Bab 6. Bulan Madu Bohongan

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan jauh akhirnya Sean dan Alea sampai di tempat tujuan.

Daerah pegunungan yang sangat indah, di pinggiran di kelilingi bermacam kebun buah-buahan, sungguh mengoda mata dan ingin sekali memanennya.

Alea dan Sean sama-sama turun dari dalam mobil, mereka akhirnya sampai di penginapan yang sudah di siapkan oleh Kakek Hutama.

"Heran sama Kakek, kenapa tidak mengirimku bulan madu keluar negeri saja sih? Biar aku bisa bertemu dengan kekasihku," celoteh Sean bag burung beo yang sedang kelaparan.

Baru datang sudah mengoceh dasar manusia aneh, secantik apa sih kekasihnya itu? Kalau dia benar-benar mencintainya, berarti dia bodoh karena sudah membuat pernikahan kontrak konyol ini.

"Mungkin Kakek tahu kalau kekasihmu di luar negeri jadi Kakek tidak memberikan hadiah bulan madu keluar negeri," cetus Alea yang diiringi tawa.

"Sudahlah disini pun enak, lagian kita kan hanya pergi bulan madu bohongan saja, untuk apa jauh-jauh keluar negeri, ngabisin-ngabisin uang saja," sambung Alea, saat sampai di kamar penginapan Alea langsung membaringkan tubuhnya ke atas kasur. "Enak sekali bertemu dengan kasur," gumamnya dengan suara pelan.

"Enak...!"

"Hey jangan harap kamu bisa tidur di kasur yang empuk ini, kamu tidur di lantai pakai selimut, jika tidak kamu tidur di sofa! Ini adalah tempat tidur khusus untukku," ujar Sean dengan bangga.

"Sana-sana minggir!" Sean mendorong tubuh Alea dengan kasar.

Alea beranjak dari tempat tidur yang empuk itu dengan kasar, lalu ia pindah ke sofa dan berbaring dengan nyaman.

"Tuhan, kuatkan aku dengan pernikahan konyol ini, ini semua aku lakukan demi kesembuhan Ibuku."

"Entah aku harus sampai berapa lama bertahan dengan manusia seperti Sean?"

"Dia adalah makhluk yang tidak jelas, hidupnya penuh dengan drama."

Tatapan Alea tak lepas dari wajah tampan Sean sedangkan Sean di atas ranjang sana sedang sibuk berkutat dengan kertas-kertas putih yang ada di tangannya. Alea juga tidak tahu apa yang sedang Sean baca? Karena dari tadi ia perhatikan Sean begitu serius. "Mungkin surat cinta dari luar negeri, dari wanita yang di cintainya," batin Alea dalam hati.

Alea yang enggan memikirkan banyak hal, ia memilih memejamkan kedua matanya, daripada ngurusin Sean yang aneh. Lebih baik tidur perjalanan yang lumayan jauh membuat tubuhnya sangat lelah dan perlu istirahat yang cukup, terus pas bangun mandi lalu jalan-jalan.

Sean baru saja selesai membaca tulisan yang ada di kertas putih itu, ia beranjak dari tempat tidur, lalu berjalan ke sofa ke tempat Alea tidur.

"Gadis kontrak!" panggilnya, sambil menepuk-nepuk wajah cantik Alea dengan kertas yang ada di tangannya.

Alea yang merasa terganggu, perlahan-lahan ia membuka kedua matanya. Saat melihat Sean, ia langsung membenarkan posisinya menjadi duduk.

"Manusia aneh, ada apalagi sih? Apa kamu mengantikanku tidur di sofa? Baguslah jika sebagai laki-laki kamu masih punya perasaan, kasian kan perempuan tidur di sofa," ujar Alea bag bag burung beo yang sedang bersiul, membuat Sean menatapnya kesal. "Dasar cerewet," gumam Sean yang di dengar oleh Alea.

"Cerewet-cerewet gini cantik, banyak yang naksir lagi," sahut Alea dengan bangga.

"Aku tidak perduli," ketus Sean. "Ini baca dengan baik!" titahnya dengan ketus, lalu melemparkan kertas putih yang ada di tangannya pada Alea.

Alea bersungut-sungut, tatapan matanya begitu sinis pada Sean. Selain dia aneh, ternyata dia juga tidak punya akhlak.

"Ini apa?" tanya Alea.

"Surat perjanjian kontrak, kamu baca itu lalu tandatangan di bawa situ!" Sean menunjukan mana yang harus di tandatangani oleh Alea dengan jari telunjuknya.

