"Sebaiknya kau istirahat, jangan memikirkan hal yang tidak penting," ucap Alvian.
Pria itu menurunkan Elza dari gendongannya dan meletakkan dengan hati-hati di kasur. Sementara wanita itu menatap suaminya berkaca-kaca, air mata siap tumpah bersamaan dengan rasa sakit yang meluruh dalam benaknya yang saat ini mencekik begitu kuat.
"Jadi, rasa sakit yang aku rasakan saat ini tidak penting bagimu, begitu?"
Langkah kaki Alvian yang sudah hendak keluar dari kamar langsung terhenti. Ia langsung berbalik badan ke arah Elza yang sudah menangis sesegukan dengan air mata yang tumpah ruah membasahi wajahnya. Elza menunjuk bagian dadanya, di mana rasa sakit itu timbul.
"Pernikahan kita bukan sehari atau dua hari tapi sudah berjalan sembilan bulan, tapi kau masih dengan sikapmu yang aku sendiri bingung! Terkadang kau baik padaku dan terkadang kau menghina dan mencaciku. Dan sekarang..., kau membawa wanita lain ke rumah ini."
Tubuh Elza bergetar dengan rasa sakit yang bersarang dalam dada. Ia mengusap kasar air matanya. Ia benci dengan air mata ini, Ia benci harus menangis karna Alvian. Ia benci harus terlihat lemah di hadapan suaminya. Dan Ia benci dan muak dengan pernikahan ini.
Alvian masih diam berdiri di dekat pintu keluar. Raut wajah datar namun pandang yang rumit. Sorot tajamnya masih terotasi pada Elza yang memukul-mukul dadanya. Wanita itu seperti sudah kehilangan akalnya karna sakit hati yang Ia pendam selama menikah dengan Alvian.
"Sebenarnya mau mu apa, Alvian? Apa?! hiks...." Elza menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Air matanya yang deras merembes dari sela-sela jari kurusnya.
Ia terima atas perlakuan buruk Alvian dengan keluarganya. Tetap bertahan dalam pernikahan toxic ini, tapi semakin lama harga dirinya semakin diinjak-injak dan perasaannya semakin tercabik-cabik. Dan sekarang Alvian membawa wanita lain ke dalam rumah ini sedangkan statusnya sudah menikah. Jika Alvian tidak mencintainya, setidaknya hargai Ia sebagai istri.
Alvian menarik napas dalam.
"Istirahatlah, pelayan akan membawakan makanan untukmu." Hanya kata itu yang terlontar dari mulut Alvian. Seolah keluh-kesah yang Elza sampaikan bukan hal yang penting.
Yang paling di takutnya, suami tidak mencintai tapi juga tidak ingin melepaskan kita dalam pernikahan yang menyakitkan ini.
"Alvian!" Elza berteriak nyaring ketika sosok suaminya sudah hilang dari balik pintu. Pria itu meninggalkannya tanpa ingin menanggapi apa yang Ia rasakan.
•
•
Bella tersenyum manis ketika sosok Alvian kembali muncul setelah mengantarkan Elza ke kamar. Wanita dengan rambut berwarna pirang itu bangkit dari sofa dan melangkah mendekat pada pria itu.
"Akhirnya kau kembali. Seharusnya kau tidak perlu mengantarkan dia ke kamar, bisa-bisa dia jadi manja dan terus bergantung padamu. Ooh iya, nanti kita pergi ke mall dan sekalian pergi ke rumah orang tuaku. Seperti janjimu tahun lalu akan menikahi ku," ucap Bella disertai senyuman tipis.
"Sebaiknya kau pulang."
Bella terperangah mendengarnya dengan kening mengernyit.
"Kenapa? Aku baru saja datang ke rumah ini. Dan aku juga belum bertemu dengan orang tuamu, Al. Setidaknya aku bertemu dengan tante Riana."
Alvian memejamkan matanya sejenak.
"Pulang Bella. Aku ingin kau pulang sekarang juga."
Bella mendengus kesal."Pasti ini karna istri cacatmu itu, kan? Seharusnya kau buang saja dia. Wanita tidak berguna dan menyusahkan seperti itu tidak pantas di jadikan istri!"
Alvian menarik pergelangan tangan Bella yang memekik kaget.
"Aku tidak mau pulang, Alvian. Aku ingin menghabiskan waktu berdua dengan mu!" Bella menyentak tangan Alvian hingga genggam pria itu terlepas.
"Hari ini aku tidak bisa." Alvian mendorong Bella yang mundur beberapa langkah dan langsung menutup pintu dengan kasar.
"Alvian!" Bella berteriak dan menggedor-gedor pintu tersebut dengan rasa marah dan kesal.
Bella, sebelumnya wanita itu tinggal di Singapura untuk ikut bersama keluarganya tinggal di sana. Dua tahun menjalani hubungan jarak jauh dengan Alvian dan sekarang pria itu sedikit berubah dan lebih membuat Bella terkejut, Alvian sudah berstatus suami wanita lain. Meskipun begitu Ia tetap akan mempertahankan hubungannya dengan Alvian. Dan menuntut pria itu agar menikahinya sesuai yang Alvian janjikan tahun lalu.
•
•
"Apa apaan ini, Elza!"
Alvian merebut kasar beberapa pakaian yang akan Elza masukkan ke dalam tas.
"Aku ingin pulang. Aku ingin ke rumah orang tuaku."
Alvian menggeleng, melarang wanita itu pergi.
"Kau tidak boleh pergi, kau harus tetap di sini! Aku tidak mengizinkan mu pergi!"
Alvian mengambil pakaian Elza yang ada dalam tas dan kembali memasukkan ke dalam lemari pakaian.
"Kau meminta ku tetap di sini agar melihat kemesraan mu dengan wanita itu? Aku tidak mau, aku ingin pulang ke rumah orang tuaku dan kau tidak berhak melarangnya!"
Elza merebut kembali pakaiannya dari tangan Alvian. Ia sudah kekeh ingin pulang ke sana. Setidaknya hatinya sedikit lebih tenang, tidak menyedihkan seperti ini. Jangan sampai mentalnya hancur karna pernikahan menyakitkan ini.
"Ceraikan aku!"
"Elza...!!"
_________
Hei girl! Terima kasih sudah mampir
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberikan like dan komen
See you di part selanjutnya:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
nonsk2711
bubar sj pernikahan toxic yg ada sakit hati trs
2023-03-26
0