Kedatangan Freya

Happy reading.......

Tante Gisel pulang dan dia langsung menuju kamar Maya. Namun, saat sampai di sana, wanita itu melihat jika Maya sedang menunaikan shalat dzuhur. Akan tetapi dalam keadaan sedikit menahan sakit.

Saat Maya sudah mengucapkan salam, wanita itu berdzikir, sedangkan tante Gisel masih berdiri di ambang pintu. Entah kenapa, kakinya berat sekali meninggalkan kamar menantunya tersebut.

Kemudian dia melihat Maya mengangkat kedua tangannya ke atas, berdoa kepada Sang Khalik.

"Ya Allah, luluhkanlah hati mertua dan suamiku. Jika memang mas Carlen beneran akan menikahi wanita itu, aku ikhlas ya Rabb. Karena kebahagiaan mas Carlen, hanya ada padanya. Namun, berikan aku hati yang luas dan lapang, agar bisa menerimanya sebagai manmduku. Berikan aku hati dan fisik yang tegar, saat mas Carlen menyakitiku! Ya Allah, engkaulah tempatku mengadu. Engkau tempatku bersimpuh. Hanya kepadamu aku meminta perlindungan. Lindungilah suamiku dan mertuaku, dari segala marabahaya dan tipu muslihat dunia, aamiin.

Tante Gisel terpaku saat mendengar doa yang diucapkan oleh Maya. Dia tidak pernah menyangka, jika wanita itu mendoakan dirinya. Padahal selama ini, tante Gisel sudah jahat kepada Maya, dan tidak pernah menganggapnya sebagai menantu.

Entah dari mana hatinya mulai tergerak, memikirkan bagaimana kejamnya perlakuan dia kepada menantunya selama ini. Bahkan Tltante Gisel tidak perduli saat melihat penderitaan Maya karena ulah putranya.

Maya yang baru saja menyelesaikan shalat dan melipat mukenanya, kemudian dia berbalik, dan alangkah terkejutnya wanita itu, saat melihat tante Gisel sedang berdiri di ambang pintu dengan tatapan lurus ke arahnya.

"Mama, kenapa berdiri di pintu?" tanya Maya mengagetkan lamunan tante Gisel.

"Tidak apa-apa. Saya hanya ingin tahu saja keadaan kamu seperti apa? Soalnya saya tidak ingin ada balas budi," ucap tante Gisel sedikit ketus.

Maya tersenyum, kemudian dia pun menjawab, "Insya Allah, Maya nggak apa-apa kok Mah. Lagi pula, ini hanya luka kecil saja, tidak terlalu parah juga."

"Yakin? Apa perlu kita ke rumah sakit? Soalnya jika terjadi apa-apa sama kamu, itu karena saya, otomatis saya mempunyai hutang budi dong. Saya tidak ingin itu terjadi, apalagi punya hutang budi sama cewek kayak kamu," tutur tante Gisel dengan nada tak suka.

Maya yang mendengar itu pun hanya tersenyum saja. Kata-kata hinaan sudah biasa dilontarkan oleh tante Gisel kepadanya, dan itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Maya, dan dia sudah kebal akan hal itu.

"Ya sudah, kalau kamu memang tidak apa-apa, saya masuk kamar dulu." Setelah mengatakan itu, tante Gisel pergi meninggalkan kamar Maya.

Setelah kepergian mertuanya, Maya meringis memegang pundaknya yang terasa begitu sakit. Namun dia tidak boleh lemah. Maya harus menjadi wanita yang kuat dalam segala hal, walaupun pada akhirnya dia adalah orang yang lemah. Namun harus menjadi kuat karena keadaan.

.

.

Waktu telah berlalu begitu cepat, saat ini Maya sedang berada di taman belakang membersihkan kolam renang. Akan tetapi, salah satu pelayan datang menghampiri Maya dan mengatakan, jika ada seorang wanita cantik yang berjalan bergandengan bersama Carlen, dan saat ini mereka sedang duduk di ruang tamu bersama dengan tante Gisel.

"Siapa wanita itu, Mbak?" tanya Maya pada pelayan tersebut.

"Aku juga kurang tahu, Mbak Maya, tapi tadi Tuan Carlen meminta Mbak Maya membuatkan minum untuk mereka."

Maya mengangguk, kemudian dia berjalan ke arah dapur, sedangkan pekerjaannya digantikan oleh pelayan itu. Dia membuatkan minum pesanan Carlen, walaupun Maya tahu mungkin saja wanita itu adalah Freya, kekasih suaminya.

