HASRAT TUAN MAFIA
Malam hari Murano Baru selesai rapat dengan para anak buahnya. Membahas tentang rencana mengembangkan bisnis illegal di bidang jual beli obat-obat terlarang. Keuntungan yang mereka dapatkan sangatlah besar. Namun, resiko yang dihadapi juga tidak kalah besar.
Hal itu membuat Murano memutar otak. "Bagaimana caranya untuk melancarkan bisnisnya yang akan ia kembangkan?" untuk itu mereka akan mengajak beberapa pejabat negara untuk bekerja sama. Uang bisa membeli siapapun, termasuk juga jabatan di dunia pemerintahan.
Devano membukakan pintu untuk Tuannya.
"Silakan, Tuan." Pria berusia dua puluh delapan tahun itu menunduk hormat kepada Sang penguasa. Setelah Tuannya masuk, Devano pun segera masuk, Ia duduk di samping Kairo sang sopir. Devano merupakan orang kepercayaan Murano selama ini.
"Maaf, tuan, kita ke apartemen atau ke Mansion utama?"tanya Devano penuh dengan hati-hati.
"Mansion,"jawab Murano dengan matanya yang tetap fokus ke layar ponselnya.
Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, di depan dan di belakang mobil yang ditumpangi oleh Murano, adalah mobil para anak buahnya. Yang bertugas untuk mengawal Murano selama dalam perjalanan. Di dalam satu mobil, ada beberapa anak buah Murano yang di bekali dengan senjata api.
Setelah melakukan perjalanan kurang lebih dua puluh lima menit menelusuri jalanan ibukota, mereka tiba di Mansion mewah dan megah milik Murano. Mansion mewah itu merupakan rumah yang selama ini ditempati oleh Murano dan juga para anak buahnya.
Devano kembali membukakan pintu dan berjalan mengikuti Murano. Namun, salah seorang anak buahnya berseru memanggil namanya.
"Hey!
"Ada apa?" tanya Devano. Pria dua puluh delapan tahun itu langsung memasang sikap waspada, Begitu juga dengan Kairo.
"Ada penyusup!" Teriak salah seorang pengawal berkepala botak itu.
Devano dan Kairo spontan mengeluarkan senjata dari balik jad mereka.
"Tuan Murano lebih baik kita ke dalam," Ajak Kairo
Murano mengangguk, "Bawa penyusup itu hidup-hidup, Aku ingin tahu siapa yang sudah menyuruhnya,"ucap Murano kepada anak buahnya.
Di dalam Mansion, banyak pengawal sudah siap siaga memegang senjata api mereka masing-masing. Berkecimpung di dunia hitam, memang memiliki risiko yang sangat tinggi. Banyak para pembunuh bayaran dari saingan bisnis, bisa beraksi kapan saja. Untuk itulah Murano membayar orang-orang terlatih Untuk melindunginya dari musuh-musuh yang berniat jahat kepadanya.
Murano menuju ke kamar di lantai tiga
"Kau tunggu di sini saja," ucap Murano kepada Kairo
"Baik, Tuan," sahut Kairo
Murano langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Baru saja akan memejamkan mata setelah menyelesaikan ritual mandinya, ada yang mengetuk pintu kamarnya. Dengan hati kesal pria itu membukakan pintu.
"Ada apa, mengganggu saja!"Ketus Murano
"Maaf, Tuan," Devano ketakutan dan merasa tidak enak hati. "Sekali lagi maafkan saya, Tuan."devano membungkuk
"Ahh, Sudahlah ada apa?"
"Penyusup itu seorang wanita, Dia dalam keadaan tidak sadarkan diri, kami tidak menemukan senjata, tapi kami menemukan ini."ucap devano memberikan sebuah kartu yang mereka dapatkan di saku celana wanita penyusup itu.
Kening Murano berkerut. "Roberto Andalas, aku harus meminta penjelasannya besok!"Murano *******-***** kartu nama itu.
Setelah Wanita itu telah sadarkan diri. Devano dan kairo membawa Wanita yang mulutnya dibungkam kain dan tangannya terikat ke belakang. Murano dan kairo mendorong wanita itu dengan kasar, hingga terjatuh tepat di dekat kaki Murano.
Wanita itu tampak sangat ketakutan sekali. Murano membuka kain penutup mulutnya dan menarik rambut perempuan itu, hingga kepalanya mendongak. Wanita itu menangis dan meringis kesakitan.
"Siapa yang menyuruhmu datang ke sini?" tanya Murano dengan mata tajamnya
Wanita itu menggelengkan kepala.
"Tidak ada yang menyuruh saya, Tuan,"lirihnya
"Jangan berbohong, Aku tidak suka dibohongi!" Murano kembali menarik rambut wanita itu lebih kencang. Wanita itu berteriak kesakitan.
