Happy reading.....
Maya menghampiri pria bule tersebut. "Selamat siang Tuan Felix," sapa Maya.
Pria itu membuka kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya, dan dia cukup terkejut saat melihat Maya. Felix pikir, kedatangannya ke Indonesia tidak akan bisa bertemu dengan Maya lagi.
Setelah perpisahan mereka di Jerman waktu itu, Felix tidak bisa melupakan bayang-bayang Maya. Wajah cantik yang dibalut dengan hijab syar'i, terus saja menari di pikirannya.
Padahal selama ini cewek-cewek cantik dan seksi banyak yang menggilai dan juga mengejar-ngejar Felix. Akan tetapi, pria itu malah kepikiran Maya. Dia juga tidak tahu, kenapa hal itu bisa terjadi? Mungkin saja, memang karena Maya mempunyai kecantikan yang luar dalam.
"Assalamualaikum Maya, kamu apa kabar?" tanya Felix sambil menangkupkan tangannya di depan dada.
"Aaalaikumsalam, kabar saya baik. Kabar Tuan Felix sendiri bagaimana?"
"Alhamdulillah, kabar saya juga baik. Wow, ini benar-benar sebuah kejutan ya? Tidak menyangka kita bisa bertemu di sini," jawab Felix dengan senang.
Maya menganggukkan kepalanya, kemudian dia duduk di hadapan Felix. "Apa Anda sudah makan, Tuan?" tanya Maya.
"Iya, saya lagi menunggu pesanan. Kamu sedang apa di sini?" tanya Felix.
"Oh, saya sedang cari angin saja." Maya tidak mengatakan jika cafe itu adalah miliknya.
Tiba-tiba seorang pelayan datang dan membisikkan sesuatu kepada Maya, hingga wanita itu pun harus pamit undur diri, karena ada kerjaan yang harus dia urus.
"Tuan Felix, kalau begitu saya permisi dulu ya. Ada kerjaan yang harus diurus," ujar Maya sambil bangkit dari duduknya.
"Maya tunggu!" Felix pun memberikan kartu nama kepada wanita itu, dia berharap Maya akan menghubunginya.
Kemudian Maya menerima kartu nama tersebut, setelah itu dia pamit dari sana. Felix yang melihat itu hanya tersenyum senang, dia berharap Maya menghubungi dirinya.
.
.
Tepat jam 16.00 sore, Maya sudah pulang sambil menenteng buah yang dia beli tadi di supermarket. Namun saat dirinya masuk ke dalam ruang tamu, dia menyaksikan Freya sedang bercanda ria dengan mama Gisel.
Ada rasa iri di hati Maya, di mana dia tidak pernah bercanda apalagi sampai tertawa sedekat Itu dengan mama mertuanya. Namun Maya sadar, jika mama Gisel tidak pernah menyukai dirinya.
"Lihatlah Tante, wanita murahan itu! Dia masuk ke dalam rumah setelah keluar berjam-jam? Apakah wanita seperti itu yang Tante idamkan sebagai menantu? Tidak tahu aturan di rumah ini," ujar Freya mengompori mama Gisel.
"Kamu habis dari mana?" tanya mama Gisel kepada Maya.
"Tadi habis dari luar Mah, cari udara segar," jawab Maya.
"Bohong itu Tante, dia pasti habis ketemu sama cowok selingkuhannya. Pakaiannya aja syar'i, tapi apa? Kelakuannya macam pelacur!" Freya lagi-lagi memanasi keadaan.
"Kalau begitu aku pamit dulu, mau membersihkan diri dan shalat ashar," ucap Maya.
Kemudian dia meninggalkan ruang tamu dan tidak perduli dengan tuduhan yang Freya lontarkan kepadanya, karena Maya tidak pernah merasa jika dia melakukan hal itu.
.
.
Satu minggu telah berlalu, saat ini acara pernikahan Freya dan juga Carlen dilakukan di kediaman Dalmiro. Dihadiri oleh pelayan dan juga beberapa saksi.
Maya mencoba menguatkan dirinya, walaupun tidak dipungkiri jika dia merasakan sakit. Akan tetapi, itu adalah pilihan Carlen, Maya tidak bisa untuk menolaknya.
Sedangkan Rania di dalam kamar sedang ngomel-ngomel lewat telepon, karena sang kakek tidak melakukan apapun untuk mencegah pernikahan itu terjadi.
"Tapi kek, kasihan mbak Maya kalau sampai pernikahan ini terjadi!" kesal gadis itu.
Kake : Iya, kakek tahu, tapi biarkan saja. Kita tidak bisa mengubah rencana. Lagi pula, lama-lama juga Carlen akan tahu siapa Freya sebenarnya. Biarkan dia merenungi semua penyesalan yang telah dilakukan. Kakek tahu kok, suatu hari nanti dia pasti akan menyesal sangat dalam, karena telah menyia-nyiakan Maya.
Rania memutuskan telepon. Dia menghembuskan nafasnya dengan kasar, tidak bisa dibayangkan bagaimana rasa sakit Maya melihat suaminya sendiri menikah dengan wanita lain.
Dia sangat yakin, sekuat-kuatnya wanita pasti dalam hati itu sangat lemah. Akhirnya Rania berjalan keluar menemui Maya di dapur, dia langsung memeluk tubuh kakak iparnya.
"Mbak nggak apa-apa, jangan khawatir," ujar Maya yang tahu jika Rania saat ini tengah mengkhawatirkan dirinya.
Rania menggenggam tangan Maya, kemudian mereka berjalan ke ruang tamu, di mana acara sebentar lagi akan dimulai. Wanita itu mencoba menguatkan dirinya, saat melihat dan mendengar Carlen mengucapkan ijab kabul di hadapan penghulu.
"Selamat ya, semoga pernikahan kalian langgeng," ucap Maya saat memeberi selamat pada pengantin baru itu.
Namun Carlen dan Freya tidak peduli. Mereka mencueki keberadaan Maya. Akan tetapi, air mata bahkan tak keluar di kedua mata Maya. Dia mencoba manahannya, tidak mau terlihat lemah di hadapan Freya.
'Kuatkan Aku Ya Allah. Semoga saja aku bisa menjalani rumah tangga ini, walaupun aku tahu, jika Mas Carlen tidak adil. Semoga aku selalu dalam lindunganmu, dan jadikan aku seperti Siti Khodijah, wanita yang kuat,' batin Maya.
Setelah acara selesai, Maya kembali ke dapur untuk menyiapkan makanan. Freya yang melihat itu pun pamit ke belakang dengan kebaya yang masih menempel di tubuhnya.
Dia berdiri di samping Maya yang sedang menyiapkan sayur untuk makan siang. "Lihat! Akulah pemenangnya gadis udik. Dan kau harus ingat! Aku tidak akan pernah membiarkan mas Carlen membuka hatinya untukmu. Dia hanya milikku, dan kau tidak akan pernah mendapatkannya!" bisik Freya merendahkan.
Maya tersenyum tipis mendengar ucapan Freya. Kemudian dia berbalik menghadap wanita itu yang sekarang bergelar menjadi madunya.
"Kamu salah! Mau sekuat apapun kamu mencoba untuk menghalangi, tapi jika Allah sudah berkehendak, maka tidak ada yang bisa mencegahnya. Karena dialah sang pemilik hati sesungguhnya, bukan kamu ataupun mas Carlen. Jika kamu juga berusaha menjauhkan dia dariku, silahkan, tapi sesungguhnya tidak ada yang bisa merubah takdir," jawab Maya dengan tenang.
Saat Freya akan menjambak jilbab Maya, tiba-tiba saja mama Gisel memanggil dirinya, hingga membuat wanita itu pun mengurungkan niatnya. Sementara Maya hanya tersenyum saja saat melihat kekesalan di wajah Freya.
BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
kpan otak s maya waras ya
2023-03-13
0
momy ervina
maya sm felix z lah biar carlen menyesal
2023-03-13
0
Muhamad Bardi
selamat menuju kehancuran bentar lagi carlen..wanita ular itu akan menguras harta kamu sampai habis..
2023-03-12
1