Kedilemaan Hati Samudra

Ibu Dara menangis melihat anaknya kesakitan seperti ini, dia tidak percaya kalau Bulan akan melahirkan karena usia kandungannya saja baru memasuki usia 7 bulan. Yang seharusnya 2 bulan lagi dia harus melahirkan, cuman melihat kondisi Bulan yang seperti ini membuat mereka menjadi panik.

Namun, ada satu kejadian yang membuat mereka terkejut bukan main. Sampai akhirnya wajah mereka terlihat semakin panik.

"Ceritanya panjang, Bu. Nanti akan Samudra ceritakan semuanya, sekarang kita bawa Bulan ke rumah sakit karena aku tidak mau terjadi sesuatu pada anak dan istriku!" tegas Samudra.

Ketika Samudra ingin menggendong istrinya di dalam dekapannya, tiba-tiba dia merasakan sesuatu yang berasal dari tubuh Bulan.

"Bu-bu, i-ini air apa? Ke-kenapa berasal dari Bulan? A-apakah dia ngompol? Ta-tapi, i-ini tidak bau pesing!" ucap Samudra, bingung.

Ibu Dara yang melihat kasur serta pakaian Bulan basah kuyub, membuatnya langsung memekik keras.

"Astagfirullah'allazim, Nak Sam. I-itu a-air---"

"Air apa, Bu? Ibu jangan bikin Samudra khawatir, katakan ini air apa, Bu!"

"I-itu air ketuban, Nak. A-ayo cepat kita bawa Bulan ke rumah sakit, sebelum anak yang ada di dalam perutnya meminum air tersebut. Jika itu terjadi akan berakibal fatal, sang bayi bisa keracunan dan menyebabkan kema*tian!"

Degh!

Perkataan Ibu Dara berhasil membuat gejolak perasaan ketakutan mulai menyelimuti hati Samudra.

Dia benar-benar tidak mengerti harus bagaimana lagi, jika sampai itu terjadi. Maka, Samudra akan menyalahkan dirinya sendiri kalau mereka harus kehilangan anak pertamanya.

"Ya Allah, Nak. Kamu kenapa melamun, ayo cepat bawa istrimu, memangnya dengan kamu melamun anak serta istrimu bisa tertolong? Tidak, Nak. Tidak! Kamu harus secepat mungkin memberikan pertolongan pada mereka, sebelum kamu menyesalin semuanya!"

Untuk yang pertama kali, Ibu Dara terlihat marah karena menantunya hanya terdiam. Ya memang, Ibu Dara melihat adanya kekhawatiran terbesar yang Samudra rasakan.

Cuman, jika dia terdiam sama saja dia seperti menyia-nyiakan waktu. Karena waktu itu akan semakin berputar dan anak yang berada di dalam kandungan tidak bisa bertahan lama.

Apa lagi kalau sampai anak tersebut meminum air ketuban Ibunya sendiri, dalam jumlah kadar air yang banyak. Itu bisa menyebabkan keracunan.

Saat Samudra sudah tersadar, dia segera memeluk istrinya lalu berlari diikuti oleh Ibu Dara keluar dari rumah. Tak lupa segera menguncinya, lalu duduk di belakang sambil menjaga anaknya.

Tanpa berlama-lama Samudra langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan super, bagaikan seorang pembalap.

Begini seseorang, jika keadaannya dilanda oleh kekhawatir serta sangat urgent. Pasti orang biasa pun akan berubah menjadi pembalap, saat membawa kendaraannya untuk sampai di tempat tujuan dengan cepat.

...*...

...*...

15 menit mereka sampai, dimana Samudra membawa mobilnya dalam keadaan gila. Bahkan Ibu Dara pun sampai ketakutan hingga gemetar, ketika menyaksikan menantunya seperti seorang pembalap handal.

Mobil Samudra menyalip beberapa kendaraan laonnya, bahkan nyaris hampir saja tabrakan serta bersenggolan. Akan tetapi mereka selamat, semua karena Samudra sangat lihai memainkan setirnya.

Sesampainya di sana mereka segera membawa Bulan ke ruangan persalinnya, yang mana air ketubannya semakin banyak yang keluar.

Jadi jalan satu-satunya, dokter menyarankan untuk Bulan melakukan operasi sesar demi menyelamatkan mereka berdua.

