Mulai Mengerti Situasi

Raka Hibatullah Dirgantara, adalah anak Samudra dan Bulan yang berusia kurang dari 1 bulan.

Kini, kondisi Raka sudah lumayan membaik. Akan tetapi, dia masih harus memperlukan perawatan selama 1 bulan untuk memastikan kondisinya supaya benar-benar stabil.

Berat badan Raka pun sudah mulai naik menjadi 3 kilo, sehingga keadaannya mulai membaik. Hanya tinggal pemulihan saja, jika semuanya sudah terpenuhi maka dokter bisa memperbolehkan Raka pulang kembali bersama keluarganya.

...*...

...*...

1 bulan berlalu, Raka sudah pulang dari rumah sakit berkumpul dengan kedua orang tuanya dan juga Neneknya.

Rasanya mereka bahagia sekali bisa bermain setiap saat bersama Raka, akan tetapi Bulan masih belum begitu bisa menerima kenyataan kalau dia saat ini sudah menjadi seorang Ibu.

Ya, walau terkadang Bulan menangis seorang diri ketika bersama Raka yang ada di dalam dekapannya.

Namun, jika bersama yang lain Bulan malah merasa minder kalau dia tidak bisa menjadi Ibu yang sempurna buat Raka.

Disinilah tingkah Bulan mulai terlihat layaknya seorang Ibu yang mengalami Baby Blues.

Baby Blues adalah suatu kekhawatiran yang di derita pada seorang Ibu yang baru saja melahirkan, dia akan selalu merasa sedih, murung dan juga gelisah dengan berbagai faktor. Salah satunya yang saat ini Bulan rasanya.

Dia seperti belum bisa memberikan yang terbaik untuk sang anak, karena menurutnya melahirkan anak dengan cara sesar merupakan sesuatu yang salah bagi Bulan. Dengan begitu Bulan belum bisa menjadi wanita yang sempurna.

Tepat di taman kecil samping rumah, Bulan sedang menjemur anaknya di temani oleh suaminya.

Awalnya Bulan selalu merasa risih saat melihat suaminya, cuman saat dia berusaha melawannya. Sampai akhirnya dia berhasil membuatnya kembali bisa berdekatan dengan Samudra.

Meski Bulan tidak banyak berbicara, setidaknya Samudra bisa berdekatan dengan anak dan istrinya saja sudah lebih dari cukup.

"Dek, kamu tahu enggak. Waktu itu aku sangat khawatir saat aku melihat hampir seluruh pakaianmu basah akibat air ketubanmu pecah. Aku kira kamu mengompol, akan tetapi Ibu mengatakan jika itu merupakan air yang berasa dari perutmu."

"Aku dan Ibu langsung membawamu ke rumah sakit, lalu dokter menyarankan agar aku menandatangani berkas yang nanti suster berikan. Isi dari surat tersebut adalah, pertanyaan bahwa aku harus menyetujui operasi sesar itu demi menyelamatkan kamu dan Raka."

"Pada saat itu, air ketubanmu pecah dan membuat Raka meminum air ketuban itu hingga wajahnya membiru dan ketika di keluarkan pun, Raka tidak menangis. Dokter khawatir serta bingung, siapa sangka. Masyaallah Raka bisa ada di tengah-tengah kebahagiaan kita."

"Aku tahu itu semua karena dokter menceritakan bagaimana perjuangannya untuk menolong kalian di dalam ruangan operasi. Setiap kali aku menemui Raka di rumah sakit, aku selalu berbincang-bincang tentang keadaan anak kita. Dari situlah aku tahu, jika apa yang aku ambil adalah keputusan yang tepat."

"Semua juga tidak lepas dari doa serta suport yang Ibumu berikan padaku, kalau aku harus bisa mengambil keputusan berdasarkan kebenaran dan juga isi hati. Bukan dengan napsu ataupun ego yang ada dipikiranku."

"Jadi, aku mau minta maaf, jika aku sudah mengingkari janji kita. Aku melakukan semua ini demi keselamatan kalian,"

"Andaikan sedikit saja aku terlambat untuk menandatangani berkas itu, aku pasti akan menyesal seumur hidup jika harus kehilangan salah satu dari kalian."

"Kalau pun saat ini kamu masih marah, kesel dan kecewa denganku. Tak masalah, aku gapapa. Insyaallah aku akan terima semuanya. Yang terpenting aku sudah lega karena aku--"

Degh!

Samudra mendapatkan perlakuan manis dari istrinya yang menyandar dipundaknya sambil menggendong Raka.

"Ma-maaf, Mas. Selama ini aku sudah selalu menyalahkan Mas, atas semuanya. Aku sadar kalau Mas melakukan semua itu demi aku dan Raka, maaf jika aku sudah egois hiks ...."

"Dari cerita yang Mas sampaikan aku bisa merasakan bagaimana dilemanya Mas ketika harus memilih antara janji atau keselamatan kami. Akan tetapi Mas rela mengikari janji itu, demi kita. Terima kasih, Mas. Terima kasih hiks ...."

Samudra tersenyum sambil memeluk istrinya dan juga mengusap sayang Raka. Dia terlihat begitu bahagia ketika Bulan sudah mulai mengerti situasi ketika Samudra memutuskan untuk Bulan melakukan operasi sesar.

Cuman, Bulan masih belum sepenuhnya menerima kenyataan bahwa dia belum bisa menjadi Ibu yang terbaik untuk anaknya.

Ditambah lagi beberapa hari kedepan mereka harus segera pindah ke rumah yang sudah Samudra beli, tepatnya di desa yang dulu pertama kali dia bertemu dengan Bulan dan melamarnya.

Disana Samudra sudah membeli lahan sawah dan juga rumah sederhana, selebihnya rumah mereka yang saat ini sudah di jual akibat untuk menebus biaya rumah sakit ketika Raka di rawat.

Padahal Om dan Tantenya mau membiayainya, cuman Samudra menolak itu semua karena dia mau berusaha sendiri, untuk tetap menghidupi keluarganya dengan usaha kerja kerasnya tanpa adanya rasa kasihan.

Setelah menyelesaikan masalah mereka, Samudra mulai perlahan untuk berbicara dari hati kehati untuk membuat istrinya mengerti.

"Dek, sebelumnya aku mau minta maaf. Untuk beberapa hari lagi kita harus sudah pindah dari rumah ini ke rumah baru kita di desa, aku sudah tidak punya pilihan lain. Maafkan aku, Dek. Maaf belum bisa menjadi suami sekaligus kepala rumah tangga yang baik. Sekali lagi maaf."

Samudra menatap istrinya dengan mata yang berkaca-kaca, dia tidak tega melihat wajah istrinya yang terlihat syok. Cuman Bulan berusaha menutupi kesedihannya saat melihat perjuangan suaminya yang selalu ingin membahagiakannya dengan caranya sendiri.

"Mas tidak perlu minta maaf, selagi kita bersama kita akan menjalaninya. Aku paham, meski berat aku akan coba itu semua. Semoga kehidupan kita bisa kembali lagi seperti saat ini." ucap Bulan, tersenyum.

"Aamin, Allahhumma aamin, Dek. Semoga saja ya Dek, aku akan terus berjuang demi kalian. Bismillah, semoga langkahku akan membawa rezeki yang luar biasa untuk kalian. Terima kasih, Sayang."

Samudra memeluk istrinya mencium keningnya, lalu melepaskannya dan mencium anaknya yang sedang tertidur pulas dibawah terik matahari pagi.

"Sama-sama, Mas. Ya sudah ayo kita masuk, matahari sudah semakin tinggi. Kasihan Raka, lagian juga udah lama kok berjemurnya. Sekarang kita masuk, aku mau sekalian menyiapkan air hangat untuk Raka," balas Bulan.

Dia langsung berdiri membuat suaminya ikut berdiri, Samudra pun mengangguk dan mengikuti istrinya masuk ke dalam rumah. Dimana Ibu Dara sudah menyiapkan masakan untuk mereka makan nanti.

Mereka pergi kearah kamarnya, Bulan meletakkan Raka diatas ranjang dan melepaskan semua pakaiannya sambil membangunkannya secara perlahan.

Samudra yang penasaran bagaimana cara memandikan anak kecil pun, membuatnya selalu ingin tahu apa yang istrinya lakukan.

Raka yang sudah mulai terbangun perlahan di perkenalkan air terlebih dahulu yang sudah Bulan siapkan.

Setelah itu, perlahan Bulan membawa Raka masuk ke dalam bak bayi sambil membasuhnya menggunakan tangan secara perlahan. Begitu juga Samudra dia memperhatikan lalu dia ikut menyabuni serta menyampokan Raka.

Selang beberapa menit selesai sudah, Samudra diajarkan bagaimana cara makaikan pakaian ke anaknya. Saat semuanya sudah rapi dan tampan tak henti-hentinya Samudra menciuni dan bermain dengan anaknya.

Sementara Bulan, dia pergi ke kamar mandi untuk membereskan perlengkapan mandi Raka yang masih berantakan.

Sebenarnya ada perasaan khawatir, takut dan juga sedih di dalam hati Bulan. Cuman mau bagaimana lagi, dia marah pun tidak akan bisa mengembalikan keadaan.

Jadi mau tidak mau untuk saat ini Bulan hanya bisa menuruti suami dan juga Ibunya sendiri, karena kalaupun dia debat itu tidak akan mempan. Ibarat kata 2 vs1 pasti akan berat rasanya, saat Ibunya malah membela menantunya sendiri dari pada anaknya.

...***Bersambung***...

