Akhirnya Daniel tiba di pergudangan, iya turun dari mobil dengan menggunakan tongkat yang menopang tubuhnya di kanan dan di kiri. Daniel celingukan mencari sosok Gerry. Daniel memutuskan menghubungi Garry dari kejauhan Ia memang melihat truk besar.
"Aduh, tidak tersambung bagaimana ini?"Daniel kebingungan. tentunya tidak akan tersambung, sebab nomor itu nomor palsu.
Devano menarik nafas dalam-dalam dan mulai menstarter truknya.
"lebih baik Tuan telepon dulu Devano, Siapa tahu belum dieksekusi." jawab Kairo juga merasa cemas.
Murano menghubungi Devano tapi tak kunjung diangkat. Di saat yang bersamaan, Devano mulai menjalankan truknya dengan kecepatan penuh, Daniel yang masih sibuk mencoba menghubungi Gerry tidak menyadari truk itu melaju ke arahnya.
Devano menginjak gas dalam-dalam, dalam beberapa detik ia akan menabrak Daniel. Daniel terkejut saat menyadari truk itu melaju ke arahnya, Daniel mencoba menghindar kakeknya yang masih belum sepenuhnya normal membuat gerakannya lambat.
Daniel pasrah, iya sudah berusaha semaksimal mungkin. "inilah akhirnya hidupku, si pecundang."Daniel memejamkan matanya bersiap menghadapi mau.
Namun, truk itu malah membanting stir hingga menabrak pembatas antara jalan dan laut hingga menimbulkan suara dentuman yang keras, orang-orang yang ada di sekitaran berdatangan, Daniel melotot antara bingung dan lega karena lolos dari maut.
Di detik-detik terakhir Devano berubah pikiran."Daniel masih jauh lebih baik mendampingi Alya daripada Tuan Murano, biarlah ia menjadi urusanku."
Orang-orang berlari mendekati truk yang bagian depannya rusak berat, mereka dibuat bingung karena tidak menemukan seorang pun di dalamnya. Bekas-bekas darah pun tidak ada.
"Apa mungkin truk itu dikendarai makhluk halus, ya? Celetuk seorang pria paruh baya.
Daniel masih merasa syok, iya pun memutuskan untuk pulang. ketika Bimbim pulang dari sekolah, Ia menceritakan peristiwa tadi.
"Itu sungguh sangat di luar nalar." ucap Bimbim. Sampai saat ini kakaknya masih syok."
"Kita harus lebih hati-hati lagi, Kak."ucap Bimbim.
Bu Nerina yang Mendengar pembicaraan itu dari dalam kamar menduga itu ulah Murano yang ingin membalas dendam dengan membunuh Daniel. walau putra si mata wayangnya itu masih mendiamkannya, iya tetap mendoakan keselamatan untuknya.
Devano yang pada saat mobil menabrak pembatas langsung menceburkan diri ke laut, kembali ke hotel dalam keadaan basah kuyup, iya pun menjadi pusat perhatian.
"Hujan di mana, ya Bisa basah kuyup begitu?"bisik orang-orang Sambil tertawa cikikikan melihat Devano yang basah kuyup.
setelah sampai di kamar dan berganti pakaian Ia membuka ponselnya yang sengaja ditinggal di kamar. ada lebih dari sepuluh panggilan dari tuan Murano dan beberapa pesan. salah satu besarnya berbunyi, "Jangan bunuh Daniel, aku masih membutuhkannya."
Devano tersenyum lega membaca pesan itu sekaligus bertanya-tanya dan dibutuhkan untuk apa? Karena penasaran Ia pun menghubungi sahabatnya, Kairo.
Kairo menceritakan tentang kondisi terbaru Alya. "Dia terus menyebut nama Daniel, Mungkin ia memiliki firasat,"ucap Kairo.
"Hmmmm...ya, mungkin juga."sahut Devano.
"Itulah yang disebut Cinta sejati."ucap Kairo.
malam harinya Devano check out dan segera kembali ke Phnom Penh. Murano memandangi wajah Alya yang pucat. "Aku yang siang malam ada di sini, kamu malah menyebut Daniel. Apa bagusnya dia?"
"Setelah Apa yang kamu lakukan pada Alya, kamu tidak bisa langsung menuntutnya untuk mencintai kamu Murano."tutur dokter chang mai saat sesi konsultasi dengan Murano berlangsung. setelah beberapa kali pertemuan barulah Murano jadi lebih santai dan terbuka padanya.
Murano bersandar tangan kanannya menopang dagu. "Apa aku tidak pantas dicintai?"
bukannya menjawab dokter chang mai malah memberikan selembar kertas, sebuah pensil dan penghapus. Murano menerimanya dengan ekspresi bingung.
"Coba kamu tuliskan sikap-sikap buruk yang sering kamu lakukan ke Alya dan orang lain dan sikap-sikap baik yang kamu lakukan keahlian atau orang lain,"perintah dokter chang mai.
Murano menggaruk pipinya yang mulai ditumbuhi bulu-bulu halus, sejak Alya terbaring, ia jarang memperhatikan penampilannya. Murano mengerjakan tugas dari dokter Chang Mai. Namun, tugas itu harus membuatnya berpikir keras. ia menulis lalu menghapusnya lagi tulisannya, dan itu terlalu berulang kali.
Dokter Chang mai tersenyum melihat ekspresimurano yang lucu. setelah 1 jam barulah Murano selesai mengerjakannya. dokter Chang Mai melihat dan membaca tulisan Murano yang tidak serapi sebelumnya
"Apa tugas ini sulit untukmu?"Tanya Dokter Chang Mai sambil tersenyum.
Murano berdecak kesal. "Wanita selalu membuat hidupku sulit."
"Oh, iya?" ledek dokter Chang Mai.
Murano mengangguk. "perlakuan Maya Puspita dulu membuatku menjadi manusia kejam, Alya membuatku galau, dan kamu membuatku Harus berpikir keras."
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments