Malam ini Rafael benar benar tidak bisa memejamkan matanya, bukan karena tidak mengantuk tapi iya takut saat iya terlelap Ayumi pergi meninggalkan dirinya. Bukan tanpa alasan Rafael berpikir seperti itu karena iya sangat paham dengan sifat Ayumi.
Ayumi bukan wanita yang suka mengumbar emosinya iya lebih memilih diam dan jika tidak sesuai dengan prinsipnya maka iya lebih baik mundur.
" mas " Ayumi terbangun saat menjelang pagi dan mendapati Rafael yang masih terjaga sambil menggenggam tangannya.
" hai sayang, kenapa sudah bangun ?" tanya Rafael entah kenapa iya sungguh takut karena iya baru menyadari arti Ayumi di hatinya.
" Ayumi tanya kenapa mas belum tidur ?" tanya Ayumi sedikit curiga pada suaminya.
" mas hanya ngga ingin saat mas tidur kamu pergi ninggalin mas " ucap Rafael sambil memeluk Ayumi menyembunyikan wajahnya di tengkuk Ayumi.
Ayumi hanya membelai lembut rambut Rafael, mungkin Ayumi terlihat kuat di luar tapi sebenarnya hatinya rapuh mengetahui jika suami yang begitu iya cintai telah mengkhianati nya apapun itu alasannya.
Tak terasa air mata Ayumi menetes saat mengingat kedatangan Bianca dan juga Revan dimana Revan mengenal kan diri sebagai anak dari Rafael.
" sayang jangan seperti ini percayalah mas punya alasan kenapa mas sampai melakukan itu " ucap Rafael sambil mengangkat wajahnya karena mendengar Isak tangis Ayumi.
" kamu ingat kejadian dua tahun lalu saat Adrian teman kecil mas meninggalkan dunia karena kecelakaan ?" tanya Rafael pada Ayumi.
Ayumi pun mencoba menghentikan tangisnya dan menatap Rafael yang kini mulai bercerita.
" waktu itu mas tak sengaja bertemu Adrian di rumah sakit saat mas selesai menjenguk teman kantor mas yang sedang di rawat " ucap Rafael sambil mengingat kejadian dua tahun lalu.
Flashback on
Saat itu Rafael baru saja selesai menjenguk temannya di rumah sakit tapi saat melewati UGD rumah sakit iya melihat Adrian yang sedang di dorong memasuki UGD dengan tubuh yang berlumuran darah.
" Adrian ? iya itu Adrian " ucap Rafael tak terasa kalinya malah mengikuti kemana Adrian pergi.
" dok.. tolong selamatkan suami saya " ucap seorang wanita yang Rafael yakini jika itu istri dari Adrian yang terlihat seperti sedang mengandung.
" mba .. itu Adrian bukan ?" tanya Rafael ada wanita itu dan wanita itu hanya mengangguk sambil berlinang air mata nya menangisi keadaan suaminya.
" iya itu mas Adrian Sumi saya dan saya Bianca istrinya " ucap Bianca memperkenalkan diri pada Rafael.
" memang Adrian kenapa ?" tanya Rafael karena memang sudah sangat lama dirinya tidak bertemu dengan adrian.
" mas Adrian tadi berusaha menyelamatkan saya yang hampir saja tertabrak mobil " ucap wanita itu dengan suara yang terbata bata karena bercampur dengan tangisannya.
" keluarga Adrian " ucap salah satu suster mengehentikan obrolan Bianca dan Rafael.
" saya istrinya sus ? bagaimana keadaan suami saya ?" ucap Bianca pada suster yang ada di hadapannya.
"silahkan masuk " ucap suster tanpa banyak berbicara.
Bianca menatap Rafael dan setelah Rafael mengangguk Bianca baru memasuki ruangan dimana suaminya berada di ikuti Rafael di belakangnya.
" sayang... " Adrian melambaikan tangannya memanggil Bianca agar mendekati dirinya.
" sayang,maaf kan mas.. mas sudah tidak kuat lagi " ucap Adrian dengan suara yang terputus putus akibat nafasnya yang semakin berat.
" kamu harus kuat Rian " ucap Rafael yang tidak percaya dia akan bertemu teman kecilnya dalam keadaan seperti ini "
" Rafa.." wajah Adrian berubah sedikit cerah saat melihat Rafa temannya dulu dimana mereka saling membantu saat saat pahit dulu.
" ya .. ini aku Rafa dan kamu harus berjuang dan sembuh untuk istri dan anak yang ada dalam kandungan mu "
Tapi ucapan Rafa menyadarkan Adrian jika Bianca yang yatim piatu dimana jika iya meninggal nanti maka Bianca anak mengurus anak mereka sendiri sedangkan Bianca tidak bekerja.
" Rafa boleh akumeminta sesuatu padamu... " ucap Adrian dengan nafas yang semakin berat.
" tolong jaga Bianca dan juga anak kami... " ucap Adrian di sela sela tarikan nafasnya.
" dia sebatang kara " ucap Adrian sambil menggenggam tangan Rafael.
" tolong kamu nikahi dia setelah anak ini lahir"
Rafael langsung menarik tangan nya yang masih di genggam Adrian sambil melihat ke arah Bianca yang tak mengucapkan apapun.
" tolong demi persahabatan kita dulu dan juga demi anak yang ada dalam kandungannya " ucap Adrian sambil meminta tangan Bianca dan tangan satunya lagi meminta tangan Rafael.
Rafael menggeleng tak ingin melakukan nya tapi melihat nafas Adrian yang semakin berat di tambah alat di monitor yang semakin berbunyi nyaring dan juga dokter yang menggeleng pertanda tak ada harapan untuk Adrian dengan terpaksa Rafael menyanggupi ucapan Adrian.
Dan benar saja setelah Rafael menyanggupi permintaannya Adrian pun menghembuskan nafas terakhir nya tepat setelah menyatukan tangan Rafael dan tangan Bianca.
" mas... mas... bangun mas..." ucap Bianca yang terus mencoba membangunkan Adrian berharap dengan menggoyang kan tubuh Adrian dia akan kembali tersadar.
" mba.. Adrian sudah tidak ada " ucap Rafael mencoba menghentikan apa yang Bianca lakukan.
" ngga mas Adrian hanya tertidur " ucap Bianca yang masih belum percaya jika suaminya sudah meninggalkan nya.
" mba sadar, Adrian sudah ngga ada mba harus kuat demi anak yang ada dalam kandungan mba " ucap Rafael mencoba terus menyadarkan Bianca.
Rafael pun membantu mengurusi administrasi dan pemakaman Adrian karena Adrian yang memang langsung di kebumikan malam itu juga.
" mba saya pulang dulu karena istri saya sudah menelepon dan menanyakan keberadaan saya " ucap Rafael karena dirinya kurang nyaman bersama wanita yang baru saja iya kenal.
" iya terima kasih karena sudah membantu mengurusi pemakaman suami saya dan maaf soal ucapan mas yang menyanggupi permintaan suami saya " Bianca tak melanjutkan ucapannya karena iya pun bingung bagaimana menyampaikan nya.
" saya paham mba, yang harus mba pikirkan saat ini hanya lah anak yang ada dalam kandungan mba " ucap rafael.
" dan jika ada apa apa mba bisa menghubungi saya, ini kartu nama saya " ucap Rafael lagi.
Bianca hanya bisa melihat kepergian Rafael yang memang sama gagahnya dengan Adrian.
' apa memang bi harus menikah dengan dia mas, tapi bi juga ngga yakin bisa hidup sendiri sedangkan bi tidak bekerja ' Bianca terus bergumam sambil membelai perutnya yang membulat sempurna karena memang ini adalah bulan kelahiran nya.
Satu Minggu setelah kematian Adrian Bianca mengalami kontraksi, dalam kepanikan Bianca mencoba menghubungi Rafael karena dirinya tidak tau harus menghubungi siapa lagi karena dirinya dan mendiang suaminya sama sama yatim piatu.
" halo mas Rafael, saya seperti nya mau melahirkan " ucap Bianca dengan suara yang tersendat sendat.
" mas bisa datang ke rumah ? bi udah ngga kuat "
✍️✍️✍️ nah kan baru ketauan kan jalan Rafael menikahi Bianca...
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha 😘😘 lebih semangat lagi UP nya.
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak ya biar R-kha 😘😘 lebih semangat lagi.
love you moreeeee 😍😍🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
heeeee diluar nalar ngapain lo kabulin permintaan adrian hanya seorng temn bahkn saudar kndung pun kl minta... ngapain dikabulin emng lo punya utang nyawa...... ihh gereget emak pingin masuk jadinya jd cameo.. /Sweat/
2025-02-14
1
Yunerty Blessa
menolong kan boleh tapi tidak sampai kau nikahi atau kau bercintan 🤦♀️
2024-05-14
0
Dwi Setyaningrum
hrsnya menolak Krn Rafael juga sdh menikah..itu janji yg konyol menurutku🤪
2023-10-01
1