"Tuan, ini adalah dokumen yang harus di tanda tangani oleh pihak keluarga selaku suami dari Nyonya Bulan. Jika Tuan menanda tanganinya kami bisa segera melakukan tindakan, tetapi jika tidak. Maka kami tidak bisa melakukan apapun terhadap Nyonya Bulan."

Tangan Samudra bergetar ketika menerima map berwarna kuning terang. Rasanya berat sekali untuk menandatangai berkas tersebut.

Bayang-bayang akan ucapan Bulan terus terngiang-ngiang di dalam ingatan Samudra, membuat air matanya terjatuh membasahi surat yang saat ini sedang dia baca di dalam hatinya.

"Mas, nanti doakan Bulan ya. Semoga Bulan lahiran secara normal, karena Bulan mau merasakan sebagai seorang Ibu yang benar-benar merasakan sakitnya perjuangan untuk melahirkan anak kita."

"Cuman, Bulan minta sama Mas. Kalau nanti ada apa-apa sama Bulan, Mas harus selalu ada di samping Bulan. Dan jangan mengizinkan Bulan untuk melakulan sesar, Bulan tidak mau!"

"Apapun keadaannya, sesulit apa masalah yang Bulan hadapi ketika melahirkan buah hati kita. Bukan akan tetap berjuang, melahirkannya secara sesar!"

"Karena seorang wanita yang akan benar-benar menjadi seorang Ibu, ialah seorang wanita yang melahirkan anaknya ke dunia ini dengan cara normal. Sehingga kita bisa merasakan betapa indahnya perjuangan itu!"

"Bahkan setiap bulir keringat yang berhasil menetes ketika seorang wanita melahirkan, itu sama halnya sebagai peluntur dosa. Bulan bisa tahu semua ini dari video-video yang menjelaskan betapa nikmatnya melahirkan secara normal."

Semua perkataan itu, terngiang-ngiang di dalam ingatan Samudra. Pulpen yang sudah di genggam terus bergerak akibat tangannya yang bergemetar cukup hebat.

Ceklek!

Suara pulpen yang sudah Samudra pencet, Ibu Dara melihat keraguan yang amat mendalam dari menantunya langsung menanyakan apa yang terjadi padanya.

"Astagfirullah'allazim, Nak Sam. Apa yang ada dipikiranmu saat ini, ayo cepat tanda tangani itu semua supaya istri serta anakmu bisa segera di selamatkan. Jangan buang-buang waktu, atau kamu akan menyesalinnya seumur hidupmu!"

Samudra menoleh menatap mertuanya dengan tatapan sangat menyedihkan, mata memerah menahan sesuatu, bulir air terus mengalir, serta sudut pandang penuh akan kebingungan.

"Ada apa, Nak? Kenapa diam? Apa yang membuatmu berat dengan semua ini, katakan sama Ibu. Ibu akan membantumu mencarikan jalan keluar, tetapi selamatkan anak serta istrimu lebih dulu, Nak. Ayo, kamu pasti bisa, Nak. Ini demi anak kalian hiks ...."

Ibu Dara menangis sesegukan melihat menantunya yang begitu bimbang akan pilihannya. Padahal semua itu hanya tinggal menandatanganinya dan urusan selesai.

Namun, ini terasa begitu berat bagi Samudra. Hingga perlahan dia mulai menceritakan permintaan istrinya yang sedikit terkesan konyol, tetapi memang banyak sebagaian wanita yang menginginkan itu semua.

Hanya saja, semua kembali ke kesehatan masing-masing. Apakah tubuh, serta mentalnya sudah kuat untuk melakukan persalinan secara normal? Ataukah harus melakukan persalinan secara sesar?

Dari sini Ibu Dara paham, kedilemaan Samudra yang memberatkannya untuk mengambil langkah. Semua karena Bulan yang melarangnya, serta memintanya untuk menjadi seorang Ibu seutuhnya melalui persalinan normal.

"Nak, dengarkan Ibu ya. Ini keadaan darurat, kamu lebih memilih permintaan istrimu yang konyol itu. Lantas kamu kehilangan semuanya. Atau kamu mengambil tindakan sesuai hati nuranimu, dimana semua orang yang kamu sayang bisa selamat tanpa kekurangan satu apapun!"

