Horison tampak kecewa mendapat penolakan dari Anastasia. Anastasia tidak bersedia makan bersama dengannya di ruang VIP itu. padahal Ia sudah sangat berharap, ingin banyak ngobrol dengan Anastasia. Walaupun Anastasia mengira kalau dirinya Tidak mengenali sosok Horison yang sebenarnya.
sepeninggalan Anastasia dari ruang VIP di mana Horison berada, tampak Anastasia langsung menghampiri Bi Narsih yang masih setia menemani baby Marcello. Jujur Anastasia tidak ingin kalau Horison mengetahui putranya Marcelo merupakan Putra kandungnya.
Sehingga sebelum Horison menyadari akan hal itu, Ia Pun meminta kepada Bi Narsih agar segera membawa Horison masuk ke dalam rumah. Karena ia tidak ingin dibayangi dengan sosok Horison.
Sebenarnya Anastasia merasa kurang nyaman dengan kehadiran Horison di sana. Ia khawatir lama-lama Horison akan mengenali sosok jadi dirinya, yang memiliki masa lalu dengan Horison, walaupun mereka melakukan kesalahan yang sama sekali tidak mereka sadari.
Anastasia mengikuti Bibi Narsih masuk ke dalam rumah. Ia Pun mempercayakan restoran miliknya kepada para anak buahnya. Tak ingin mengingat masa lalu yang begitu kelam, hingga merubah kehidupan Anastasia karena kesalahan yang tidak sengaja ia lakukan malam itu.
Anastasia harus menelan pil pahit jauh dari kedua orang tua dan selalu menutupi kenyataan yang sebenarnya kepada kedua orang tuanya hingga saat ini.
Horison pun masih tetap duduk di ruang VIP, walaupun dirinya sudah selesai menyantap menu makanan yang ada di hadapannya. Berharap Anastasia akan kembali menghampirinya. Tapi harapannya pupus ketika ia melihat seorang pelayan datang ke ruang itu untuk membersihkan meja yang ditempati oleh Horison.
Ingin rasanya Horison bertanya kepada pelayan itu, tapi ia mengurungkan niatnya. Tiba-tiba suara deringan ponsel milik Horison terdengar jelas di telinganya. Ia melihat di layar ponselnya kalau nomor ponsel nyonya Nadine yang menghubungi dirinya.
Horison langsung menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya. Agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Nyonya Nadine ibu kandungnya sendiri.
"Halo Mam, selamat siang. Apa kabar Mam? tanya Horison di dalam sambungan telepon selulernya.
"Mama dan papa kamu baik-baik saja. Mama sudah sangat merindukan kamu. Kapan kamu pulang ke Jakarta? bukankah pekerjaannya sudah bisa kamu percaya kan kepada para anak buahmu di sana? kenapa kamu masih tinggal berlama-lama di sana? Apakah kamu tidak merindukan mama?" tanya Nyonya Nadine bertubi-tubi.
"Ma, kalau nanya satu satu dong, gimana caranya Horison menjawab pertanyaan mama yang begitu banyak?. Nanti kalau sudah tiba waktunya, Horison pasti akan balik ke Jakarta Mam. Mama tidak perlu khawatir, masih ada pekerjaan penting yang harus Horison kerjakan di Sumatera. Mama tenang saja, Horison juga sangat merindukan mama." ucap Horison sambil berusaha menenangkan hatinya.
"Kalau kamu tidak ingin kembali secepat mungkin ke Jakarta, Mama Yang akan ke kota Medan. Mama sudah sangat merindukanmu." ucap Nyonya Nadine membuat Horison terhenyak, merasa tidak percaya akan apa yang diucapkan Nyonya Nadine.
"Tidak perlu mam, jaga kesehatan Mama. nanti Horison sendiri yang akan kembali ke Jakarta. Mama jangan khawatir, Horison baik-baik saja di sini." ucap Horison meyakinkan Nyonya Nadine.
"Kalau kamu ada apa-apa, tolong kabari mama. Mama tidak ingin terjadi sesuatu kepada kamu. Apalagi kamu jauh dari mama, kamu Putra tunggal mama. Hanya kamu buah hati Mama." ucap Nyonya Nadine merasa dirinya sangat merindukan Putra semata wayangnya itu.
"Iya Ma, Horison paham. Mama tidak perlu khawatir." ucapnya dan setelah meyakinkan Nyonya Nadine Ia pun langsung memutuskan sambungan telepon selulernya dan memasukkan ponsel ke saku celananya.