Saat sampai di sana, ternyata benar dugaan Maya, jika wanita itu adalah Freya. Sekuat apapun dia sudah menyiapkan hati untuk menghadapi saat ini yang pasti akan terjadi, namun tetap saja hatinya merasa hancur.

"Sayang, nanti kita ke mall ya! Soalnya aku udah lama banget nggak jalan-jalan sama kamu," ucap Freya dengan nada yang manja sambil bergelayut di lengan kekar milik Carlen.

"Iya sayang, apapun itu untuk kamu," jawab Carlen sambil mengusap pipi Freya dengan lembut.

Tante Gisel hanya diam saja, dia melirik ke arah Maya yang dengan tenang menaruh minuman di atas meja. Dia pikir, Maya akan marah-marah karena melihat Freya yang saat ini tengah bergelayut menjadi lengan putranya.

Saat Maya akan pergi, tiba-tiba saja Carlen menghentikannya, kemudian dia menyuruh Maya untuk duduk. Wanita itu pun hanya menurut saja sambil tersenyum tipis.

"Oh iya, Maya. Sebenarnya aku tidak ingin sih mengungkapkan ini kepada kamu, tapi biar kamu nggak kaget aja. Satu minggu lagi, aku akan menikah dengan Freya, mungkin kami hanya akan mengadakan ijab qobul saja, sebab akan membutuhkan waktu membujuk kakek. Jadi kamu harus menerima Freya di sini, dan menuruti semua keinginannya_ paham!" tegas Carlen tanpa menoleh ke arah Maya sedikitpun.

Bagaikan diremas hati Maya begitu sakit, saat mendengar penuturan suaminya. Namun rasa sakit itu dibalut senyuman manis wanita cantik tersebut. Dia menganggukkan kepalanya, padahal saat ini dirinya benar-benar hancur.

"Iya Mas, aku akan menerima Mbak Freya sebagai maduku. Jika Itu memang membuatmu bahagia. Selamat ya, semoga pernikahan kalian dilancarkan. Kalau tidak ada yang dibutuhkan lagi, aku permisi. Soalnya masih banyak kerjaan di belakang," ucap Maya sambil tersenyum, kemudian dia pergi dari sana.

Tante Gisel merasa heran, sebab dia tidak melihat kemarahan di wajah menantunya itu, saat Carlen mengatakan akan menikahi Freya. Sebagai seorang wanita, dia pasti juga akan hancur saat mengetahui jika suaminya akan menikah kembali.

Karena tante Gisel tahu, sekuat-kuatnya wanita, pasti ada rapuhnya. Apalagi itu menyangkut suaminya. Akan tetapi, dia melihat Maya seperti tenang saja, tidak ada raut terluka sama sekali di wajah wanita itu.

Namun, siapa yang menyangka, saat Maya sampai dapur, air mata yang sejak tadi dia tahan akhirnya lolos juga. Wanita itu menangis dalam diam. Dia tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun, dadanya terasa begitu sesak, bagaikan dihimpit batu yang besar.

Mungkin saja Maya terlihat tenang dan menerima secara legowo di luar, akan tetapi di dalam, dia benar-benar hancur. Hatinya remuk redam, tidak bisa digambarkan dengan kata-kata. Perkataan Carlen bagaikan ribuan anak panah yang sekali langsung menusuk tepat di jantungnya.

"Kuatkan aku ya Allah! Kuatkan aku!" pinta Maya dengan suara yang purau dan tersedu-sedu.

Rania yang baru saja pulang dari kampus, cukup terkejut saat melihat kedatangan Freya di sana. Dia pun ingat dengan ucapan kakaknya beberapa hari yang lalu, dan gadis itu seketika terlihat kesal saat melihat Freya.

"Hai Rania, apa kabar? Ya ampun, sudah lama sekali kita---" ucapan Freya terhenti saat Rania mendorong tubuh wanita itu hingga jatuh ke sofa.

"Rania! Apa yang kamu lakukan?!" bentak Carlen saat melihat perlakuan adiknya terhadap kekasihnya.

Begitupun dengan tante Gisel. Dia juga kaget saat melihat bagaimana barbarnya Rania kepada Freya. Dia tidak menyangka, jika selama ini Rania yang terkenal kalem mampu berbuat sekasar itu kepada Freya.

BERSAMBUNG....

Terpopuler

Comments

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

cuma didorong seharus nya diusir
pelakor nya

2023-03-27

0

Muhamad Bardi

Muhamad Bardi

kenapa cuma di dorong aja rania kenapa ga sekalian dicekik aja biar sekalian mampus tuh mak lampir..

2023-03-11

1

momy ervina

momy ervina

lanjut thor lg seru2nya

2023-03-10

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!