Nasihat yang mertuanya berikan membuat Samudra mengerti, yang saat ini terpenting bukanlah masalah permintaan istrinya. Melainkan nyawa, jadi dengan mengucapkan Bismillah, Samudra mulai menandatangainya.

Telihat jelas tangan Samudra bergetar, ketika mencoretkan tinta hitam ke atas matrai sebagai bentuk persetujuannya. Bram berusaha keras untuk bisa melawan egonya sendiri demi sang buah hati serta istrinya.

Sang suster segera mengurus semua keperluan Bulan, karena dia sudah mendapatkan izin dari suaminya agar sang dokter segera melakukan tindakan.

Sementara Samudra dia berjongkok sambil mencekram rambut dan kepalanya yang terasa pusing.

Beberapa kali dia meminta maaf pada istrinya karena sudah mengikari janjinya sendiri, sedangkan mertuanya yang melihat menantunya selalu menyalahkan diri langsung mencoba untuk menenangkannya.

"Nak, percayalah. Apa yang kamu lakukan hari ini sudah benar, masalah itu kita pikirkan nanti. Kita fokus dengan keselamatan istri serta anakmu dulu, pahamkan apa yang Ibu maksud?"

Samudra mendongak ke atas menatap mertuanya dan menganggukan kepalanya, lalu dia mulai berdiri serta meminta izin pada mertuanya untuk pergi ke masjid karena waktu sudah mau memasuki Ashar. Dimana mereka akan secara bergantian melakukan ibadah sambil berjaga di dekat ruangan operasi.

...***Bersambung***...

Terpopuler

Comments

Lyeend

Lyeend

Bodohnya Samudra...lebih ingatkan perkataan isterinya yg lepas sedangkan nyawa anak n isterinya dlm bahaya

2023-04-08

2

🍌 ᷢ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 ~ Ꮢнιєz ~

🍌 ᷢ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 ~ Ꮢнιєz ~

semoga bulan n baby nya selamat n baik2 saja, tdk kurang satu apa pun, Aamiin

2023-04-08

1

lihat semua
Episodes
1 Pangeran Tampan
2 Melamar Dan Mempersunting
3 Melakukan Hijrah
4 Kesempurnaan
5 Jatuh Pingsan
6 Kekhawatiran Samudra
7 Kedatangan Malaikat Kecil
8 Ngidam Mie Goreng Tektek
9 Menebus Kesalahan
10 Menggiurkan
11 Gulung Tikar
12 Bingung
13 Tidak Mau Hidup Susah
14 Roda Kehidupan
15 Kedilemaan Hati Samudra
16 Bayi Prematur
17 Ujian Untuk Samudra
18 Janji Adalah Hutang
19 Raka Hibatullah Dirgantara
20 Mulai Mengerti Situasi
21 Pindah Ke Rumah Baru
22 Raka Sudah Mulai Pintar
23 Mau Sampai Kapan Sabar?
24 Dewasa Sebelum Umurnya
25 Pelgi Ke Lumah Allah
26 Bangga Dengan Jagoan Kecil
27 Jangan Lupa Bersyukur
28 Impi Buyuk
29 Di Tutuk Jadi Batu
30 Membawakan Bekal Ke Sawah
31 Bukti Cinta Anak Laki-laki
32 Penduduk Desa Tidak Sopan
33 Makanan Favorit Raka
34 Maafkan Ayah
35 Penyakit DBD
36 Harga Diri
37 Misi Tersembunyi
38 Meminta Izin
39 Iseng-iseng Berhadiah
40 Dzaky Fayyadh Radhitya
41 Laka mau itut
42 Membantah Perkataan
43 Kedatangan Tamu Spesial
44 Pembicaraan Serius
45 Siapa Samudra Sebenarnya
46 Oma Mandiin Opa
47 Trauma Indomie
48 Kemarahan Dzaky
49 Harapan dan Doa
50 Memiliki Perasaan Lain
51 Mall Central Plaza
52 Raka Menabrak Sesuatu
53 Makan Ayam Enyak
54 Jomblo Akut
55 Perjaka Tong-tong
56 Damage Istri Orang
57 Menantu Idaman
58 Kondisi Ibu Dara.
59 Rapuhnya Bulan
60 Kabar Buruk
61 Di Alam Bawah Sadar
62 Nasihat Samudra
63 Hadiah Terakhir Buat Nenek
64 Raka Dititipkan Bi Edoh
65 Sekolah TK Ceria Bersamaku
66 Sindiran Serta Gosip
67 Merasa Di Permalukan Oleh Bulan
68 Rahasia Istri Idaman Dzaky
69 Ingin Menjodohkan Dzaky
70 Perubahan Bulan
71 Pergi Ke Pasar Malam
72 Mengabadikan Momen Indah
73 Pergi Sama Simpanan?
74 Penjelasan Bulan Tentang Dzaky
75 Madu Suamiku
76 Dua-duanya sama!
77 Pergi Ke Restoran
78 Notif Pesan Dari Orang Misterius
79 Perasaan Raka Yang Tidak Enak
80 Perumpamaan
81 Hadiah Menyebalkan
82 Sikap Dingin Dzaky
83 Perlakukan Pekerja Layaknya Manusia
84 Memberikan Kode Keras
85 Kejujuran Bulan
86 Kekhawatiran Raka
87 Bertemu Ponakan Jefri
88 Pacaran Itu Apa, Tante?
89 Bunda Itu Kelja Apa Pacalan?
90 Nenek Lampir
91 Perasaan Bulan Yang Sensitif
92 Sosis Yang Mengenyangkan
93 Menolak Undangan Spesial
94 Memakai Pakaian Pemberian
95 Kejadian Mengejutkan
96 Penyakit Jantung?
97 Kamu Jahat, Mas. Jahat!
98 Laka Benci Bunda!
99 Hancurnya Hati Bulan
100 Bulan & Raka Kembali Baikan
101 Keadaan Samudra
102 Ketakutan Raka Pada Orang Tuanya
103 Terkabulnya Doa Raka
104 Saran Dari Asisten Dzaky
105 Sayembara
106 Dodol Hati
107 Bunda Sudah Bangun?
108 Sebagai Obat Untuk Bulan
109 Panggil Raka, Kakak
110 PEMENANG GIVE A WAY
111 Harapan Bulan
112 Menemui Samudra
113 Kakak Mau Lihat Ayah!
114 Kondisi Tentang Keadaan Samudra
115 Keajaiban Luar Biasa
116 Tersadar
117 Kesehatan Samudra
118 Menyambut Keluarga Kecil Samudra
119 Dibalik Alasan Keluarga Samudra
120 Demi Uang
121 Penyesalan Sabrina
122 Mendatangi Pemakaman
123 Orang Di balik Pendonor Hati Samudra
124 Kebahagiaan Dzaky Di Sisa Hidupnya
125 Janji Samudra Pada Mendiang Dzaky
126 Menantikan Kelahiran Anak Ke-2
127 Kelahiran Baby Girl
128 TAMAT
129 NOVEL AUTHOR JUDUL : MBAK SAYUR KESAYANGAN PRESDIR
130 Buku Terbaru Kuda Poni
131 Novel Baru Gadis Tengil, Istri Ketiga Tuan Arogan