Sedangkan anak buah HORISON yang menunggu di parkiran sudah tanpa gelisah. karena Horison tak kunjung keluar dari ruang VIP itu. Kembali ponsel Horison berdering. ia melihat nomor ponsel anak buahnya yang menghubungi dirinya. Membuat horizon langsung mengerutkan keningnya. Kenapa tiba-tiba anak buahnya itu menghubungi dirinya?
"Halo ada apa kau menghubungiku?" tanya Horison kepada anak buahnya.
"Begini Tuan, apa Tuan masih lama? tanya anak buah Horison.
"Memangnya kenapa?
Bagas tidak langsung menjawab, membuat Horison pun mengerutkan keningnya.
"Bukankah kamu sudah makan di ruangan biasa tadi?" tanya Horison kepada anak buahnya.
Iiya Tuan, tapi sepertinya Tuan sudah terlalu lama berada di ruangan VIP itu. Apa tidak sebaiknya kita segera kembali ke apartemen? Soalnya saya lihat kalau Nona Anastasia keluar dari restoran. Entah mau ke mana. Dia pergi membawa bayinya." ucap Bagas yang mampu membuat Horison terkejut
Horison langsung bangkit berdiri menghampiri meja kasir. Lalu membayar menu makanan yang ia santap, Begitu juga dengan anak buahnya. Horison berlari kecil menghampiri anak buahnya yang masih berdiri di parkiran mobil tepat di depan mobil yang mereka tumpangi tadi.
"Apa kamu serius Anastasia keluar?
"Iya Tuan, sepertinya Nona Anastasia yang ingin pergi. Soalnya dia membawa travel bag yang sangat besar. Bersama dengan wanita paruh baya yang selalu bersamanya selama ini." ucap Bagas yang mampu membuat Horison benar-benar terkejut.
Horison benar-benar kacau. Ia tidak ingin kehilangan Anastasia lagi. Ia pun bertanya kepada anak buah Anastasia kehendak pergi ke mana Anastasia saat itu. Tapi sepertinya anak buah Anastasia tidak ada yang bersedia memberitahu membuat HORISON sangat kecewa.
"Kenapa kamu tidak berusaha mengikutinya tada? hah! teriak Tuan Horison membuat nyali Bagas semakin menciut.
"Kamu serius kalau Anastasia membawa travel bag yang sangat besar?" tanya horison penuh selidik.
"Iya Tuan, saya melihatnya. Berulang kali saya menghubungi Tuan, tapi sepertinya nomor ponsel Tuan sedang sibuk. Sehingga saya tidak bisa langsung menghubungi Tuan." ucap Bagas. Teringat kalau Horison sedang berbicara dengan Nyonya Nadine di dalam sambungan telepon selulernya itu. itu makanya panggilan dari Bagas tidak tersambung.
"Kamu tahu ke mana arahnya Mereka pergi? "Ke Sebelah sana Tuan." ucap Bagas sambil menunjukkan arah mobil yang membawa Anastasia keluar dari restoran itu.
"Kita akan segera mengejarnya. Ayo antar saya mengejar wanita pujaan hatiku." ucap Horison langsung masuk ke dalam mobil miliknya. Diikuti dengan Bagas. Lalu Bagas mengajukan mobilnya karena jalan raya menuju di mana keberadaan Anastasia saat ini. Mereka berharap kalau mereka belum terlambat dan masih bisa mengejar Anastasia.
sementaranya di tempat lain Anastasia yang sudah tiba di pinggiran kota Medan, tepatnya di rumah milik Bibi Narsih tampak bernafas lega. Anastasia memilih Untuk sementara waktu tinggal di rumah bibi Narsih, agar Horison tidak merasa curiga kalau putranya itu merupakan Putra kandungnya. Ia khawatir suatu saat Horison menyadari kalau dirinya lah wanita yang tidur bersamanya malam itu.
"Non, yakin untuk sementara waktu tinggal di gubuk ini?" tanya Bibi Narsih kepada Anastasia.
"Aku yakin Bi, untuk sementara waktu hanya tempat ini yang aman bagiku dan juga Marcello. Aku tidak ingin lelaki itu menyadari kehadiran Marcello." ucap Anastasia kepada Bibi Narsih.
"Tapi nona, tempat ini tidak layak untuk Nona. Bagaimana mungkin Nona akan betah tinggal di sini ?" ucap Bibi Narsih merasa tidak enak hati. Karena ia melihat bangunan rumah miliknya, sungguh tidak mungkin Anastasia akan betah tinggal di sana.
Bukan Anastasia tidak bisa membeli rumah di daerah lain, tetapi menurutnya Jika ia tetap tinggal di kota, maka tidak menutup kemungkinan kalau Horison akan dapat melacaknya.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Anonymous
Lanjutannnnnnn
2023-03-31
1