Kemarin adalah hari yang cukup unik. Aku mendapat keberuntungan mengadopsi nein, seekor kucing jantan ber belang tiga yang langka. Namun di sisi lain orang tidak waras itu kembali menerorku.
Malam ini aku tidur di rumah tante miranda. Ku harap besok orang yang menakutkan itu sudah tidak ada lagi disini. Ku harap dia dibuang ke laut.
Setelah menulis daily yang sempat terlupakan rachel menutup mata mengakhiri malam yang sendu.
Sementara itu sosok pria yang menolong rachel dari ancaman pak nam sedang memperbaiki panel listrik di setiap lantai. Di lantai empat dia kembali bertemu dengan pak nam yang kian lepas kendali.
Entah apa yang diinginkan nya dengan membawa pisau dapur di genggaman tangannya. Pak nam mendekati si pria dengan berhati hati, lalu menusuk panel listrik yang sedang diperbaiki.
"bukan begitu cara memperbaiki pak nam. Biar saya saja yang pegang pisaunya. "
Rupanya pak nam hendak membantu si pria menyalakan kembali listrik. Si pria meminta kepada pak nam untuk berhenti mengganggu rachel. Pria itu mengetahui teror yang dilakukan pak nam secara tidak sengaja lewat kamera drone nya.
"jangan ganggu gadis yang sendirian pak nam. Bapak bisa dikira melakukan hal yang tidak senonoh. "
Pak nam menggangguk dan berjanji tidak akan mengganggu rachel lagi, meski begitu si pria tetap waspada karena orang sakit jiwa bisa ingkar janji kapan saja.
Si pria kembali ke kamarnya dengan muka lesu, terlihat seragam berlogo smk teknologi elit tergantung di lemari yang terbuka. Pria itu bernama arqan kencana, dialah penyebab listrik mati malam ini.
Beberapa jam yang lalu arqan melakukan uji coba dengan drone nya. Dia memasangkan lengan robotik di kedua sisi drone lalu menguji apakah tangan itu berfungsi dengan baik atau tidak. Dia meletakkan dua batang coklat di dalam kotak listrik.
Disaat drone nya membuka penutup kotak tiba tiba saja terjadi hubungan arus pendek baterai dan listrik. Arqan sempat panik takut terjadi kebakaran, tapi untungnya dia bergerak cepat dengan memotong sambungan kabel utama di lantai bawah.
Setelah itu lampu satu gedung pun mati. Arqan mengambil drone juga coklat yang dia simpan, dan itulah saat dia mendengar teriakan rachel.
"untung saja aku sempat belajar kelistrikan dari paman. " gumam arqan sebelum tertidur di lantai.
Keesokan harinya arqan melihat pertengkaran tetangganya di lantai bawah. Gadis yang kemarin dia tolong juga ada disana. Bibi penghuni kamar 04 sedang membentak pak nam.
"pasti gadis itu mengadu tentang kejadian tadi malam. Jadi mereka keluarga. "
Arqan mengacuhkan kerumunan yang menonton pertengkaran. Dia berjalan cepat ke ruang kantor sekuriti. Disana ada dua orang sekuriti yang sedang makan siang, dalam hati mereka merasa terusik dengan kedatangan arqan.
"ada apa nak arqan? Kamu enggak sekolah hari ini? "
"enggak pak. Saya dapat privilege jadi diizinin libur sekolah. "
"hah privilege, emangnya kamu anak pejabat apa? " ucap kedua satpam itu bercanda.
"oh ya nak, kamu kan yang motong kabel listrik kemaren. Terus kamu juga yang memperbaikinya. Buat apa kamu lakuin hal random kaya gitu? "
Arqan berpikir sebelum berucap. Kalau dia berkata jujur seperti hampir menyebabkan kebakaran mungkin para sekuriti akan memarahinya habis habisan. Tapi berbohong pun tidak ada gunanya karena cepat atau lambat keanehan di kotak listrik akan ditemukan oleh mereka.
Arqan pun menceritakan semuanya dengan jujur. Namun dia tidak dimarahi seperti bayangannya justru dia dipuji karena telah berkata jujur.
