Putra berusaha terus memaksa Rita untuk bersedia diajak pergi ke salon. Alasan Rita bisa berdandan sendiri membuat Putra menahan tawa. Kalau bisa berdandan sendiri, kenapa bedak saja sampai kadaluarsa. Belum lagi lipstik. Apa dia memiliki lipstik?
Dasar gadis kecil, nggak ada lembut-lembutnya. Memang apa salahnya pergi ke salon?
"Rita, kamu nggak perlu takut kalau aku suruh bayar. Semua tanggung jawabku," kata Putra sambil menatap Rita memaksa.
"Nggak. Aku lebih suka wajah aku yang seperti ini. Kalau pak Putra tidak ingin mengajak aku karena aku buluk dan kampungan, Rita ngerti kok," ucap Rita sambil manyun.
"Rita, ayolah. Aku bukan malu, tapi tolong hargailah acara orangtuaku. Di sana akan banyak tamu undangan yang hadir. Aku akan memperkenalkan kamu sebagai asisten pribadiku," ucap Putra memohon.
Rita menghela napas berat. Apa sebenarnya tujuan majikannya mengajaknya ikut? Apa pak Putra ada kesulitan yang tidak bisa dia katakan?
"Baiklah, aku bersedia. Tetapi, jangan buat aku seperti topeng monyet," ucap Rita sedikit kesal.
"Tenang saja, serahkan semuanya padaku."
Sehabis Maghrib, Rita diajak Putra pergi ke salon yang sudah dipesannya. Putra sendiri, sudah lebih dulu berpakaian rapi dan terlihat berwibawa. Rita sempat tak berkedip menatap wajah majikannya yang memancarkan pesona seorang pria kalangan atas.
Rita menelan ludah dan tersadar dari pesona Putra ketika dia menyadari siapa dia dan siapa Putra. Tidak pantas baginya menyukai majikannya sendiri. Walaupun sangat sulit untuk menolak pesona Putra.
"Kita berangkat sekarang," ajak Putra lalu mereka bergegas keluar.
Mobil Putra melaju menuju ke sebuah salon ternama yang sebenarnya tutup jam 4 sore. Ternyata, salon tersebut salah satu bagian dari perusahaan Putra. Pantas saja, masih mau buka ketika Putra membutuhkan.
Rita tampak ragu untuk masuk, sehingga Putra dengan cepat menarik lengan Rita dan membantunya duduk di kursi.
"Yang alami saja, sesuai gayanya yang sederhana," perintah Putra.
Rita duduk pasrah dengan apa yang akan dilakukan pegawai salon pada wajahnya. Sempat dia melirik ke arah Putra yang menunggunya sambil duduk di kursi tunggu. Untuk menghilangkan rasa bosan, Putra terlihat membaca majalah.
Karena saking takut dan malu, Rita memejamkan mata selama proses make over. Setelah hampir setengah jam lamanya, make over itupun berakhir.
Rita membuka mata dan di tercengang melihat wajah cantik di dalam cermin. Rita mengagumi wajah itu sambil tersenyum. Dia baru sadar jika wajah itu adalah miliknya.
Rita berdiri menghampiri Putra yang masih duduk menunggunya.
"Pak Putra," panggil Rita.
Putra agak terkejut mendengar panggilan dari Rita. Dia segera mencari sumber suara dari gadis yang sudah memikat hatinya. Jantungnya berdegup kencang tatkala melihat sesosok gadis manis berdiri di depannya.
"Rita, benarkah ini kamu?" tanya Putra tidak percaya.
"Kalau bukan saya, siapa lagi, hantu? Mana ada hantu secantik ini?" Rita balik bertanya.
Putra tampak gugup. Dia tersenyum mengagumi kecantikan alami Rita. Memiliki basic yang sudah cantik, saat dipoles, ternyata semakin cantik.
"Oke, sekarang kamu ganti pakaian dengan ini," ucap Putra seraya menyerahkan pepper bag berisi gaun yang cantik berwarna merah dan sepatu pada Rita.
Untuk sesaat Rita tertegun, tidak menduga jika majikannya juga memperhatikan cara berpakaiannya.
"Ini, pakailah. Kenapa diam saja?"
Rita meraih pepper bag dari tangan Putra. Rita bergegas menuju ruang ganti yang sudah disiapkan sebelumnya. Perlahan Rita mengeluarkan gaun cantik itu lalu mengaguminya sesaat sebelum dia memakainya.
Majikannya itu ternyata mengerti dan memahami, seleranya. Gaun yang cantik, elegan tapi agak tertutup. Padahal awalnya Rita menduga jika gaun itu bentuknya terbuka dan dia akan mengembalikan pada Putra.
Rita keluar dengan gaun dan sepatu baru pemberian Putra.
"Ayo pergi, aku sudah siap," ajak Rita.
Putra terkesiap melihat Rita tampak seperti ratu. Tentu saja ratu dihati Putra. Putra tidka ingin berlama-lama mengagumi kecantikan pembantu kecilnya tersebut karena takut terlambat. Mereka bergegas berangkat menuju rumah keluarga Putra.
***
Rumah kediaman keluarga Putra tampak ramai. Ternyata orangtuanya tidak hanya mengundang saudara dekat saja, tetapi juga rekan bisnisnya.
Putra berjalan masuk ditemani Rita yang agak gugup karena menggunakan pakaian dan sepatu baru. Putra berusaha memberinya semangat untuk lebih percaya diri dengan mengatakan pada Rita kalau Rita sangat cantik dan anggun dengan pakaian yang di pakainya.
Putra juga meminta Rita untuk menggandeng lengannya seperti pasangan lain yang datang ke acara tersebut. Dengan masih ragu, Rita menuruti keinginan majikannya.
"Rita, jangan ragu, nanti aku akan membayarnya dua bulan gaji, bagaimana?" tanya Putra.
Mendengar dia akan dibayar dua bulan gaji, Rita langsung bersemangat menunjukkan keseriusannya. Hanya menemani di acara seperti ini, harusnya itu bukan hal yang sulit.
Hal yang sulit adalah, ketika dalam acara pesta tersebut, hadir juga ayah dan ibu tirinya. Juga Mbak Desi dan Mas Yudi.
Kenapa mereka ada di sini? Batin Rita.
****
Sambil menunggu up selanjutnya, baca juga karya temen aku. Jangan lupa mampir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
SoVay
terima kasih kakak, udah bantu promo..moga sukses dan sama2 ramai yaaa
2023-03-18
3