Kedatangan Malaikat Kecil

Samudra meneteskan air matanya, baru kali ini Ibu Dara melihat bulir-bulir air menetes dari mata seorang pria hanya karena mengkhawatirkan keadaan istrinya.

Padahal Bulan tidak apa-apa, mungkin karena Samudra begitu mencintainya membuat dia seakan-akan Bulan memiliki penyakit yang sangat berat.

Perlahan, Ibu Dara mengajak menantunya untuk kembali duduk di kursi tunggu. Mereka terdiam, sambil menantikan kabar dari dokter Hani yang pasti saat ini sedang memeriksa keadaan Bulan.

...*...

...*...

Beberapa menit berlalu, dokter Hani keluar bersama dengan asistennya dalam keadaan wajah tersenyum.

"Permisi, apakah ada keluarga dari Nyonya Bulan?" tanya dokter Hani.

"Ya, Dok. Saya suaminya!" sahut Samudra langsung berdiri di hadapannya.

"Saya Ibunya, Dok. Bagaimana keadaan anak saya?" ucap Ibu Dara, menatap dokter Hani.

"Pertama-tama saya akan mengucapkan selamat kepada Tuan, dan juga Nyonya. Karena saat ini, Nyonya Bulan sedang mengandung dan usia kandunganya memasuki minggu ke 2. Yang artinya Nyonya Bulan memasuki tri semester pertama dalam kehamilan."

"Saya harap Tuan bisa menjaga dan memberikan perhatian lebih kepada istrinya, jangan biarkan Nyonya Bulan kelelahan atau memakan makanan yang akan membahayakan kandungannya."

"Ingat, Tuan. Janin Nyonya Bulan masih sangat kecil, bahkan baru berbentuk gumpalan darah. Jadi kandungannya belum begitu kuat, sehingga rentan dalam bahaya. Sampai sini, apakah Tuan paham?"

Dokter Hani tersenyum menatap Samudra yang masih terlihat terkejut, syok dan juga tidak percaya. Impiannya untuk bisa memiliki anak telah dikabulkan oleh Allah SWT.

Wajah Ibu Dara terlihat bahagia, ketika sebentar lagi dia akan menimang cucu. Rasa syukur tak henti-hentinya dia ucapkan atas hadiah terindah yang Allah berikan hari ini.

"Masyaallah, Alhamdulillah. Selamat ya, Nak Sam. Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang Ayah. Ibu senang mendengar kabar ini, semoga Bulan dan anak kalian selalu sehat sampai hari bahagia itu tiba." ucap Ibu Dara membuat Samudra memangis sangat deras.

"Bu, i-ini Samudra tidak mimpi 'kan? Bulan beneran hamil, Bu? I-itu artinya Samudra akan menjadi seorang Ayah?"

Samudra berbicara, suaranya terbata-bata dan tubuhnya seketika gemetar saat menerima kabar bahagia ini. Ternyata Bulan bukan sakit akibat penyakit, melainkan karena dia sedang mengandung.

Ibu Dara mengangguk tersenyum sambil menangis bahagia, begitu juga dokter Hani yang terharu melihat reaksi Samudra saat dia begitu bahagia mendapatkan kabar baik ini.

Samudra menangis penuh bahagia sambil mengucapkan rasa syukur yang begitu mendalam, karena apa yang dia impikan dari lama sudah terkabul hari ini.

Kurang lebih 2 tahun mereka berjuang untuk mendapatkan keturunan, baru sekarang mereka mendapatkan jawabannya.

Samudra janji di dalam dirinya, kalau dia akan menjaga istri serta anaknya dan akan selalu mencintai mereka. Supaya kelak, istri dan anaknya tidak akan kekurangan kasih sayang satu sama lain.

"Dok, bo-bolehkah saya melihat istri saya?" ucap Samudra yang masih meneteskan air mata bahagia.

"Silakan, Tuan. Saya juga mau kembali mengurus pasien yang lain, sekali lagi saya ucapkan selamat kepada Tuan dan Nyonya. Semoga Nyonya Bulan dan anaknya selalu sehat sampai hari kelahiran nanti."

Dokter Hani tersenyum, lalu dia berpamitan pada semuanya dan pergi begitu saja bersama asisten susternya yang selalu menemani kemanapun dokter Hani pergi.

Sementara Samudra segera mengajak mertuanya untuk masuk ke dalam ruangan atas izin dari dokter Hani.

Disana Samudra mencari tirai, yang mana di dalamnya terdapat istrinya yang masih tertidur. Suster di sana pun membantu Samudra untuk menemukan Bulan, setelah Samudra melihat wajah istrinya dia langsung mengusap, mencium bahkan memeluknya penuh cinta.