"sebagai ganti menutup mulut kami, pinjamkan drone mu. " pinta si sekuriti.
"boleh deh om. Tapi jangan dipakai buat macam macam ya. " pinta arqan.
Arqan meminjamkan drone, tak lama kemudian terdengar suara keras seperti benturan benda tumpul. Arqan bergegas memeriksa nya. Dia terkejut tidak main mendapati bibi penghuni kamar 04 terbaring bersimbah darah.
"pak sekuriti..!! Ada yang terluka...!!! "
Sekuriti menggotong wanita itu ke dalam rumahnya. Sementara arqan naik ke lantai 2 mengikuti suara teriakan pak nam yang terdengar sangat marah.
"aku bilang... berhenti... mengganggu... gadis yang sendirian...!!!! "
Arqan mendaratkan kakinya di wajah pak nam, menendang pria itu sampai terjungkal. Hidung pak nam mengeluarkan darah dan satu gigi gerahamnya patah.
Arqan ikut jatuh setelah melancarkan tendangan itu. Dia berteriak ke pak nam untuk berhenti mengganggu si gadis.
Arqan bersiap menghadapi pak nam yang menggila. Biarpun badannya kecil arqan cukup mahir bela diri silat.
Arqan melakukan ini bukan untuk tampil keren di depan gadis tapi karena dia peduli dengan orang tidak waras itu.
"hentikan pak nam! Dia bukan istrimu seperti yang kau kira! Kau mengganggunya karena mirip istrimu kan?! "
Pak nam mulai menangis. Alasan dia mengganggu si gadis karena gadis itu sangat mirip dengan mantan istri yang meninggalkannya 3 tahun yang lalu. Arqan ada disana saat pak nam bercerai dengan istrinya. Setelah perceraian mental pak nam menjadi tidak stabil. Dia berubah menjadi orang kurang waras dan mulai mengganggu gadis gadis muda yang tinggal di rumah susun.
"...kalau kau tidak mau berhenti terpaksa aku menghajarmu lagi..! "
Pak nam tidak bisa berbicara semenjak didiagnosis mengidap gangguan jiwa. Dia hanya berteriak dan mengerang seperti binatang. Teriakan saat marah sangat mencekam. Sebentar lagi para penghuni di lantai lain pasti akan datang.
Bogem mentah arqan mendarat di perut pak nam, lalu mendarat di pipi kirinya. Karena pak nam masih berdiri arqan pun memiting pak nam seperti atlet mma. Tak lama kemudian arqan berhasil membuat pak nam tidak sadarkan diri.
Penghuni lantai lain berdatangan, arqan meminta tolong ke mereka untuk mengantarkan pak nam ke kamarnya sekaligus mengikatnya di tempat tidurnya.
"fyuh, kemana para sekuriti itu? Menggotong orang saja sampai selama ini?! "
Karena kedua sekuriti tadi tidak muncul muncul arqan jadi kesal. Dia coba mengecek keadaan gadis kamar nomor 11.
"permisi mbak, anda baik baik saja? "
Si gadis membuka pintunya. Hal pertama yang dilihat oleh arqan adalah pupil coklat yang menawan milik sang gadis.
"bibi kamar nomor 04 terluka. " ucap arqan singkat.
Mereka berdua pun langsung melesat ke kamar 04. Terlihat disana pak sekuriti sedang memasangkan perban di kepala si bibi.
"kau sudah menjinakkannya arqan? " tanya pak sekuriti.
"iya. Jangan pakai kata 'menjinakkan' juga. Terkesan seperti pak nam seekor hewan. "
"dia memang hewan. Sudah berapa kali hal seperti ini terjadi, tidak ada gunanya mengikatnya kalau nanti dilepaskan juga. Aku akan melaporkan orang gila itu tuan tanah, dan memaksa beliau untuk mengusirnya. " ucap pak sekuriti yang terbakar amarah.
Si gadis berkenalan dengan arqan, namanya Ananda Rachel.
"saya Arqan Kencana. "
Mbak ananda tersenyum tipis, arqan membalas dengan senyuman pula. Karena canggung arqan memutuskan untuk pamit. Dia berjalan kaki ke sebuah game center yang terletak tidak jauh dari smk teknologi elit.
Game center itu adalah tempat rahasia private milik murid-murid senior smk teknologi. Sesuai namanya anak anak disana sangat mahir dalam bidang teknologi dan program sehingga mereka bisa membuat mesin arcade game.
Gedung yang awalnya difungsikan sebagai lapangan bulu tangkis beralih fungsi menjadi game center, surganya para remaja.
Arqan adalah salah satu siswa pintar yang turut membuat mesin arcade. Total dia sudah membuat 8 mesin arcade dengan jenis permainan yang berbeda-beda. Bakatnya itu membuat siswa lain iri, hari ini dia akan menyelesaikan finishing dari arcade game kesembilannya yang berjudul genocide rule.
"wihh..!! ini dia kang teknisi ilmuwan peneliti kita. Lu gak pengen jual ni arcade game apa? Pasti mahal kalo lo jual bro, apalagi ini karya anak bangsa. " itu adalah marry. Teman satu sirkel yang suka menggoda arqan.
Marry menyandarkan tangan ke bahu arqan.
"gak segampang itu jualan mesin arcade. Lagian lu ngapain dateng kesini pake rok mini kaya gitu. Gak malu apa diliatin cowo cowo? " arqan mengalihkan pandangannya dari marry.
"biarin, lagian rok mini gue masih sebatas lutut. "
Telunjuk arqan tersengat aliran listrik saat memasang colokan. Sontak dia mengibaskan tangannya, marry pun berinisiatif mendinginkan luka arqan dengan mulutnya.
Marry memasukkan jari arqan ke mulutnya, menstelirkan luka dengan liurnya.
Setelah itu marry menarik tangan arqan. Arqan tampak sangat malu, marry terus menggodanya padahal marry sudah punya pacar. Arqan yang jengah dengan tingkah marry lantas mengubah topik pembicaraan mengenai masalah d rumah susunnya.
"tadi malam aku menolong cewek cantik. Lebih cantik darimu. "
Marry menatap arqan dengan mata bulatnya. Baru saja dia mendengar balok es memuji kecantikan seorang wanita. Marry jadi penasaran dengan wanita itu. Tapi marry masih menggurui arqan, kali ini dengan lebih pedas.
"lalu apa? Memangnya cowok super pasif yang cuma mentingin pelajaran kaya lu bisa bikin cewek terpikat. Mimpi aja lo, pengen punya cewek tapi masih mainin mesin kaya gini. "
Kata kata marry menusuk dada arqan. Sakit tapi tidak berdarah.
"aku enggak tertarik dengannya! " arqan emosi.
"ahh sudahlah, mending kau jalan sana sama rico. Jangan ganggu aku yang tengah meraih mimpi ini. " arqan membuang muka dengan sombong.
"meraih mimpi apanya, udah setahun lu cuman bikin mesin arcade doang. Jangan jangan entar lu malah jadi pekerja elektronik! "
Arqan melemparkan obeng ke marry yang melarikan diri. Karena hanya bermaksud bercanda darqan sengaja melesetkan lemparannya.
Arqan adalah siswa yang berada di tengah-tengah antara siswa nakal dan siswa teladan. Arqan aktif dalam pergaulan, dia bisa berteman dengan segala jenis manusia, kecuali orang yang membenarkan perundungan. Jika ada temannya yang merundung dia perlahan lahan akan menjauh dari temannya itu.
Arqan menyambungkan kabel terakhir, kemudian memasang layar permainan. Arqan sangat puas dengan desain luar arcade game nya, tinggal memeriksa performa nya.
"berjalan dengan baik. "
Arqan pulang setelah menutup mesinnya itu dengan kain putih tanda mesin itu sudah siap pakai. Para siswi begitu baik pada arqan. Tidak hanya tampan arqan juga pintar dan berkharisma. Kekurangannya hanya satu yaitu terlalu berorientasi dengan masa depan sehingga seringkali lupa menikmati masa mudanya.