Episodes
1 Pangeran Tampan
2 Melamar Dan Mempersunting
3 Melakukan Hijrah
4 Kesempurnaan
5 Jatuh Pingsan
6 Kekhawatiran Samudra
7 Kedatangan Malaikat Kecil
8 Ngidam Mie Goreng Tektek
9 Menebus Kesalahan
10 Menggiurkan
11 Gulung Tikar
12 Bingung
13 Tidak Mau Hidup Susah
14 Roda Kehidupan
15 Kedilemaan Hati Samudra
16 Bayi Prematur
17 Ujian Untuk Samudra
18 Janji Adalah Hutang
19 Raka Hibatullah Dirgantara
20 Mulai Mengerti Situasi
21 Pindah Ke Rumah Baru
22 Raka Sudah Mulai Pintar
23 Mau Sampai Kapan Sabar?
24 Dewasa Sebelum Umurnya
25 Pelgi Ke Lumah Allah
26 Bangga Dengan Jagoan Kecil
27 Jangan Lupa Bersyukur
28 Impi Buyuk
29 Di Tutuk Jadi Batu
30 Membawakan Bekal Ke Sawah
31 Bukti Cinta Anak Laki-laki
32 Penduduk Desa Tidak Sopan
33 Makanan Favorit Raka
34 Maafkan Ayah
35 Penyakit DBD
36 Harga Diri
37 Misi Tersembunyi
38 Meminta Izin
39 Iseng-iseng Berhadiah
40 Dzaky Fayyadh Radhitya
41 Laka mau itut
42 Membantah Perkataan
43 Kedatangan Tamu Spesial
44 Pembicaraan Serius
45 Siapa Samudra Sebenarnya
46 Oma Mandiin Opa
47 Trauma Indomie
48 Kemarahan Dzaky
49 Harapan dan Doa
50 Memiliki Perasaan Lain
51 Mall Central Plaza
52 Raka Menabrak Sesuatu
53 Makan Ayam Enyak
54 Jomblo Akut
55 Perjaka Tong-tong
56 Damage Istri Orang
57 Menantu Idaman
58 Kondisi Ibu Dara.
59 Rapuhnya Bulan
60 Kabar Buruk
61 Di Alam Bawah Sadar
62 Nasihat Samudra
63 Hadiah Terakhir Buat Nenek
64 Raka Dititipkan Bi Edoh
65 Sekolah TK Ceria Bersamaku
66 Sindiran Serta Gosip
67 Merasa Di Permalukan Oleh Bulan
68 Rahasia Istri Idaman Dzaky
69 Ingin Menjodohkan Dzaky
70 Perubahan Bulan
71 Pergi Ke Pasar Malam
72 Mengabadikan Momen Indah
73 Pergi Sama Simpanan?
74 Penjelasan Bulan Tentang Dzaky
75 Madu Suamiku
76 Dua-duanya sama!
77 Pergi Ke Restoran
78 Notif Pesan Dari Orang Misterius
79 Perasaan Raka Yang Tidak Enak
80 Perumpamaan
81 Hadiah Menyebalkan
82 Sikap Dingin Dzaky
83 Perlakukan Pekerja Layaknya Manusia
84 Memberikan Kode Keras
85 Kejujuran Bulan
86 Kekhawatiran Raka
87 Bertemu Ponakan Jefri
88 Pacaran Itu Apa, Tante?
89 Bunda Itu Kelja Apa Pacalan?
90 Nenek Lampir
91 Perasaan Bulan Yang Sensitif
92 Sosis Yang Mengenyangkan
93 Menolak Undangan Spesial
94 Memakai Pakaian Pemberian
95 Kejadian Mengejutkan
96 Penyakit Jantung?
97 Kamu Jahat, Mas. Jahat!
98 Laka Benci Bunda!
99 Hancurnya Hati Bulan
100 Bulan & Raka Kembali Baikan
101 Keadaan Samudra
102 Ketakutan Raka Pada Orang Tuanya
103 Terkabulnya Doa Raka
104 Saran Dari Asisten Dzaky
105 Sayembara
106 Dodol Hati
107 Bunda Sudah Bangun?
108 Sebagai Obat Untuk Bulan
109 Panggil Raka, Kakak
110 PEMENANG GIVE A WAY
111 Harapan Bulan
112 Menemui Samudra
113 Kakak Mau Lihat Ayah!
114 Kondisi Tentang Keadaan Samudra
115 Keajaiban Luar Biasa
116 Tersadar
117 Kesehatan Samudra
118 Menyambut Keluarga Kecil Samudra
119 Dibalik Alasan Keluarga Samudra
120 Demi Uang
121 Penyesalan Sabrina
122 Mendatangi Pemakaman
123 Orang Di balik Pendonor Hati Samudra
124 Kebahagiaan Dzaky Di Sisa Hidupnya
125 Janji Samudra Pada Mendiang Dzaky
126 Menantikan Kelahiran Anak Ke-2
127 Kelahiran Baby Girl
128 TAMAT
129 NOVEL AUTHOR JUDUL : MBAK SAYUR KESAYANGAN PRESDIR
130 Buku Terbaru Kuda Poni
131 Novel Baru Gadis Tengil, Istri Ketiga Tuan Arogan
132 KERINDUAN AUTHOR
133 NOVEL BARU : GAIRAH CINTA PAK DUDA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Pangeran Tampan
2
Melamar Dan Mempersunting
3
Melakukan Hijrah
4
Kesempurnaan
5
Jatuh Pingsan
6
Kekhawatiran Samudra
7
Kedatangan Malaikat Kecil
8
Ngidam Mie Goreng Tektek
9
Menebus Kesalahan
10
Menggiurkan
11
Gulung Tikar
12
Bingung
13
Tidak Mau Hidup Susah
14
Roda Kehidupan
15
Kedilemaan Hati Samudra
16
Bayi Prematur
17
Ujian Untuk Samudra
18
Janji Adalah Hutang
19
Raka Hibatullah Dirgantara
20
Mulai Mengerti Situasi
21
Pindah Ke Rumah Baru
22
Raka Sudah Mulai Pintar
23
Mau Sampai Kapan Sabar?
24
Dewasa Sebelum Umurnya
25
Pelgi Ke Lumah Allah
26
Bangga Dengan Jagoan Kecil
27
Jangan Lupa Bersyukur
28
Impi Buyuk
29
Di Tutuk Jadi Batu
30
Membawakan Bekal Ke Sawah
31
Bukti Cinta Anak Laki-laki
32
Penduduk Desa Tidak Sopan
33
Makanan Favorit Raka
34
Maafkan Ayah
35
Penyakit DBD
36
Harga Diri
37
Misi Tersembunyi
38
Meminta Izin
39
Iseng-iseng Berhadiah
40
Dzaky Fayyadh Radhitya
41
Laka mau itut
42
Membantah Perkataan
43
Kedatangan Tamu Spesial
44
Pembicaraan Serius
45
Siapa Samudra Sebenarnya
46
Oma Mandiin Opa
47
Trauma Indomie
48
Kemarahan Dzaky
49
Harapan dan Doa
50
Memiliki Perasaan Lain
51
Mall Central Plaza
52
Raka Menabrak Sesuatu
53
Makan Ayam Enyak
54
Jomblo Akut
55
Perjaka Tong-tong
56
Damage Istri Orang
57
Menantu Idaman
58
Kondisi Ibu Dara.
59
Rapuhnya Bulan
60
Kabar Buruk
61
Di Alam Bawah Sadar
62
Nasihat Samudra
63
Hadiah Terakhir Buat Nenek
64
Raka Dititipkan Bi Edoh
65
Sekolah TK Ceria Bersamaku
66
Sindiran Serta Gosip
67
Merasa Di Permalukan Oleh Bulan
68
Rahasia Istri Idaman Dzaky
69
Ingin Menjodohkan Dzaky
70
Perubahan Bulan
71
Pergi Ke Pasar Malam
72
Mengabadikan Momen Indah
73
Pergi Sama Simpanan?
74
Penjelasan Bulan Tentang Dzaky
75
Madu Suamiku
76
Dua-duanya sama!
77
Pergi Ke Restoran
78
Notif Pesan Dari Orang Misterius
79
Perasaan Raka Yang Tidak Enak
80
Perumpamaan
81
Hadiah Menyebalkan
82
Sikap Dingin Dzaky
83
Perlakukan Pekerja Layaknya Manusia
84
Memberikan Kode Keras
85
Kejujuran Bulan
86
Kekhawatiran Raka
87
Bertemu Ponakan Jefri
88
Pacaran Itu Apa, Tante?
89
Bunda Itu Kelja Apa Pacalan?
90
Nenek Lampir
91
Perasaan Bulan Yang Sensitif
92
Sosis Yang Mengenyangkan
93
Menolak Undangan Spesial
94
Memakai Pakaian Pemberian
95
Kejadian Mengejutkan
96
Penyakit Jantung?
97
Kamu Jahat, Mas. Jahat!
98
Laka Benci Bunda!
99
Hancurnya Hati Bulan
100
Bulan & Raka Kembali Baikan
101
Keadaan Samudra
102
Ketakutan Raka Pada Orang Tuanya
103
Terkabulnya Doa Raka
104
Saran Dari Asisten Dzaky
105
Sayembara
106
Dodol Hati
107
Bunda Sudah Bangun?
108
Sebagai Obat Untuk Bulan
109
Panggil Raka, Kakak
110
PEMENANG GIVE A WAY
111
Harapan Bulan
112
Menemui Samudra
113
Kakak Mau Lihat Ayah!
114
Kondisi Tentang Keadaan Samudra
115
Keajaiban Luar Biasa
116
Tersadar
117
Kesehatan Samudra
118
Menyambut Keluarga Kecil Samudra
119
Dibalik Alasan Keluarga Samudra
120
Demi Uang
121
Penyesalan Sabrina
122
Mendatangi Pemakaman
123
Orang Di balik Pendonor Hati Samudra
124
Kebahagiaan Dzaky Di Sisa Hidupnya
125
Janji Samudra Pada Mendiang Dzaky
126
Menantikan Kelahiran Anak Ke-2
127
Kelahiran Baby Girl
128
TAMAT
129
NOVEL AUTHOR JUDUL : MBAK SAYUR KESAYANGAN PRESDIR
130
Buku Terbaru Kuda Poni
131
Novel Baru Gadis Tengil, Istri Ketiga Tuan Arogan
132
KERINDUAN AUTHOR
133
NOVEL BARU : GAIRAH CINTA PAK DUDA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!