Saking lelahnya Bulan berjalan mencari pekerjaan yang tak kunjung dia dapatkan, membuatnya melupakan kehati-hatian dalam menyebrang jalan.
Samudra yang tidak sengaja melihatnya, segera berlari untuk mencoba menyelamatkan nyawanya.
"Astagfirullahalazim, hei ... Awas!" pekik Samudra, berlari sekencang mungkin.
"Aarghhh!" teriak Bulan, saat menyadari kecerobohannya.
Bugh!
Samudra berhasil menarik tangan Bulan, hingga mereka terjatuh sedikit berguling di rerumputan. Dimana posisi Bulan saat ini berhenti tepat diatas tubuh Samudra.
Bola mata mereka menatap satu sama lain dengan tatapan yang sangat berbeda dari pertama kali bertemu.
Bulan yang terbawa oleh suasana hampir saja mencium bibir Samudra. Disitu Samudra segera beristigfar berulang kali, lalu membuang wajahnya ke samping untuk mengalihkan pandangannya.
Detak jantung Samudra yang biasanya stabil ketika bertemu dengan seorang wanita, sekarang berubah menjadi tidak karuan. Layaknya seseorang yang habis melakukan lomba lari maraton.
"Astagfirullah'alazim, ada apa ini? Kenapa perasanku tidak karuan ketika melihat matanya. Jangan bilang kalau aku ... A-aku jatuh cinta sama wanita ini?" ucap hati Samudra.
Saat bibir mereka sedikit lagi bersentuhan, Bulan langsung tersadar lalu bangkit dari tubuh Samudra. "Ma-maaf, Kak. A-aku tidak bermaksud untuk--"
Samudra berdiri sambil merapikan celana kerjanya yang sedikit kotor, kemudian menatap Bulan sekilas dan kembali menatap ke bawah.
"Tidak apa-apa, la-lain kali hati-hati ya. Jangan ceroboh, jaga diri baik-baik dan jangan pernah sakiti dirimu sendiri."
"Selelah apapun kamu, secapek apapun kamu dan seemosi apapun kamu. Cepat-cepatlah segera beristigfar dan menyebut asma Allah. Karena itu obat ampuh dari segala obat yang ada, sehingga kelak hatimu akan jauh lebih tenang."
Bulan tersenyum kagum mendengar nasihat Samudra. Sungguh indah, ciptaan Allah yang begitu sempurna di hadapannya ini. Mulai dari tatapan, senyuman, bahkan parasnya pun benar-benar membuat Bulan semakin tergila-gila.
Mereka pun mulai berbincang sedikit, mulai dari Samudra yang membuka suara menanyakan kenapa Bulan bisa sampai ceroboh seperti itu dan sebagainya.
Bulan sedikit kurang nyaman untuk menjawabnya, saat posisi mereka masih berada di pinggir jalan. Akhirnya Samudra mencari tempat sekedar minum dan makan siang bersama.
Kebetulan saat ini Samudra sedang beristirahat dan kantornya pun tidak jauh dari tempat kejadian. Canda tawa mereka rangkai menjadi kesatuan, membuat sebagian orang menatapnya sebagai pasangan kekasih.
Wajah merah merona membuat keduanya hampir salah tingkah, lantaran ada beberapa pengunjung yang mengatakan sesuatu pada mereka. Yaitu, berupa sebuah doa, supaya hubungan mereka yang terlihat begitu serasi bisa langgeng sampai maut memisahkan.
Samudra Firdaus Digantara adalah seorang pria tampan berusia 23 tahun. Dia merupakan pekerja buruh yang bekerja di sebuah perkantoran dengan jabatan seorang manager.
Seiring berjalannya waktu Samudra dan Bulan yang sudah memiliki kontak masing-masing sering kali berkomunikasi. Sampai akhirnya Samudra menawarkan pekerjaan di kantor Bosnya sebagai staf.
Dengan senang hati Bulan menerima semua penawaran itu, tanpa menolaknya sedikitpun.
Siapa sih yang akan menolak, jika setiap hari bisa bertemu dengan pujaan hatinya? Pasti tidak ada dong, sama seperti Bulan saat ini.
Dia tidak akan pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa selalu dekat dengan Samudra. Akan tetapi, Bulan harus melewati masa training bekerja lebih dulu selama kurang lebih 6 bulan lamanya. Dari situ, nanti bisa dibuat kesimpulan apakah Bulan akan di terima kerja atau tidak.
...*...
...*...
6 bulan berlalu, saatnya penentuan apakah Bulan di terima bekerja di kantor Samudra atau tidak? Semua adalah keputusan jatuh di tangan atasannya yang memiliki kekuasan lebih tinggi dari Samudra.
Disini bukan hanya Bulan yang merasakan keringat dingin, gugup dan juga sedikit tegang. Ada banyak orang yang sama seperti Bulan, cuman belum ketahuan siapa yang akan diterima.
Hanya akan ada 3 nama yang akan dipertahankan, dari 100 orang yang melamar pekerjaan di sana.
Suasana semakin terlihat tegang ketika Samudra datang bersama dengan atasannya dan juga HRD.
2 nama telah disebut, tetapi tidak dengan nama Bulan. Hanya ada 1 kesempatan lagi, yang merupakan harapan terakhir Bulan. Sayangnya dari 3 nama tersebut, tidak ada nama Bulan di dalamnya.
Pupus sudah harapan Bulan untuk selalu bisa bersama Samudra setiap harinya. Rasa kecewa, putus asa dan juga sedih terlihat jelas di raut wajah cantik Bulan.
Namun, mau bagaimana lagi. Keputusan semuanya bukan ada di tangan Samudra, melainkan Bosnya atau bisa disebut CEO di Perusaan itu.
Jadi Samudra tidak akan bisa melakukan apapun. Ya, walau dia udah berusaha semaksimal mungkin untuk mempertahankan Bulan, tetapi kembali lagi. Pilihan berada di tangan atasan dan tidak akan bisa di ganggu gugat.
Bulan pulang ke rumah dengan segala kekecewaannya. Kini, saatnya dia harus kembali memulai semuanya dari nol. Jatuh bangun, panas hujan dia hadapi dengan jalan kaki, lantaran Bulan tidak memiliki kendaraan.
Dari satu kantor kesatunya lagi, semua Bulan jelajahi hanya demi mendapatkan sebuah pekerjaan yang layak untuk membahagiakan sang Ibu.
Seiring berjalannya waktu, Bulan masih dengan status penganggurannya. Dia cuman bisa berdiam diri di rumah dengan membantu jualan sang Ibu, karena saat ini Ibunya sedang sakit.
Namun, yang membuatnya terkejut adalah rumahnya kedatangan seorang pria dengan segala kesiapannya untuk melamar dan mempersunting Bulan.
Samudra? Ya, dialah orangnya. Tanpa basa-basi, Samudra langsung berbicara lantang meminta Bulan dari Ibunya, untuk menjadikan Bulan istrinya sebagai penyempurna separuh agamanya.
Tanpa rasa keberatan sang Ibu menyerahkan semua keputusan pada sang anak. Dengan senang hati, Bulan mengangguk, pertanda dia menerima lamaran dari Samudra.
Rasa syukur Samudra panjatkan, karena niat baiknya di terima dengan sangat baik oleh Bulan dan Ibunya.
Padahal untuk yang pertama kalinya Samudra datang ke rumah Bulan, lalu bertemu dengan Ibunya dengan maksud dan tujuan yang langsung to the point.
Semua itu Samudra lakukan agar kelak tidak akan menimbulkan kesalah pahaman, serta fitnahan dimana-mana. Baik untuk dirinya sendiri maupun Bulan dan keluarganya.
...*...
...*...
Pernikahan diadakan tidak terlalu mewah, lantaran Samudra juga bukan berasal dari kalangan orang berada.
Sayangnya, pernikahan itu hanya di saksikan oleh Paman dan juga Tantenya Samudra. Lantas dimana kedua orang tua Samudra? Kenapa mereka tidak hadir di hari bahagia anaknya? Maka jawabnya, karena Samudra tidak tahu dimana keberadaan kedua orang tuanya saat ini.
"Saya terima nikah dan kawinnya Bulan Shazkia Oktavia binti Yakub Malik, dengan seperangkat alat shalat dan perhiasan tersebut dibayar tunai."
Samudra mengucapkan kalimat indah itu dengan sangat lantang dan juga tegas, membuat semua tamu undangan terkagum akan keseriusannya.
Terikan kata 'SAH' bergema di seluruh gedung yang tidak terlalu megah itu, yang artinya mereka telah resmi menyandang status suami-istri.
Pernikahan yang awalnya telihat sangat kaku. Kini, mulai sedikit mencair karena Samudra yang tidak biasa menyentuh wanita, membuat semua tamu undangan tertawa gemas melihat tingkahnya pada istrinya.
Rasanya ingin sekali mereka semua menarik gemas tangan Samudra untuk memegang tangan Bulan, yang kini sudah berada di hadapannya sambil tersenyum malu.
Beberapa kali Samudra menarik ulur untuk menyentuh tangan istrinya, sampai akhirnya dia perlahan menetralkan detak jantungnya. Lalu, memberanikan diri sambil mengucapkan Bismillah dan memegang tangan istrinya secara perlahan.
Banyak waktu yang terbuang hanya sekedar bersalaman bersama Bulan. Cuman, setelah itu Samudra memberanikan diri untuk mencium kening istrinya sedikit lama.
Satu niatan Samudra ucapkan di dalam hati kecilnya bahwa, dia akan selalu membahagiakan istrinya, menyayangi dan mencintainya sepenuh hati, serta menjadikannya sebagai pilihan pertama dan terakhir di dalam hidupnya.
Tangis kebahagiaan mulai menyelimuti semua orang, ketika Bulan dan Samudra meminta doa restu kepada semua keluarganya.
Disinilah pintu gerbang kehidupan mereka yang baru telah terbuka lebar, pertanda kehidupan yang sebenarnya telah dimulai.
Apakah Samudra dan Bulan bisa melewati segala ujian yang mendatang di rumah tangganya? Mari, kita saksikan terus kisah mereka. Jangan lupa berikan dukungannya, terima kasih.
...***Bersambung***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Amih_Ochil
Huaaa, terharu bacanya thor🥺 Samudra sat set, sat set yeee takut kena tikung kali kalau kelamaan 🤣🤣
2023-04-02
1