Setelah lebih tenang Rafael pun kembali mencari Ayumi melalui pusat informasi rumah sakit dan akhirnya Rafael pun merasa lega karena Ayumi sudah berada di ruang viv.
Rafael langsung menuju ruangan Ayumi tapi baru saja melewati ruang UGD Rafael melihat Revan yang sedang menangis mencari dirinya.
" mah.. ayah mana ? levan mau sama ayah " ucap Revan sambil terbaring di atas tempat tidur nya, Rafael yang sebenarnya tidak tega ada Revan pun bergegas meninggalkan ruang UGD menuju ruangan Ayumi berada.
" mas.. " Bianca yang melihat Rafael yang akan meninggalkan ruang UGD pun berlari dan menghentikan Rafael dengan memegang tangannya.
" mas.. Revan nanyain kamu terus " ucap Bianca saat berhasil menghentikan Rafael.
" Revan ada kamu ibunya, Ayumi juga membutuhkan aku " ucap Rafael yang berusaha melepaskan tangan Bianca yang masih memegang nya.
" Ayumi sudah dewasa mas.. dia pasti ngerti kalo Revan juga butuh kamu " ucap bianca sambil menarik Rafael menuju tempat Revan, mendengar ucapan Bianca
" maaf aku harus menemani Ayumi " ucap Rafael sambil menghempaskan tangan bianca dengan keras.
" ok.. kamu boleh menemani Ayumi tapi tolong buka blokiran nomor ku mas agar Revan bisa menghubungimu " ucap Bianca masih terus mencari cara agar Rafael tidak meninggalkan nya dan juga Revan.
" nanti aku pikirkan " ucap Rafael sambil meninggalkan Bianca yang hanya melihatnya dari depan pintu ruang UGD.
Rafael pun kini sudah berada di depan ruangan dimana Ayumi berada di saat ini.
Rafael membuka pelan pintu ruangan Ayumi dan melihat ayumi yang sedang tertidur bahkan bekas jejak air mata masih tersisa di pipinya.
" kamu pasti semakin kecewa sama mas.. sampai saat kamu pindah ruangan pun kamu tidak memanggil mas padahal mas berada tepat di samping kamu yang hanya terhalang gorden kain " ucap Rafael sambil menghapus jejak air mata di pipi Ayumi.
" mas.. kenapa mas ada di sini " ucap Ayumi sedangkan Rafael menatap sedih saat Ayumi seolah tak menginginkan dirinya ada di sampingnya.
" lalu mas harus dimana ?" tanya Rafael yang hanya ingin tau keinginan Ayumi.
" bukannya mas ingin menemani anak dari wanita itu " ucap Ayumi sambil memalingkan wajahnya tak ingin menatap Rafael.
Rafael langsung meraih tangan Ayumi dan menggenggam nya dan iya letakan di dadanya.
" maaf.. " hanya itu yang bisa Rafael ucapkan,
Ayumi menarik tangannya seolah tak ingin bersentuhan dengan Rafael.
" yang.. mas tadi hanya menemani Revan yang sedang sakit bukan untuk bertemu Bianca " ucap Rafael memberikan alasan tapi ucapannya itu malah menjadi bumerang untuk dirinya sendiri.
" jadi maksud mas anak wanita itu jauh lebih penting di banding Ayumi yang jelas jelas istri sah mas sendiri " ucap Ayumi dan tak terasa air mata yang sedari tadi Ayumi tahan malah meluncur bebas.
" bukan begitu sayang.. kamu jauh lebih penting dari segalanya dan tadi pada saat Revan menangis kamu masih belum sadarkan diri jadi mas mencoba menenangkan Revan agar tubuhnya tidak bertambah panas " ucap Rafael yang masih mencoba meyakinkan Ayumi.
" Ayumi tidak tau apa Ayumi percaya atau tidak dengan alasan yg mas berikan pada Ayumi " ucap Ayumi sambil menghapus air matanya karena tak ingin janin yang baru saja tumbuh di rahimnya merasakan kesedihan ibunya.
" tapi satu yang pasti Ayumi tak ingin dimadu" ucap Ayumi tegas sesuai dengan prinsipnya.
" bukan Ayumi tidak cinta dengan mas, tapi karena Ayumi sangat mencintai dan sangat menyayangi mas maka Ayumi meminta mas memilih " ucap Ayumi menguatkan hatinya saat berbicara seperti itu.
" Ayumi tidak ingin mas sampai mendapatkan dosa saat salah satu dari istri yang mas nikahi merasa sakit hati yang malah menyumbangkan dosa untuk mas " ucap Ayumi penuh keyakinan.
" jadi selama mas memikirkan itu semua biarkan Ayumi menenangkan diri Ayumi karena Ayumi butuh itu " ucap Ayumi sambil merubah posisinya membelakangi Rafael.
Rafael yang melihat Ayumi yang seolah enggan menatap padanya dan juga tidak menginginkan kehadirannya pun memilih meninggalkan Ayumi, meskipun Rafael tidak benar benar pergi iya hanya berada di luar ruangan Ayumi.
Rafael mencoba memejamkan matanya, tak pernah iya bayangkan kehidupan rumah tangga nya akan menjadi seperti ini.
Rafael membuka galeri handphone nya dan melihat Poto Poto kebersamaan dirinya dengan Ayumi, meskipun mereka belum di karuniai seorang anak tapi tak pernah iya dan Ayumi meributkan hal itu.
" mas ngga bisa Ayumi.. mungkin saat mas bersama dengan Bianca hanya karena naf su apalagi iya bisa mewujudkan fantasi yang selalu mas bayangkan saat bersama dengan mu dan Revan seolah menjadi pelengkap ketertarikan mas " ucap Rafael sambil membelai wajah Ayumi meski hanya lewat foto.
" baik lah mas akan mengajak Bianca ke sini agar kamu yakin deng pilihan mas " ucap Rafael yang kini berjalan menuju ruang perawatan Revan.
" hanya butuh sepuluh menit rafael sudah menemukan dimana Rungan Revan berada dan kebetulan saat itu Revan sedang tidur.
" bi.. ada yang ingin mas bicarakan sama kamu " ucap Rafael saat sudah berada di hadapan Bianca.
" mas mau bicara masalah apa ?" tanya Bianca sedikit curiga di tambah nomornya masih di blokir oleh Rafael.
" ayo ikut, karena kita tidak bisa bicara di sini " ucap Rafael sambil menarik tangan Bianca agar mau mengikutinya.
" tapi Revan gimana mas " ucap Bianca yang menjadikan Revan sebagai alasan karena tiba tiba saja iya takut jik Rafael akan meninggalkan nya.
" hanya sebentar dan kita bisa minta suster untuk menjaga Revan " ucap Rafael yang tak ingin membuang buang waktu.
Dan benar saja saat Rafael dan Bianca akan keluar ruangan Revan ada seorang suster yang datang hendak memeriksa kondisi revan.
" sus saya titip Revan sebentar bisa ? " tanya Rafael sebelum meninggalkan ruangan Revan.
" hanya sepuluh menit " ucap Rafael lagi sedangkan Bianca menggeleng seolah melarang suster menyetujui permintaan rafael dan Rafael melihat Bianca yang menggeleng kini menatap tajam Bianca.
Rafael pun menarik paksa tangan Bianca yang kini sudah menuju ruangan Ayumi yang hany beda satu lantai dengan Revan.
" mas ... sebenarnya kita mau kemana ?" tanya Bianca yang masih di genggam erat oleh Rafael.
" sudah ikut saja dan mas harap kamu bisa menerima semuanya " ucap Rafael yang kini sudah berada di depan pintu kamar Ayumi.
" tapi ini Rungan siapa mas ?" tanya Bianca yang mulai menebak kemana Rafael membawa dirinya.
" ini ruangan Ayumi dan mungkin mas harap kamu bisa menjaga ucapanmu dan cara bicaramu " ucap Rafael sambil mendorong untuk ruangan Ayumi.
Tapi siapa sangka saat dirinya membuka pintu ruangan Ayumi bahkan tangannya masih menggenggam tangan Bianca agar tidak bisa pergi malah memperburuk keadaan dimana di ruangan Ayumi kini sudah banyak orang.
" ayah.. ibu
✍️✍️✍️ waduh.. kita kira yang datang ayah ibunya siapa ya ? ayah ibu Ayumi atau ayah ibu Rafael..?🤔🤔 dan apa yang kan mereka katakan saat mengetahui apa yang sudah di lakukan Rafael di belakang mereka...
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha 😘😘 lebih semangat lagi UP nya.
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha 😘😘 lebih semangat lagi.
Love you moreeeee 😍😍🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
cowok idiot
2025-02-14
0
Yunerty Blessa
pecah tembelang mu Rafael
2024-05-14
0
moms D'ana
ruang VIP thor
2023-09-07
0