"A-assalammualaikum, Dek. Se-sebelumnya Mas minta maaf ya, kalau Mas tidak tahu jika saat ini kamu sedang mengandung anak kita."

"Cuman, Mas sangat berterima kasih sama kamu. Karena kamu sudah memberikan hadiah terindah ini untuk Mas, sekali lagi maafkan Mas ya, Dek."

Samudra mengusap kepala istrinya sambil menciumi dahinya, disaat dia sedang menempelkan kepalanya di kepala istrinya tanpa di sengaja matanya melirik kearah perut Bulan.

Perlahan tangannya mulai terangkat untuk mengusap perut istrinya, kemudian dia sedikit mengubah atau berpindah tempat untuk menatap perut istrinya.

"Assalammuaikum, anak baik. Selamat datang di kehidupan Ayah dan Bunda, perkenalkan aku adalah Ayahmu. Maaf ya, kalau Ayah tidak tahu jika sebenarnya kamu sudah hadir beberapa hari lalu. Cuman Ayah janji, Ayah akan selalu menjaga kalian dan melakukan yang terbaik demi kalian."

"Ayah cuman minta sama kamu untuk terus kuat dan sehat-sehat di dalam sini ya. Ayah dan Bunda sangat menunggu kehadiranmu, jadi Ayah mohon jangan nakal ya. Kasihan Bunda, nanti kesakitan loh."

Air mata Samudra menetes deras saat dia mulai menyapa calon anaknya yang baru hadir di dalam perut istrinya. Ibu Dara yang melihat keromantisan Samudra, benar-benar bahagia.

Jika suatu saat nanti umurnya tidak akan panjang lagi, maka Ibu Dara telah siap menghadapi kema*tiannya sendiri. Semua itu karena dia telah menemukan seseorang yang akan menjadi penggantinya, untuk bisa menjaga dan membahagiakan Bulan.

Tak lama Bulan pun mengerjamkan matanya dan mulai tersadar secara perlahan. Terlihat wajah bahagia antara suami dan juga Ibunya sambil menangis membuat Bulan menjadi bingung.

"A-aku ada dimana ini, Kak? Kenapa ruangan ini kaya di rumah sakit? Bukannya tadi aku di rumah ya?"

"Terus juga, kenapa wajah kalian menangis? Apakah ada sesuatu yang terjadi padaku?"

Bulan mencecar mereka dengan semua pertanyaan, sampai akhirnya Samudra menjelaskan semuanya.

Rasanya Bulan tidak menyangka, hingga air matanya menetes deras ketika mengetahui bahwa di dalam perutnya ini sudah ada malaikat kecil.

Sudah lama Bulan menunggu semua ini, sampai-sampai dia terharu atas semua kebahagiaan ini. Rasanya susah sekali menggambarkan bagaimana kebahagianya mereka semua.

Sampai akhirnya ada seorang dokter yang mendekati mereka, dia memberitahu bahwa Bulan akan segera dipindahkan ke rungan rawat.

Bulan harus mendapatkan perawatan intens selama 3 hari kedepan, agar bisa memulihkan kondisi tubuhnya yang masih sangat lemas.

Setelah Bulan berada di kamarnya sendiri bersama Samudra dan juga Ibunya. Samudra selalu duduk di samping bangkar Bulan untuk menemaninya sambil terus memegang erat tangan dan mengusap perut istrinya.

Sementara Bulan tersenyum lebar merasakan usapan tangan suaminya sangat membuatnya nyaman, tenang dan juga bahagia. Sedangkan Ibu Dara duduk di sofa belakang tak jauh dari Samudra sambil tersenyum melihat anak, menantu dan juga cucunya yang baru hadir bahagia.

...***Bersambung***...

