolong ke mereka untuk mengantarkan pak nam ke kamarnya sekaligus mengikatnya di tempat tidurnya.

"fyuh, kemana para sekuriti itu? Menggotong orang saja sampai selama ini?! "

Karena kedua sekuriti tadi tidak muncul muncul arqan jadi kesal. Dia coba mengecek keadaan gadis kamar nomor 11.

"permisi mbak, anda baik baik saja? "

Si gadis membuka pintunya. Hal pertama yang dilihat oleh arqan adalah pupil coklat yang menawan milik sang gadis.

"bibi kamar nomor 04 terluka. " ucap arqan singkat.

Mereka berdua pun langsung melesat ke kamar 04. Terlihat disana pak sekuriti sedang memasangkan perban di kepala si bibi.

"kau sudah menjinakkannya arqan? " tanya pak sekuriti.

"iya. Jangan pakai kata 'menjinakkan' juga. Terkesan seperti pak nam seekor hewan. "

"dia memang hewan. Sudah berapa kali hal seperti ini terjadi, tidak ada gunanya mengikatnya kalau nanti dilepaskan juga. Aku akan melaporkan orang gila itu tuan tanah, dan memaksa beliau untuk mengusirnya. " ucap pak sekuriti yang terbakar amarah.

Si gadis berkenalan dengan arqan, namanya Ananda Rachel.

"saya Arqan Kencana. "

Mbak ananda tersenyum tipis, arqan membalas dengan senyuman pula. Karena canggung arqan memutuskan untuk pamit. Dia berjalan kaki ke sebuah game center yang terletak tidak jauh dari smk teknologi elit.

Game center itu adalah tempat rahasia private milik murid-murid senior smk teknologi. Sesuai namanya anak anak disana sangat mahir dalam bidang teknologi dan program sehingga mereka bisa membuat mesin arcade game.

Gedung yang awalnya difungsikan sebagai lapangan bulu tangkis beralih fungsi menjadi game center, surganya para remaja.

Arqan adalah salah satu siswa pintar yang turut membuat mesin arcade. Total dia sudah membuat 8 mesin arcade dengan jenis permainan yang berbeda-beda. Bakatnya itu membuat siswa lain iri, hari ini dia akan menyelesaikan finishing dari arcade game kesembilannya yang berjudul genocide rule.

"wihh..!! ini dia kang teknisi ilmuwan peneliti kita. Lu gak pengen jual ni arcade game apa? Pasti mahal kalo lo jual bro, apalagi ini karya anak bangsa. " itu adalah marry. Teman satu sirkel yang suka menggoda arqan.

Marry menyandarkan tangan ke bahu arqan.

"gak segampang itu jualan mesin arcade. Lagian lu ngapain dateng kesini pake rok mini kaya gitu. Gak malu apa diliatin cowo cowo? " arqan mengalihkan pandangannya dari marry.

"biarin, lagian rok mini gue masih sebatas lutut. "

Telunjuk arqan tersengat aliran listrik saat memasang colokan. Sontak dia mengibaskan tangannya, marry pun berinisiatif mendinginkan luka arqan dengan mulutnya.

Marry memasukkan jari arqan ke mulutnya, menstelirkan luka dengan liurnya.

Setelah itu marry menarik tangan arqan. Arqan tampak sangat malu, marry terus menggodanya padahal marry sudah punya pacar. Arqan yang jengah dengan tingkah marry lantas mengubah topik pembicaraan mengenai masalah d rumah susunnya.

"tadi malam aku menolong cewek cantik. Lebih cantik darimu. "

Marry menatap arqan dengan mata bulatnya. Baru saja dia mendengar balok es memuji kecantikan seorang wanita. Marry jadi penasaran dengan wanita itu. Tapi marry masih menggurui arqan, kali ini dengan lebih pedas.

"lalu apa? Memangnya cowok super pasif yang cuma mentingin pelajaran kaya lu bisa bikin cewek terpikat. Mimpi aja lo, pengen punya cewek tapi masih mainin mesin kaya gini. "

Kata kata marry menusuk dada arqan. Sakit tapi tidak berdarah.

"aku enggak tertarik dengannya! " arqan emosi.

"ahh sudahlah, mending kau jalan sana sama rico. Jangan ganggu aku yang tengah meraih mimpi ini. " arqan membuang muka dengan sombong.

"meraih mimpi apanya, udah setahun lu cuman bikin mesin arcade doang. Jangan jangan entar lu malah jadi pekerja elektronik! "

Arqan melemparkan obeng ke marry yang melarikan diri. Karena hanya bermaksud bercanda darqan sengaja melesetkan lemparannya.

Arqan adalah siswa yang berada di tengah-tengah antara siswa nakal dan siswa teladan. Arqan aktif dalam pergaulan, dia bisa berteman dengan segala jenis manusia, kecuali orang yang membenarkan perundungan. Jika ada temannya yang merundung dia perlahan lahan akan menjauh dari temannya itu.

