Luluh

Tubuh Safira seakan tak bertulang membayangkan seseorang bertindak tidak senonoh di malam itu. Tapi siapa dia, dan kenapa dia tega melakukan perbuatan bejat itu? Selama ini, Safira merasa jika dia tidak memiliki musuh. Lantas, kenapa ada orang yang begitu tega menghancurkan kehidupannya. Bahkan hancur, sehancur-hancurnya. Karena perbuatan bajingan itu, bayangan pernikahan yang sudah di depan mata pun, harus musnah dalam sekejap.

Safira kembali menatap Adelia. Dia benar-benar penasaran dengan pria yang telah menyimpan benih di rahimnya. Benih yang kini tumbuh menjadi dua orang anak jenius. Tentunya, bibitnya pun tidak main-main. Rasa ingin tahu pun semakin membuncah di dadanya.

“Bagaimana kamu yakin jika lelaki yang memperkosaku bukanlah Vino?” desak Safira.

"Beberapa hari kemudian, tanpa sengaja aku mendengar pembicaraan nona Faiza dengan Vino. Nona Faiza terlihat senang dan memberi ucapan selamat kepada Vino atas kemenangannya. Namun, ternyata Vino menyangkalnya. Dia bilang jika sama sekali tidak pernah menyentuh kamu," papar Adelia.

"Faiza?" ulang Safira seraya mengernyitkan dahinya.

Adelia kembali mengangguk.

"Jangan bilang jika Faiza ikut terlibat dengan semua ini!" ucap Safira yang tidak terima jika sahabatnya dilibatkan oleh Adelia.

"Ma-maaf, Fira, tapi itulah kenyatannya. Faiza sendiri yang menyuruh aku memberikan minuman yang telah dicampur obat perangsang untukmu." Lirih Adelia.

Jeddar!

Bagaikan tersambar petir di siang bolong, tubuh Safira seakan terkulai lemas mendengar kenyataan yang ada.

🌷🌷🌷

Hati Safira benar-benar sakit mendengar kenyataan yang ada. Dia tidak pernah menyangka jika sahabatnya yang sangat ia sayangi, mampu bersikap seperti itu.

Ada apa denganmu, Fei? Kenapa kamu tega melakukan semua ini padaku? Apa aku pernah menyakiti perasaan kamu? Padahal aku sangat menyayangimu, tapi kenapa kamu malah menyusun rencana keji untukku? batin Safira. Air mata pun mulai menggenang di kedua sudut mata Safira.

"Pergilah!"

Merasa urusannya telah selesai, Safira pun mengusir Adelia.

Karena kamu Fei, karena perbuatan kamu, aku mengabaikan kedua anakku, buah hatiku. Ya Tuhan…, ibu macam apa aku yang selalu egois menolak kehadiran mereka. Padahal sudah jelas jika itu bukan kesalahan mereka. Tak ada seorang pun anak yang ingin terlahir tanpa ayah. Tak ada seorang pun wanita yang ingin hamil tanpa menikah. Dan kamu, Fei ... kamu harus bertanggung jawab atas semua penderitaan ini! Bukan hanya penderitaan aku yang harus hamil tanpa suami. Tapi juga penderitaan kedua anakku yang harus terlahir tanpa ayah.

Sepanjang jalan, Safira terus melamun tanpa ekspresi. Raganya memang tengah berada satu mobil dengan sekretarisnya, tapi entahlah dengan jiwanya.

“Eh, awas, Bu!” teriak Sarah.

Ciiiiittttt!

Seketika Safira menginjak rem karena tiba-tiba di depannya telah berhenti sebuah kendaraan umum.

Jeduk!

"Aww!" Sarah sedikit berteriak saat kepalanya membentur dashboard mobil.

“Astagfirullahaladzim, kamu enggak apa-apa, Sar?” tanya Safira seraya menyibakkan rambut sekretarisnya. Tampak sebuah benjolan merah terukir sempurna di jidat sekretarisnya yang cantik.

“Ti-tidak apa-apa, Bu,” sahut Sarah seraya mengelus-elus keningnya yang mulai terasa berdenyut.

Safira meniupi kening Sarah yang mulai terlihat membengkak. Wajahnya terlihat begitu cemas. Dia merasa bersalah karena telah membuat sekretarisnya terluka seperti itu.

