Pernikahan Kontrak
"Ambil uang 1 miliar ini, lalu menikahlah denganku!" kata seseorang laki-laki dengan nada datar, tatapan matanya begitu dingin.
Kedua manik mata gadis cinta itu mendelik kaget, apalagi saat melihat uang di dalam koper yang ada di hadapannya, ya matanya langsung berubah menjadi merah tapi aku tidak boleh menjadi gadis mata duitan.
"Maaf Tuan, maksudnya apa?" gadis cantik itu mendelik kaget. Menatap laki-laki yang menurutnya sombong di hadapannya ini, ingin rasanya aku menyiramnya dengan air cucian di rumah. Sombong sekali, mentang-mentang punya uang.
Laki-laki berbadan tinggi nan kekar, melipat kedua tangannya ke dada, lalu ia duduk di kursi yang terhalang meja, gadis cantik yang ada di hadapannya itu menundukkan kepalanya.
Ia takut karena tiba-tiba di culik oleh 2 orang yang berjas hitam, lalu di bawa ke restoran mewah ini. Dan di pertemukan dengan laki-laki aneh ini, entah laki-laki ini siapa? Lalu laki-laki dua itu tadi yang berjas hitam itu juga siapa?
Tidak ada angin, tidak ada hujan tiba-tiba di ajak menikah oleh laki-laki yang tidak kenal sama sekali, bahkan di kasih uang 1 miliar, memangnya aku ini gadis apaan? Apa semua orang kaya selalu bersikap seperti ini? Mereka selalu melibatkan uang, uang dan uang untuk setiap masalahnya.
"Aku tahu kamu sedang membutuhkan uang itu, untuk biaya operasi Ibumu, ambil uang itu lalu menikahlah denganku!" lanjut sang laki-laki tampan itu dengan nada datar dan tatapannya cukup dingin. Sedingin kulkas dua pintu keluaran terbaru, selalu saja laki-laki kaya itu seenak jidat sendiri.
"Tidak!" tolak sang gadis dengan mantap.
Astaga! Dasar laki-laki gila, wajar saja gadis cantik yang ada di hadapannya menolak main ngajak nikah begitu saja, untung tidak langsung ngajak kawin terus suruh brojolin anak.
"Jangan munafik, jika Ibumu tidak segera di operasi, maka di akan pergi ke surga, Apa kamu mau itu terjadi pada Ibumu?" katanya dengan entengnya.
Sang gadis terdiam, benar apa kata laki-laki yang ada di hadapannya saat ini. Jika aku menolaknya, maka Ibuku akan pergi ke surga.
"Kamu hanya perlu menikah denganku sampai kekasihku pulang saja dari luar negeri, dia sedang kuliah sambil mengejar cita-citanya," ujar sang laki-laki pada gadis itu.
Enak ya jadi orang kaya, pernikahan saja bisa di jadikan mainan padahal itu adalah hal yang sangat sakral tapi lagi-lagi orang kaya mau mempermainkan sebuah pernikahan.
"Lalu kamu menikahi wanita lain di belakangnya? Dasar, laki-laki macam apa kamu ini?" gadis cantik itu menatap marah ke arah laki-laki tampan. Seenaknya saja menghiati kekasihnya yang sedang berjuang di luar negeri sana.
"Aku menikah hanya ingin memenuhi permintaan terakhir Kakekku saja, beliau ingin aku menikah tapi gadis yang aku cintai belum siap untuk menikah, jadi aku terpaksa mencari gadis lain untuk menikahi denganku, aku rasa kamu cocok," dengan santainya laki-laki berbicara kepada gadis cantik yang ada di hadapannya.
Sang Kakek kesayangannya kini sedang terbaring lemah di rumah sakit, lalu meminta Sean agar buru-buru menikah dengan kekasihnya. Tapi saat mengajak Velin menikah dengan mantap Velin menolak dengan alasan ingin kuliah dulu dan mengejar cita-citanya dulu, nikah muda bukanlah tujuan Velin. Ia memang sangat mencintai Sean tapi cita-cita baginya jauh lebih penting.
Saat itu Sean merasa galau, hingga akhirnya terpikirkan untuk melakukan pernikahan kontrak yang penting apa yang diinginkan oleh Kakeknya kesampaian, jangan sampai tidak. Karena Kakek nya adalah orang yang sangat menyayanginya selama ini.
"Darimana kamu tahu kalau aku cocok dengan ide konyolmu itu?" Alea menatap sinis Sean, hatiku rasanya kesal sekali, kenal juga tidak main ngajak nikah.
"Aku tahu semua tentangmu, namamu Alea Ananta, aku juga tahu saat ini Ibumu sedang sakit dan butuh biaya banyak untuk operasi, semua tentangmu aku tahu Alea," sergah Sean Pranata Hutama dengan santainya.
Sean adalah anak pertama dari Natan Hutama dan Sintia Dewi, ia punya adik laki-laki yang saat ini di luar negeri mengurus bisnis keluarga Hutama, Sean adalah cucu pertama dan paling tua, ia selalu di gadang-gadang agar segera menikah dan punya anak untuk menjadi calon pewaris nanti.
"Aku tanya, kamu tahu darimana?" tanya Alea sangat penasaran.
"CCTV ku dimana-mana," jawaban singkat yang membuat Alea semakin kesal.
Tringgg
Saat ponselnya berdering, buru-buru Alea mengangkat telpon itu karena itu telpon dari rumah sakit.
"Hallo Nona Alea, Ibumu harus segera melakukan operasi, jika lebih lama lagi maka akan semakin parah penyakitnya," kata Dokter yang menangani Ibunya dari seberang sana.
Alea sangat takut kehilangan Ibunya, jika Papanya sudah entah kemana? Alea saja tidak tahu dimana Papanya?
"Lakukan operasinya sekarang Dok! Untuk biaya agak segera saya bayar semuanya," kata Alea pasrah.
"Baik Nona," jawab Dokter dan sambungan telepon terputus.
Alea kembali menatap Sean, helaan nafas cukup berat tapi hanya laki-laki ini hanya bisa menolong Ibunya. Entah laki-laki ini adalah malaikat penolongnya atau malah akan menjadi masalah dalam hidupnya, Alea juga tidak tahu yang paling penting sekarang adalah Ibunya.
"Kita ke rumah sakit sekarang!" ajak Alea, Sean mengangguk.
Mereka berdua pergi ke rumah sakit naik mobil Sean, yang nyupir juga Sean. Di perjalanan menuju ke rumah sakit, Alea tak berhenti berdoa agar operasi Ibunya berjalan dengan lancar.
Setelah sampai di rumah sakit, Alea dan Sean menunggu di ruangan tunggu depan ruangan operasi.
"Aku selesaikan bagian pembayaran dulu," kata Sean, tanpa bertanya lebih pada Alea karena ia sudah tahu semuanya tentang sakitnya Ibunya Alea, tentu aja Sean punya orang dalam di rumah sakit ini, entah itu siapa?
Sean menyelesaikan semua pembayaran operasi dan obat-obatan lainnya.
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments