Happy reading.....
Carlen pulang ke rumah, dan dia langsung masuk ke dalam kamar, tapi tidak mendapati adanya Maya. Namun pria itu tidak peduli, dia segera masuk ke dalam kamar mandi. Sementara itu, Maya baru saja selesai menyiapkan makan malam.
''Apa Mas Carlen sudah pulang ya? Sebaiknya aku ke kamar,'' gumam Maya sambil berjalan ke arah kamar.
Ternyata benar dugaannya, Carlen sudah datang, dan saat ini pria itu tengah membersihkan diri di kamar mandi. Maya pun segera menyiapkan baju milik Carlen lalu menaruhnya di atas kasur.
Setelah beberapa saat, Carlen keluar dari kamar mandi, dan dia melihat Maya tengah menelpon seseorang di balkon, tapi pria itu tidak peduli. Kemudian dia mengambil baju yang ada di atas kasur dan memakainya.
''Kenapa kau tidak menyambutku saat aku pulang tadi, hah!'' bentak Carlen dengan nada yang dingin, saat Maya baru saja selesai menelpon.
''Maaf Mas, tadi aku sedang di dapur, tidak mendengar kalau---''
Ucapan Maya terhenti saat Carlen menjambak jilbabnya, hingga membuat wanita itu sedikit meringis menahan sakit.
''Banyak alasan! Dasar istri tidak berguna!'' bentak Carlen, lalu menghempaskan tubuh Maya hingga terjatuh dan menabrak tembok.
''Aaawh ...'' ringis Maya saat merasakan bahunya terbentur cukup keras.
Dia yakin, jika saat ini pasti bahunya tengah memar akibat benturan yang membuatnya sangat kesakitan, tapi sekuat tenaga Maya menahannya.
''Besok kita akan berangkat ke Jerman, karena kakek meminta kita untuk ke sana, tapi kamu ingat! Berani buka mulut, aku akan tebas lehermu! Kau paham!'' ancam Carlen dengan sorot mata yang tajam sambil menginjak tangan Maya.
''Pa--ham M--as,'' ucap Maya sedikit tergagap, karena menahan rasa sakit di tangannya.
Carlen tersenyum menyeringai, kemudian dia berjongkok di hadapan Maya lalu mencengkram rahang wanita itu, hingga membuat bibir Maya maju ke depan.
''Kau dengar ya, wanita udik! Aku tidak akan pernah mencintaimu! Karena apa? Karena gara-gara kau, aku dan kekasihku harus terpisah. Entah racun apa yang sudah kau berikan kepada kakekku? Sehingga dia memintaku untuk menikahi wanita rendah sepertimu! Aku tahu, harta adalah tujuanmu bukan?'' hina Carlen sambil menghempaskan wajah Maya dengan kasar.
Mendengar ucapan suaminya, Maya segera menggeleng dengan cepat. Tidak pernah terpikirkan dalam pikiran ataupun hatinya tentang harta dari keluarga Dalmiro.
''Tidak Mas! Aku tidak pernah---''
''DIAM!'' bentak Carlen dengan nada yang tinggi. ''Sekuat apapun kau membela diri, wanita jalaang sepertimu, tidak akan pernah mengaku. Seorang maling saja, kalau dia mengaku, sudah pasti penjara penuh? Aku tidak akan pernah percaya dengan kata-katamu, wanita busuk!'' sambungnya lagi.
Setelah itu, Carlen meninggalkan kamar, membiarkan Maya menangis dengan luka-luka di tubuhnya. Dia tidak peduli mau wanita itu mati sekalipun. Bagi Carlen, Maya hanyalah seorang sampah dalam keluarganya.
Carlen berpikir, jika Maya mau menikah dengannya bukan karena permintaan sang kakek saja, tapi karena ada rencana busuk dan terselubung. Yaitu, Maya ingin menguasai harta keluarga Dalmiro.
''Kak Carlen, mbak Mayanya mana?'' tanya Rania saat mereka berada di meja makan.
''Buat apa kamu menanyakan wanita sampai itu? Gak guna, tau nggak sih! Sudahlah Dek, ngapain sih kamu itu baik sama dia? Yang ada makin ngelunjak!'' ucap Carlen dengan sarkas.
''Jangan gitu Kak! Nanti kamu bucin akut, baru nyaho!'' ledek Rania.
''Hahaha ... Cuuiih! Kakak gak akan pernah mencintai wanita rendah seperti dia!'' Carlen menjawab dengan nada tegas.
Rania hanya menggelengkan kepalanya saja. Dia tidak tidak habis pikir, kenapa kakaknya begitu membenci Maya. Padahal Maya adalah wanita yang baik, walaupun dia bukan seorang sarjana dan hanya lulusan SMA, tetapi Rania sangat yakin, Maya tidak seperti Freya, pacarnya Carlen dulu.