“Duh, maaf ya, Sar. Aku udah bikin kamu benjol kayak gini,” sesal Safira.

“Tidak apa-apa kok, Bu. Ini cuma benjol dikit, kok. Dikompres pake es batu juga, pasti ilang,” sahut Sarah, mencoba menenangkan atasannya.

Tin-tin!

“Woyy, buruan! Macet, nih!" teriak pengendara mobil yang lain.

Tin-tin!

Tanpa mereka sadari, acara penghentian mendadak mobil mereka, ternyata telah menyebabkan kemacetan. Antrian mobil di belakangnya semakin berisik membunyikan klakson. Safira pun semakin terlihat gugup.

“Biar saya saja yang menyetir, Bu!” ucap Sarah menawarkan diri.

Safira mengangguk. Dia sadar, suasana hatinya sedang kacau saat ini. Karena itu dia tidak akan mampu mengendalikan kuda besinya.

Sarah membuka pintu mobil. Setengah berlari, dia memutari bagian depan mobil untuk membuka pintu mobil samping kemudi. Setengah membungkuk dan mengatupkan kedua tangannya, Sarah kemudian meminta maaf kepada antrian mobil yang berada di belakang mereka. Sedangkan Safira sendiri sudah berpindah kursi tanpa keluar dari mobilnya.

Sarah menyalakan mesin mobil. Dia segera memacu kuda besi milik bosnya untuk menghindari antrean kemacetan yang lebih panjang lagi.

Safira menyandarkan punggungnya seraya memejamkan mata. Otaknya benar-benar telah lelah memikirkan apa yang diucapkan Adelia. Kenapa, kenapa dan hanya kenapa, yang ada dalam benak Safira saat ini. Kenapa yang tidak pernah Safira temukan alasannya.

“Maaf, Bu. Sepertinya Ibu kelihatan tidak sehat. Apa Ibu mau diantarkan pulang ke rumah atau kembali ke kantor?” tanya Sarah, sopan.

Safira memijat kedua pelipisnya yang mulai berdenyut. Ah, kerja otaknya yang telah menguras pikiran, membuat kedua pelipisnya terasa berat.

“Antarkan aku ke rumah saja, Sar! Kepalaku terasa sakit sekali,” jawab Safira tanpa melepaskan pijatan kedua telunjuknya di kedua pelipis.

“Baiklah, Bu,” ujar Sarah.

Namun, di tengah jalan Safira ingat dengan kedua anaknya yang tak pernah mendapatkan perhatian dan kasih sayangnya. Dia pun berniat memberikan mereka makanan yang mereka sukai. Safira membuka resleting tas tangannya. Dia kemudian mengambil ponsel untuk menghubungi Bik Cucum.

"Assalamualaikum!” Suara Bik Cucum terdengar nyaring di ujung telepon.

"Wa'alaikumsalam. Apa anak-anak sudah pulang sekolah, Bu?” tanya Safira.

“Sudah, Neng, tapi sekarang mereka sedang ikut bapak ke pabrik,“ jawab Bik Cucum.

“Oh baiklah. Begini Bu, Fira cuma mau tahu, apa Ibu tahu makanan kesukaan mereka?" tanya Safira lagi.

“Maksud, Neng?” tanya Bik Cucum terdengar heran.

“Ya maksud saya ... coklat, cake atau apa lah, jenis makanan yang meraka favoritkan,” balas Safira mencoba menjelaskan.

“Oh, setahu Bibik, mereka kurang suka makanan yang asin, Neng. Mereka sangat suka makanan manis, seperti cake sama brownis. Kalo abang suka original brownis, tapi kalo adek, suka red velvet brownis,” tutur Bik Cucum.

Safira tersenyum. "Baiklah, Bu. Terima kasih. Safira tutup ya teleponnya, assalamu'alaikum!" pungkas Safira.

“Wa'alaikumsalam."

Safira mengakhiri pembicaraannya. Dia lantas memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.

“Kita ke toko kue Manda dulu, Sar!” perintah Safira.

Sarah mengangguk, dan mulai mencari toko kue Manda terdekat.

