PEMBANTU KECIL JAGOANKU

PEMBANTU KECIL JAGOANKU

Bab 1. Fitnah

"Hentikan, Mas Yudi! Jangan mendekat, Rita akan berteriak jika Mas Yudi terus memaksa!" teriak Rita sambil terus berusaha menghindari Yudi, yang merupakan calon kakak iparnya.

"Rita, disini tidak ada orang. Ayolah, jangan munafik, jangan sok suci. Aku akan membuat hidupmu bahagia. Kamu sangat cantik, Rita. Jadilah simpanan ku," ucap Yudi sambil terus berusaha mendekati Rita yang terus mundur.

"Mas, ingatlah. Mas Yudi sebentar lagi akan menikah dengan mbak Desi. Tidak pantas Mas Yudi melakukan semua ini padaku," ucap Rita kesal.

"Menurut sajalah. Aku tidak tahan melihat kecantikan kamu. Kenapa kamu bisa secantik ini, Rita. Aku benar-benar sudah tergila-gila padamu. Jika aku mengenalmu lebih awal, aku pasti akan menikahimu," ucap Yudi sambil tersenyum menyeringai.

"Kamu gila, Mas Yudi. Berhenti ...!" teriak Rita lagi.

Tetapi, Yudi sudah di kuasai oleh nafsu birahinya. Kecantikan Rita, benar-benar membuatnya tergila-gila dan ingin memilikinya. Rita yang terus menghindar, terpojok di sudut ruang kamarnya.Yudi lalu memegang kedua tangan Rita dan berusaha menciumnya.

"Aduh! Kau ...," teriak Yudi kesakitan sambil memegangi bagian vitalnya.

Rita tersenyum sinis melihat Yudi mundur. Rita menepuk-nepuk lututnya beberapa kali, setelah berhasil memukul alat vital Yudi dan membuat Yudi kesakitan.

"Mas Yudi, maaf," ucap Rita setelah melihat Yudi tidak bisa lagi menggertaknya.

"Rita, tunggu pembalasanku!" teriak Yudi sambil menahan sakit.

Rita hanya tersenyum puas melihat Yudi berjalan keluar. Rita lalu keluar untuk melakukan aktivitasnya, memasak untuk makan siang. Saat dia sibuk mengiris sayuran, tiba-tiba Yudi kembali datang dan memeluknya dari belakang. Rita yang kaget langsung menamparnya dengan keras.

"Ampun, Rita. Jangan Rita, ingat aku calon kakak iparmu!" teriak Yudi sangat keras.

Rita yang sama sekali tidak tahu apa yang terjadi, hanya bisa diam sambil memegang pisau. Saat itulah, seluruh anggota keluarga datang dan segera memarahi Rita.

"Rita, apa-apaan ini! Apa yang kamu lakukan dengan pisau itu?" tanya teriak Bu Risma, ibu tiri Rita.

"Rita, kamu benar-benar sudah gila. Kamu tahu kalau dia adalah calon kakak iparmu sendiri. Kamu berani merayu dan mengancamnya dengan pisau. Rita, aku benci kamu!" teriak Desi dengan penuh emosi.

"Kak Desi, Rita tidak pernah melakukan itu. Kak Yudi yang berusaha merayuku dan ingin menjadikanku simpanan," ucap Rita membela diri.

"Sayang, jangan dengarkan omongan Rita. Kamu tahu, aku sangat mencintai kamu. Di dunia ini, hanya ada kamu yang ada di hatiku. Kalau aku yang memaksanya, pasti dia yang terluka. Lihat, dia memegang pisau, untung kalian cepat datang," ucap Yudi menguatkan tuduhannya.

"Dasar, gadis nakal. Letakkan pisaumu!" teriak Bu Risma.

"Tapi aku benar-benar tidak melakukannya. Ayah, Ibu, Kak Desi, percayalah padaku," ucap Rita sambil meletakkan pisaunya di atas meja.

Tetapi, mereka semua lebih percaya pada omongan Yudi. Desi berjalan mendekati Rita yang masih berdiri mematung.

Plakk.

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Rita. Hampir saja Rita membalas tamparan kakak tirinya. Tetapi, dia tidak boleh bersikap buruk pada keluarga baru ayahnya. Rita menatap wajah sang ayah yang tampak sedih.

Pak Nardi tidak bisa berbuat apa-apa, karena dia takut dengan istrinya. Rita memahami hal itu. Karena ayahnya tidak memiliki hak apapun di rumah ini. Semenjak kondisinya sering sakit-sakitan, ayahnya tidak pernah lagi bekerja dan bergantung pada istrinya. Semua harta ini adalah milik istrinya.

"Usir saja dia dari rumah ini, Ma. biar dia tahu rasa hidup dikota tanpa uang dan tanpa tempat tinggal. Biarkan dia menjadi gelandangan," ucap Desi pada ibunya.

