Rachel memegang uang dua miliar dengan gemetar. dia memikirkan bagaimana cara memberitahu kedua orangtuanya. ini adalah kejutan besar, rachel tidak perlu lagi tinggal di rumah susun yang mengerikan itu. kalau uang itu dikelola dengan baik dia bisa membuka usaha di kampung dan hidup santai sampai akhir hayat.
"kalian berdua adalah teman terbaikku."
Rachel memeluk nein dengan erat. dia juga memeluk arqan. padahal arqan bisa saja menyimpan emas itu untuk dirinya sendiri.
wajah arqan memerah saat dipeluk rachel.
"sebenarnya ada satu rezeki lagu yang belum aku berikan padamu. tadi saat mengambil obat aku dan nein menemukan dompet di parkiran, saat kami bertemu pemiliknya dia memberikan dompet ini. dan setelah aku bongkar ternyata selain uang di dalamnya juga ada kartu beasiswa."
arqan menunjukkan kartu beasiswa itu ke rachel. tertulis 'beasiswa kampus merdeka' dengan nama kampus STIMC (sekolah tinggi ilmu menulis cerita). kampus itu berada di kalimantan selatan. dibelakang kartu tertulis beasiswa ini berlaku mulai tahun depan. siapapun yang mempunyai wajib mendaftarkan diri 6 bulan sebelum masuk kuliah.
biaya spp dan lain-lain ditanggung pemerintah, termasuk biaya baju dan atribut lainnya. mahasiswa hanya perlu memberi buku dan pulpen.
arqan menyerahkan kartu beasiswa itu ke rachel.
"kalau kau tertarik ikutilah tahun depan. kalau ada waktu mampirlah kesini. insya allah aku ada di rumah setiap jam 12 siang." arqan bicara seolah olah itu saat terakhir mereka bertemu.
rachel tersentuh dengan kata-kata arqan. "jangan khawatir arqan, aku tidak akan pindah kok. walaupun tempat ini agak menyeramkan aku senang tinggal disini."
arqan tidak mengerti apa yang dipikirkan rachel, padahal dia terlibat masalah dua kali sejak pindah ke rumah susun itu.
"anggap saja aku sedang tidak beruntung waktu itu. tapi seperti kata pepatah 'habis gelap terbitlah terang'. aku senang mendapat keberuntungan bertubi tubi setelah diuji oleh yang maha kuasa." rachel tersenyum manis. saking manisnya sampai membuat arqan meleleh. wajah arqan pun menjadi hellboy lagi.
"hhahahaha... kau tersipu tuh.. " tunjuk rachel ke wajah arqan.
"hentikan! ayo mulai bekerja lagi, aku butuh bantuanmu menyelesaikan turret baruku."
rachel mengikuti arqan di belakang. rachel masih memikirkan bagaimana cara memberitahu kedua orang tuanya. kalau dia kasih tahu secara gamblang orangtuanya akan mengambil semua uangnya. rachel memikirkan sebuah siasat agar orang tuanya tidak mengambil semua hartanya, yaitu dengan pembagian 50:50.
"arqan," rachel menarik tangan arqan. rachel bertanya apa yang akan dilakukan arqan dengan uangnya. pertama rachel meminta pendapat arqan tentang rencana masa depannya.
"rencananya aku mau kasih 1 miliar ke orang tuaku di kampung biar mereka bisa pakai buat modal usaha. tapi gak semuanya juga dipakai untuk usaha bapak ibuku juga bisa menikmati uangnya untuk diri mereka sendiri. nah, menurutmu salahkah kalau aku menyimpan satu miliar sisanya untukku sendiri?" rachel menunggu jawaban arqan.
"aku ngerti, kau mau merahasiakan satu miliar itu kan. kalau menurutku itu salah. kenapa salah? karena bapak dan ibumu pasti tidak akan semerta merta mengambil satu miliar itu. mereka pasti akan membaginya dengan adil misal 30%. tapi jumlah itu bisa berubah tergantung pribadi orang tuamu. terserah kau saja rachel, berikan saja 1 miliar itu kepada orang tuamu. aku yakin mereka akan senang mendengarnya."
rachel menerima nasihat arqan. rachel terus mengangguk selama arqan bicara.
"ku boleh memberitahu semua hal yang terjadi, kecuali perihal Nein. jangan sampai ada orang lain yang tahu nein kucing pembawa keberuntungan. bisa saja orang-orang akan mengincarnya dan menyakitinya." ucap arqan.
"Nein ya... nein memang kucing yang pintar. dia pernah memijat dadaku saat aku sedang kelelahan." tutur rachel.
arqan membayangkan nein memijat rachel. arqan benci imajinasinya yang kotor. arqan memutar kunci rumahnya, terlihat rumah arqan sangat kotor dan berantakan. "ini noda kue coklatnya marry. dia menjatuhkannya kue nya gara-gara..."
arqan malu memberitahu rachel kalau di rumahnya ada kecoa. arqan mencoba mengalihkan perhatian rachel dengan cara mengajaknya main pukul poin.
"enggak jadi bikin turret?" tanya rachel.
"Gimana mau bikin kalau tempatnya berantakan kaya gini, nanti aja deh."
rachel bergegas mengambil sapu lalu mulai membersihkan remah remah roti yang berhamburan di lantai. "biar saya bersihkan bos," rachel menyapu ke serok. "btw remah roti sebanyak ini kok enggak diserbu semut?"
"aku pakai semprotan anti serangga. kalau kau tidak masalah jadi art... bersihkan yang rajin ya, aku mau ke bawah supaya tidak mengganggumu. wa aku kalau sudah selesai." sembari menunggu rachel, arqan memutuskan untuk memainkan arcade game nya.
rachel bekerja dengan semangat. dia menyapu lantai, mengelap debu di barang-barang, merapikan sepatu yang berhamburan, mengelap jendela, dan lain-lain. bahkan merapikan kamar tidur arqan yang kebetulan tidak terkunci. disana rachel sempat melihat beberapa piala lomba sains teknologi yang dimenangkan arqan sewaktu smp. total ada 17 buah, semuanya tertata rapi di dalam lemari kaca.
rachel memberitahu arqan kalau rumahnya sudah bersih. arqan pun menyimpan progres permainannya lalu kembali ke rumah. alangkah terkejutnya arqan melihat rak sepatunya kini tersusun rapi. tidak hanya itu piring piring kotor juga dicuci. dan ranjang yang sengaja dia berantakan kini tersusun rapi. arqan juga menemukan sebuah lolipop di atas meja belajarnya.
"bagaimana kerjaku, memuaskan tidak?" tanya rachel sembari mengedipkan mata.
"bagus, cekatan, aku sangat suka. tapi selanjutnya enggak perlu melakukan hal yang enggak ku suruh."
rachel hanya mengangguk saja saat diberi nasihat. arqan dan rachel memulai pembuatan turret berjalan. kalau di dalam mimpinya arqan hanya membuat turret sederhana dengan menggabungkan komponen inti robotnya dengan tripleks dan roda koper.
kali ini karena sudah memiliki uang yang banyak arqan tidak perlu hemat. bahan-bahan yang arqan pesan langsung datang di hari pemesanan.
saat si kurir datang arqan memberinya ongkos antar lebih dari seharusnya. "pantas datangnya cepet, ongkos antarnya banyak." kata rachel dalam hati.
rachel menghabiskan waktu seharian di rumah arqan. tidak hanya membantu arqan dalam pekerjaannya rachel juga membantu arqan mengerjakan pr kimianya. tidak terasa hubungan mereka berdua semakin dekat. rachel tidak lagi menganggap arqan sebagai bos nya, tetapi sudah seperti teman dekatnya.
di mata rachel arqan adalah laki-laki yang unik. dia dianugerahi wajah yang tampan alias good looking, dan sekarang dia juga good rekening. meskipun begitu arqan tidak memiliki sifat fakboy yang menjijikkan. ia bahkan tersipu malu saat rachel memegang tangannya. menurut rachel laki-laki seperti arqan ini layak untuk diperjuangkan.
"anu... arqan, anu... kamu sudah punya... pacar belum...?"
"kenapa memangnya, kau mau jadi pacarnya?" tanya arqan dengan maksud bercanda.
"kalau kau cowok baik-baik sih aku mau-mau saja." jawab rachel singkat.
arqan diam membeku. dia tidak yakin bisa menjaga sebuah hubungan. walaupun sejak dulu dia bermimpi demikian. arqan merasa tidak bisa membagi waktunya untuk hobi dan pacar. arqan merasa akan mengecewakan rachel jika mereka pacaran nanti.
"aku gak yakin bisa membina hubungan kaya gitu. apalagi aku masih menomorduakan hobi ketimbangga yang lain." ungkap arqan ke rachel.
"apa nomor satunya?" tanya rachel.
"sholat, ngaji, dan lain-lain."
"ohh... "
"jadi kau mau pacaran denganku atau enggak?"
"kayanya enggak dulu deh chel. gue pengen fokus berkarya dulu. entar kalo udah lulus smk gua bakal balik lagi ke topik ini." jawab arqan. karena salting arqan salah pegang dan tangannya kesetrum listrik di besi colokan.
kejadian itu meninggalkan bekas luka bakar di jari telunjuk arqan. arqan bingung mengapa tangannya mudah sekali terluka. sementara rachel langsung menjulurkan lidahnya lalu menarik tangan arqan.
"duhh, ini sus banget... " arqan menutupi muka hellboy nya dengan buku.
rachel memasang plester luka ke jari arqan. "sudah selesai. lain kali jangan melamun pas kerja. apa kau mulai mengantuk? kalau ngantuk mending tidur."
jam menunjukkan pukul 5 sore.arqan menolak tidur di jam segitu.
"harinya sejuk banget kek nya mau hujan deh."
"baguslah. aku benci cuaca panas." ungkap arqan.
"mumpung cuacanya nyaman untukmu, gimana kalau kita jalan jalan ke taman? biasanya kita bisa mencium aroma hujan di cuaca seperti ini." ajak rachel.
"aroma hujan?" arqan tertarik dengan ajakan rachel. mereka pun berangkat ke taman dengan berjalan kaki. tidak lupa membawa payung.
di tengah jalan arqan dan rachel bertemu dengan sirkel anak sekolah lain. sontak arqan menarik tangan rachel dan membatalkan pergi ke taman. "kenapa tiba ingin pulang? kita bahkan belum 5 menit disini?" tanya rachel penasaran. arqan tidak menjawab dan terus menarik tangannya.
rachel menarik tangan arqan. rachel pun melihat wajah arqan yang penuh ketakutan. arqan menunjuk dengan hati-hati ke arah anak-anak sma yang duduk di kursi panjang taman.
"mereka adalah anak-anak sma jeruk parut. mereka itu brutal, terus juga suka tawuran. kalau anak yang populer sepertiku bertemu dengan mereka gak ada yang tahu apa yang akan terjadi?" arqan menjelaskan alasan ketakutannya. rachel pun segera menarik tangan arqan lalu bersembunyi di semak semak. terlihat anak-anak sma jeruk parut lewat beberapa detik kemudian.
"fyuh," arqan menghela nafas lega. rachel tampak kesal. bukan kesal pada arqan tetapi pada para pelajar anarkis tadi. "kenapa orang-orang kaya gitu gak ditangkap aja sih...!!" teriak rachel. "menyebar teror di masyarakat...! bikin orang jadi gak berani ke tempat umum...! tawuran, terus bikin rusuh di masyarakat. kenapa gak ditangkap...!!!" rachel mengeluarkan semua kekesalannya. arqan menutup mulut rachel dengan lolipop yang rachel taruh di kamar arqan.
"udah, udah, gak perlu selebay itu, orang juga sudah pergi kok." arqan mengusap dada rachel dari jarak jauh untuk meredakan amarah rachel. kalau menyentuh langsung bisa jadi pelecehan.
