Setelah kepergian Jimmy, Nyonya Tapasya berinisiatif kembali menghubungi putrinya. Kring
Kring
Kring
Suara deringan ponsel Anastasia terdengar jelas di telinganya. Ia yang sedang duduk di teras rumah meraih ponselnya yang ada di atas meja sederhana.
Ia mengerutkan keningnya melihat nomor ponsel Nyonya Tapasya yang menghubungi dirinya. Anastasia menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya, agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada nyonya tapasya.
Tapi sebelumnya Anastasia memberikan putranya kepada Bi Narsih menjauh darinya agar Nyonya tapasya tidak mencurigai siapa sosok bayi yang ada bersamanya saat ini.
"Ya ampun, Mau sampai kapan aku menutupi rahasia ini? aku sudah tidak sanggup lagi menutupi rahasia ini. Apakah ini saatnya aku memberitahu kepada kedua orang tuaku tentang kehadiran Marcello? pertanyaan demi pertanyaan timbul di hati Anastasia.
"Halo selamat siang ma, apa kabar?" sapa Anastasia di dalam sambungan telepon selulernya.
"Kabar mama dan papa kamu baik-baik saja. "Bagaimana dengan kabar kamu di sana?" sahut Nyonya Tapasya dari ujung telepon
"Aku baik-baik saja di sini ma, Mama tenang saja. Semuanya berjalan dengan lancar." ucap Anastasia meyakinkan nyonya Tapasya.
Nyonya Tapasya pun bertanya perihal tentang Jimmy yang datang menghampiri mereka ke rumah.
"Oh iya sayang, baru saja Jimmy datang ke rumah ini. Katanya dia ingin mencari kamu. sudah sangat lama kamu tidak memberi kabar kepadanya. Dan nomor ponselnya juga kamu blokir. Apa ada masalah di antara kalian sayang?" tanya Nyonya tapasya kepada Anastasia.
"Ma, jika Jimmy suatu saat datang kembali mencari Anastasia ke rumah, Tolong jangan beritahu kepada dia, kalau aku berada di sini. Aku tidak ingin lelaki penghianat itu mencari aku, dan aku tidak bisa memaafkan kesalahannya." ucap Anastasia.
"Jadi kamu pergi dari kota ini karena kamu memiliki masalah dengannya? membangun kesalahan Apa yang dilakukan nak Jimmy sayang? sehingga kamu sampai seperti ini." tanya nyonya Tapasya.
"Sudahlah Ma, aku tidak ingin membahas tentang lelaki yang tidak tahu diuntung itu. lebih baik Ibu tidak usah tanggapi. Jika dia kelak datang lagi ke rumah."ucap tapasya di dalam sambungan telepon selulernya.
"Baiklah, kalau memang itu yang kamu inginkan, ibu akan melakukan seperti apa yang kamu ucapkan. Yang penting bagi ibu kamu baik-baik saja di sana. Doa ibu selalu yang terbaik untukmu." ucap Nyonya Tapasya kepada putrinya.
"Iya ma terima kasih. Ibu memang ibu yang sangat luar biasa. Jujur Anastasia sangat merindukan ibu dan ayah. Tapi untuk saat ini Anastasia belum bisa bertemu dengan Ibu. masih banyak pekerjaan yang harus Anastasia kerjakan di sini, maklumlah baru baru merintis." ucapnya meyakinkan nyonya Tapasya.
Setelah selesai berbicara dengan Nyonya Tapasya, Anastasia pun kembali meletakkan ponsel miliknya. Ia pun kemudian berpikir Sampai kapan aku, menutupi ini semua. Aku harus bagaimana? bagaimana caraku memberitahu kepada mama dan papa mengenai kehadiran Marcello? Pertanyaan dari pertanyaan timbul di hati Anastasia. Ia bingung harus melakukan apa saat ini.
Padahal Ia tidak bisa hidup dalam kebohongan untuk selamanya. Apalagi Marcello juga semakin hari semakin besar. Ia pun kelak akan mencari jati dirinya.
Bibi Narsih datang menghampiri Anastasia yang duduk sambil termenung. "Non kita masuk ke dalam saja, Ini sudah malam. Nanti masuk angin."ucap Bibi Narsih mengingatkan Anastasia.
Sementara baby Marcello saat ini sudah tertidur pulas di atas tempat tidur sederhana.
Anastasia duduk di kursi rotan yang ada di ruang tamu sembari menikmati siaran televisi yang tayang di salah satu televisi swasta.