132 KERINDUAN AUTHOR
133 NOVEL BARU : GAIRAH CINTA PAK DUDA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Pangeran Tampan
2
Melamar Dan Mempersunting
3
Melakukan Hijrah
4
Kesempurnaan
5
Jatuh Pingsan
6
Kekhawatiran Samudra
7
Kedatangan Malaikat Kecil
8
Ngidam Mie Goreng Tektek
9
Menebus Kesalahan
10
Menggiurkan
11
Gulung Tikar
12
Bingung
13
Tidak Mau Hidup Susah
14
Roda Kehidupan
15
Kedilemaan Hati Samudra
16
Bayi Prematur
17
Ujian Untuk Samudra
18
Janji Adalah Hutang
19
Raka Hibatullah Dirgantara
20
Mulai Mengerti Situasi
21
Pindah Ke Rumah Baru
22
Raka Sudah Mulai Pintar
23
Mau Sampai Kapan Sabar?
24
Dewasa Sebelum Umurnya
25
Pelgi Ke Lumah Allah
26
Bangga Dengan Jagoan Kecil
27
Jangan Lupa Bersyukur
28
Impi Buyuk
29
Di Tutuk Jadi Batu
30
Membawakan Bekal Ke Sawah
31
Bukti Cinta Anak Laki-laki
32
Penduduk Desa Tidak Sopan
33
Makanan Favorit Raka
34
Maafkan Ayah
35
Penyakit DBD
36
Harga Diri
37
Misi Tersembunyi
38
Meminta Izin
39
Iseng-iseng Berhadiah
40
Dzaky Fayyadh Radhitya
41
Laka mau itut
42
Membantah Perkataan
43
Kedatangan Tamu Spesial
44
Pembicaraan Serius
45
Siapa Samudra Sebenarnya
46
Oma Mandiin Opa
47
Trauma Indomie
48
Kemarahan Dzaky
49
Harapan dan Doa
50
Memiliki Perasaan Lain
51
Mall Central Plaza
52
Raka Menabrak Sesuatu
53
Makan Ayam Enyak
54
Jomblo Akut
55
Perjaka Tong-tong
56
Damage Istri Orang
57
Menantu Idaman
58
Kondisi Ibu Dara.
59
Rapuhnya Bulan
60
Kabar Buruk
61
Di Alam Bawah Sadar
62
Nasihat Samudra
63
Hadiah Terakhir Buat Nenek
64
Raka Dititipkan Bi Edoh
65
Sekolah TK Ceria Bersamaku
66
Sindiran Serta Gosip
67
Merasa Di Permalukan Oleh Bulan
68
Rahasia Istri Idaman Dzaky
69
Ingin Menjodohkan Dzaky
70
Perubahan Bulan
71
Pergi Ke Pasar Malam
72
Mengabadikan Momen Indah
73
Pergi Sama Simpanan?
74
Penjelasan Bulan Tentang Dzaky
75
Madu Suamiku
76
Dua-duanya sama!
77
Pergi Ke Restoran
78
Notif Pesan Dari Orang Misterius
79
Perasaan Raka Yang Tidak Enak
80
Perumpamaan
81
Hadiah Menyebalkan
82
Sikap Dingin Dzaky
83
Perlakukan Pekerja Layaknya Manusia
84
Memberikan Kode Keras
85
Kejujuran Bulan
86
Kekhawatiran Raka
87
Bertemu Ponakan Jefri
88
Pacaran Itu Apa, Tante?
89
Bunda Itu Kelja Apa Pacalan?
90
Nenek Lampir
91
Perasaan Bulan Yang Sensitif
92
Sosis Yang Mengenyangkan
93
Menolak Undangan Spesial
94
Memakai Pakaian Pemberian
95
Kejadian Mengejutkan
96
Penyakit Jantung?
97
Kamu Jahat, Mas. Jahat!
98
Laka Benci Bunda!
99
Hancurnya Hati Bulan
100
Bulan & Raka Kembali Baikan
101
Keadaan Samudra
102
Ketakutan Raka Pada Orang Tuanya
103
Terkabulnya Doa Raka
104
Saran Dari Asisten Dzaky
105
Sayembara
106
Dodol Hati
107
Bunda Sudah Bangun?
108
Sebagai Obat Untuk Bulan
109
Panggil Raka, Kakak
110
PEMENANG GIVE A WAY
111
Harapan Bulan
112
Menemui Samudra
113
Kakak Mau Lihat Ayah!
114
Kondisi Tentang Keadaan Samudra
115
Keajaiban Luar Biasa
116
Tersadar
117
Kesehatan Samudra
118
Menyambut Keluarga Kecil Samudra
119
Dibalik Alasan Keluarga Samudra
120
Demi Uang
121
Penyesalan Sabrina
122
Mendatangi Pemakaman
123
Orang Di balik Pendonor Hati Samudra
124
Kebahagiaan Dzaky Di Sisa Hidupnya
125
Janji Samudra Pada Mendiang Dzaky
126
Menantikan Kelahiran Anak Ke-2
127
Kelahiran Baby Girl
128
TAMAT
129
NOVEL AUTHOR JUDUL : MBAK SAYUR KESAYANGAN PRESDIR
130
Buku Terbaru Kuda Poni
131
Novel Baru Gadis Tengil, Istri Ketiga Tuan Arogan
132
KERINDUAN AUTHOR
133
NOVEL BARU : GAIRAH CINTA PAK DUDA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!