''Tapi, mbak Maya itu berbeda Kak. Dia tidak seperti kak Freya. Lihat saja! Penampilan mereka itu---''
''Cukup Rania! Berani kamu membandingkan Maya dengan Freya, kakak tidak akan pernah segan mengurung kamu di Pulau, paham!'' bentak Carlen, kemudian dia pergi meninggalkan meja makan.
Mama Gisel menatap ke arah Rania dengan tajam. Dia juga tidak menyukai Maya, karena wanita itu berpikir jika Maya hanya menginginkan harta keluarga Dalmiro saja. Mama Gisel juga lebih menyukai Freya, karena wanita itu seorang model dan juga sarjana.
''Kamu kenapa sih, belain kakak ipar kampungan mu itu? Nggak ada gunanya, kamu belain dia di hadapan Carlen? Toh apa yang di katakan kakakmu itu ada benarnya, bukan? Dia memang hanya mengincar harta kita. Tampangnya aja sok polos, tapi dalamnya busuk!'' ucap Mama Gisel dengan nada yang sinis.
''Mama sama Kak Carlen itu kenapa sih? Selalu saja memandang mbak Maya tanpa mau mengenalnya dulu? Cobalah kalian membuka hati menerima mbak Maya. Pasti kalian akan mengenal kok sifatnya seperti apa. Tidak semua cewek miskin itu hanya ingin harta seseorang. Dqn tidak semua bungkus jelek, dalamnya pun sama,'' jawabannya dengan lantang. Setelah itu dia pergi meninggalkan meja makan.
Mereka tidak sadar, di balik tembok pembatas ada Maya yang sedang mendengarkan perdebatan mereka. Dia meremas dadanya yang terasa begitu sakit, karena tuduhan demi tuduhan yang tidak berdasar kepada dirinya.
Mungkin dia memang terlahir dari keluarga miskin, tetapi dia tidak miskin hati, sehingga menginginkan harta orang lain. Awal Maya menikah dengan Carlen, memang dia tidak mencintai pria itu.
Akan tetapi, di dalam Agama Islam, seorang istri harus patuh kepada seorang suami. Karena surganya ada pada suaminya. Dan Maya sedang menjaga itu, walaupun fisik dan batinnya sering disakiti oleh Carlen.
Dia yakin, suatu hari nanti Allah akan membukakan pintu hati Carlen untuk mencintainya. Hanya saja, sekarang Allah telah menguji cinta mereka.
Sedangkan di sisi lain, Carle sedang menatap foto Freya yang berada di ponselnya. Dia masih menjadikan wanita cantik itu sebagai wallpaper. Karena bagi Carlen, tidak ada yang bisa menggantikan Freya di dalam hatinya.
''Ke mana kamu pergi, sayang? Kenapa kamu malah menghilang dan meninggalkanku? Aku bahkan sampai sekarang masih berusaha membujuk kakek, agar merestui hubungan kita. Aku tidak peduli dengan wanita sampah itu!'' gumam Carlen dengan lirih sambil mencium foto Freya.
Carlen dan Freya memang sudah menjalin hubungan selama lima tahun, sejak mereka kuliah. Karena Freya juga cinta pertama Crlen, jadi pria itu sangat mencintai Freya.
Dengan langkah gontai, Carlen berjalan menuju kamar, saat Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 dini hari. Dia tadinya ingin tidur di ruang kerja, tetapi matanya tidak bisa terpejam.
Saat Carlen masuk ke dalam kamar, dia melihat Maya baru saja selesai melaksanakan shalat tahajud. Pria itu tersenyum miring, kemudian dia berjalan mendekat ke arah Maya, lalu menarik mukenanya hingga membuat wanita itu menjerit kaget.
''Nggak usah sok alim jadi perempuan! Buat apa kamu berhijab, kalau kelakuanmu saja melebihi jalaang? Tidak usah sok suci di hadapanku! Tidak akan pernah meluluhkan hatiku, kau paham!'' ucap Carlen dengan tajam. Kemudian dia mendorong tubuh Maya hingga tersungkur ke lantai.
Pria itu melihat kursi yang tak jauh darinya, lalu mengambilnya dan hendak dilempar ke arah Maya. Namun, tiba-tiba saja ada kecoa yang berjalan ke arah tangannya, membuat Carlen seketika terkejut dan melepaskan kursi tersebut, hingga akhirnya jatuh dan menimpa kakinya.
''Aaawwh!'' jerit Carlen saat benda itu jatuh mengenai jempol kakinya hingga membiru.
''Mas Carlen!'' kaget Maya saat melihat suaminya kesakitan.
BERSAMBUNG......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Benazier Jasmine
rasain tuh carlen
2023-03-25
1
վմղíα | HV💕
cowok apa itu sama kecoak aja takut
2023-03-16
1
Gadis Bar-bar
Lah masa sudah kejam, takut sama kecoak 🙄
2023-03-11
1