Tidak Mau Hidup Susah

Bulan menjelaskan kepada Ibunya sambil menuruni anakan tangga, sementara Ibunya hanya tersenyum dan mengangguk sambil mengusap tubuh anaknya.

"Enggak mau Ibu buatkan soup ayam aja?" tanyanya, membuat Bulan menggelengkan kepalanya.

"Sabar, ya Sayang. Pelan-pelan, jangan buat suamimu tidak nyaman. Bikin dia senyaman dulu baru tanyakan sedikit demi sedikit, pokonya kamu harus bisa membuat suamimu mengatakan apa yang dia rasakan tanpa merasa tertekan. Paham 'kan maksud, Ibu?"

Bulan mengangguk kecil, mencoba untuk mendengarkan nasihat dari Ibunya. Kemudian mereka pergi saling berlawanan, dimana Ibu Dara ke arah kamarnya dan Bulan ke arah dapur untuk membuatkan makanan yang lezat.

Setelah semuanya selesai, Bulan langsung membawa makanan pesanan Samudra ke dalam kamar beserta minum segar dan dingin.

Indomie rebus dengan berbagai toping, terlihat sangat menggugah selera seseorang yang ingin memakannya. Di tambah lagi, es lemon tea yang Bulan bikin membuat kesan kesegaran tersendiri pada es yang terlihat biasa itu.

Perlahan Bulan menaruh nampan yang berisikan makanan tersebut ke atas meja bupet yang ada di dekat pintu kamar mereka, lalu membuka pintu sambil memberikan salam.

Dimana tanpa sengaja Bulan melihat suarminya meneteskan air matanya sambil melamun. Saat sadar dengan bunyi pintu, segera mungkin Samudra menghapusnya secara cepat dan tersenyum menyapa istrinya.

"Assalammualaikum, Mas. Ini makanannya, dimakan dulu yuk!" titah Bulan sambil menaruh makanan di atas meja.

"Waalaikumsalam, Sayang. Makasih ya, sebentar. Mas ke kamar mandi dulu." jawab Samudra tersenyum, lalu pergi ke kamar mandi.

Selepas suaminya ke kamar mandi, Bulan merasa ada yang aneh. Dia melihat dari tatapan mata suaminya yang begitu lemah, dan juga sedikit sembab. Semua membuat Bulan bertanya-tanya pada dirinya sendiri.

"Sebenarnya ada apa, Mas? Kenapa kamu terpihat beda hari ini? Apakah kamu sedang menghadapi masalah? Cuman kenapa kamu enggak bilang?" gumam batin Bulan yang saat ini sudah duduk di sofa sambil nunggu suaminya.

Tak lama, suaminya pun keluar dari kamar mandi dengan sedikit rambut basah, pertanda bahwa dia habis mencuci wajahnya agar tidak terlihat lesu.

Samudra berjalan mendekati istrinya, duduk dan segera memakan semua makanan yang sudah dia pesan. Dari cara makan Samudra pun Bulan paham, bahwa ada sesuatu yang dia sembunyikan.

Kurang lebih 1 jam, Samudra sudah selesai makan dan juga Bulan telah menaruh alat makan di dapur, kini keadaan mereka berdua terlihat terdiam sambil menatap layar televisi.

Dimana Samudra tiduran diatas paha istrinya, kemudian mengelus serta menciumi perut buncitnya sesekali matanya melirik ke arah televisi.

"Mas, aku boleh nanya?" ucap Bulan membuka pembicaraan.

"Boleh, Sayang. Mau nanya apa, hem?" jawab Samudra, berbalik menghadap ke perut buncitnya sambil menatap wajah Bulan.

"Aku lihat dari Mas pulang sampai detik ini, kayanya ada sesuatu yang lagi Mas sembunyikan dariku. Ada apa, Mas? Apa yang terjadi? Kenapa sikap dan wajahmu terlihat lesu tak bersemangat? Apakah, Mas lagi ada masalah besar?"

Bulan langsung to the point menatap suaminya sambil mengutarakan semua pertanyaan yang berasa dari dalam pikirannya.

Seketika Samudra yang tadinya tersenyum, kini menjadi terlihat sangat datar. Samudra terlalu banyak diam, sering kali ketika menjawab pertanyaan istrinya agak ngelantur membuatnya terdiam sejenak.

Rasanya berat sekali untuk mengatakan semua ini, cuman mau bagaimana lagi. Ini sudah bagian dari takdir yang harus mereka jalani sekuat tenaga dan juga lebih semangat lagi.

Samudra perlahan mengubah posisi tidurnya sambil terlentang di atas paha istrinya, dengan kedua jari saling merekat serta di tempelkan ke dadanya. Lalu, dia mulai menatap langit-langit kamarnya sendiri dengan perasaan campur aduk.

"Mas kok diam, sebenarnya ini ada apa? Bulan jadi bingung menghadapi sikap Mas yang lain dari biasanya." ucap Bulan, kembali.

Ekehem ...

Samudra berdehem untuk mencoba menetralisirkan perasaannya, kemudian perlahan menarik napasnya dalam-dalam sambil membuka mulutnya secara perlahan.

"Dek, bagaimana kalau suatu saat nanti hidup kita berada di bawah? Apakah kamu akan meninggalkanku?" tanya Samudra membuat Bulan langsung terkejut dan juga sedikit syok.

"Ishh, Mas ngomong apaan sih! Mana mungkin hidup kita bisa di bawah, orang Mas aja seorang manager. Gaji besar, pekerjaan enak dan juga Bos tidak pernah pelit untuk memberikan bonus."

"Namun, kenapa Mas malah mengomong seperti itu! Pokoknya aku enggak mau ya hidup susah lagi, aku udah pernah berada di bawah Mas. Dan itu rasanya sangat tidak enak, mau apa-apa pun susah!"

"Jadi, sekarang Mas fokus sama pekerjaan Mas aja. Kumpulin uang buat kelahiran anak kita, dan jangan berpikir seperti itu. Mas sendiri bukan, yang bilang kalau Mas lagi nabung buat kita beribadah ke tanah suci. Lantas apa yang aku dengar sekarang? Dahlah, pokoknya aku tidak suka dan tidak mau!"

Jawaban Bulan adalah jawaban yang sangat di luar dari ekspetasi Samudra. Dia tidak menyangka, kalau istrinya bisa menjawab pertanyaannya dengan kata-kata yang begitu menghancurkan hatinya.

Tak terasa bulir air menetes dari sudut mata Samudra yang saat ini menatap ke arah atas sambil tersenyum. Bulan yang melihat suaminya, menjadi sangat aneh dan bingung.

"Sebenarnya Mas itu kenapa sih, kenapa bicaranya melantur dan juga ini apa? Kenapa Mas menangis? Semua ini ada apa sih, Mas. Jangan buat aku takut, dan cemas ya. Dari tadi aku melihat sikap Mas tuh aneh banget sumpah!"

Nada bicara Bulan semakin tidak enak didengar oleh Samudra, dimana istrinya itu terlihat begitu kesal padanya. Padahal beberapa saat tadi, Ibunya sudah menasihatinya agar tidak sampai membuat suaminya tertekan atau pun tidak nyaman.

Namun, apa daya. Bulan terlalu terbawa suasana saking dia tidak maunya kembali berada di kehidupan awal, dimana dia harus menghadapi susahnya hidup serta ejekan dari semua orang.

Samudra perlahan menghapus air matanya, kemudian duduk sambil berhadapan dengan istrinya dan memegang kedua tangannya.

Tatapan suaminya berhasil membuat jantung Bulan bergetar cukup kuat, saat melihat sorotan kesedihan yang berasal dari mata suaminya. Baru kali ini Bulan melihat Samudra begitu rapuh, dan juga tak berdaya saat dia tidak tahu harus memulai semuanya dari mana lagi.

Bagi Samudra menjelaskan semuanya itu sangatlah sulit, ketika beberapa menit lalu mendengar jawaban bahwa istrinya menolak untuk hidup susah bersamanya.

"Ma-mas, ma-maaf kalau perkataanku membuatmu sakit hati. Cuman jujur, Mas. Aku sudah tidak mau hidup serba kekurangan, itu rasanya tidak enak. Banyak cacian, makian dan juga hinaan yang selalu aku terima ketika aku tidak punya barang berharga sekalipun!" jelas Bulan, hanya di senyumi oleh Samudra.

Mereka terdiam sejenak dimana, Samudra mengusap air mata istrinya yang mulai menetes di pipi. Dari sini Samudra paham tentang apa yang istrinya pikirkan saat ini.

Semua itu karena Samudra juga pernah ada diposisi istrinya yang hidup dalam keadaan sulit. Bagaimana hidup dalam ekonomi yang susah, tetapi harus tetap bertahan meneruskan hidup.

Namun, kembali lagi. Tidak baik juga kalau seseorang harus berpikir hidupnya akan terus diatas tanpa mau merasakan bagaimana susahnya ketika di bawah.

Apa lagi kehidupan seseorang itu bagaikan sebuah roda, kadang diatas dan kadang pun berada di bawah. Semua tergantung dari takdir yang sudah Allah berikan padanya, dengan tujuan agar mereka bisa lebih bersabar lagi dalam menghadapi ujian-Nya.

...***Bersambung***...

Terpopuler

Comments

Desilia Chisfia Lina

Desilia Chisfia Lina

bulan hidup itu berputar kadang di atas kadang di bawah jadi belajar menerima swmuanya

2023-05-04

1

🍌 ᷢ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 ~ Ꮢнιєz ~

🍌 ᷢ ͩ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦 ~ Ꮢнιєz ~

Bulan, jgn karena masa lalu kamu lantas membuat kamu ga mau hidup susah.. mungkin bukan susah y, cuma berkurang sedikit aja.. tapi dgn niat suami mu utk membahagiakan klrga kalian, insya Allah akan ada rezeki nya.. semoga bayi kalian merupakan pertanda rezeki kalian yang akan naik, Aamiin.. insya Allah🤲

2023-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 Pangeran Tampan
2 Melamar Dan Mempersunting
3 Melakukan Hijrah
4 Kesempurnaan
5 Jatuh Pingsan
6 Kekhawatiran Samudra
7 Kedatangan Malaikat Kecil
8 Ngidam Mie Goreng Tektek
9 Menebus Kesalahan
10 Menggiurkan
11 Gulung Tikar
12 Bingung
13 Tidak Mau Hidup Susah
14 Roda Kehidupan
15 Kedilemaan Hati Samudra
16 Bayi Prematur
17 Ujian Untuk Samudra
18 Janji Adalah Hutang
19 Raka Hibatullah Dirgantara
20 Mulai Mengerti Situasi
21 Pindah Ke Rumah Baru
22 Raka Sudah Mulai Pintar
23 Mau Sampai Kapan Sabar?
24 Dewasa Sebelum Umurnya
25 Pelgi Ke Lumah Allah
26 Bangga Dengan Jagoan Kecil
27 Jangan Lupa Bersyukur
28 Impi Buyuk
29 Di Tutuk Jadi Batu
30 Membawakan Bekal Ke Sawah
31 Bukti Cinta Anak Laki-laki
32 Penduduk Desa Tidak Sopan
33 Makanan Favorit Raka
34 Maafkan Ayah
35 Penyakit DBD
36 Harga Diri
37 Misi Tersembunyi
38 Meminta Izin
39 Iseng-iseng Berhadiah
40 Dzaky Fayyadh Radhitya
41 Laka mau itut
42 Membantah Perkataan
43 Kedatangan Tamu Spesial
44 Pembicaraan Serius
45 Siapa Samudra Sebenarnya
46 Oma Mandiin Opa
47 Trauma Indomie
48 Kemarahan Dzaky
49 Harapan dan Doa
50 Memiliki Perasaan Lain
51 Mall Central Plaza
52 Raka Menabrak Sesuatu
53 Makan Ayam Enyak
54 Jomblo Akut
55 Perjaka Tong-tong
56 Damage Istri Orang
57 Menantu Idaman
58 Kondisi Ibu Dara.
59 Rapuhnya Bulan
60 Kabar Buruk
61 Di Alam Bawah Sadar
62 Nasihat Samudra
63 Hadiah Terakhir Buat Nenek
64 Raka Dititipkan Bi Edoh
65 Sekolah TK Ceria Bersamaku
66 Sindiran Serta Gosip
67 Merasa Di Permalukan Oleh Bulan
68 Rahasia Istri Idaman Dzaky
69 Ingin Menjodohkan Dzaky
70 Perubahan Bulan
71 Pergi Ke Pasar Malam
72 Mengabadikan Momen Indah
73 Pergi Sama Simpanan?
74 Penjelasan Bulan Tentang Dzaky
75 Madu Suamiku
76 Dua-duanya sama!
77 Pergi Ke Restoran
78 Notif Pesan Dari Orang Misterius
79 Perasaan Raka Yang Tidak Enak
80 Perumpamaan
81 Hadiah Menyebalkan
82 Sikap Dingin Dzaky
83 Perlakukan Pekerja Layaknya Manusia
84 Memberikan Kode Keras
85 Kejujuran Bulan
86 Kekhawatiran Raka
87 Bertemu Ponakan Jefri
88 Pacaran Itu Apa, Tante?
89 Bunda Itu Kelja Apa Pacalan?
90 Nenek Lampir
91 Perasaan Bulan Yang Sensitif
92 Sosis Yang Mengenyangkan
93 Menolak Undangan Spesial
94 Memakai Pakaian Pemberian
95 Kejadian Mengejutkan
96 Penyakit Jantung?
97 Kamu Jahat, Mas. Jahat!
98 Laka Benci Bunda!
99 Hancurnya Hati Bulan
100 Bulan & Raka Kembali Baikan
101 Keadaan Samudra
102 Ketakutan Raka Pada Orang Tuanya
103 Terkabulnya Doa Raka
104 Saran Dari Asisten Dzaky
105 Sayembara
106 Dodol Hati
107 Bunda Sudah Bangun?
108 Sebagai Obat Untuk Bulan
109 Panggil Raka, Kakak
110 PEMENANG GIVE A WAY
111 Harapan Bulan
112 Menemui Samudra
113 Kakak Mau Lihat Ayah!
114 Kondisi Tentang Keadaan Samudra
115 Keajaiban Luar Biasa
116 Tersadar
117 Kesehatan Samudra
118 Menyambut Keluarga Kecil Samudra
119 Dibalik Alasan Keluarga Samudra
120 Demi Uang
121 Penyesalan Sabrina
122 Mendatangi Pemakaman
123 Orang Di balik Pendonor Hati Samudra
124 Kebahagiaan Dzaky Di Sisa Hidupnya
125 Janji Samudra Pada Mendiang Dzaky
126 Menantikan Kelahiran Anak Ke-2
127 Kelahiran Baby Girl
128 TAMAT
129 NOVEL AUTHOR JUDUL : MBAK SAYUR KESAYANGAN PRESDIR
130 Buku Terbaru Kuda Poni
131 Novel Baru Gadis Tengil, Istri Ketiga Tuan Arogan
132 KERINDUAN AUTHOR
133 NOVEL BARU : GAIRAH CINTA PAK DUDA
Episodes