Arqan menyambungkan kabel terakhir, kemudian memasang layar permainan. Arqan sangat puas dengan desain luar arcade game nya, tinggal memeriksa performa nya.

"berjalan dengan baik. "

Arqan pulang setelah menutup mesinnya itu dengan kain putih tanda mesin itu sudah siap pakai. Para siswi begitu baik pada arqan. Tidak hanya tampan arqan juga pintar dan berkharisma. Kekurangannya hanya satu yaitu terlalu berorientasi dengan masa depan sehingga seringkali lupa menikmati masa mudanya.

Malam hari itu arqan diajak teman-temannya nongkrong di cafe yang baru buka. Dilarang tidak hadir, dan tidak boleh membicarakan tentang pelajaran. Tulis leader sirkel di akhir pesan wa. Merujuk ke arqan yang selalu membicarakan pelajaran saat nongkrong.

[ bukannya enggak boleh arqan. Tapi cobalah untuk lebih santai saat bersama teman. ] terang ketua sirkel.

[ Iya, iya, aku bakal datang, ]

[ Semangat dong qan! ]

Arqan membersihkan diri dengan mandi, memasak nasi goreng sepanci untuk dibawa ke tongkrongan, lalu memajang foto mesin arcade barunya di buku kenangan.

Arqan melihat foto mendiang keluarganya yang sudah lebih dulu berpulang. Sejak kecil arqan sudah ditinggal mati oleh kedi orang tua kandungnya. Sekarang dia diasuh oleh orang tua angkat, namun semenjak masuk smk arqan pindah ke rumah susun itu dan mendiami kamar yang gratis.

Arqan mengeluarkan robot tikus dari dalam lacinya lalu menggunakan robot itu untuk memantau area parkir.

"siapa tahu ada duit kececer. " ucap arqan, dia hanya sedang gabut.

Arqan mengeluarkan laptopnya lalu mengaktifkan mode auto pilot ke robot tikusnya. Dia juga iseng mengakses pantauan CCTV dengan aplikasi hack sederhana.

Sambil mengecek CCTV arqan menyalakan tv lalu menyalakan dvd. Dia menutup pintu dan tirai jendela memastikan tidak ada cahaya yang masuk selain dari tv.

Arqan memasukkan kaset yang tidak bergambar ke dalam dvd, lalu menonton film yang ditayangkan.

Arqan menonton film horror dengan tegang tanpa ditemani siapa-siapa. Itu adalah hobi menyeramkan yang membuat arqan bisa melupakan tentang masa depan. Alias menikmati masa mudanya.

Di tengah keseruannya tiba-tiba saja terdengar suara cakaran di jendela. Arqan memeriksanya ternyata ada seekor kucing yang tersangkut di jendelanya.

"warnanya kaya kucing cewek itu bermata coklat?? " arqan ragu. dia menggendong kucing muda yang ternyata jinak lalu membawanya ke lantai bawah.

Saat menuruni tangga dia bertemu dengan ananda rachel yang tampak sedang mencari sesuatu di sela sela pot tanaman.

Ananda rachel menunjuk ke kucing yang dibawa arqan, rupanya benar kucing ini miliknya.

"aku menemukan kucingmu tersangkut di jendela ku. " tutur arqan.

"ah iya, maaf aku teledor menjaganya. "

"tidak apa apa, mbak ananda. "

"Panggil rachel saja, dan jangan pakai kata mbak. "

"oke rachel. Ngomong-ngomong berapa usiamu? "

"19 tahun, kau sendiri? "

Arqan melipat tangannya, lalu dengan nada bangga berkata.

"16 tahun. "

Rachel bingung dengan sikap arqan, seperti sedang membanggakan sesuatu tapi dia tidak tahu apa itu.

Rachel mengundang arqan ke kamarnya untuk mencicipi kue yang baru dia buat.

Meoww~ meow~ si kucing melompat dari bahu rachel ke pelukan arqan.

"siapa nama kucing ini? " tanya arqan ke rachel.

"namanya nien, artinya 'menolak' dalam bahasa jerman. " jawab rachel.

"namanya unik. Apa kau yang memberikan nama itu? "

"tidak. Nama itu berasal dari pemiliknya, aku mengadopsi nein dari cafe booba yang baru buka. " tutur rachel.

Sesampainya di depan kami rachel, arqan menolak masuk karena takut jadi omongan tetangga. Rachel pun membawa keluar kue yang dia janjikan, lalu makan bersama arqan di teras.

Setelah itu arqan dan rachel menjadi akrab. Arqan menunjukkan koleksi robotnya ke rachel, juga koleksi dvd horror nya.

Arqan mengangkut tv nya ke pos penjagaan sekuriti di lantai 3 lalu menyetel film horror disana. Arqan dan rachel menonton film horror bersama.

Ini adalah awal hubungan baik mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!