"Non, Apa tidak sebaiknya kita memberitahu kehadiran Tuan muda Marcello kepada nyonya dan Tuan ucapkan Narsih kepada Anastasia.
"Itulah sekarang yang aku pikirkan Bi. Aku belum siap untuk memberitahu kepada mereka. Aku belum siap menerima respon mereka bagaimana kelak." ucap Anastasia.
"Tapi bagaimanapun mereka berhak mengetahui, Mau sampai kapan non membohongi mereka. Anastasia terdiam ia tampak berpikir sejenak. Ia pun sebelumnya sudah memikirkan hal yang sama seperti yang diucapkan oleh Bibi Narsih. Tapi nyali Anastasia menciut saat dirinya ingin memberitahu kepada nyonya Tapasya.
Sekitar satu bulan sudah berlalu. Anastasia masih tetap tinggal di pinggiran kota Pematangsiantar. Di mana tempat tinggal di Bi Narsih selama ini, sebelum dirinya bekerja dengan Anastasia.
kini saatnya baby Marcello untuk imunisasi kembali. Tapi sepertinya Anastasia memutuskan untuk tidak ke dokter Eka lagi. Ia memilih kebidanan terdekat yang lokasinya tidak jauh dari rumah milik Bi Narsih. Anastasia mempercayakan putranya kepada bidan terdekat untuk memberi imunisasi kepada putranya Marcello. Karena Bibi Narsih meyakinkan Anastasia kalau bidan itu merupakan bidang terbaik di lingkungan itu, dan sudah banyak yang ditangani semuanya baik-baik saja.
Sedangkan di tempat lain, tepatnya di sebuah rumah sakit yang ada di kota Pematangsiantar, terlihat Horison sudah bersiap menunggu kehadiran Anastasia dan putranya Marcello di sana. Sesuai dengan jadwal yang dijanjikan oleh dokter Eka kalau Anastasia akan datang ke rumah sakit untuk kelanjutan imunisasi putranya.
Tapi setelah ditunggu-tunggu, Anastasia tak kunjung tiba di rumah sakit. dokter Eka berusaha menghubungi nomor ponsel Anastasia. Ia pun memberitahu kalau Anastasia tidak akan ke rumah sakit dan memilih untuk imunisasi di tempat lain membuat Dokter Eka pun terhenyak.
Dokter Eka mencurigai kalau Anastasia sudah mencium keberadaan Horison yang datang menghampirinya. Sehingga Ia memutuskan untuk tidak melakukan imunisasi di sana. Dokter Eka menemui Horison. Ia pun memberitahu apa yang disampaikan oleh Anastasia. Tetapi Anastasia tidak memberitahu di mana keberadaannya saat ini.
Hal itu membuat Horison begitu kacau. Ia benar-benar tidak paham apa yang ada di dalam pikiran Anastasia.
"Maaf Tuan Horison, saya tidak bisa membantu Anda. Mungkin Anastasia melihat anda masuk ke ruang kerja saya sebelumnya. Sehingga Anastasia memilih tidak menghantarkan putranya imunisasi lagi ke sini." ucap Dokter Eka yang dibalas anggukan dari Horison agar Horison tidak menyalahkan Dokter Eka.
Horison berlalu dari rumah sakit tanpa hasil sama sekali. Ia pun menghubungi salah satu sahabatnya yang iya anggap dapat menemukan sosok Anastasia dalam waktu yang singkat. Saat sambungan telepon seluler itu tersambung, Ia pun memberitahu kepada sahabatnya itu yang berprofesi sebagai perwira polisi kalau dirinya ingin mencari seseorang, Dan Ia membutuhkan bantuan sahabatnya itu.
Dengan terbuka Brigadir Gavin bersedia membantu Horison. Apalagi Brigadir Davin berhutang Budi kepada Horison beberapa tahun yang lalu. Sehingga ia pun tidak bisa menolak permintaan sahabatnya itu. Ia berjanji akan berusaha mencari keberadaan Anastasia. Horison langsung mengirimkan foto milik Anastasia yang ia ambil secara diam-diam.
"Aku yakin dan percaya kamu mampu membantuku Davin. Karena aku tahu kemampuanmu cukup luar biasa, dan kamu sangat dikenal di daerah sini." ucap Horison kepada Davin
"Aku akan berusaha untuk mencari orang yang kamu maksud. Tapi beri aku waktu." ucap Davin kepada Horison.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
📻🗣ᶠᴬᴷᴱჯմ×ì⏤͟͟͞͞➳
ibu apa mah si
2023-09-19
1