"Ibu, jangan usir Rita. Dia tidak mengenal siapapun selain kita. Kasihanilah Rita," ucap pak Nardi memohon pada istrinya.

"Ayah tidak perlu ikut campur. Selama ini, kita sudah bersikap sangat baik padanya. Tetapi apa balasannya, dia malah ingin mengambil calon suami kakaknya. Benar-benar membuat aku jijik," ucap Bu Risma kesal.

"Tapi, itu belum tentu benar. Ibu harus menyelidikinya terlebih dulu. Jangan langsung menuduh Rita seperti ini. Aduh ...," ucap pak Nardi sambil menahan sakit di dadanya.

"Ayah, sudah ibu bilang, jangan ikut campur. Ayah jadi sakit lagi, 'kan?" ucap Bu Risma sambil mambantu pak Nardi duduk. "Rita, lihat, karena ulah kamu kondisi ayahmu jadi sakit lagi."

"Ayah, Rita minta maaf. Tapi, Rita benar-benar tidak melakukan itu," ucap Rita sambil mendekati sang ayah.

"Berhenti di situ! Tidak perlu mendekat, jijik melihat tanganmu yang kotor itu. Segera kamu bereskan semua barang-barang kamu dari kampung dan segera angkat kaki dari rumah ini," teriak Bu Risma.

"Ibu, jangan ... kasihan," ucap pak Nardi terbata-bata.

"Jika ayah masih terus membela anakmu itu, lebih baik ayah juga pergi saja dari rumah ini. Lagipula, kamu juga sudah tidak ada gunanya lagi. Aku malah senang karena aku tidak perlu mengurus orang yang sakit-sakitan seperti kamu," ucap Bu Risma kesal.

"Bu Risma, jangan usir ayah. Ayah tidak memiliki tempat tinggal dan juga keluarga lain selain ibu. Baik, aku akan pergi sekarang," ucap Rita yang segera pergi ke dalam kamarnya untuk membereskan semua barang-barangnya.

Setelah itu, Rita segera keluar dan ingin pamit pada ayahnya untuk terakhir kalinya. Karena setelah kejadian ini, entah kapan Rita akan bisa bertemu ayahnya lagi. Rita sebenarnya sangat menghormati ibu tirinya, karena meskipun ayahnya sering sakit-sakitan, Bu Risma masih bersedia merawat ayahnya dengan baik.

Jika bukan karena Yudi, semua tidak akan berakhir seperti ini. Dia akan bisa hidup bersama ayah dan ibu tirinya dengan baik.

"Ayah, Rita pergi dulu. Jaga diri ayah baik-baik. Semoga suatu saat, Rita bisa berbakti pada ayah," ucap Rita sambil meneteskan airmata.

"Rita, maafkan ayah yang tidak bisa menjagamu. Kamu kembalilah ke kampung. Dan hiduplah dengan baik di sana. Jika ayah ada rezeki, ayah akan menjenguk kamu, suatu saat nanti. Maafkan ibumu, dia hanya sedang emosi saja saat ini," ucap pak Nardi menenangkan Rita agar Rita tidak membenci ibu tirinya.

"Rita mengerti, Ayah. Ibu sebenarnya orang Yang baik, Rita tidak akan mempermasalahkan semua ini," ucap Rita dengan sikap dewasanya.

Rita memeluk ayahnya sebelum Rita pamit pada ibu tirinya. Meskipun saat Rita hendak mencium tangan Bu Risma, beliau menghempaskan tangan Rita.

"Kakak, kakak mau kemana?" tanya seorang gadis kecil berusia 10 tahun yang merupakan adik tiri Rita.

"Sayang, Kak Rita harus pulang kampung. Kamu baik-baik ya, jaga ayah dan ibu dan juga Kak Desi," jawab Rita memberikan tugas untuk Meri adik kecilnya. Rita memeluk tubuh kecil yang sudah dianggapnya adik kandung.

Rita juga pamit pada Desi, walupun Desi menolak bersalaman dengannya. Saat melihat Yudi, Rita menatapnya tajam penuh kebencian. Yudi ditarik oleh Desi agar tidak berdekatan dengan Rita.

Setelah Rita pergi, Yudi dan Desi tersenyum puas telah berhasil membuat ibunya berhasil ngusir Rita dari rumahnya. Yudi juga tidak khawatir lagi, jika dia akan ketahuan bahwa dialah yang merayu dan menginginkan tubuh Rita. Yudi menarik napas panjang karena merasa sayang, dia belum berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan dari Rita.

Bersambung

Sambil menunggu up, yuk baca karya temen aku. Pastinya keren abis. Jangan lupa mampir, ya.

Terpopuler

Comments

Cerita Aveeii

Cerita Aveeii

terima kasih sdh dibantu promo thor 🙏

2023-03-19

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!