Episodes
1 Pangeran Tampan
2 Melamar Dan Mempersunting
3 Melakukan Hijrah
4 Kesempurnaan
5 Jatuh Pingsan
6 Kekhawatiran Samudra
7 Kedatangan Malaikat Kecil
8 Ngidam Mie Goreng Tektek
9 Menebus Kesalahan
10 Menggiurkan
11 Gulung Tikar
12 Bingung
13 Tidak Mau Hidup Susah
14 Roda Kehidupan
15 Kedilemaan Hati Samudra
16 Bayi Prematur
17 Ujian Untuk Samudra
18 Janji Adalah Hutang
19 Raka Hibatullah Dirgantara
20 Mulai Mengerti Situasi
21 Pindah Ke Rumah Baru
22 Raka Sudah Mulai Pintar
23 Mau Sampai Kapan Sabar?
24 Dewasa Sebelum Umurnya
25 Pelgi Ke Lumah Allah
26 Bangga Dengan Jagoan Kecil
27 Jangan Lupa Bersyukur
28 Impi Buyuk
29 Di Tutuk Jadi Batu
30 Membawakan Bekal Ke Sawah
31 Bukti Cinta Anak Laki-laki
32 Penduduk Desa Tidak Sopan
33 Makanan Favorit Raka
34 Maafkan Ayah
35 Penyakit DBD
36 Harga Diri
37 Misi Tersembunyi
38 Meminta Izin
39 Iseng-iseng Berhadiah
40 Dzaky Fayyadh Radhitya
41 Laka mau itut
42 Membantah Perkataan
43 Kedatangan Tamu Spesial
44 Pembicaraan Serius
45 Siapa Samudra Sebenarnya
46 Oma Mandiin Opa
47 Trauma Indomie
48 Kemarahan Dzaky
49 Harapan dan Doa
50 Memiliki Perasaan Lain
51 Mall Central Plaza
52 Raka Menabrak Sesuatu
53 Makan Ayam Enyak
54 Jomblo Akut
55 Perjaka Tong-tong
56 Damage Istri Orang
57 Menantu Idaman
58 Kondisi Ibu Dara.
59 Rapuhnya Bulan
60 Kabar Buruk
61 Di Alam Bawah Sadar
62 Nasihat Samudra
63 Hadiah Terakhir Buat Nenek
64 Raka Dititipkan Bi Edoh
65 Sekolah TK Ceria Bersamaku
66 Sindiran Serta Gosip
67 Merasa Di Permalukan Oleh Bulan
68 Rahasia Istri Idaman Dzaky
69 Ingin Menjodohkan Dzaky
70 Perubahan Bulan
71 Pergi Ke Pasar Malam
72 Mengabadikan Momen Indah
73 Pergi Sama Simpanan?
74 Penjelasan Bulan Tentang Dzaky
75 Madu Suamiku
76 Dua-duanya sama!
77 Pergi Ke Restoran
78 Notif Pesan Dari Orang Misterius
79 Perasaan Raka Yang Tidak Enak
80 Perumpamaan
81 Hadiah Menyebalkan
82 Sikap Dingin Dzaky
83 Perlakukan Pekerja Layaknya Manusia
84 Memberikan Kode Keras
85 Kejujuran Bulan
86 Kekhawatiran Raka
87 Bertemu Ponakan Jefri
88 Pacaran Itu Apa, Tante?
89 Bunda Itu Kelja Apa Pacalan?
90 Nenek Lampir
91 Perasaan Bulan Yang Sensitif
92 Sosis Yang Mengenyangkan
93 Menolak Undangan Spesial
94 Memakai Pakaian Pemberian
95 Kejadian Mengejutkan
96 Penyakit Jantung?
97 Kamu Jahat, Mas. Jahat!
98 Laka Benci Bunda!
99 Hancurnya Hati Bulan
100 Bulan & Raka Kembali Baikan
101 Keadaan Samudra
102 Ketakutan Raka Pada Orang Tuanya
103 Terkabulnya Doa Raka
104 Saran Dari Asisten Dzaky
105 Sayembara
106 Dodol Hati
107 Bunda Sudah Bangun?
108 Sebagai Obat Untuk Bulan
109 Panggil Raka, Kakak
110 PEMENANG GIVE A WAY
111 Harapan Bulan
112 Menemui Samudra
113 Kakak Mau Lihat Ayah!
114 Kondisi Tentang Keadaan Samudra
115 Keajaiban Luar Biasa
116 Tersadar
117 Kesehatan Samudra
118 Menyambut Keluarga Kecil Samudra
119 Dibalik Alasan Keluarga Samudra
120 Demi Uang
121 Penyesalan Sabrina
122 Mendatangi Pemakaman
123 Orang Di balik Pendonor Hati Samudra
124 Kebahagiaan Dzaky Di Sisa Hidupnya
125 Janji Samudra Pada Mendiang Dzaky
126 Menantikan Kelahiran Anak Ke-2
127 Kelahiran Baby Girl
128 TAMAT
129 NOVEL AUTHOR JUDUL : MBAK SAYUR KESAYANGAN PRESDIR
130 Buku Terbaru Kuda Poni
131 Novel Baru Gadis Tengil, Istri Ketiga Tuan Arogan
132 KERINDUAN AUTHOR
133 NOVEL BARU : GAIRAH CINTA PAK DUDA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Pangeran Tampan
2
Melamar Dan Mempersunting
3
Melakukan Hijrah
4
Kesempurnaan
5
Jatuh Pingsan
6
Kekhawatiran Samudra
7
Kedatangan Malaikat Kecil
8
Ngidam Mie Goreng Tektek
9
Menebus Kesalahan
10
Menggiurkan
11
Gulung Tikar
12
Bingung
13
Tidak Mau Hidup Susah
14
Roda Kehidupan
15
Kedilemaan Hati Samudra
16
Bayi Prematur
17
Ujian Untuk Samudra
18
Janji Adalah Hutang
19
Raka Hibatullah Dirgantara
20
Mulai Mengerti Situasi
21
Pindah Ke Rumah Baru
22
Raka Sudah Mulai Pintar
23
Mau Sampai Kapan Sabar?
24
Dewasa Sebelum Umurnya
25
Pelgi Ke Lumah Allah
26
Bangga Dengan Jagoan Kecil
27
Jangan Lupa Bersyukur
28
Impi Buyuk
29
Di Tutuk Jadi Batu
30
Membawakan Bekal Ke Sawah
31
Bukti Cinta Anak Laki-laki
32
Penduduk Desa Tidak Sopan
33
Makanan Favorit Raka
34
Maafkan Ayah
35
Penyakit DBD
36
Harga Diri
37
Misi Tersembunyi
38
Meminta Izin
39
Iseng-iseng Berhadiah
40
Dzaky Fayyadh Radhitya
41
Laka mau itut
42
Membantah Perkataan
43
Kedatangan Tamu Spesial
44
Pembicaraan Serius
45
Siapa Samudra Sebenarnya
46
Oma Mandiin Opa
47
Trauma Indomie
48
Kemarahan Dzaky
49
Harapan dan Doa
50
Memiliki Perasaan Lain
51
Mall Central Plaza
52
Raka Menabrak Sesuatu
53
Makan Ayam Enyak
54
Jomblo Akut
55
Perjaka Tong-tong
56
Damage Istri Orang
57
Menantu Idaman
58
Kondisi Ibu Dara.
59
Rapuhnya Bulan
60
Kabar Buruk
61
Di Alam Bawah Sadar
62
Nasihat Samudra
63
Hadiah Terakhir Buat Nenek
64
Raka Dititipkan Bi Edoh
65
Sekolah TK Ceria Bersamaku
66
Sindiran Serta Gosip
67
Merasa Di Permalukan Oleh Bulan
68
Rahasia Istri Idaman Dzaky
69
Ingin Menjodohkan Dzaky
70
Perubahan Bulan
71
Pergi Ke Pasar Malam
72
Mengabadikan Momen Indah
73
Pergi Sama Simpanan?
74
Penjelasan Bulan Tentang Dzaky
75
Madu Suamiku
76
Dua-duanya sama!
77
Pergi Ke Restoran
78
Notif Pesan Dari Orang Misterius
79
Perasaan Raka Yang Tidak Enak
80
Perumpamaan
81
Hadiah Menyebalkan
82
Sikap Dingin Dzaky
83
Perlakukan Pekerja Layaknya Manusia
84
Memberikan Kode Keras
85
Kejujuran Bulan
86
Kekhawatiran Raka
87
Bertemu Ponakan Jefri
88
Pacaran Itu Apa, Tante?
89
Bunda Itu Kelja Apa Pacalan?
90
Nenek Lampir
91
Perasaan Bulan Yang Sensitif
92
Sosis Yang Mengenyangkan
93
Menolak Undangan Spesial
94
Memakai Pakaian Pemberian
95
Kejadian Mengejutkan
96
Penyakit Jantung?
97
Kamu Jahat, Mas. Jahat!
98
Laka Benci Bunda!
99
Hancurnya Hati Bulan
100
Bulan & Raka Kembali Baikan
101
Keadaan Samudra
102
Ketakutan Raka Pada Orang Tuanya
103
Terkabulnya Doa Raka
104
Saran Dari Asisten Dzaky
105
Sayembara
106
Dodol Hati
107
Bunda Sudah Bangun?
108
Sebagai Obat Untuk Bulan
109
Panggil Raka, Kakak
110
PEMENANG GIVE A WAY
111
Harapan Bulan
112
Menemui Samudra
113
Kakak Mau Lihat Ayah!
114
Kondisi Tentang Keadaan Samudra
115
Keajaiban Luar Biasa
116
Tersadar
117
Kesehatan Samudra
118
Menyambut Keluarga Kecil Samudra
119
Dibalik Alasan Keluarga Samudra
120
Demi Uang
121
Penyesalan Sabrina
122
Mendatangi Pemakaman
123
Orang Di balik Pendonor Hati Samudra
124
Kebahagiaan Dzaky Di Sisa Hidupnya
125
Janji Samudra Pada Mendiang Dzaky
126
Menantikan Kelahiran Anak Ke-2
127
Kelahiran Baby Girl
128
TAMAT
129
NOVEL AUTHOR JUDUL : MBAK SAYUR KESAYANGAN PRESDIR
130
Buku Terbaru Kuda Poni
131
Novel Baru Gadis Tengil, Istri Ketiga Tuan Arogan
132
KERINDUAN AUTHOR
133
NOVEL BARU : GAIRAH CINTA PAK DUDA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!