Mencoba Mengakhiri Hidup

“Fira bersumpah, bu! Demi Tuhan, Fira tidak pernah melakukan hubungan terlarang itu. Fira sendiri tidak tahu, kenapa Fira bisa hamil, bu. Sekarang, apa yang harus Fira lakukan? Fira tidak menginginkan anak ini, bu. Gara-gara anak ini, pernikahan Fira sama mas Adam hancur. Fira membencinya, bu! Fira sangat membenci anak ini!” ucap Safira seraya memukul-mukul perutnya dengan kedua tangannya.

Safira terus menangis di atas pusara kedua orang tuanya. Hingga akhirnya, Safira merasa lelah dan terkulai di samping pusara sang ibu. Tubuhnya mulai lemas. Tiba-tiba saja, perut Safira kembali bergejolak. Wanita bertubuh semampai itu pun segera berlari ke tepi bukit untuk memuntahkan isi perutnya.

"Hoeeek....hoeek....hoeeek"

Tak henti-hentinya Safira muntah. Namun, sebanyak apa pun yang dimuntahkannya, hanya cairan bening saja yang keluar dari mulut Safira. Setelah puas mengeluarkan isi perutnya, Safira kemudian bersandar di bawah sebuah pohon akasia yang cukup besar.

Kedua matanya menatap lurus anak sungai yang mengalir di bawah bukit. Pandangan Safira menyusuri anak sungai tersebut hingga bermuara pada sebuah sungai yang cukup lebar dan panjang. Arus sungai itu terlihat begitu deras.

Entah apa yang merasuki pikiran Safira. Hingga sedetik kemudian, Safira mulai beranjak dari tempat duduknya. Perlahan, Safira berjalan menuruni bukit yang cukup terjal. Tiba di bawah, dia mulai berlari kecil menuju sungai tersebut.

Pergerakan Safira semakin melemah. Dengan langkah terseok-seok karena merasakan lelah di tubuhnya, Safira akhirnya tiba di tepi sungai. Dia menatap riak air yang semakin lama semakin deras dan berbuih.

Sejenak Safira memejamkan kedua matanya. Jantungnya berdegup sangat kencang. Namun, pikirannya benar-benar gelap. Dia merasa sudah tidak memiliki jalan keluar lagi untuk persoalan yang sedang dihadapinya saat ini

“Ayah, ibu ... tunggu Fira,” gumam Safira seraya menjatuhkan tubuhnya di atas riak air yang semakin menggumpal.

“Eh, awas!"

Byur!

Teriakan seseorang tidak mampu mencegah tubuh Safira yang sudah terhanyut dan tergulung riak air sungai.

Sementara, sekitar seratus meter dari tempat Safira menjatuhkan tubuhnya ke sungai, seorang pria paruh baya berteriak keras untuk berusaha mencegah apa yang akan dilakukan Safira.

Namun, sayangnya pikiran Safira telah gelap. Telinganya seakan tuli hingga tak mampu mendengarkan apa pun lagi. Safira pun menceburkan dirinya ke dalam sungai.

"Hup!"

Dengan sigap, pria paruh baya itu berlari mengikuti arus sungai yang tengah membawa tubuh Safira menjauh. Setelah beberapa meter terseret arus, tiba-tiba tubuh Safira tersangkut di dahan pohon tumbang yang mengarah ke sungai.

Pria paruh baya itutu segera melompat dan berenang ke tengah untuk menarik tubuh Safira. Setengah jam berjuang melawan arus air sungai, akhirnya pria tua itu berhasil menarik tubuh Safira ke tepi sungai.

Perawakannya yang masih tegap, tentunya tidak merasa kesulitan untuk menggendong tubuh semampai Safira. Dengan sekali angkat, Pria itu pun memangku Safira ala bridal Style dan membawanya ke rumah.

Tiba di rumahnya, pria paruh baya itu merebahkan tubuh Safira di atas kasur kecil. Setelah itu, dia keluar untuk menemui tetangganya.

Tok-tok-tok!

"Iya, sebentar!"

Terdengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah yang pintunya sedang diketuk oleh pria paruh baya tersebut. Tak lama kemudian, pintu rumah sederhana itu terbuka lebar.

"Bapak?" seru seorang wanita yang usianya sudah memasuki setengah abad. "Kenapa Bapak basah kuyup begitu?" tanyanya.

"Ceritanya panjang, Cum. Datanglah ke rumah dan bawalah salah satu pakaian terbaik kamu. Seseorang sedang membutuhkan bantuan kamu di rumahku!" titah pria paruh baya itu.

"Baik, Pak."

Sesaat setelah orang yang diperintahkan menyanggupi perintahnya, pria itu pun kembali ke rumah.

Di dalam kamar, Bik Cucum mengambil salah satu pakaian terbagus yang dia miliki. meskipun merasa heran dengan perintah majikannya tapi Bik Cucum tetap pergi ke rumah majikannya.

Tiba di rumah, Bik Cucum diperintahkan untuk memasuki kamar. Sejenak, dia terpaku melihat seorang gadis terbaring dengan pakaian yang basah kuyup. Sedetik kemudian, Bik Cucum pun mulai bisa mencerna apa yang diperintahkan majikannya tadi.

"Tolong ganti pakaiannya, Cum!"

🌷🌷🌷

Tengah malam, Safira mulai membuka matanya. Dia mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang tampak asing. Kedua matanya menangkap bayangan seorang pria yang tengah tertidur dengan posisi duduk di atas sofa kecil.

Safira pun mulai bergerak. Sayangnya, pergerakannya menimbulkan bunyi decitan ranjang yang baut-bautnya mulai longgar. Hingga pria paruh baya itu pun mengerjapkan matanya.

“Kau sudah sadar, Nak?” tanyanya penuh kelembutan.

“Si-siapa Anda?” tanya Safira, cemas. “Di-di mana aku? A-apa yang terjadi padaku?” imbuhnya.

“Namaku Rahadi, tapi kamu bisa memanggilku Pak Hadi. Saat ini, kamu sedang berada di rumahku. Tadi siang, aku menyelamatkan kamu dari tindakan bodoh yang ingin mengakhiri hidupmu,” jawab Pak Hadi.

“Kenapa kau menyelamatkan aku? Kau tidak berhak menyelamatkan hidupku! Aku mau mati! Akuu tidak ingin hidup lagi! Aku ingin bertemu dengan kedua orang tuaku. Biarkan aku mati!” teriak Safira, histeris. Dia mulai bangun dan beranjak dari atas ranjang.

"Cukup, Nak! Tenanglah!" kata Pak Hadi mencoba menekan kedua bahu Safira agar Safira kembali duduk di ranjangnya.

"Tidak! Aku tidak mau hidup lagi! aku ingin mati saja!" Kembali Safira berteriak sembari terus meronta.

"Apa kamu pikir, mati bisa menyelesaikan permasalah yang kamu hadapi, hah!" teriak Pak Hadi.

"Lepaskan aku! Biarkan aku mati! Biarkan aku menyusul kedua orang tuaku, setidaknya hidupku tidak akan menjadi gunjingan orang jika aku mati!"

Plak!

Karena tidak bisa menenangkan Safira, pria paruh baya itu pun menampar gadis muda yang tengah histeris.

“Dengar, Nak! Aku memang tidak pernah tahu apa yang menjadi masalahmu, tapi aku tanya satu hal padamu. Apa dengan kematianmu, kamu bisa menyelesaikan masalah? Apa Tuhan akan meridhoi orang yang bunuh diri, hah ?” tanya Pak Hadi penuh penekanan.

Safira menangis. Dia sudah tidak punya kekuatan untuk melawan dan memberontak. Mungkin memang benar apa yang telah dikatakan pria paruh baya itu. Mengakhiri hidup bukanlah jalan yang terbaik.

"Aaargh!"

Tiba-tiba Safira berteriak keras. Sedetik kemudian, dia mulai menangis meraung-raung. Pak Hadi yang menyadari jika gadis yang ditolongnya tengah menghadapi beban berat, seketika merangkul tubuh gadis itu. Jiwa mulai tergelitik untuk memberikan perlindungan terhadap gadis itu.

"Menangislah, Nak! Tumpahkan semua beban di dalam hatimu. Bapak percaya, selalu ada jalan untuk setiap kesulitan," ucap Pak Hadi, mencoba memberikan kekuatan untuk gadis yang tidak berdaya itu.

Safira terus menangis. Dia memang tidak mengenal pria paruh baya itu. Namun, entah kenapa pelukannya terasa begitu hangat. Seperti pelukan seorang ayah yang selalu ingin melindungi putrinya. Cukup lama Safira menangis, hingga kumandang azan magrib menguraikan pelukan mereka.

"Ingatlah, semuanya pasti akan baik-baik saja," tegas Pak Hadi.

Terpopuler

Comments

Astrid Bakrie S

Astrid Bakrie S

Suka banget ceritanya

2024-04-10

1

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

Untung ketemu orang baik,,

2024-02-27

4

Putri Minwa

Putri Minwa

tetap semangat ya thor, jangan lupa mampir juga di novel kk

2023-10-09

1

lihat semua
Episodes
1 Akad Nikah
2 Diusir
3 Mencoba Mengakhiri Hidup
4 Berusaha untuk Melenyapkan
5 Kelahiran Si Kembar
6 Pertunangan Safina
7 Membungkam Mulut Tetangga
8 Rana dan Lara Alfarizi
9 Duka Ulang Tahun
10 Perubahan
11 Kemampuan Rana
12 Lara Si Pelukis Cilik
13 Anak-anak Jenius
14 Bertemu Kawan Lama
15 Meminta Penjelasan
16 Luluh
17 Kecerdikan Rana
18 Rasa, Rana dan Lara
19 Bangkit
20 Mengikuti Pameran
21 Pertemuan Tanpa Sengaja
22 Lelaki Mysophobia
23 Kegelisahan Adam
24 Proyek untuk Bunda
25 Rumah Masa Depan
26 Permintaan Terakhir
27 Permohonan Sang Ayah
28 Pernikahan Adam dan Safina
29 Malam Pertama yang Hampa
30 Kemarahan Kenzo
31 Bertemu
32 Dia, Wanitaku!
33 Terbongkar
34 Permintaan Mommy Clara
35 Sekilas Kenangan
36 Hot Night
37 Keinginan Opa Hadi
38 Meminta Hak
39 Penolakan Adam
40 Kedatangan Oma Halimah
41 Sandiwara
42 Pulang Kampung
43 Kehilangan Jejak
44 Merajuk
45 Permintaan Safira
46 Gubuk Tua
47 Lahan Sengketa
48 Membawa Mutia Pulang
49 Janggal
50 Tentang Mutia
51 Terjebak Kenyamanan Semu
52 Fantasi Safina
53 Peti Harta Karun
54 Tertangkap Basah
55 Surrogate Mother
56 Mengembalikan Safina
57 Bertemu
58 Murka
59 Is He My Dad?
60 Bertemu Safina
61 Setitik Kebenaran
62 Kesempatan Kedua
63 Tentang Rasa
64 Rasa yang Hilang
65 Fix, Mereka Keluargaku!
66 Mari Kita Bicara!
67 Simpati Opa Hadi
68 Pengakuan Kenzo
69 Dari Hati Ke Hati
70 Tekad Kenzo
71 Penyesalan Pak Ujang
72 Kebingungan Mommy Clara
73 Saksi Kunci
74 Kejahatan Oma Halimah
75 Memaafkan Ujang
76 Kecelakaan
77 Jamuan Makan Malam
78 Pertemuan Opa Hadi dan Mommy Clara
79 Salah paham
80 Pertemuan Keluarga
81 Pingsan
82 Meminta Penjelasan
83 Rencana Oma Halimah
84 Mantan Calon Mertua
85 Permintaan Bu Zahra
86 Menjenguk Adam
87 Merasa Cemburu!
88 Bersaing Sehat
89 Mutia Cemburu
90 Menyusun Sebuah Rencana
91 Saran Sahabat
92 Terancam Gagal
93 Sambutan Mutia
94 Meminta Kesempatan
95 Hati Wanita
96 Kembali Histeris
97 Kenyataan Pahit
98 Sekilas Kenangan
99 Kabur
100 Desakan
101 Berhutang Satu Penjelasan
102 Kecemasan Bik Cucum
103 Mengalah
104 Janji Anak Laki-laki
105 Kenapa harus berbohong, Bunda?
106 Merasa Bersalah
107 Kebahagiaan Terbesar Seorang Ibu
108 Tuduhan Tak Beralasan
109 Kemarahan Rana
110 Keputusan Bodoh
111 Sandiwara Mutia
112 Keras Hati
113 Menemui Safira
114 Bertemu Adam
115 Menebus Kesalahan
116 Setitik Kebahagiaan
117 Pertemuan Safira dan Keluarga
118 Obsesi
119 Mengalah
120 Mulai Terbiasa
121 Sembuh Hanya Bersamamu
122 Menua Bersamaku
123 Dongeng Pengantar Tidur
124 Bermain di Cagar Alam
125 Kelicikan Safina
126 Tersesat
127 Mencari Safira
128 Menemukan Safira
129 Mulai Membuka Hati
130 Kencan Pertama
131 Tomi Beraksi
132 Pesta Dansa
133 Jebakan
134 Fitnah Keji Oma Halimah
135 Membersihkan Nama Baik
136 Bukti Akurat
137 Memberikan Efek Jera
138 Kembali ke Kota
139 Kemarahan Jodi
140 Pamit
141 Kecemasan Seorang Ibu
142 Memberikan Jawaban
143 Menghindar
144 Persekongkolan
145 Rasa Demi Rana dan Lara
146 Sakit
147 Firasat
148 Diarak Warga
149 Kebenaran
150 Satu Lagi Kebenaran
151 Visual Tokoh
152 Menjenguk Oma Halimah
153 Tabir Kejahatan Halimah
154 Babak Baru Dimulai
155 Ih, Ayah Narsis Deh!
156 Kejahilan Si Kembar
157 Keisengan Si Kembar
158 Di Antara Bulan Madu dan Liburan
159 Gagal Lagi
160 Ngidam
161 Kehamilan Simpatik
162 Berita Kematian
163 Duka Safira
164 Pemakaman Oma Halimah
165 Welcome Baby Jansen
166 Hampir Saja
167 Tawaran Safira
168 Kunjungan Mertua
169 Gusar
170 Keraguan Safina
171 Pulang
172 Firasat Seorang Ibu
173 Merasa Tersisih
174 Rencana Tuan Jodi
175 Kehilangan Jejak
176 Mengungkap Kebenaran
177 Perubahan Sikap Lara
178 Rana Pulang
179 Kunjungan Rana
180 Membujuk Lara
181 Pindah
182 Idola Kampus
183 Siapakah Dia?
184 Kecurigaan Selena
185 Kebiasaan Siti
186 Salah Sangka
187 Cemburu
188 Lukisan Misterius
189 Bertemu Uncle Jo
190 Menonton Teater
191 Duka di Pagi Hari
192 Firasat Rana dan Lara
193 Duka Safira
194 Kebingungan Si Kembar
195 Duka Si Kembar
196 Bertemu Tetangga Lama
197 Pemakaman Bik Cucum
198 Merasa Kehilangan Arah
199 Menjadi Idola Kampus
200 Prasangka Selena
201 Ungkapan Cinta Siti
202 Satu Frekuensi
203 Intermezo
204 Penawaran Kenzo
205 Keputusan Anna
206 Kabar Buruk
207 Duka Siti
208 Ungkapan Cinta Ikbal
209 Kedatangan Willy dan Anna
210 Usaha Ikbal
211 Curahan Hati Siti
212 Menuju Milan
213 Licik
214 Bertemu Riska
215 Menemui Dewi Amor
216 Pengakuan Cassandra
217 Memohon Ampun
218 Malaikat Tanpa Sayap
219 Trauma Siti
220 Sakit
221 Tragedi Keset Kamar Mandi
222 Anak Sholehah
223 Gugup
224 Promo Karya
225 Pembalasan Anna
226 Mengintai
227 Penyesalan Siti
228 Menghilang
229 Mencari Sahabat
230 Kecewa
231 Pelukis Jalanan
232 Teman Baru
233 Merasa Nyaman
234 Nasihat Ibu
235 Seperti Orang Asing
236 Menghindar
237 Merasa Nyaman
238 Terjebak Rasa
239 Meminta Penjelasan
240 Kagum
241 Semakin Akrab
242 Tragedi di Pagi Hari
243 Kesempatan yang Hilang
244 Keputusan Mommy Clara
245 Perasaan Lara
246 Meminta Kepastian
247 Entah Siapa yang Salah?
248 Kunjungan Lara
249 Ciuman Pertama
250 Ancaman Anna
251 Titik Terang
252 Tragedi Senja
253 Bertengkar Hebat
254 Pergi dari Rumah
255 Janji Rana
256 Phobia Lara
257 Malam Panjang
258 Menyesal
259 Panik
260 Membujuk Lara Pulang
261 Anna Merajuk
262 Mencari Lara
263 Berubah Pikiran
264 Melaporkan
265 Keras Kepala
266 Menunggu
267 Mencari Antara
268 Penyesalan Safira
269 Kekonyolan Masa Remaja
270 Pulang
271 Berkumpul Kembali
272 Prahara di Pagi Hari
273 Menyembunyikan
274 Dua Garis Merah
275 Kebaikan Ikbal
276 Menepis Kecurigaan
277 Prasangka Mahadika
278 Menghilang
279 Rencana Perjodohan
280 Pertemuan Tak Terduga
281 Aku belum menikah!
282 Membuka Lembaran Baru
283 Maukah Kamu Mewujudkan Mimpi Ayah?
284 Memaksa Pulang
285 Segudang Kekecewaan
286 Nekat
287 Semua ini Karena Cinta
288 Permainan Anna
289 Perjanjian Pranikah
290 Permohonan Seorang Ayah
291 Kegelisahan Rana
292 Keputusan Sepihak
293 Seperti Boneka
294 Perang Dingin
295 Pertunangan Rana
296 Kembali untuk Terluka
297 Persiapan Lamaran
298 Di Antara Lamaran dan Akad
299 Keluarga Utuh
300 Resepsi
301 Sejarah Kembali Terulang
302 Amarah Nyonya Wicaksana
303 Pasrah
304 Pesan Terakhir
305 Duka Alfarizi
306 Pemakaman Adrian
307 Mencari Antara
308 Tragedi Subuh
309 Permohonan Maaf Author
310 My Hubby
311 Diculik
312 Kecurigaan Siti
313 Dia Butuh Antara!
314 Akhir Kisah
Episodes

Updated 314 Episodes

1
Akad Nikah
2
Diusir
3
Mencoba Mengakhiri Hidup
4
Berusaha untuk Melenyapkan
5
Kelahiran Si Kembar
6
Pertunangan Safina
7
Membungkam Mulut Tetangga
8
Rana dan Lara Alfarizi
9
Duka Ulang Tahun
10
Perubahan
11
Kemampuan Rana
12
Lara Si Pelukis Cilik
13
Anak-anak Jenius
14
Bertemu Kawan Lama
15
Meminta Penjelasan
16
Luluh
17
Kecerdikan Rana
18
Rasa, Rana dan Lara
19
Bangkit
20
Mengikuti Pameran
21
Pertemuan Tanpa Sengaja
22
Lelaki Mysophobia
23
Kegelisahan Adam
24
Proyek untuk Bunda
25
Rumah Masa Depan
26
Permintaan Terakhir
27
Permohonan Sang Ayah
28
Pernikahan Adam dan Safina
29
Malam Pertama yang Hampa
30
Kemarahan Kenzo
31
Bertemu
32
Dia, Wanitaku!
33
Terbongkar
34
Permintaan Mommy Clara
35
Sekilas Kenangan
36
Hot Night
37
Keinginan Opa Hadi
38
Meminta Hak
39
Penolakan Adam
40
Kedatangan Oma Halimah
41
Sandiwara
42
Pulang Kampung
43
Kehilangan Jejak
44
Merajuk
45
Permintaan Safira
46
Gubuk Tua
47
Lahan Sengketa
48
Membawa Mutia Pulang
49
Janggal
50
Tentang Mutia
51
Terjebak Kenyamanan Semu
52
Fantasi Safina
53
Peti Harta Karun
54
Tertangkap Basah
55
Surrogate Mother
56
Mengembalikan Safina
57
Bertemu
58
Murka
59
Is He My Dad?
60
Bertemu Safina
61
Setitik Kebenaran
62
Kesempatan Kedua
63
Tentang Rasa
64
Rasa yang Hilang
65
Fix, Mereka Keluargaku!
66
Mari Kita Bicara!
67
Simpati Opa Hadi
68
Pengakuan Kenzo
69
Dari Hati Ke Hati
70
Tekad Kenzo
71
Penyesalan Pak Ujang
72
Kebingungan Mommy Clara
73
Saksi Kunci
74
Kejahatan Oma Halimah
75
Memaafkan Ujang
76
Kecelakaan
77
Jamuan Makan Malam
78
Pertemuan Opa Hadi dan Mommy Clara
79
Salah paham
80
Pertemuan Keluarga
81
Pingsan
82
Meminta Penjelasan
83
Rencana Oma Halimah
84
Mantan Calon Mertua
85
Permintaan Bu Zahra
86
Menjenguk Adam
87
Merasa Cemburu!
88
Bersaing Sehat
89
Mutia Cemburu
90
Menyusun Sebuah Rencana
91
Saran Sahabat
92
Terancam Gagal
93
Sambutan Mutia
94
Meminta Kesempatan
95
Hati Wanita
96
Kembali Histeris
97
Kenyataan Pahit
98
Sekilas Kenangan
99
Kabur
100
Desakan
101
Berhutang Satu Penjelasan
102
Kecemasan Bik Cucum
103
Mengalah
104
Janji Anak Laki-laki
105
Kenapa harus berbohong, Bunda?
106
Merasa Bersalah
107
Kebahagiaan Terbesar Seorang Ibu
108
Tuduhan Tak Beralasan
109
Kemarahan Rana
110
Keputusan Bodoh
111
Sandiwara Mutia
112
Keras Hati
113
Menemui Safira
114
Bertemu Adam
115
Menebus Kesalahan
116
Setitik Kebahagiaan
117
Pertemuan Safira dan Keluarga
118
Obsesi
119
Mengalah
120
Mulai Terbiasa
121
Sembuh Hanya Bersamamu
122
Menua Bersamaku
123
Dongeng Pengantar Tidur
124
Bermain di Cagar Alam
125
Kelicikan Safina
126
Tersesat
127
Mencari Safira
128
Menemukan Safira
129
Mulai Membuka Hati
130
Kencan Pertama
131
Tomi Beraksi
132
Pesta Dansa
133
Jebakan
134
Fitnah Keji Oma Halimah
135
Membersihkan Nama Baik
136
Bukti Akurat
137
Memberikan Efek Jera
138
Kembali ke Kota
139
Kemarahan Jodi
140
Pamit
141
Kecemasan Seorang Ibu
142
Memberikan Jawaban
143
Menghindar
144
Persekongkolan
145
Rasa Demi Rana dan Lara
146
Sakit
147
Firasat
148
Diarak Warga
149
Kebenaran
150
Satu Lagi Kebenaran
151
Visual Tokoh
152
Menjenguk Oma Halimah
153
Tabir Kejahatan Halimah
154
Babak Baru Dimulai
155
Ih, Ayah Narsis Deh!
156
Kejahilan Si Kembar
157
Keisengan Si Kembar
158
Di Antara Bulan Madu dan Liburan
159
Gagal Lagi
160
Ngidam
161
Kehamilan Simpatik
162
Berita Kematian
163
Duka Safira
164
Pemakaman Oma Halimah
165
Welcome Baby Jansen
166
Hampir Saja
167
Tawaran Safira
168
Kunjungan Mertua
169
Gusar
170
Keraguan Safina
171
Pulang
172
Firasat Seorang Ibu
173
Merasa Tersisih
174
Rencana Tuan Jodi
175
Kehilangan Jejak
176
Mengungkap Kebenaran
177
Perubahan Sikap Lara
178
Rana Pulang
179
Kunjungan Rana
180
Membujuk Lara
181
Pindah
182
Idola Kampus
183
Siapakah Dia?
184
Kecurigaan Selena
185
Kebiasaan Siti
186
Salah Sangka
187
Cemburu
188
Lukisan Misterius
189
Bertemu Uncle Jo
190
Menonton Teater
191
Duka di Pagi Hari
192
Firasat Rana dan Lara
193
Duka Safira
194
Kebingungan Si Kembar
195
Duka Si Kembar
196
Bertemu Tetangga Lama
197
Pemakaman Bik Cucum
198
Merasa Kehilangan Arah
199
Menjadi Idola Kampus
200
Prasangka Selena
201
Ungkapan Cinta Siti
202
Satu Frekuensi
203
Intermezo
204
Penawaran Kenzo
205
Keputusan Anna
206
Kabar Buruk
207
Duka Siti
208
Ungkapan Cinta Ikbal
209
Kedatangan Willy dan Anna
210
Usaha Ikbal
211
Curahan Hati Siti
212
Menuju Milan
213
Licik
214
Bertemu Riska
215
Menemui Dewi Amor
216
Pengakuan Cassandra
217
Memohon Ampun
218
Malaikat Tanpa Sayap
219
Trauma Siti
220
Sakit
221
Tragedi Keset Kamar Mandi
222
Anak Sholehah
223
Gugup
224
Promo Karya
225
Pembalasan Anna
226
Mengintai
227
Penyesalan Siti
228
Menghilang
229
Mencari Sahabat
230
Kecewa
231
Pelukis Jalanan
232
Teman Baru
233
Merasa Nyaman
234
Nasihat Ibu
235
Seperti Orang Asing
236
Menghindar
237
Merasa Nyaman
238
Terjebak Rasa
239
Meminta Penjelasan
240
Kagum
241
Semakin Akrab
242
Tragedi di Pagi Hari
243
Kesempatan yang Hilang
244
Keputusan Mommy Clara
245
Perasaan Lara
246
Meminta Kepastian
247
Entah Siapa yang Salah?
248
Kunjungan Lara
249
Ciuman Pertama
250
Ancaman Anna
251
Titik Terang
252
Tragedi Senja
253
Bertengkar Hebat
254
Pergi dari Rumah
255
Janji Rana
256
Phobia Lara
257
Malam Panjang
258
Menyesal
259
Panik
260
Membujuk Lara Pulang
261
Anna Merajuk
262
Mencari Lara
263
Berubah Pikiran
264
Melaporkan
265
Keras Kepala
266
Menunggu
267
Mencari Antara
268
Penyesalan Safira
269
Kekonyolan Masa Remaja
270
Pulang
271
Berkumpul Kembali
272
Prahara di Pagi Hari
273
Menyembunyikan
274
Dua Garis Merah
275
Kebaikan Ikbal
276
Menepis Kecurigaan
277
Prasangka Mahadika
278
Menghilang
279
Rencana Perjodohan
280
Pertemuan Tak Terduga
281
Aku belum menikah!
282
Membuka Lembaran Baru
283
Maukah Kamu Mewujudkan Mimpi Ayah?
284
Memaksa Pulang
285
Segudang Kekecewaan
286
Nekat
287
Semua ini Karena Cinta
288
Permainan Anna
289
Perjanjian Pranikah
290
Permohonan Seorang Ayah
291
Kegelisahan Rana
292
Keputusan Sepihak
293
Seperti Boneka
294
Perang Dingin
295
Pertunangan Rana
296
Kembali untuk Terluka
297
Persiapan Lamaran
298
Di Antara Lamaran dan Akad
299
Keluarga Utuh
300
Resepsi
301
Sejarah Kembali Terulang
302
Amarah Nyonya Wicaksana
303
Pasrah
304
Pesan Terakhir
305
Duka Alfarizi
306
Pemakaman Adrian
307
Mencari Antara
308
Tragedi Subuh
309
Permohonan Maaf Author
310
My Hubby
311
Diculik
312
Kecurigaan Siti
313
Dia Butuh Antara!
314
Akhir Kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!