"kayanya bentar lagi turun hujan. yuk kita ke mc donald." ajak arqan.
rachel mengecek kapasitas perutnya. tadi dia baru saja menghabiskan selusin donat, kalau makan lagi rachel merasa akan kenyang sampai malam. tapi tidak enak kalau menolak ajakan arqan, "oke deh, pesan setengah porsi bisa gak ya?"
arqan tertawa mendengar ucapan rachel. mereka pun makan di mc donald. sepertinya yang telah diprediksi, hujan turun dengan lebatnya. payung tidak akan bisa melindungi mereka dari hujan yang sebesar ini.
rachel makan dengan lahap. dia memesan tiga menu sekaligus begitu pula dengan arqan. "alhamdulillah, makasih ya allah. gak nyangka gue bisa makan enak kaya gini." ucap arqan penuh sukacita.
"aku juga pertama kali makan bak sultan begini. kalau marry mungkin sudah sering ya, hahahaa..."
arqan mengambil daging yang nyempil dengan tusuk gigi, lalu lanjut makan. "ngomong-ngomong aku baru beli Switch, apa kau tahu cara menambah game nya?" rachel berharap menunjukkan Switch barunya. rachel sengaja membawa barang itu untuk dipamerkan ke arqan.
"bisa. tapi kalau menambah sendiri itu ilegal. mending kau beli game nya supaya berkah dan halal." saran arqan.
rachel kecewa, ia lanjut makan sambil main memainkan Switch. sementara arqan masih penasaran dengan pria bernama lauroe yang kemarin menyelesaikan game nya. secret ending super sulit yang dia buat ditemukan dalam waktu 5 jam. arqan menganggap prestasi lauroe sebagai sebuah penghinaann untuknya.
untuk itu arqan bertekad mencari pria itu. orang tua marry pasti punya nomor teleponnya.
hujan baru berhenti setelah maghrib. arqan buru-buru pulang ke rumahnya. arqan mengambil minuman rasa jeruk dari dalam kulkas lalu lanjut pup ke wc.
setelah buang air besar arqan menelepon marry.
[ maaf, nomor anda yang anda hubungi tidak aktif ]
ternyata marry mengganti nomornya. akibatnya arqan harus menemuinya di sekolah besok. arqan sangat benci pergi ke sekolah karena dia begitu populer di kalangan siswi. walau tidak semuanya menyukai arqan, tapi kalau siswi yang menyukainya dikumpulkan di lapangan maka mereka bisa menutupi sepertiga lapangan tersebut.
arqan menelepon teman sekelasnya yang dekat dengan marry. namun dia juga tidak tahu nomor baru marry. merasa lelah arqan pun memutuskan untuk mengurus masalah itu nanti.
- di rumah rachel -
rachel membelikan selusin whiskas untuk nein. daripada menghamburkan uang untuk yang tidak berfaedah lebih memanjakan kucing kesayangan. "oh ya, arqan menyebutmu kucing pembawa keberuntungan. apa aku harus memanggilmu seperti itu juga?"
Nein menyantap makan malamnya dengan lahap. rachel tidak ingin mengganggunya. rachel segera beranjak ke tempat tidur, lalu memasang headset. rachel menyetel film korea yang ia download di hpnya. menikmati tontonan itu rachel pun tertidur di pertengahan film.
malam yang tenang menjadi berkah tersendiri bagi mereka yang lelah menjalani hari.
***
- alarm hp rachel berbunyi -
rachel melihat jam dinding yang tertempel di kamarnya. rachel kaget melihat jarum pendek jam menunjuk ke angka 10. dia kesiangan. rachel pun buru-buru mandi dan bersiap ke tempat arqan. sesampainya di rumah arqan, rachel menemukan sepucuk surat yang tertempel di pintu.
surat itu ditujukan untuk rachel. surat itu berisi pesan dari arqan yang menyuruh rachel untuk libur bekerja dan jangan mencarinya. katanya arqan sedang mengurus bisnis yang sangat penting di sekolahnya.
...........................................................................
Jangan lupa like, komen, dan favoritkan novel ini biar author cepat naik level ke gold 😁 sekalian follow author juga ya. Janji gak bakal rugi deh,
dah lama pengen crazy update tapi belum kesampaian 😂
...........................................................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments