Beberapa hari sudah berlalu Anastasia, larut dalam lamunannya. Saat ia berada di restoran miliknya, tampak dia kurang fokus. Untung saja para karyawan dan juga orang yang dapat ia percaya, dapat melakukan tugas mereka dengan baik.
Anastasia memang sangat bingung saat ini. Tiba-tiba suara deringan ponsel miliknya terdengar jelas di telinganya. Hingga membuyarkan lamunannya. Anastasia meraih ponsel yang ada di atas meja kerjanya. Ia melihat nomor ponsel ayahnya di sana, Tuan Geraldine.
Ia merasa khawatir dan merasa takut berbicara dengan ayahnya. Tapi jika dia tidak mengangkat sambungan telepon seluler dari ayahnya, ayahnya pasti akan mengkhawatirkan dirinya.
Berulang kali Tuan Geraldine menghubungi Anastasia, hingga Anastasia pun akhirnya mengangkat sambungan telepon seluler itu.
"Halo Ayah." sapa Anastasia
"Kenapa lama sekali mengangkat telepon dari ayah?"
"Maaf Ayah, Anastasia saat ini lumayan sibuk. Bagaimana kabar Ayah di sana sama ibu?" tanya Anastasia pura-pura tidak terjadi apa-apa terhadapnya.
"Kabar Ayah dan Ibu baik-baik saja di sini. "Bagaimana dengan kabar kamu?"
"Kabar Anastasia juga baik ayah."
"Terus bagaimana perkembangan usaha restoran kamu yang ada di sana? Apakah kamu tidak berniat untuk kembali? tanya Tuan Geraldine kepada Anastasia.
"Untuk saat ini belum Ayah, karena Anastasia perlu menangani langsung restoran yang ada di sini. Belum bisa Anastasia lepas begitu saja, dan mudah-mudahan sepertinya untuk saat ini perkembangan usaha kuliner milik Anastasia yang bercabang di pematang Siantar ini cukup berkembang pesat.
Sepertinya Anastasia masih menikmati pekerjaan Anastasia di sini." ucap Anastasia kepada Tuan Geraldine sang ayah.
"Baiklah, kalau begitu. Jika kamu merindukan Ayah, kamu datang karena Ibu dan Ayah kamu pasti sangat merindukan kamu. ucap Tuan Geraldine.
"Anastasia juga sangat merindukan ayah dan ibu. Tapi untuk saat ini Anastasia belum bisa pulang." sahut Anastasia sambil berusaha menutupi kegugupannya.
"Ya sudah kalau ada apa-apa hubungi Ayah ya. Ayah tidak ingin kamu kenapa-kenapa di sana."
"Baik ayah, kan ada Bibi juga di sini menemani aku dan beberapa karyawan lainnya ." sahut Anastasia. Setelah selesai berbicara dengan Tuan Geraldine Anastasia memutuskan sambungan telepon selulernya.
Anastasya mengelus dadanya. Ia sudah terlihat gugup saat berbicara dengan ayahnya. Tapi ia berusaha untuk menutupinya agar Tuan Geraldine tidak curiga terhadapnya.
Sementara di tempat lain, terlihat Horison tampak masih menunggu kabar dari para anak buahnya mencari tahu keberadaan Anastasia. Walaupun dirinya sama sekali tidak mengetahui siapa sosok wanita itu.
"Yang ia ingat, saat ia bersama dengan Anastasia di malam itu. Raut wajah Anastasia yang terlihat cantik dan anggun. Ia juga mengingat kalau dirinya yang pertama sekali menyentuh wanita itu. Membuat dirinya sama sekali tidak dapat melupakan Anastasia.
Bahkan ia sejenak sudah melupakan sang kekasih yang telah menghianati dirinya. Ketika Marina datang menghampirinya, ia seolah tak peduli dan tidak memiliki niat untuk menjalin hubungan kembali dengan Marina. Justru Ia memutuskan hubungannya dengan Marina.
Entah apa yang ada di dalam pikiran Horison saat ini. Yang pasti, ia sama sekali tidak berniat menjalin hubungan dengan wanita manapun. ia memilih fokus untuk bekerja dan bekerja. Dikhianati oleh Marina membuat dirinya enggan untuk mendekati wanita.
Bahkan ia pun tidak memiliki hasrat lagi setiap melihat wanita. Beberapa kali anak buah Horison menyodorkan wanita cantik dan seksi untuk menenangkan pikiran Horison tapi Horison selalu menolak dan juga meminta anak buahnya untuk tidak melakukan hal itu lagi.
Justru Horison meminta anak buahnya untuk segera bertemu dengan wanita yang sudah menghabiskan waktunya satu malam dengannya. Para anak buah Horison merasa bingung mencari wanita yang samar-samar mereka kenal. Bahkan nama saja mereka tidak mengetahuinya.
"Apa yang harus kita lakukan sekarang? kita saja tidak mengetahui raut wajah wanita yang akan kita cari. Bagaimana mungkin kita bisa menemukannya." ucap Erik kepada anak buah Horison yang lainnya.
"Iya, aku juga bingung bagaimana kita menemukan wanita yang dimaksud Bos, kita saja tidak tahu nama dan tidak memiliki foto yang dapat kita lihat raut wajahnya." sahut anak buah yang satunya yang membuat mereka semakin bingung.
Horison menatap sebelah kiri anting Anastasia yang tertinggal di tempat tidur. Mungkin saat bergumul di atas ranjang, anting Anastasia terlepas. Sehingga ia melupakannya dan tidak mengingat sama sekali.
Anastasia menyadarinya saat dirinya sudah tiba di rumah. Tapi ia tidak ingin kembali ke Hotel itu lagi, untuk mencari anting itu walaupun harga anting itu bukan murah.
Horison terus memandangi anting-anting itu. terbayang erat wajah polos wanita yang sudah bergumul dengannya. "Di mana kamu? mengapa kamu bisa memporak-porandakan hatiku. Mengapa kamu menghilang begitu saja bagai di telan bumi?. Dan justru kamu bisa membuat aku melupakan Marina, yang telah menghianati cintaku. Demi mengejar karir yang selama ini ia kejar." gumam Horison dalam hati sambil memegang anting-anting itu.
Tiba-tiba suara ketukan pintu dari luar terdengar jelas di telinga Horison.
Tok...
Tok....
Tok...
"Masuk." teriak Horison dari dalam ruang kerjanya.
Seorang wanita berparas cantik dan bodynya yang terlihat bagai gitar Spanyol datang menghampiri Horison.
"Selamat siang Tuan, ini berkas yang harus anda tanda tangani." ucap wanita itu yang merupakan sekretaris Horison.
Horison langsung meraih berkas yang akan ia tanda tangani, Ia pun segera membacanya dan membubuhi tanda tangannya.
"Maaf Tuan siang ini ada meeting dengan klien yang berasal dari Sumatera." ucap wanita berparas cantik itu yang diberi nama Diana.
"Oh ya, jam berapa meetingnya?" tanya Horison kepada Diana.
"Satu jam lagi Tuan." sahut Diana singkat
"Okey, kalau begitu kamu persiapkan bahan meetingnya. Saya tidak ingin membuat klien saya kecewa." sahut Horison meminta Diana untuk segera mempersiapkan bahan meeting yang akan dipresentasikan dengan klien yang berasal dari Sumatera itu.
"baik Tuan, perintah anda akan segera saya lakukan."ucap Diana sambil langsung meninggalkan ruang kerja Horison.
Sepeninggalan Diana, Horison kembali menatap anting-anting milik Anastasia. "Aku pasti bisa menemukanmu, Aku akan berusaha menemukanmu. Aku tidak bisa begini terus, hanya mengandalkan anak buahku yang sama sekali tidak bisa diandalkan." gumamnya kesal membayangkan anak buahnya sudah beberapa bulan melakukan pencarian terhadap Anastasia. Tapi mereka tak kunjung menemukan Anastasia.
Bagaimana mungkin mereka menemukan Anastasia saat ini. Anastasia tidak berada di kota ini lagi, sudah berada di luar kota. apalagi identitas Anastasia mereka sama sekali tidak mengetahuinya. Membuat mereka pun kesulitan untuk menemukannya.
Sementara di tempat lain, tampak Anastasia sudah mulai terbiasa dengan hari-harinya. Apalagi saat ini dia sering sekali mengalami mual dan muntah. Ingin rasanya dirinya menggugurkan kandungan itu, tapi seketika Anastasia mengingat kalau dirinya menggugurkan kandungan itu sama saja dia menambah dosanya. Selain itu ia juga menerima nasihat dari asisten rumah tangga wanita paruh baya yang selama ini setia menemani Anastasia di kota Pematangsiantar.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Lastiar Hasibuan
lanjut kakak Authorr.....pertemukan mereka berdua. aku yakin mereka berjodoh walaupun ketemu tanpa sengaja .
2023-03-22
2