The Story Of Si Serabutan
Pagi yang sangat dingin di akhir tahun. Aku bangun dari tidur nyenyakku beberapa menit yang lalu dan dengan wajah bangun tidurku yang belum tersentuh air ini pun aku langsung menghampiri kotak suratku yang berada di luar rumah. Sungguh dingin di luar sana sehingga dengan sedikit berlari aku mengambil isi dari kotak suratku dan kembali ke dalam rumah sederhana yang sebenarnya tidak terlalu hangat juga.
Aku merasa aneh, entah apa yang membuatku bersemangat mengambil surat di luar, sampai-sampai aku saja tidak mencuci wajah terlebih dahulu selepas bangun tadi.
"Hah~ Apa ini? Apa-apaan surat-surat tidak berguna ini!" gerutuku sembari memilah beberapa surat yang masuk ke kotak suratku.
Tagihan, tagihan, tagihan, yang kudapatkan saat ini hanyalah tumpukan kertas tak bermakna yang sungguh membuatku malas untuk meneruskan memilah surat-surat itu.
PUK!
Karena sudah terlalu malas memilah, aku pun melemparkan semua surat itu ke atas meja.
Kuraih koran yang tadi sempat kubawa itu. Kubaca dengan sekilas semua judul artikel yang ada di dalamnya berharap ada sesuatu yang menarik di sana.
"Valter Blau Haar von Diedrich, Salah Satu The Great Four Majesty Pahlawan Negeri Mesovania Yang Memesona!" gumamku sembari membacakan sebuah judul artikel di surat kabar yang sedang kubaca itu.
"Ck, berita tidak penting seperti ini bisa-bisanya dimuat di halaman utama! Akan lebih bagus kalau diganti saja menjadi 'Inglebert Ivory Harald, Si Tampan Dan Berani! Idaman Para Wanita', itu baru keren!" ucapku dengan malas menanggapi judul berita yang tak terlalu penting itu.
"Hah~ Well, Si pemimpin ras vampir itu memang terlalu sempurna untuk dibandingkan denganku!" Aku pun menyerah pada keadaan sembari memandangi sekelilingku.
Kurebahkan kakiku di atas kursi, lalu kembalilah posisiku dalam keadaan tiduran sama seperti saat aku bangun tidur di atas kasurku.
KRUUK!
Perutku berbunyi begitu keras seakan mengingatkanku untuk mengisinya dengan sesuatu yang enak. Tapi sayang sekali aku tidak mempunyai apa-apa selain 3 buah telur dan 4 bungkus roti yang harus kuhemat sebelum aku mempunyai pekerjaan lain untuk kubelikan bahan makanan lain.
"Aku tidak bisa makan sekarang, kalau Aku makan sekarang, beberapa saat kemudian Aku akan lapar lagi sedangkan hari masih panjang ... Ck, Aku baru sadar ternyata aku semiskin ini!" gerutuku sembari memegangi perutku yang kelaparan itu.
Kutatap langit-langit 'kantor'ku cukup lama sembari meratapi nasib. Satu jam, dua jam berlalu, saking lamanya aku dengan posisiku ini keringat pun bercucuran dengan deras disertai perasaan yang sangat tidak enak.
"Euugh ... Ga ... Gawat! Aku sudah sesumbar bahwa Aku memiliki kehidupan yang sangat sibuk di sinopsis novel ini! Gawat! Apa yang harus kulakukan sekarang? Gawat, yang kulakukan sedari tadi hanya duduk diam dan menggerutu lalu tiduran lagi tanpa melakukan hal penting ... Akh! Pembaca pasti benar-benar menganggapku hanyalah seorang pembual, lalu mereka meninggalkan ceritaku ini begitu saja!" Aku mengeluh dengan panik karena menyadari sesuatu yang aneh dari kemunculanku di chapter pertama ini.
"OI AUTHOR! LAKUKAN SESUATU, BUAT SEBUAH DRAMA ATAU APA PUN YANG MEMBUATKU TAMPAK BERSINAR, SI**AN!" teriakku pada penulis yang menulis kisahku ini di ruang tamuku seperti orang gila.
WUSH~
Angin yang begitu kencang menerpa jendela yang berada tepat di belakangku sehingga jendela yang entah mengapa bisa tidak tertutup dengan rapat itu terbuka.
"Di ... Dingin ... bbrrrtt." Cuaca sangat dingin hari ini dan itu sungguh membuat pagiku menjadi berat.
Angin yang sangat dingin itu masuk ke dalam rumah sehingga bisa menerbangkan beberapa kertas di dalamnya termasuk surat-surat tak bermakna yang tadi kuambil dari kotak surat. Surat-surat itu beterbangan kesana-kemari mengikuti kemana arah angin itu menuju di dalam rumah.
DUGH!
CKREK!
Dengan sigap kututup dan kukunci jendela itu lagi dengan rapat agar hal serupa tak terjadi lagi.
"Hah~ Berantakan sekali ... Ini artinya Aku harus membereskannya ... Hah~ Merepotkan." Aku kembali memggerutu sembari memungut kertas-kertas yang berserakan di lantai dengan helaan napas tiap kali mengambil selembar kertas.
Semuanya berjalan sangat membosankan, hingga saat aku memungut sebuah surat terakhir yang tampak biasa saja hanya agak tebal dari yang lainnya, tapi saat kulirik sekilas malah membuatku menjadi tertarik karena itu bukanlah sebuah surat tagihan.
Dengan semangat aku letakkan semua kertas yang kupungut tadi di atas meja dan melompat kembali ke kursi kemudian langsung beralih pada satu surat yang menarik itu.
"Untuk Tuan Inglebert Ivory Harald di jalan. Hallground No.3323 Kota Yorksnall ..." Itulah yang tertulis di muka amplop itu. "Dari Gremlyn Mcvoy di kota Ringfelsental ..." Kudapati nama pengirimnya saat kubalik amplop itu.
Kedua alisku terangkat karena aku sungguh tak tahu siapa si pengirim surat ini. "Hm, Ringfelsental ... Kota itu kan tempat orang-orang kaya tinggal ... dilihat dari kotanya sepertinya dia orang kaya ..." gumamku. "ORANG KAYA! KALAU BEGITU AKU YAKIN DIA ORANG YANG AKAN MEMBERIKU PEKERJAAN!" teriakku yang begitu sangat antusias dengan surat yang baru kuterima ini.
Dengan semangat yang membara, aku pun langsung membuka amplop itu untuk melihat apa isi suratnya.
"Hehehe, mari kita lihat apa yang kudapat ini ~" gumamku dengan suara yang bernada.
Seperti ini kira-kira isi suratnya :
Tuan Inglebert Ivory Harald yang terhormat,
Saya mengetahui Anda dari selebaran yang saya dapatkan ketika saya berkunjung ke Yorksnall beberapa minggu yang lalu. Saya membaca dari selebaran itu bahwa Anda akan melakukan segala pekerjaan asalkan dibayar. Oleh karena itu, bersamaan dengan surat ini saya ingin menawarkan sebuah pekerjaan untuk Anda, jika Anda tertarik, mari kita bicarakan tentang pekerjaan ini di tempat saya. Datang saja ke penginapan Forbelian di distrik Kenshina, kota Ringfelsental, saya menunggu Anda di sana tanggal xx bulan yy, jika dalam waktu itu Anda tidak datang saya anggap Anda tidak tertarik dan penawaran saya akan hangus.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga Anda tertarik dan dapat menemui saya di waktu yang sudah ditentukan.
Salam Hormat,
Gremlyn Mcvoy.
Setelah membaca surat itu perasaanku menjadi sangat gembira yang tak tertahankan sehingga senyum lebar dengan gigi depanku yang tampak itu tak bisa pudar dari wajahku yang tampan ini.
"Hm ... itu berarti besok ya ... Oh, ada catatan lagi di bawahnya!" gumamku setelah kudapati sebuah catatan kecil di bawah tanda tagan orang itu.