Malam hari itu arqan diajak teman-temannya nongkrong di cafe yang baru buka. Dilarang tidak hadir, dan tidak boleh membicarakan tentang pelajaran. Tulis leader sirkel di akhir pesan wa. Merujuk ke arqan yang selalu membicarakan pelajaran saat nongkrong.
[ bukannya enggak boleh arqan. Tapi cobalah untuk lebih santai saat bersama teman. ] terang ketua sirkel.
[ Iya, iya, aku bakal datang, ]
[ Semangat dong qan! ]
Arqan membersihkan diri dengan mandi, memasak nasi goreng sepanci untuk dibawa ke tongkrongan, lalu memajang foto mesin arcade barunya di buku kenangan.
Arqan melihat foto mendiang keluarganya yang sudah lebih dulu berpulang. Sejak kecil arqan sudah ditinggal mati oleh kedi orang tua kandungnya. Sekarang dia diasuh oleh orang tua angkat, namun semenjak masuk smk arqan pindah ke rumah susun itu dan mendiami kamar yang gratis.
Arqan mengeluarkan robot tikus dari dalam lacinya lalu menggunakan robot itu untuk memantau area parkir.
"siapa tahu ada duit kececer. " ucap arqan, dia hanya sedang gabut.
Arqan mengeluarkan laptopnya lalu mengaktifkan mode auto pilot ke robot tikusnya. Dia juga iseng mengakses pantauan CCTV dengan aplikasi hack sederhana.
Sambil mengecek CCTV arqan menyalakan tv lalu menyalakan dvd. Dia menutup pintu dan tirai jendela memastikan tidak ada cahaya yang masuk selain dari tv.
Arqan memasukkan kaset yang tidak bergambar ke dalam dvd, lalu menonton film yang ditayangkan.
Arqan menonton film horror dengan tegang tanpa ditemani siapa-siapa. Itu adalah hobi menyeramkan yang membuat arqan bisa melupakan tentang masa depan. Alias menikmati masa mudanya.
Di tengah keseruannya tiba-tiba saja terdengar suara cakaran di jendela. Arqan memeriksanya ternyata ada seekor kucing yang tersangkut di jendelanya.
"warnanya kaya kucing cewek itu bermata coklat?? " arqan ragu. dia menggendong kucing muda yang ternyata jinak lalu membawanya ke lantai bawah.
Saat menuruni tangga dia bertemu dengan ananda rachel yang tampak sedang mencari sesuatu di sela sela pot tanaman.
Ananda rachel menunjuk ke kucing yang dibawa arqan, rupanya benar kucing ini miliknya.
"aku menemukan kucingmu tersangkut di jendela ku. " tutur arqan.
"ah iya, maaf aku teledor menjaganya. "
"tidak apa apa, mbak ananda. "
"Panggil rachel saja, dan jangan pakai kata mbak. "
"oke rachel. Ngomong-ngomong berapa usiamu? "
"19 tahun, kau sendiri? "
Arqan melipat tangannya, lalu dengan nada bangga berkata.
"16 tahun. "
Rachel bingung dengan sikap arqan, seperti sedang membanggakan sesuatu tapi dia tidak tahu apa itu.
Rachel mengundang arqan ke kamarnya untuk mencicipi kue yang baru dia buat.
Meoww~ meow~ si kucing melompat dari bahu rachel ke pelukan arqan.
"siapa nama kucing ini? " tanya arqan ke rachel.
"namanya nien, artinya 'menolak' dalam bahasa jerman. " jawab rachel.
"namanya unik. Apa kau yang memberikan nama itu? "
"tidak. Nama itu berasal dari pemiliknya, aku mengadopsi nein dari cafe booba yang baru buka. " tutur rachel.
Sesampainya di depan kami rachel, arqan menolak masuk karena takut jadi omongan tetangga. Rachel pun membawa keluar kue yang dia janjikan, lalu makan bersama arqan di teras.
Setelah itu arqan dan rachel menjadi akrab. Arqan menunjukkan koleksi robotnya ke rachel, juga koleksi dvd horror nya.
Arqan mengangkut tv nya ke pos penjagaan sekuriti di lantai 3 lalu menyetel film horror disana. Arqan dan rachel menonton film horror bersama.
Ini adalah awal hubungan baik mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments