Perlahan Samudra melangkahkan kakinya setelah menaruh tas di sofa ruang keluarga. Tak lupa dia mengambil sebuah pentungan yang ada di vas bunga yang cukup besar. Samudra melakukan ini semua hanya demi berjaga-jaga jika maling tersebut langsung menyerangnya.
"Tenang Sam. Tenang! Pokoknya percaya aja kalau kamu pasti bisa mengusir maling itu, bismillah!"
Samudra berbicara kecil sambil memegang pentungan itu dan menaruhnya di atas pundak kanannya, sambil menghitungnya.
Satu ...
Dua ...
Ti-----
Arrrghhh ...
Alice yang baru saja berbalik badan, seketika berteriak saat melihat suaminya ingin memukulnya dengan menggunakan pentungan.
"Astagfirullah, ma-maaf Dek. Mas udah buat kamu kaget, Mas kirain kamu maling. Soalnya udah jam segini kok di dapur kaya ada suara aneh-aneh gitu." ucap Samudra, langsung menyingkirkan pentungan tersebut ketika ingin mengenai kepala istrinya.
"Lagian Mas, apa-apaan sih. Istri sendri di bilang maling, dasar menyebalkan!" jawab Bulan, langsung berbalik dan meneruskan masakannya.
"Jangan marah dong, Dek. Maaf ya, Mas udah ngagetin kamu dan menuduh kamu yang enggak-enggak. Mas cuman takut kalau sampai itu terjadi 'kan bahaya juga buat kalian loh." rengek Samudra langsung memeluk istrinya dari belakang.
Samudra benar-benar tidak menyangka, bahwa suara berisik itu berasal dari istrinya yang sedang masak, bukan suara maling yang dia kira sebelumnya.
"Ya, habisnya Mas itu ngeselin banget. Udah pulang larut malam, sekarang malah nuduh aku maling." ucap Bulan, kesal.
"Ya maaf, Dek. Ya sudah untuk menebus kesalahan yang Mas perbuat, gimana kalau Mas yang masakin, mau 'kan? Please, Dek. Ya ya ya, mau ya ...."
Berbagai cara Samudra lakukan untuk bisa mengambil hati istrinya kembali, apa lagi dia merasa bersalah ketika mendengar suara itu malah langsung ingin memukulnya tanpa mencari tahu lebih dulu.
Untung saja, Bulan tidak sampai terluka. Jika itu terjadi, maka bisa dipastikan Samudra akan menyesalinya seumur hidup.
"Enggak usah, aku bisa sendiri. Udah sana Mas ke kamar aja bersih-bersih terus mandi, nanti kalau udah selesai baru turun lagi kita makan bareng." jawab Bulan, sedikit cuek.
Samudra langsung mengambil alih semua pekerjaan Bulan, kemudian dia mematikan kompornya. Habis itu dia mulai menarik Bulan menjauhi dapur, ke ruangan keluarga.
"Mas, ishh. Kamu ngapain sih, terus ini mau bawa aku kemana? 'Kan aku mau masak, loh!" rengek Bulan, yang mengikuti langkah kaki suaminya.
"Sstt, udah ikut aku aja. Ingat, Mas ini suamimu. Jadi kalau kamu membatahnya kamu berdosa, mau?" ucap Samudra menghentikan langkahnya sejenak.
Bulan menggelengkan kepalanya, lalu suaminya tersenyum dan mengelus kepala Bulan sambil mereka kembali meneruskan langkahnya.
Sesampainya di ruang keluarga, Samudra perlahan mendudukan istrinya diatas sofa tanpa memperbolehkannya kembali berdiri.
Samudra membungkukkan badannya memegang kedua rahang istrinya, mengelus pipinya sambil tersenyum dan menatap matanya penuh cinta.
"Nah, sekarang kamu duduk diam di sini. Ini remotnya, kamu bisa menonton tv sepuasmu. Mas tinggal ke dapur dulu buat nerusin masakan yang kamu inginkan, anggap aja ini sebagai permintaan maaf dari Mas." titahnya.
"Tap--"
"Sstt, tidak ada tapi-tapian. Pokoknya kamu duduk anteng di sini, jangan kemana-mana. Ingat anak yang ada di dalam perutmu itu adalah anakku, jadi aku akan memanjakannya. Meskipun badanku ini sangat lelah, cuman kalau udah menyangkut masalah anak, semangatku kembali membara bagaikan kobaran api hehe ...."
Mendengar perkataan Samudra membuat Bulan menggelengkan kepalanya. Dia memang kesal sama suaminya, cuman semua itu tidak akan bertahan lama.
Bagaimana mungkin Bulan bisa lama marah sama suaminya, jika suaminya selalu bersikap selembut ini dan selalu memanjakannya dalam hal apapun itu.
"Baiklah, tapi ingat masaknya yang enak terus pedes ya. Soalnya anakmu ini pengen makan yang pedes-pedes gitu, Mas." sahut Bulan, wajahnya terlihat begitu lesu.
Cup!
Samudra mencium kening istrinya membuat wajah Bulan seketika memerah menahan malu, saat perlakuan suaminya begitu romantis.
"Baiklah, Tuan Putriku yang paling cantik."
"Sekarang bisakah sebutkan menu masakan apa yang akan kamu masak itu, hem? Biar aku bisa memasaknya dengan sangat baik, enak, dan juga lezat."
Bulan terdiam sambil mengetuk-ngetukkan dagunya dengan jari telunjuk, lalu mendelikan matanya ke atas memikirkan apa yang akan dia minta dari suaminya.
"Hem, apa ya? Ohya, aku mau mie goreng tektek dengan sedikit kuat nyemek, terus rasanya itu harus pedes poll, layaknya omongan tetangga haha ..."
"Terus isiannya itu baso, sosis, udang, sayuran, telur. Nah, buat mienya itu 4 sampai 5 bungkus ya, pokoknya nanti kita makan bareng di mangkuk yang besar, gimana Mas. Seru kan? Hehe ...."
Samudra yang terlihat gemas dengan permintaan istrinya, hanya bisa mencubit kecil hidungnya. Sementara Bulan hanya bisa terkekeh ketika suaminya yang begitu gemas langsung menciumin seluruh wajahnya.
Terlihat jelas, bahwa keadaan rumah tangga mereka semakin hari semakin terlihat romantis dan juga manis. Bahkan jika ada yang melihat kebersamaan mereka pun, pasti akan sangat iri.
Bagaimana tidak, banyak wanita yang ingin di perlakukan bagaikan seorang Ratu oleh pasangannya. Cuman, tidak banyak wanita yang beruntung mendapatkannya. Sementara Bulan, adalah salah satu wanita yang beruntung memiliki suami seperti Samudra.
Setelah itu, Samudra berpamitan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh istrinya. Meski Samudra merupakan pria yang sangat bertanggung jawab atas pekerjaan. Tidak menutup kemungkinan bahwa Samudra ini, adalah seorang pria yang memiliki bakat memasak yang rasanya hampir menyerupai masakan Chef hebat yang ada di Restoran ternama.
...***Bersambung***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Desilia Chisfia Lina
semoga cinta mereka berdua ngak pudar y
2023-05-01
1