"Aduh perutku kok sakit bangat ya? padahal kan belum waktunya aku melahirkan." gumam Anastasia dalam hati ketika dirinya merasa keram di bagian perutnya.
Mendengar suara rintihan Anastasia, tampak Bibi Narsih berlari menghampiri Anastasia. takut terjadi sesuatu terhadap Anastasia.
"Ada apa non, apa terasa keram di bagian perut Nona?" tanya Bi Narsih kepada Anastasia.
"Iya Bi, perut Anastasia terasa keram, ini ada apa ya Bi?
"Non Tenang saja, itu biasa reaksi bayi bergerak saat sudah berusia enam sampai sembilan bulan di dalam kandungan pergerakannya sudah semakin aktif ,tidak seperti saat usia lima bulan. Asalkan jangan ada flek di bagian ******** nona." ucap Bi Narsih kepada Anastasia.
"Tidak ada sih Bi, cuman hanya Anastasia merasa kram saja."
Bi narsih mengembangkan senyumnya, menatap Anastasia dengan tatapan penuh arti.
"Jadi kalau kita merasa sedikit keram di bagian perut itu, tidak masalah?" ditanya Anastasia masih penasaran.
"Iya non, itu biasa. Tapi biasanya jika perut itu dielus, pertanda kita memberikan kasih sayang penuh terhadap bayi yang ada di dalam rahim, dia akan sedikit lebih tenang." ucap Bi Narsih memberitahu pengalaman saat Bi Narsih mengalami hal yang sama seperti yang dirasakan oleh Anastasia kala itu.
Bi Narsih menuntun Anastasia duduk di sebuah sofa. lalu ia pun mengelus perut Anastasia yang sudah membuncit dan akhirnya rasa keram yang dirasakan oleh Anastasia sedikit berkurang. Membuat Anastasia bernafas lega.
Sementara di tempat lain Tuan Geraldine tampak gelisah. Sepertinya dirinya terus memikirkan Anastasia. ia ingin segera menghampiri Anastasia ke kota Pematangsiantar, tapi kondisinya tidak memungkinkan karena saat ini jadwal pekerjaan Tuan Geraldine cukup padat. Di samping itu, kondisi kesehatan istrinya kurang memadai untuk melakukan perjalanan jauh.
Lagi lagi Tuan Geraldine mengambil inisiatif ingin melakukan sambungan video call terhadap Anastasia. Jari jemarinya langsung menari di benda pipih milik Tuan Geraldine dan mencoba mencari nomor ponsel milik Anastasia di sana.
Setelah Tuan Geraldine menemukan nomor ponsel milik Anastasia, ia langsung menekan tombol hijau agar sambungan telepon selulernya tersambung kepada Anastasia berharap Anastasia juga merespon teleponnya.
Kring ....
Kring....
Kring ....
Suara deringan ponsel milik Anastasia terdengar jelas di telinganya. Ia melirik jarum jam sudah menunjukkan pukul 09.00 malam lalu ia pun kembali meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Melihat nomor ponsel Siapa yang menghubungi dirinya, ia mengerutkan keningnya, ketika melihat nomor ponsel milik Tuan Geraldine yang tertera di layar ponselnya.
Karena dia tidak ingin membuat Tuan Geraldine kecewa, ia langsung menekan tombol hijau yang ada di layar ponselnya lalu langsung memberi sapaan kepada Tuan Geraldine.
"Selamat malam Ayah, ada apa menghubungi Anastasia malam-malam seperti ini?" tanya Anastasia penuh selidik.
" Ayah hanya kangen sama kamu, ayah sangat merindukanmu." ucap Tuan Geraldine kepada Anastasia.
Anastasia mengembangkan senyumnya. "Anastasia juga sangat merindukan ayah dan ibu. Bagaimana kabar Ayah dan Ibu apa baik-baik saja?" tanya Anastasia penuh selidik.
"Ayah dan ibu kamu baik-baik saja, jujur sebenarnya Ayah ingin segera menghampirimu ke kota Pematangsiantar. Tapi sayangnya jadwal pekerjaan ayah masih sangat padat. Apalagi kondisi ibu kamu kurang memadai untuk melakukan perjalanan jauh. Makanya Ayah mengurungkan niat untuk menghampirimu ke sana. Tapi ketika Ayah sudah mendengar kalau kamu baik-baik saja hati ayah merasa lega.
"Iya Ayah, Anastasia baik-baik saja di sini. tidak perlu mengkhawatirkan Anastasya sahutnya. Setelah selesai berbicara di sambungan video call kepada sang ayah seperti biasa Anastasia selalu mengarahkan kamera ke wajahnya saja, tidak dengan bodynya agar kedua orang tuanya tidak mengetahui tentang kehamilannya hingga saat ini.
Tuan Geraldine dan Anastasia menyelesaikan pembicaraan mereka, mengingat ini sudah malam Tuan Geraldine pun meminta kepada Anastasia agar segera istirahat. Tuan Geraldine juga selalu mengingatkan atas Anastasia agar rajin makan dan menjaga kesehatan. Sama halnya seperti Anastasia juga melakukan hal yang sama kepada kedua orang tuanya.
Sementara di tempat lain Tuan Airos menghampiri Horison yang tampak masih uring-uringan. "Kamu ada apa, sepertinya beberapa bulan terakhir ini wajahmu kusut menerus. Tidak seperti biasanya."
"Bagaimana hubungan kamu dengan Marina apa baik-baik saja?"
"Aku tidak memiliki hubungan apa-apa lagi dengan Marina, dia tidak pantas menjadi kekasihku karena dia seorang wanita murahan yang mampu menghianati cintaku demi mengejar karir.
Tuan Airos tersentak mendengar jawaban dari putranya itu.
"Jadi apa yang membuat kamu seperti ini?" tanya Tuan Airos penuh selidik. Horison Tidak Langsung menjawab. ia hanya terdiam membuat Tuan Airos semakin penasaran.
"Kenapa kamu diam, dan tidak menjawab pertanyaan Ayah? apa ada masalah berat yang sedang kamu hadapi? bicara sama ayah, siapa tahu ayah bisa membantu kamu." ucap Airos berharap Horison berterus terang kepadanya.
lagi-lagi Horison masih terdiam. ia belum bersedia berbicara kepada sang ayah, membuat Tuan Airos pun menghampiri salah satu anak buah Horison yang selalu setia menemani Horison.
"Ada apa dengan Horison Jika dia tidak mau menjawab pertanyaanku, Apakah kamu juga tidak mau menjawab pertanyaanku? tanya Tuan Airos kepada salah satu asisten Horison.
"Maaf Tuan, tapi ini bukan wewenang saya untuk memberitahu segalanya kepada Tuan saya tidak berani membicarakannya Tuan." ucap pria itu yang mampu membuat Tuan Airos menatap putranya dengan tatapan penuh tanya.
Horison berlalu meninggalkan ayahnya begitu saja, naik ke atas menuju kamarnya berniat untuk istirahat. Ia langsung menutup rapat kamarnya, lalu membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur yang berukuran King size itu. Tapi beberapa lama mencoba memejamkan mata, matanya tak kunjung terpejam. Membuat dirinya pun sedikit kewalahan. "harus kemana lagi Aku mencari kamu, di mana kamu sekarang?" gumam Horison sambil terus menggenggam anting milik Anastasia yang tertinggal kala itu.
Setelah dua bulan kemudian kini usia kandungan Anastasia genap 9 bulan. sesuai dengan prediksi dokter kandungan yang biasa memeriksa kandungan Anastasia kalau ia akan segera melahirkan minggu ini. Dan ternyata prediksi dokter itu tidak salah. Kini, Anastasia sudah berada di salah satu rumah sakit yang lokasinya tidak jauh dari rumah yang selama ini ia tempati, bersama Bi Narsih dan para karyawan yang bekerja di restoran miliknya.
Anastasya berusaha melakukan persalinan dengan normal. Tapi kondisi kesehatannya kali ini tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan dengan normal, sehingga dokter memutuskan untuk melakukan proses persalinan dengan secara sesar.
"Maaf Bu, sepertinya kondisi kesehatan Nona Anastasia tidak memungkinkan untuk melakukan persalinan normal. Jadi kami memutuskan untuk melakukan tindakan operasi terhadap Nona Anastasia, untuk itu kami butuh tanda tangan persetujuan dari orang tua Nona Anastasia." ucap dokter itu kepada Bibi Narsih, yang mampu membuat Bibi Narsih teranyak.
Ia bingung harus melakukan apa saat ini, tapi jika dirinya tidak mengambil tindakan, maka tidak menutup kemungkinan kalau kondisi kesehatan bayi dan juga Anastasia dapat berakibat fatal. Sehingga bibi Narsih berinisiatif untuk masuk langsung menandatangani surat pernyataan, persetujuan tindakan operasi dilakukan terhadap Anastasia, agar dokter dan suster segera melakukan tindakan itu.
Kini Anastasia sudah berada di ruang operasi, dan syukur proses operasi berjalan dengan lancar dan Anastasia melahirkan seorang bayi laki-laki yang terlihat sangat tampan.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Lastiar Hasibuan
lanjut kakak Authorr........
2023-03-26
0
HARTIN MARLIN
kapan Anastasia bertemu dengan Horison ya 🤔🤔
2023-03-25
2