"Ada hubungan apa kamu dengan Roberto Andalas?"
"Di...dia sudah membohongi saya, Tuan. Dia bilang akan menyalurkan saya untuk kerja jadi asisten rumah tangga, tapi...." Tangis wanita itu semakin kencang.
"Jangan menangis dan cepat cerita!"
bentak Murano sambil mendorong kepala wanita itu.
"Dia ingin memperkosa saya, saya berhasil kabur dan bersembunyi di bagasi mobil Tuan."
Murano menatap wanita itu dengan tatapan tajam. Ia pun menatapnya dari ujung kaki hingga ujung rambut, mencoba mencari kebohongan di sana. Tapi sepertinya dia tidak menemukan kebohongan itu.
"Benarkah ceritamu itu?"Murano mengangkat sebelah alisnya.
"Bagaimana, Tuan? apa kita habisi saja wanita ini?"tanya pengawal berkepala botak sambil menyeringai.
"Kita ke tempat Roberto Andalas dulu untuk meminta penjelasan, jangan ada yang menyentuh wanita ini!"tegas Murano. Devano dan kairo membawa kembali wanita itu ke gudang.
"Tuan, aku haus sekali dan juga lapar. Tolong berikan aku sedikit saja minuman dan makanan,"lirih Wanita itu. Devano dan Kairo berpandangan.
"Berikan saja sedikit,"ucap Kairo.
Devano, lalu pergi menuju dapur.
Beberapa menit kemudian, ia kembali membawa segelas teh manis hangat dan sepiring nasi.
Aroma lauk membuat wanita itu semakin kelaparan. Kairo membuka ikatan tangan wanita.
"Yang cepat makannya." sentak Kairo.
Wanita itu makan dengan cepat dan lahap, hanya butuh waktu 3 menit untuk menghabiskan sepiring nasi.
"Wah! kau memang kelaparan ya,"Celetuk Kairo. Sikap dan cara bicaranya mulai melunak.
Wanita itu meminum teh manisnya hingga tinggal setengah gelas. "Saya sangat lapar tuan, sejak datang dari desa kemarin siang, Saya belum makan."wanita itu mengusap bibirnya yang basah.
"Siapa nama dan berasal dari mana kamu? tanya Kairo penuh selidik.
"Nama saya Alya Zahira, saya berasal dari kota poipet,"jawab wanita berparas cantik itu.
Setelah selesai menghabiskan makanan dan teh manis hangat yang diberikan oleh Kairo kepadanya. Kairo berniat untuk mengikat Alya Zahira kembali.
"Tolong jangan diikat ke belakang, supaya saya masih bisa minum," Pinta Alya Zahira.
Devano mengikat tangan dan kaki Alya.
"Jangan coba kabur dari sini!"Devano dan kairo meninggalkan gudang dan menguncinya dari luar.
Ruangan tempat Alya disekap sangatlah luas, tetapi gelap dan pengap. Banyak barang-barang yang tak digunakan lagi di sana. Ventilasinya hanya ada satu jendela yang terbuka. Itupun letaknya sangat tinggi. Alya menggoyang-goyang tangan dan kakinya. Namun, ikatan Devano memang sangat kencang.
"Ya Tuhan, tolong saya, tolong lindungi saya."ucap Ayah di dalam hati.
Sementara di tempat lain. Beberapa mobil mewah berhenti di depan sebuah kantor jasa penyedia tenaga kerja baby sister dan juga asisten rumah tangga. Itu hanya usaha sampingan, kumuflase belaka untuk menutupi usaha utamanya. Yaitu menyalurkan wanita-wanita dari kota ke kota atau dari desa ke desa menjadikan wanita itu menjadi wanita penghibur.
Wanita yang masih perawan dan muda akan dibawa ke tempat pelelangan, di sana berkumpul pria-pria kaya raya, yang suka berburu kenikmatan dengan perawan. Mereka bersedia membayar dengan harga tinggi. sementara perencanaan yang sudah tidak perawan, tapi masih muda dan cantik akan dijadikan wanita penghibur di sebuah klub atau diskotik.
Devano membukakan pintu mobil untuk Murano. Kedatangan mereka langsung disambut dua wanita cantik berbaju seksi.
"Selamat datang di kantor kami Tuan." sapa mereka dengan ramah.
"Di mana Roberto Andalas?"tanya Devano
"Tuan Roberto Andalas sedang di luar kota,"jawab wanita cantik dan seksi itu.
"Jangan bohong!"bentak Devano.
wanita itu langsung menunduk takut.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Zulva Nur
mampir
2023-10-30
0
Yuliasyaripah
semoga menarik
2023-10-27
2
💞 RAP💞
mampir thor
2023-07-25
1