Pulang

Elza membuang muka kala Alvian memasukkan pakaiannya ke dalam tas ransel hitam. Hari ini Ia akan pulang ke rumah kedua orang tuanya, bukan hanya melepas rindu tapi juga mencari ketenangan dan menyembuhkan rasa pedih dalam dada.

Alvian menutup resleting tas tersebut setelah semuanya sudah di masukkan ke dalam. Pria itu melirik Elza yang sedari awal Ia masuk ke dalam kamar hanya diam membisu. Alvian memilih menuruti kemauan Elza untuk pulang ke rumah orang tuanya daripada Elza kabur diam-diam darinya. Ia yang menciptakan luka untuk istrinya tapi Ia juga tidak ingin melepaskannya. Entahlah, Ia bingung dengan perasaan sekarang. Satu sisi Ia menginginkan Elza terus di sampingnya dan sisi yang lain Ia sulit melepaskan Bella.

"Semuanya sudah selesai, apa kau ingin segera berangkat?" tanya Alvian menatap lekat wajah pucat sang istri.

"Aku ingin segera pulang ke rumah ibu" jawab Elza tanpa ekpresi.

Alvian mengangguk."Baiklah. Tapi sebelumnya aku tidak bisa ikut menginap di rumah orang tuamu, aku hanya mengantarkan saja."

"Aku pun tidak mengharapkan kau menginap di sana. Dengan adanya kau itu akan membuat rasa perih dalam dadaku akan semakin menjadi-jadi...." Elza berucap lirih dengan dada yang memanas.

Andai Ia memiliki mesin waktu, Ia ingin saat Alvian datang melamarnya untuk menikah maka Ia akan menolaknya dengan keras. Tapi, seolah takdir hidupnya dalam genggaman kedua orang tuanya. Mau sedewasa apapun seorang anak terkadang tetap dalam kendali orang tuanya yang terlalu menaruh rasa khawatir yang berlebihan. Termasuk mengatur jodoh yang tepat untuk sang anak yang nyatanya zonk.

"Mau ke mana?" tanya Riana seraya melirik tas yang Elza tenteng sekarang. Saat ini mereka berdua tengah berada di ruang tamu.

"Aku ingin pulang ke rumah ibu," balasnya pelan.

Riana manggut-manggut dengan senyuman yang terpatri di wajahnya."Baguslah kalau begitu."

Elza menundukkan kepalanya. Ucapan yang mertuanya lontarkan seolah mengharapkan Ia memang pergi dari tempat ini. Dan Ia juga berharap bisa lepas dalam status yang menjeratnya sekarang tapi apa boleh buat bila Alvian tidak mau melepaskannya.

"Ayo kita pergi." Alvian datang menghampiri keduanya. Ia langsung meraih tangan Elza dan menggiringnya menuju ke pintu utama.

Kening wanita itu mengernyit kala suaminya tidak berpamitan terlebih dahulu pada orang tuanya, Riana. Apa ada masalah? Tapi Ia tidak ambil pusing, toh yang bermasalah mereka berdua.

"Aku sudah menyiapkan hadiah dan oleh-oleh untuk kedua orang tuamu," ucap Alvian kala mereka berdua sudah berada dalam mobil.

Elza menoleh sekilas pada suaminya."Jangan berusaha baik pada kedua orang tuaku jika itu untuk menutupi keburukan yang sudah kau lakukan."

Alvian menghela napas berat mendengar ucapan yang Elza lontarkan padanya.

"Kau ini kenapa Elza? Selalu menuduhku dengan hal yang buruk seperti itu!"

"Aku tidak menuduh tapi itu memang fakta. Kau adalah suami yang buruk untukku. Jadi, wajar aku mengatakan itu karna sedikitpun aku tidak melihat sisi baik dari dirimu. Memangnya ada suami yang baik membawa wanita lain ke dalam rumah tanpa seizin istri?!"

Alvian langsung mengantupkan bibirnya, membisu. Ia tidak bisa mengelak karna apa yang Elza ucapkan memang benar.

Hening. Mendadak dalam mobil itu langsung hening dan suara bising Alvian maupun Elza lenyap.

Selama Alvian masih berhubungan dengan masa lalunya, jangan harap pernikahan yang harmonis dan romantis akan mereka berdua dapatkan jika pihak ketiga sengaja di masukkan ke dalamnya. Pria terlalu terpedaya dengan n*fsunya sendiri hingga berakhir pada menyesalan. Dan mertua yang ikut campur dalam urusan rumah tangga anaknya juga akan menjadi pemicu retaknya sebuah rumah tangga.

Selama di perjalanan tidak ada pembicaraan di antara mereka berdua. Alvian fokus menyetir mobil sedangkan Elza tampak larut dalam lamunannya. Kaca mobil yang sengaja dibuka membuat terpaan angin segar menyapu kulit wajah Elza yang tampak menikmati belaian angin.

Kini, mobil yang keduanya tumpangi sudah berhenti di depan gang kecil. Butuh waktu 45 menit untuk sampai ke rumah kedua orang tua Elza. Suara tawa anak kecil yang berlari-larian di gang kecil menjadi sambutan bagi Elza.

"Kau duluan saja ke dalam, aku akan menyusul," ucap Alvian yang kini tengah membuka bagasi mobil. Ia menurunkan beberapa barang dan oleh-oleh yang sudah Ia siapkan.

Sedangkan Elza sudah melangkah pergi meninggalkan suaminya. Senyuman tipis terukir di bibir wanita itu dengan balutan rindu yang menggebu-gebu.

"Ibu...!!" Elza melangkah cepat ke arah Sina terlihat kaget dengan kedatangan putrinya.

Elza langsung berhambur dalam pelukan wanita paruh baya itu yang hampir terjengkang kebelakang karna pelukan mendadak putrinya.

"Kau datang ke sini dengan siapa, Nak?" tanya Sina setelahnya menguraikan pelukannya.

"Aku di antar Alvian, Bu."

"Sekarang Alviannya mana?"

Tidak lama sosok yang di cari-cari muncul dengan membawa beberapa papper bag.

"Aku bawakan ini untuk Ibu," ucap Alvian ketika sudah sampai di teras rumah dan meletakkan barang bawaannya di sana.

"Tidak usah repot-repot bawa barang untuk Ibu. Kalian datang ke sini Ibu sudah senang. Kenapa baru ke sini? Semenjak menikah kalian berdua tidak pernah datang ke sini sekedar berkunjung."

Alvian dan Elza saling pandang mendengar lontaran Sina.

_________

Hei girl! Terima kasih sudah mampir

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen

See you di part selanjutnya:)

Terpopuler

Comments

Toto Suharto

Toto Suharto

lanjut kak...

2023-03-26

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!