Happy reading.....
''Ya nggak bisa gitu dong, Mah. Kak Carlen harusnya bisa menghargai Mbak Maya sebagai istrinya. Bukannya menyiksanya seperti ini? Bagaimana kalau kakek sampai tahu? Sudah pasti, Kakak akan dihukum oleh kakek,'' jelas Rania sambil menatap Carlen dengan tajam.
''Berani kamu mengadu kepada kakek, atau berani semua orang di sini mengadu kepada kakek, akan aku habisi nyawa kalian! Tidak peduli, mau itu kamu atau bukan!'' geram Carlen sambil meninggalkan meja makan
''Lihat! Kamu sudah membuat kakakmu marah, Rania? Seharusnya kamu nurut saja, apa perkataannya. Lagi pula, untuk apa kamu belain cewek kampung macam begitu? Nnggak guna!'' bentak mama Gisel sambil berlalu meninggalkan meja makan.
Rania melihat jidat Maya yang memar akibat dibenturkan oleh Carlen. Dia kemudian meminta pelayan untuk memberikan kotak P3K, lalu mengobati luka tersebut.
''Tidak usah, Rania! Aku tidak papa. Lagi pula, ini hanya luka kecil saja, tidak usah dibesar-besarkan. Seharusnya kamu jangan melakukan ini! Kalau nanti kakakmu tahu, dia akan tambah marah? Aku tidak ingin dia menghukummu,'' ujar Maya sambil menggenggam tangan adik iparnya.
Dia benar-benar beruntung memiliki Rania di sisinya. Karena di saat Maya terpuruk, Ranialah orang yang selalu ada membantunya.
''Aku heran deh, sama Mbak. Padahal kalau aku bilang sama kakek, sudah pasti Mbak bisa bebas dari kak Carlen, tapi kenapa Mbak malah bertahan sih?'' heran Rania sambil melipat tangannya di atas meja makan.
Maya tersenyum ke arah Rania, kemudian dia menggenggam tangan wanita itu sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan.
''Aku tidak bisa berpisah dengan mas Carlen, karena ini adalah wasiat dari kedua orang tuaku, sebelum mereka meninggal. Lagi pula, cinta memang butuh waktu bukan? Aku yakin kok, mas Carlen nanti akan mencintaiku. Hanya saja, hatinya belum terbuka,'' jelas Maya.
Rania menghela napasnya dengan kasar. Lagi-lagi, kata-kata seperti itu yang terdengar dan dijelaskan oleh Maya. Akhirnya Rania pun memutuskan untuk ke kampus, tanpa sarapan terlebih dahulu.
Maya hanya memandang adik iparnya dengan tatapan sedih. Bukannya dia tidak ingin lepas dari belenggu yang selama ini menyiksanya, tapi Maya tidak bisa, karena sebuah janji dan wasiat kedua orang-tuanya.
Janjinya kepada kedua orang-tua sebelum mereka meninggal, membuat Maya tidak bisa melepaskan Carlen. Dia sudah berjanji juga kepada kakeknya Carlen untuk merubah sifat cucunya.
Sementara itu di lain tempat, Carlen sedang berada di dalam mobil sambil melipat kedua tangannya di depan dada dengan tatapan ke arah samping.
''Rion, bagaimana untuk meeting nanti siang? Apakah sudah siap?'' tanya Carlen pada asisten pribadinya.
''Sudah Tuan. Semuanya sudah siap,'' jawab Rion.
Carlen memutar bola matanya dengan malas, saat mengingat kejadian tadi pagi. Entah kenapa, dia sangat membenci Maya, karena gara-gara wanita itu, dia gagal bersanding dengan kekasihnya.
Carlen Nardo Dalmiro, adalah seorang pria tampan berusia dua puluh delapan tahun, dengan tinggi badan 170 cm. Memiliki karisma yang kuat dan digilai banyak wanita.
Carlen memiliki seorang kekasih bernama Freya. Mereka hampir saja bertunangan, tetapi sayang, kakek Carlen tidak setuju dengan Freya. Entah apa alasannya, sang kakek selalu menolak dan mengatakan jika Freya bukanlah wanita baik-baik.
Hingga suatu hari, dia dijodohkan dengan Maya, anak dari sahabat kakeknya. Wanita kampungan, rendahan yang tidak sepadan dengan keluarganya. Dan yang lebih mengejutkannya lagi, ternyata mereka sudah dijodohkan sedari kecil.
Tentu saja, itu membuat kebencian yang ada di dalam hati Carlen kepada Maya semakin mendarah daging. Dia berpikir, gara-gara Maya, cinta Carlen harus terpisah dengan Freya, dan wanita itu pergi meninggalkannya.
Sesampainya di kantor, Carlen berjalan masuk dengan langkah yang tegap dan gagah, membuat setiap wanita yang memandangnya begitu terpesona.
.
.
Siang ini, saat selesai meeting, Rion masuk ke dalam ruangan Carlen dengan wajah yang panik, dan itu membuat Carlen merasa heran.
''Ada apa, Rion? Kenapa wajahmu panik seperti itu?'' tanya Carlen.
''Ada berita buruk tentang Tuan besar, Tuan,'' jawab Rion.
''Apa itu? Berita apa yang kau bawa?'' tanya Carlen yang mulai cemas dengan keadaan sang kakek.
''Tadi anak buah saya menelpon, jika Tuan Albert masuk ke rumah sakit, sebab beliau pingsan. Dan saat ini Dokter tengah memeriksanya. Tuan Albert juga meminta, agar Tuan Carlen dan juga Nona Maya pergi ke Jerman.''
Dahi Carlen mengkerut heran saat mendengar ucapan Rion. ''Apa kau yakin, kakekku menyuruhku dan juga wanita rendah itu ke sana?'' tanya Carlen memastikan.
''Iya Tuan,'' jawab Rian dengan mantap.
Carlen mengusap wajahnya dengan kasar. Dia sangat malas jika harus ke Jerman bersama dengan Maya, tapi menolak permintaan sang kakek pun dia tidak bisa. Sebab sudah pasti, kakeknya akan marah, dan semua harta warisan tidak akan pernah jatuh ke tangan pria itu.
Satu-satunya alasan Carlen juga menikah dengan Maya, karena harta warisan dari sang kakek. Sebab kakek Albert mengancam, jika pria itu tidak ingin menikah dengan Maya, maka warisan darinya tidak akan pernah dimiliki oleh Carlen.
Astaga! Kenapa juga aku harus pergi dengan wanita rendah itu? Jika bukan karena harta warisan, sudah pasti ku lenyapkan dia! batin Carlen menggeram di dalam hati.
''Siapkan keberangkatanku dengan wanita rendah itu! Ingat, jangan sampai kakek mengetahui tentang rumah tanggaku dan juga Maya. Kalau sampai bocor, tamatlah riwayatmu!'' ancam Carlen sambil menatap Rion dengan tajam.
''Baik Tuan,'' jawab Rion. Setelah itu dia keluar dari ruangan Carlen untuk mempersiapkan keberangkatan tuannya.
BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
carlen jahat bgt jd suami, biarlah nnt karma yg menjemput mu
2023-03-25
1
վմղíα | HV💕
carlen kau jahat
2023-03-16
1
Gadis Bar-bar
Wah ... sini kamu Carlen. Berani-beraninya sama cewek.
Thor tolong gantikan aku di posisi Maya, aku tidak sanggup melihat wanita baik di sakiti. 😭😭😭😭😂😂😂😂
2023-03-05
3