Alea menatap kertas yang bertuliskan titah itu, sebelum melanjutkan membaca Alea menghela nafas pelan lebih dulu. "Sungguh dia itu manusia aneh," batinnya dalam hati.

"Baca dengan baik!" titah Sean ketus.

"Iya Tuan Sean," sahut Alea malas, lalu Alea mulai membacanya dengan teliti.

Surat Perjanjian Pernikahan Kontrak Sean Pranata Hutama dan Alea Ananta.

1.Tidak boleh saling bersentuhan, ingat aku alergi sama kamu gadis kontrak dan hanya mau di sentuh sama kekasihku saja.

Tidak boleh tidur satu ranjang, jika itu terjadi maka pihak prempuan yang akan kena denda, ingat itu sama saja pihak prempuan meniduri pihak laki-laki.

Harus patuh akan perintah pihak laki-laki, jika membantah maka akan kena denda.

Jika di depan Kakek dan keluarga mari berakting semanis mungkin, jika terjadi sentuhan fisik maka di perbolehkan. Tidak ada yang kena denda.

Rahasiakan hubungan ini dari kekasihku.

Jika suatu saat bertemu dengan kekasihku, maka kamu tidak boleh mengatakan kalau kamu istriku!

Mari kita bercerai kalau Velin kekasihku pulang dari luar negeri!

Perjanjian kontrak ini saya tulis dengan keadaan sadar, jadi harap di baca dengan baik!

Tanda tangan Tanda tangan

Sean Pranata Hutama Alea Ananta

Alea menandatangani kontrak itu dengan lemas, sungguh ini semakin gila.

"Tunggu, kenapa yang kena denda pihak prempuan semua? Kontrak macam apa ini?" Alea mencoba melayangkan protes.

"Ingat! Jika kamu melakukan protes, maka akan kena denda juga," senyum Sean begitu bangga.

"Tapi ini tidak adil," kembali melakukan protes.

"Tidak adil bagimu, tapi itu cukup adil bagiku," lagi-lagi senyum Sean begitu bangga, sedikitpun ia tidak mau mendengarkan protes dari Alea sama sekali.

Alea menghela nafas kasar, Sean mengambil kertas kontrak itu lalu menyimpannya dengan baik untuk di bawa pulang ke rumah nanti.

Saat Sean kembali ke tempat tidur, lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur yang empuk tiba-tiba cacing-cacing di perutnya berbunyi, ini tandanya perutnya minta makan.

Alea mengelus perutnya, ia bingung mau makan tapi uangnya tidak banyak dan ia tahu di tempat semewah ini pasti harga makannya mahal-mahal, aduh mana aku lapar sekali, mana uangku hanya tinggal beberapa ribu lagi.

Karena sangat lapar mau tidak mau ia beranjak dari sofa, lalu menghampiri Sean yang sedang rebahan di atas kasur.

Sean yang saat ini sedang sibuk dengan ponselnya, ia menatap Alea sinis, ada apa gadis kontrak ini datang padaku?

"Ada apa?" tanyanya saat Alea tiba-tiba duduk di tepi ranjang.

"Sean, aku lapar," kata Alea dengan nada lembut.

Sean malah tertawa kecil seolah-olah ia meledek Alea dengan tawanya itu. "Oh jadi kamu mau minta makan," ujar Sean masih tertawa. Lucu sekali wajah Alea saat ini menurutnya.

Alea mengangguk-angguk seperti anak TK yang mau di kasih permen. "Sungguh menggemaskan," batin Sean dalam hatinya.

"Ya sudah, kamu mandi terus siap-siap, ayo kita pergi cari makan!" kata Sean pada Alea.

Tanpa menunggu lama Alea dengan cepat menuruti perintah dari Sean, kali ini gadis cantik ini tidak melayangkan protes atau melakukan perdebatan lebih dulu.

Setelah beberapa lama dua sejoli ini akhirnya siap dan Sean langsung mengajak Alea keluar dari kamar penginapan untuk makan dan sekalian jalan-jalan, setidaknya biarpun ini hanya bulan madu bohongan tapi tidak boleh di sia-siakan mari kita mainan drama ini dengan baik!

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Terpopuler

Comments

Adinda

Adinda

sean sudah bilang alea menggemaskan,, secara gak langsung kamu sudah mulai menyukai ales sean 🤭

2023-03-11

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!