Updated 133 Episodes

1
Pangeran Tampan
2
Melamar Dan Mempersunting
3
Melakukan Hijrah
4
Kesempurnaan
5
Jatuh Pingsan
6
Kekhawatiran Samudra
7
Kedatangan Malaikat Kecil
8
Ngidam Mie Goreng Tektek
9
Menebus Kesalahan
10
Menggiurkan
11
Gulung Tikar
12
Bingung
13
Tidak Mau Hidup Susah
14
Roda Kehidupan
15
Kedilemaan Hati Samudra
16
Bayi Prematur
17
Ujian Untuk Samudra
18
Janji Adalah Hutang
19
Raka Hibatullah Dirgantara
20
Mulai Mengerti Situasi
21
Pindah Ke Rumah Baru
22
Raka Sudah Mulai Pintar
23
Mau Sampai Kapan Sabar?
24
Dewasa Sebelum Umurnya
25
Pelgi Ke Lumah Allah
26
Bangga Dengan Jagoan Kecil
27
Jangan Lupa Bersyukur
28
Impi Buyuk
29
Di Tutuk Jadi Batu
30
Membawakan Bekal Ke Sawah
31
Bukti Cinta Anak Laki-laki
32
Penduduk Desa Tidak Sopan
33
Makanan Favorit Raka
34
Maafkan Ayah
35
Penyakit DBD
36
Harga Diri
37
Misi Tersembunyi
38
Meminta Izin
39
Iseng-iseng Berhadiah
40
Dzaky Fayyadh Radhitya
41
Laka mau itut
42
Membantah Perkataan
43
Kedatangan Tamu Spesial
44
Pembicaraan Serius
45
Siapa Samudra Sebenarnya
46
Oma Mandiin Opa
47
Trauma Indomie
48
Kemarahan Dzaky
49
Harapan dan Doa
50
Memiliki Perasaan Lain
51
Mall Central Plaza
52
Raka Menabrak Sesuatu
53
Makan Ayam Enyak
54
Jomblo Akut
55
Perjaka Tong-tong
56
Damage Istri Orang
57
Menantu Idaman
58
Kondisi Ibu Dara.
59
Rapuhnya Bulan
60
Kabar Buruk
61
Di Alam Bawah Sadar
62
Nasihat Samudra
63
Hadiah Terakhir Buat Nenek
64
Raka Dititipkan Bi Edoh
65
Sekolah TK Ceria Bersamaku
66
Sindiran Serta Gosip
67
Merasa Di Permalukan Oleh Bulan
68
Rahasia Istri Idaman Dzaky
69
Ingin Menjodohkan Dzaky
70
Perubahan Bulan
71
Pergi Ke Pasar Malam
72
Mengabadikan Momen Indah
73
Pergi Sama Simpanan?
74
Penjelasan Bulan Tentang Dzaky
75
Madu Suamiku
76
Dua-duanya sama!
77
Pergi Ke Restoran
78
Notif Pesan Dari Orang Misterius
79
Perasaan Raka Yang Tidak Enak
80
Perumpamaan
81
Hadiah Menyebalkan
82
Sikap Dingin Dzaky
83
Perlakukan Pekerja Layaknya Manusia
84
Memberikan Kode Keras
85
Kejujuran Bulan
86
Kekhawatiran Raka
87
Bertemu Ponakan Jefri
88
Pacaran Itu Apa, Tante?
89
Bunda Itu Kelja Apa Pacalan?
90
Nenek Lampir
91
Perasaan Bulan Yang Sensitif
92
Sosis Yang Mengenyangkan
93
Menolak Undangan Spesial
94
Memakai Pakaian Pemberian
95
Kejadian Mengejutkan
96
Penyakit Jantung?
97
Kamu Jahat, Mas. Jahat!
98
Laka Benci Bunda!
99
Hancurnya Hati Bulan
100
Bulan & Raka Kembali Baikan
101
Keadaan Samudra
102
Ketakutan Raka Pada Orang Tuanya
103
Terkabulnya Doa Raka
104
Saran Dari Asisten Dzaky
105
Sayembara
106
Dodol Hati
107
Bunda Sudah Bangun?
108
Sebagai Obat Untuk Bulan
109
Panggil Raka, Kakak
110
PEMENANG GIVE A WAY
111
Harapan Bulan
112
Menemui Samudra
113
Kakak Mau Lihat Ayah!
114
Kondisi Tentang Keadaan Samudra
115
Keajaiban Luar Biasa
116
Tersadar
117
Kesehatan Samudra
118
Menyambut Keluarga Kecil Samudra
119
Dibalik Alasan Keluarga Samudra
120
Demi Uang
121
Penyesalan Sabrina
122
Mendatangi Pemakaman
123
Orang Di balik Pendonor Hati Samudra
124
Kebahagiaan Dzaky Di Sisa Hidupnya
125
Janji Samudra Pada Mendiang Dzaky
126
Menantikan Kelahiran Anak Ke-2
127
Kelahiran Baby Girl
128
TAMAT
129
NOVEL AUTHOR JUDUL : MBAK SAYUR KESAYANGAN PRESDIR
130
Buku Terbaru Kuda Poni
131
Novel Baru Gadis Tengil, Istri Ketiga Tuan Arogan
132
KERINDUAN AUTHOR
133
NOVEL BARU : GAIRAH CINTA PAK DUDA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!