Tiba di toko kue, Safira segera turun dan memasuki toko itu. Dia mulai memilih brownis kesukaan kedua anaknya. Tak lupa dia juga membeli beberapa box brownis untuk para karyawannya, juga untuk Bik Cucum dan ayah angkatnya.

Setelah melakukan pembayaran, Safira kembali menghampiri mobilnya yang terparkir di depan toko.

"Tolong bagikan ini kepada para karyawan ya, Sar! Dan ini buat kamu dan keluarga kamu,” ujar Safira seraya meletakkan beberapa box original brownis di kursi belakang.

“Iya, Bu. Terima kasih,” jawab Sarah. "Kita kemana lagi, Bu,” tanyanya.

“Kita ke toko mainan dulu ya, Sar. Saya ingin membelikan mainan untuk kedua anak saya," jawab Safira.

Sarah yang memang tahu hubungan antara Safira dengan kedua anak kecil yang dipublikasikan sebagai adiknya, tersenyum melihat perubahan Safira.

Syukurlah. Sepertinya hati ibu Safira mulai luluh kepada kedua anaknya, batin Sarah seraya melajukan mobilnya ke sebuah toko mainan langganannya.

Sarah adalah seorang single parent yang memiliki seorang putri. Perkawinannya gagal karena kehadiran wanita idaman lain suaminya.

Terpopuler

Comments

Ranny

Ranny

balaskan dendam mau biar hati mu bisa lega

2024-03-24

2

Eka Novariani

Eka Novariani

Safira blm tahu siapa biang kerok sebenarnya.... pasti syok berat kl dia tahu apa yg diperbuat Safina 😬

2024-03-15

2

lihat semua
Episodes
1 Akad Nikah
2 Diusir
3 Mencoba Mengakhiri Hidup
4 Berusaha untuk Melenyapkan
5 Kelahiran Si Kembar
6 Pertunangan Safina
7 Membungkam Mulut Tetangga
8 Rana dan Lara Alfarizi
9 Duka Ulang Tahun
10 Perubahan
11 Kemampuan Rana
12 Lara Si Pelukis Cilik
13 Anak-anak Jenius
14 Bertemu Kawan Lama
15 Meminta Penjelasan
16 Luluh
17 Kecerdikan Rana
18 Rasa, Rana dan Lara
19 Bangkit
20 Mengikuti Pameran
21 Pertemuan Tanpa Sengaja
22 Lelaki Mysophobia
23 Kegelisahan Adam
24 Proyek untuk Bunda
25 Rumah Masa Depan
26 Permintaan Terakhir
27 Permohonan Sang Ayah
28 Pernikahan Adam dan Safina
29 Malam Pertama yang Hampa
30 Kemarahan Kenzo
31 Bertemu
32 Dia, Wanitaku!
33 Terbongkar
34 Permintaan Mommy Clara
35 Sekilas Kenangan
36 Hot Night
37 Keinginan Opa Hadi
38 Meminta Hak
39 Penolakan Adam
40 Kedatangan Oma Halimah
41 Sandiwara
42 Pulang Kampung
43 Kehilangan Jejak
44 Merajuk
45 Permintaan Safira
46 Gubuk Tua
47 Lahan Sengketa
48 Membawa Mutia Pulang
49 Janggal
50 Tentang Mutia
51 Terjebak Kenyamanan Semu
52 Fantasi Safina
53 Peti Harta Karun
54 Tertangkap Basah
55 Surrogate Mother
56 Mengembalikan Safina
57 Bertemu
58 Murka
59 Is He My Dad?
60 Bertemu Safina
61 Setitik Kebenaran
62 Kesempatan Kedua
63 Tentang Rasa
64 Rasa yang Hilang
65 Fix, Mereka Keluargaku!
66 Mari Kita Bicara!
67 Simpati Opa Hadi
68 Pengakuan Kenzo
69 Dari Hati Ke Hati
70 Tekad Kenzo
71 Penyesalan Pak Ujang
72 Kebingungan Mommy Clara
73 Saksi Kunci
74 Kejahatan Oma Halimah
75 Memaafkan Ujang
76 Kecelakaan
77 Jamuan Makan Malam
78 Pertemuan Opa Hadi dan Mommy Clara
79 Salah paham
80 Pertemuan Keluarga
81 Pingsan
82 Meminta Penjelasan
83 Rencana Oma Halimah
84 Mantan Calon Mertua
85 Permintaan Bu Zahra
86 Menjenguk Adam
87 Merasa Cemburu!
88 Bersaing Sehat
89 Mutia Cemburu
90 Menyusun Sebuah Rencana
91 Saran Sahabat
92 Terancam Gagal
93 Sambutan Mutia
94 Meminta Kesempatan
95 Hati Wanita
96 Kembali Histeris
97 Kenyataan Pahit
98 Sekilas Kenangan
99 Kabur
100 Desakan
101 Berhutang Satu Penjelasan
102 Kecemasan Bik Cucum
103 Mengalah
104 Janji Anak Laki-laki
105 Kenapa harus berbohong, Bunda?
106 Merasa Bersalah
107 Kebahagiaan Terbesar Seorang Ibu
108 Tuduhan Tak Beralasan
109 Kemarahan Rana
110 Keputusan Bodoh
111 Sandiwara Mutia
112 Keras Hati
113 Menemui Safira
114 Bertemu Adam
115 Menebus Kesalahan
116 Setitik Kebahagiaan
117 Pertemuan Safira dan Keluarga
118 Obsesi
119 Mengalah
120 Mulai Terbiasa
121 Sembuh Hanya Bersamamu
122 Menua Bersamaku
123 Dongeng Pengantar Tidur
124 Bermain di Cagar Alam
125 Kelicikan Safina
126 Tersesat
127 Mencari Safira
128 Menemukan Safira
129 Mulai Membuka Hati
130 Kencan Pertama
131 Tomi Beraksi
132 Pesta Dansa
133 Jebakan
134 Fitnah Keji Oma Halimah
135 Membersihkan Nama Baik
136 Bukti Akurat
137 Memberikan Efek Jera
138 Kembali ke Kota
139 Kemarahan Jodi
140 Pamit
141 Kecemasan Seorang Ibu
142 Memberikan Jawaban
143 Menghindar
144 Persekongkolan
145 Rasa Demi Rana dan Lara
146 Sakit
147 Firasat
148 Diarak Warga
149 Kebenaran
150 Satu Lagi Kebenaran
151 Visual Tokoh
152 Menjenguk Oma Halimah
153 Tabir Kejahatan Halimah
154 Babak Baru Dimulai
155 Ih, Ayah Narsis Deh!
156 Kejahilan Si Kembar
157 Keisengan Si Kembar
158 Di Antara Bulan Madu dan Liburan
159 Gagal Lagi
160 Ngidam
161 Kehamilan Simpatik
162 Berita Kematian
163 Duka Safira
164 Pemakaman Oma Halimah
165 Welcome Baby Jansen
166 Hampir Saja
167 Tawaran Safira
168 Kunjungan Mertua
169 Gusar
170 Keraguan Safina
171 Pulang
172 Firasat Seorang Ibu
173 Merasa Tersisih
174 Rencana Tuan Jodi
175 Kehilangan Jejak
176 Mengungkap Kebenaran
177 Perubahan Sikap Lara
178 Rana Pulang
179 Kunjungan Rana
180 Membujuk Lara
181 Pindah
182 Idola Kampus
183 Siapakah Dia?
184 Kecurigaan Selena
185 Kebiasaan Siti
186 Salah Sangka
187 Cemburu
188 Lukisan Misterius
189 Bertemu Uncle Jo
190 Menonton Teater
191 Duka di Pagi Hari
192 Firasat Rana dan Lara
193 Duka Safira
194 Kebingungan Si Kembar
195 Duka Si Kembar
196 Bertemu Tetangga Lama
197 Pemakaman Bik Cucum
198 Merasa Kehilangan Arah
199 Menjadi Idola Kampus
200 Prasangka Selena
201 Ungkapan Cinta Siti
202 Satu Frekuensi
203 Intermezo
204 Penawaran Kenzo
205 Keputusan Anna
206 Kabar Buruk
207 Duka Siti
208 Ungkapan Cinta Ikbal
209 Kedatangan Willy dan Anna
210 Usaha Ikbal
211 Curahan Hati Siti
212 Menuju Milan
213 Licik
214 Bertemu Riska
215 Menemui Dewi Amor
216 Pengakuan Cassandra
217 Memohon Ampun
218 Malaikat Tanpa Sayap
219 Trauma Siti
220 Sakit
221 Tragedi Keset Kamar Mandi
222 Anak Sholehah
223 Gugup
224 Promo Karya
225 Pembalasan Anna
226 Mengintai
227 Penyesalan Siti
228 Menghilang
229 Mencari Sahabat
230 Kecewa
231 Pelukis Jalanan
232 Teman Baru
233 Merasa Nyaman
234 Nasihat Ibu
235 Seperti Orang Asing
236 Menghindar
237 Merasa Nyaman
238 Terjebak Rasa
239 Meminta Penjelasan
240 Kagum
241 Semakin Akrab
242 Tragedi di Pagi Hari
243 Kesempatan yang Hilang
244 Keputusan Mommy Clara
245 Perasaan Lara
246 Meminta Kepastian
247 Entah Siapa yang Salah?
248 Kunjungan Lara
249 Ciuman Pertama
250 Ancaman Anna
251 Titik Terang
252 Tragedi Senja
253 Bertengkar Hebat
254 Pergi dari Rumah
255 Janji Rana
256 Phobia Lara
257 Malam Panjang
258 Menyesal
259 Panik
260 Membujuk Lara Pulang
261 Anna Merajuk
262 Mencari Lara
263 Berubah Pikiran
264 Melaporkan
265 Keras Kepala
266 Menunggu
267 Mencari Antara
268 Penyesalan Safira
269 Kekonyolan Masa Remaja
270 Pulang
271 Berkumpul Kembali
272 Prahara di Pagi Hari
273 Menyembunyikan
274 Dua Garis Merah
275 Kebaikan Ikbal
276 Menepis Kecurigaan
277 Prasangka Mahadika
278 Menghilang
279 Rencana Perjodohan
280 Pertemuan Tak Terduga
281 Aku belum menikah!
282 Membuka Lembaran Baru
283 Maukah Kamu Mewujudkan Mimpi Ayah?
284 Memaksa Pulang
285 Segudang Kekecewaan
286 Nekat
287 Semua ini Karena Cinta
288 Permainan Anna
289 Perjanjian Pranikah
290 Permohonan Seorang Ayah
291 Kegelisahan Rana
292 Keputusan Sepihak
293 Seperti Boneka
294 Perang Dingin
295 Pertunangan Rana
296 Kembali untuk Terluka
297 Persiapan Lamaran
298 Di Antara Lamaran dan Akad
299 Keluarga Utuh
300 Resepsi
301 Sejarah Kembali Terulang
302 Amarah Nyonya Wicaksana
303 Pasrah
304 Pesan Terakhir
305 Duka Alfarizi
306 Pemakaman Adrian
307 Mencari Antara
308 Tragedi Subuh
309 Permohonan Maaf Author
310 My Hubby
311 Diculik
312 Kecurigaan Siti
313 Dia Butuh Antara!
314 Akhir Kisah
Episodes

Updated 314 Episodes

1
Akad Nikah
2
Diusir
3
Mencoba Mengakhiri Hidup
4
Berusaha untuk Melenyapkan
5
Kelahiran Si Kembar
6
Pertunangan Safina
7
Membungkam Mulut Tetangga
8
Rana dan Lara Alfarizi
9
Duka Ulang Tahun
10
Perubahan
11
Kemampuan Rana
12
Lara Si Pelukis Cilik
13
Anak-anak Jenius
14
Bertemu Kawan Lama
15
Meminta Penjelasan
16
Luluh
17
Kecerdikan Rana
18
Rasa, Rana dan Lara
19
Bangkit
20
Mengikuti Pameran
21
Pertemuan Tanpa Sengaja
22
Lelaki Mysophobia
23
Kegelisahan Adam
24
Proyek untuk Bunda
25
Rumah Masa Depan
26
Permintaan Terakhir
27
Permohonan Sang Ayah
28
Pernikahan Adam dan Safina
29
Malam Pertama yang Hampa
30
Kemarahan Kenzo
31
Bertemu
32
Dia, Wanitaku!
33
Terbongkar
34
Permintaan Mommy Clara
35
Sekilas Kenangan
36
Hot Night
37
Keinginan Opa Hadi
38
Meminta Hak
39
Penolakan Adam
40
Kedatangan Oma Halimah
41
Sandiwara
42
Pulang Kampung
43
Kehilangan Jejak
44
Merajuk
45
Permintaan Safira
46
Gubuk Tua
47
Lahan Sengketa
48
Membawa Mutia Pulang
49
Janggal
50
Tentang Mutia
51
Terjebak Kenyamanan Semu
52
Fantasi Safina
53
Peti Harta Karun
54
Tertangkap Basah
55
Surrogate Mother
56
Mengembalikan Safina
57
Bertemu
58
Murka
59
Is He My Dad?
60
Bertemu Safina
61
Setitik Kebenaran
62
Kesempatan Kedua
63
Tentang Rasa
64
Rasa yang Hilang
65
Fix, Mereka Keluargaku!
66
Mari Kita Bicara!
67
Simpati Opa Hadi
68
Pengakuan Kenzo
69
Dari Hati Ke Hati
70
Tekad Kenzo
71
Penyesalan Pak Ujang
72
Kebingungan Mommy Clara
73
Saksi Kunci
74
Kejahatan Oma Halimah
75
Memaafkan Ujang
76
Kecelakaan
77
Jamuan Makan Malam
78
Pertemuan Opa Hadi dan Mommy Clara
79
Salah paham
80
Pertemuan Keluarga
81
Pingsan
82
Meminta Penjelasan
83
Rencana Oma Halimah
84
Mantan Calon Mertua
85
Permintaan Bu Zahra
86
Menjenguk Adam
87
Merasa Cemburu!
88
Bersaing Sehat
89
Mutia Cemburu
90
Menyusun Sebuah Rencana
91
Saran Sahabat
92
Terancam Gagal
93
Sambutan Mutia
94
Meminta Kesempatan
95
Hati Wanita
96
Kembali Histeris
97
Kenyataan Pahit
98
Sekilas Kenangan
99
Kabur
100
Desakan
101
Berhutang Satu Penjelasan
102
Kecemasan Bik Cucum
103
Mengalah
104
Janji Anak Laki-laki
105
Kenapa harus berbohong, Bunda?
106
Merasa Bersalah
107
Kebahagiaan Terbesar Seorang Ibu
108
Tuduhan Tak Beralasan
109
Kemarahan Rana
110
Keputusan Bodoh
111
Sandiwara Mutia
112
Keras Hati
113
Menemui Safira
114
Bertemu Adam
115
Menebus Kesalahan
116
Setitik Kebahagiaan
117
Pertemuan Safira dan Keluarga
118
Obsesi
119
Mengalah
120
Mulai Terbiasa
121
Sembuh Hanya Bersamamu
122
Menua Bersamaku
123
Dongeng Pengantar Tidur
124
Bermain di Cagar Alam
125
Kelicikan Safina
126
Tersesat
127
Mencari Safira
128
Menemukan Safira
129
Mulai Membuka Hati
130
Kencan Pertama
131
Tomi Beraksi
132
Pesta Dansa
133
Jebakan
134
Fitnah Keji Oma Halimah
135
Membersihkan Nama Baik
136
Bukti Akurat
137
Memberikan Efek Jera
138
Kembali ke Kota
139
Kemarahan Jodi
140
Pamit
141
Kecemasan Seorang Ibu
142
Memberikan Jawaban
143
Menghindar
144
Persekongkolan
145
Rasa Demi Rana dan Lara
146
Sakit
147
Firasat
148
Diarak Warga
149
Kebenaran
150
Satu Lagi Kebenaran
151
Visual Tokoh
152
Menjenguk Oma Halimah
153
Tabir Kejahatan Halimah
154
Babak Baru Dimulai
155
Ih, Ayah Narsis Deh!
156
Kejahilan Si Kembar
157
Keisengan Si Kembar
158
Di Antara Bulan Madu dan Liburan
159
Gagal Lagi
160
Ngidam
161
Kehamilan Simpatik
162
Berita Kematian
163
Duka Safira
164
Pemakaman Oma Halimah
165
Welcome Baby Jansen
166
Hampir Saja
167
Tawaran Safira
168
Kunjungan Mertua
169
Gusar
170
Keraguan Safina
171
Pulang
172
Firasat Seorang Ibu
173
Merasa Tersisih
174
Rencana Tuan Jodi
175
Kehilangan Jejak
176
Mengungkap Kebenaran
177
Perubahan Sikap Lara
178
Rana Pulang
179
Kunjungan Rana
180
Membujuk Lara
181
Pindah
182
Idola Kampus
183
Siapakah Dia?
184
Kecurigaan Selena
185
Kebiasaan Siti
186
Salah Sangka
187
Cemburu
188
Lukisan Misterius
189
Bertemu Uncle Jo
190
Menonton Teater
191
Duka di Pagi Hari
192
Firasat Rana dan Lara
193
Duka Safira
194
Kebingungan Si Kembar
195
Duka Si Kembar
196
Bertemu Tetangga Lama
197
Pemakaman Bik Cucum
198
Merasa Kehilangan Arah
199
Menjadi Idola Kampus
200
Prasangka Selena
201
Ungkapan Cinta Siti
202
Satu Frekuensi
203
Intermezo
204
Penawaran Kenzo
205
Keputusan Anna
206
Kabar Buruk
207
Duka Siti
208
Ungkapan Cinta Ikbal
209
Kedatangan Willy dan Anna
210
Usaha Ikbal
211
Curahan Hati Siti
212
Menuju Milan
213
Licik
214
Bertemu Riska
215
Menemui Dewi Amor
216
Pengakuan Cassandra
217
Memohon Ampun
218
Malaikat Tanpa Sayap
219
Trauma Siti
220
Sakit
221
Tragedi Keset Kamar Mandi
222
Anak Sholehah
223
Gugup
224
Promo Karya
225
Pembalasan Anna
226
Mengintai
227
Penyesalan Siti
228
Menghilang
229
Mencari Sahabat
230
Kecewa
231
Pelukis Jalanan
232
Teman Baru
233
Merasa Nyaman
234
Nasihat Ibu
235
Seperti Orang Asing
236
Menghindar
237
Merasa Nyaman
238
Terjebak Rasa
239
Meminta Penjelasan
240
Kagum
241
Semakin Akrab
242
Tragedi di Pagi Hari
243
Kesempatan yang Hilang
244
Keputusan Mommy Clara
245
Perasaan Lara
246
Meminta Kepastian
247
Entah Siapa yang Salah?
248
Kunjungan Lara
249
Ciuman Pertama
250
Ancaman Anna
251
Titik Terang
252
Tragedi Senja
253
Bertengkar Hebat
254
Pergi dari Rumah
255
Janji Rana
256
Phobia Lara
257
Malam Panjang
258
Menyesal
259
Panik
260
Membujuk Lara Pulang
261
Anna Merajuk
262
Mencari Lara
263
Berubah Pikiran
264
Melaporkan
265
Keras Kepala
266
Menunggu
267
Mencari Antara
268
Penyesalan Safira
269
Kekonyolan Masa Remaja
270
Pulang
271
Berkumpul Kembali
272
Prahara di Pagi Hari
273
Menyembunyikan
274
Dua Garis Merah
275
Kebaikan Ikbal
276
Menepis Kecurigaan
277
Prasangka Mahadika
278
Menghilang
279
Rencana Perjodohan
280
Pertemuan Tak Terduga
281
Aku belum menikah!
282
Membuka Lembaran Baru
283
Maukah Kamu Mewujudkan Mimpi Ayah?
284
Memaksa Pulang
285
Segudang Kekecewaan
286
Nekat
287
Semua ini Karena Cinta
288
Permainan Anna
289
Perjanjian Pranikah
290
Permohonan Seorang Ayah
291
Kegelisahan Rana
292
Keputusan Sepihak
293
Seperti Boneka
294
Perang Dingin
295
Pertunangan Rana
296
Kembali untuk Terluka
297
Persiapan Lamaran
298
Di Antara Lamaran dan Akad
299
Keluarga Utuh
300
Resepsi
301
Sejarah Kembali Terulang
302
Amarah Nyonya Wicaksana
303
Pasrah
304
Pesan Terakhir
305
Duka Alfarizi
306
Pemakaman Adrian
307
Mencari Antara
308
Tragedi Subuh
309
Permohonan Maaf Author
310
My Hubby
311
Diculik
312
Kecurigaan Siti
313
Dia Butuh Antara!
314
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!