"N.B. Pergunakanlah sejumlah uang di dalam amplop itu untuk biaya perjalanan Anda ke tempat Saya." Aku membacakan catatan kecil itu.
Setelah itu, dengan sigap aku kembali membuka amplop tadi untuk memastikan apa yang dikatakan catatan kecil itu. Benar saja ketika kuperiksa kembali amplop itu ternyata terdapat sejumlah uang yang cukup banyak di dalamnya.
"Pantas saja amplop ini terasa lebih tebal dari amplop-amplop berisi tagihan-tagihan itu!" Seketika jiwa mata duitanku pun bangkit dan hanya dengan melihat uang sebanyak ini di tanganku yang sudah sangat lama tidak memegang uang sebanyak ini, aku pun tak bisa menolak pekerjaan orang ini.
"HAHAHAHA, proyek baru! Aku terima apa pun pekerjaan ini!" ucapku dengan tegas dan setelah itu langsung berlari ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan bersiap untuk melakukan sesuatu di hari yang sangat indah.
***
Setelah 30 menit bersiap dengan mengenakan mantel berwarna coklat favoritku, akhirnya aku melangkah keluar dari 'kantor' tercintaku untuk melakukan sesuatu yang sangat penting.
"BELANJA! WAKTUNYA BELANJA!" teriakku dengan riang sembari melangkah menuju pasar yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggalku.
Tentu, hal penting yang kulakukan sekarang adalah membelanjakan uang dari pelangganku itu.
"Hehehe, Aku bisa belanja banyak hal dengan uang sebanyak ini ... Lagi pula Aku kan besok harus bertemu dengan orang ini, jadi Aku harus sehat, segar, dan bugar agar Aku bisa fokus bekerja," gumamku dengan senyum yang masih tak pudar dari wajahku tanpa memedulikan berapa biaya transpor untuk sampai ke tempat yang dijanjikan pelangganku itu.
--------------+
Aku, Inglebert Ivory Harald, si serabutan yang sibuk ini akan menunjukkan padamu bagaimana kehidupan sibuk - AAAHHH! (Author mendorong pria itu dengan sekuat tenaga).
"Sini gantian! Kau minggir dulu sana, Ebert!" seru Author yang tiba-tiba muncul entah dari mana.
"Ck, Author si**an! Mentang-mentang author ..." gerutu Ebert sembari melangkah menjauh menuju belakang layar.
"Ekhm ... Author disini! Aku akan mengatakan beberapa informasi bagi pembaca yang membaca novel ini," ucap Author.
"Itu pun kalau ada yang baca, Author!" teriak Ebert dari belakang layar.
"Ck, anak itu perlu diberi pelajaran setelah ini," gerutu Author yang kesal dengan kenyataan yang diucapkan Ebert.
"Lupakan apa yang dikatakan Pemeran Utama si**an itu! kembali pada informasi yang akan kuberitahukan ... Ekhm ... yang pertama, novel ini berlatar di Mesovania 800 tahun-an sebelum semua yang terjadi di novel pertama Author yang berjudul The Way To Mesovania, jadi jangan aneh jika ada beberapa hal yang disebutkan disini sama dengan apa yang ada di novel itu, contohnya tentang The Great Four Majesty, Valter, Mesovania, dan sebagainya. Selain itu tentu saja di novel ini juga ada beberapa ras yang hidup berdampingan seperti ras manusia, vampir, manusia serigala, dan penyihir ..." tutur Author.
"Dan yang kedua, semoga pembaca sekalian terhibur! Sudah itu saja, Author tak bisa lama-lama berbicara karena takut dianggap pelanggaran ... jadi sudah, begitu saja ... dadah ...!" ucap Author yang setelah itu langsung menghilang entah kemana.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Radiculous😸😸
Ya, ya, percayalah Ebert tampan😂
2023-10-28
1
Radiculous😸😸
Wkwkwk, mikir juga dia🤣
2023-10-28
1
Radiculous😸😸
Wkwkwkkwk, Tuan Valter dari cerita sebelah! Kira2 dia bakalan muncul gak ya di sini🤔
2023-10-28
1