Part 5 Pasien Ilegal

Siang itu kepanikan terjadi di lantai 14 VC hospital. dokter Bella berlari mengejar seorang pasiennya yang sedang di bawa ke ruang IGD. pasiennya berusaha menghabisi dirinya dengan pecahan gelas. ia berhasil menyayat tangan kanannya dan hampir saja ia juga menyayat lehernya sendiri.

Bella merasa cemas dengan kondisi pasiennya yang satu ini. ia memutuskan pergi ke ruang kerja Zack untuk meminta saran. biasanya si jenius Zack selalu memiliki ide cemerlang untuk membantu Bella.

Bella membuka handel pintu ruang kerja dokter Zack. rupanya Zack sedang bicara di telepon dengan seseorang saat Bella datang ia panik dan segera mematikan telepon.

"Kau tertangkap basah pasti kau sedang bicara dengan bos bandit! aku akan melaporkan mu pada Daddy dan mommy!" kata Bella datar sembari duduk di sofa.

"Hei jangan sembarangan bicara, aku hanya sedang menelpon paman Tim" kilah Zack.

"Sudahlah aku tidak peduli dengan urusan mu, aku kemari karena ingin meminta bantuan mu"

Zack duduk di samping Bella, ia membuka sebotol air mineral lalu meneguknya hingga setengah. Bella meraih botol di tangan Zack lalu ikut meminum air itu.

"Ada apa?" tanya Zack sembari melonggarkan dasinya.

"Kau tahu pasienku yang bernama Lana Dupont?"

"Si Puteri tidur?"

"Benar, dia tiba-tiba tersadar dari koma"

"Bukankah itu bagus? lalu apa masalahnya?"

"Masalahnya ia mencoba menyayat tangan dan lehernya sendiri dengan pecahan gelas kaca"

Zack terlihat berpikir sejenak, ia kembali mengingat Lana yang kemarin berlumuran darah sembari tersenyum ke arahnya.

"Aku rasa yang di butuhkan gadis itu adalah psikolog bukan obat untuk membuatnya tertidur nyenyak tanpa bergerak!"

Bella memandang Zack, menimbang ide dari kembarannya yang terkenal sebagai dokter jenius itu.

"Apa menurut mu itu efektif? karena sebelum di rawat disini ia menjalani konseling rutin dengan psikolog tapi hasilnya nihil"

"Coba saja pakai psikolog yang juga seorang dokter, aku tahu siapa orang yang tepat menangani putri tidur itu"

"Siapa?"

"Tentu saja Ryan memang siapa lagi?"

Bella mengangguk, sudah lama ia tidak mendengar nama Ryan sejak dokter itu pindah ke rumah sakit lain. Ryan adalah anak dari Timoti usianya lebih muda enam tahun dari Zack dan Bella.

Entah kenapa Ryan memutuskan keluar dari VC hospital dan memilih bekerja di rumah sakit kecil di perbatasan kota.

"Tapi Zack dia sudah tidak bekerja disini!"

"Tidak ada masalah kau bisa panggil dia, tapi sebelum itu aku rasa kau harus mampu membujuk uncle Eric untuk menerima Ryan bekerja sementara di VC hospital ini"

"Itu sulit Zack" gumam Bella nyaris putus asa.

Menaklukkan pamannya adalah hal mustahil. Eric berkuasa di rumah sakit itu dan semua tahu ia begitu arogan dan seenaknya sendiri. Zack tahu dokter Eric dengan arogan mendepak Ryan dari VC hospital karena alasan yang tidak masuk akal yaitu karena Ryan hanya anak seorang pesuruh.

"Sekarang pergilah satu jam lagi aku ada pasien aku ingin bersantai dulu!" kata Zack sembari mendorong tubuh Bella keluar dari ruang kerjanya. sebaliknya Bella memukuli Zack dengan tinjunya. keduanya biasa bergurau jika sedang bertemu tidak perduli di rumah atau di tempat kerja.

***

Malam hari Zack pergi ke sebuah tempat dengan di kawal dua bodyguard, ia berjalan membawa tas kerjanya melalui terowongan berlumpur. di depannya seorang pria dengan senjata di tangannya menjadi penunjuk jalan bagi Zack.

"Silahkan dokter, dia ada di dalam" kata pria itu setelah keduanya tiba di ruangan yang mirip penjara, berjeruji besi dan lembab.

"Baiklah siapkan yang aku minta tadi" kata Zack pada pria itu. sebelumnya Zack meminta air hangat dan kasa steril untuk disiapkan.

"Baik dokter"

Zack berjongkok melihat pasiennya yang terkapar di lantai dengan luka tusuk dan beberapa luka tembak.

Pasiennya kali ini adalah buronan polisi karena menyelundupkan senjata ilegal ke luar negara. Zack mengambil resiko untuk menangani pasien tersebut karena mereka akan membayar mahal atas jasanya.

"Baiklah, kita lihat apa kau bisa selamat" Zack mengenakan sarung tangan steril dan mulai memeriksa kondisi luka di tubuh pasiennya.

"Angkat dia dan pindahkan ke ranjang" kata Zack pada dua orang bodyguard yang mengawalnya.

Kedua orang bertubuh kekar itu mengangkat si pria tidak berdaya. dokter Zack mulai memberikan tindakan pada pasiennya, ia menyuntikkan obat bius pada si pasien lalu membersihkan luka bekas tusukan sajam di bagian perut sebelah kanan dan mulai menjahitnya.

Untuk peluru yang bersarang di punggung sepertinya sedikit sulit untuk diambil. pasien tidak mungkin di tengkurapkan karena kondisi perutnya yang mengalami bleeding.

"Ah sial, Zack mencoba memiringkan tubuh pasiennya lalu ia berusaha mengeluarkan peluru yang bersarang di punggung si pasien.

"Baiklah sudah selesai" Zack melepas sarung tangannya dan mencuci tangan sampai bersih.

"Kalian dengarkan aku, suntikan obat pereda nyeri ini setiap lima jam sekali, dua hari lagi aku akan kemari memeriksa kondisinya" kata Zack pada beberapa orang berjas hitam yang tidak lain adalah anak buah si pasien yang baru ia tangani.

"Baik dokter, ini uangnya" seorang pria menyerahkan koper besar berisi uang. Zack lebih suka uang tunai di banding cek karena ia tidak perlu repot ke bank untuk mencairkan cek itu.

"Ayo kita pergi!" kata Zack pada kedua bodyguard nya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!