UKS

...~Happy Reading~...

"Astaghfirullah Ele!" pekik umma Chila saat memasuki ruang UKS dan melihat Eleena yang sudah terbaring di atas brankar.

"El, kamu gapapa? Kenapa bisa sampai seperti ini?" tanya umma Chila lagi dengan segala rasa ke khawatiran nya.

Ya, tentu saja umma Chila khawatir. Karena ia juga sedikit banyak tahu tentang trauma yang di alami Eleena sewaktu kecil dulu dengan kolam renang.

Maka dari itu, ketika ia mendapatkan kabar dari Yusuf bahwa Eleena tercebur ke dalam kolam renang, wanita itu segera bergegas untuk menghampiri nya di UKS.

"U—Umma... " gumam Eleena begitu lirih, sambil menatap sayu pada wanita yang kini terlihat sangat menghawatirkan nya.

Entah mengapa, Eleena merasa senang saat ada orang yang begitu perhatian dan khawatir pada nya.

Seketika itu juga, kebencian Eleena kepada perempuan yang membuatnya seperti ini menjadi sirna. Berganti menjadi rasa terimakasih, karena kini akhirnya ia merasa di khawatirkan.

Eleena merasa bahwa dirinya begitu berarti hingga membuat orang khawatir, dan Eleena merasa seperti memiliki keluarga.

"Iya Nak, kamu kenapa bisa begini hem?" tanya umma Chila sambil menggenggam tangan Eleena.

Eleena menggelengkan kepala nya, "Ele kepleset," jawab nya mencoba untuk sedikit tersenyum paksa.

Tentu saja umma Chila tidak percaya. Karena ia sudah mendapatkan cerita dari Yusuf yang mengatakan bahwa sempat melihat seseorang pergi meninggalkan area kolam renang sebelum dirinya melihat Eleena di kolam.

Braakkk!

"Ele!" pekik seorang gadis yang tiba tiba langsung membuka pintu ruangan itu dengan cukup kasar.

"Astaghfirullah, Mai!" tegur umma Chila sedikit terkejut seketika menyadarkan gadis bernama Maira itu untuk menghentikan kehebohan nya.

"Eh ada Umma, Assalamu'alaikum Umma," ucap Maira meralat kata sambutan awal nya.

"Waalaikumsalam, kamu darimana?" tanya umma Chila ketika melihat putri nya masuk dan mendekat.

"Tadi Maira ke perpustakaan, dan iya Maira ketemu sama Ustadzah Nuri. Bukankah katanya Ele mau ketemu sama Ustadzah Nuri," tanya Maira sedikit heran.

Eleena terdiam, ia memberikan isyarat kepada Maira agar tidak melanjutkan kata kata nya. Ia tidak ingin membahas hal itu di depan umma Chila.

Eleena masih ingat, perkataan dari wanita bercadar yang sudah mendorong nya tadi, bahwa ia cemburu dengan kedekatan nya dan umma.

Sementara itu, Umma Chila yang tahu bahwa keberadaan nya sudah mengganggu kedua gadis remaja itu, akhirnya hanya bisa menganggukkan kepala nya tanda mengerti.

"Kamu baik baik ya Nak, Umma akan pergi dulu, biar Maira yang menemani kamu," ujar umma Chila begitu lembut sambil mengusap kepala Eleena.

"Terimakasih Umma," jawab Eleena mencoba tersenyum dan menganggukkan kepala nya.

Seperginya umma Chila. Maira segera menarik kursi di samping Eleena dan menduduki nya.

"Kok bisa?" tanya Maira yang seolah tidak sabar untuk mendengarkan cerita dari Eleena, "Siapa sih dia?"

Eleena kembali menggelengkan kepala nya, "Gue gak tahu, karena dia pakai cadar. Tapi yang gue tahu, dia cemburu dan marah karena gue deket sama keluarga lo!"

"Hah!" seketika itu juga, mulut Maira langsung ternganga dan sedikit terkejut.

Mengapa jadi keluarga nya yang di bawa bawa, batin Maira.

"Kamu ngenalin suara nya?" tanya Maira lagi.

"Gue gak tau, tapi gue yakin kalau gue pernah denger itu suara. Tapi siapa gue lupa," gumam Eleena pelan sambil mencoba berfikir keras untuk mengingat kembali pemilik suara wanita bercadar yang sudah mendorong nya ke kolam renang.

Eleena juga yakin, bahwa cadar yang di kenalan itu hanya semata mata ingin menutupi wajah nya saja, bukan karena memang dia bercadar.

"Kamu ingat sama santri yang tadi panggil kamu? Apa aku harus temuin dia?" tanya Maira dan langsung bergegas hendak pergi, namun dengan cepat Eleena menahan tangan sahabatnya itu.

"Mai, biar gue aja nanti yang nemuin. Lo udah cukup jadi pendengar buat gue, biar ini nanti gue yang ngurus sendiri."

"Tapi El—"

"Gue gak mau, mereka makin benci sama gue. Kalau lo ikut bantuin gue langsung begini, yang ada dia akan makin panas dan bisa bisa datengin gue lagi. Setidaknya, tunggu badan gue fit biar gue punya persiapan mental sebelum di hajar lagi," ucap Eleena dengan tampang memelas nya menatap Maira.

Bukan kasihan, Maira justru terkekeh karena menurut nya, seorang Eleena tidak pantas memasang wajah memelas seperti itu. Sangat menyedihkan, batin Maira.

...~To be continue......

Terpopuler

Comments

⏤͟͟͞R◇Adist

⏤͟͟͞R◇Adist

ele dilawan... tunggu aja pembalasan ele🤣

2023-12-06

1

Nesa Satria

Nesa Satria

di luar expetasi🤭🤭🤭
siapakah itu

2023-05-01

1

𝗺𝗮𝘂𝗹𝘆ᵈᵉʷⁱ

𝗺𝗮𝘂𝗹𝘆ᵈᵉʷⁱ

jangan macam² Ama ratu jalanan wahai wanita bercadar😂😂

2023-04-03

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!