Bab 20. Farel Itu Siapa?

"Alea, biarkan aku yang menjawab!" pungkas Sean dengan tatapan penuh arti pada Sean.

"Aku adalah..."

Alea hanya pasrah, entah apa jawaban Sean?

"Sean, ayo pulang!" potong Aliyah dengan cepat.

Farel merasa gelagat dua sejoli ini sangat aneh, apalagi saat pandangan mereka berdua saling bertemu seolah-olah Alea memberikan isyarat pada Sean kalau ia tidak boleh mengatakan apa-apa, apa mereka menyembunyikan sesuatu?

"Nanti dulu, laki-laki ini harus tahu aku ini siapanya kamu?" tolak Sean dengan mantap.

"Oh iya, Alea adalah istriku. Jadi kamu tidak boleh menganggunya, lalu kamu juga tidak boleh mendekatinya! Ingat, dia wanita yang sudah bersuami," tatapan Sean berubah sengit.

Alea sangat terkejut, saat Sean mengakui dirinya sebagai istrinya. Bukankah pernikahan ini harus menjadi rahasia, tapi Sean malah jujur pada Farel kalau ini istrinya.

"Alea, apa ini benar?" Farel memastikan pada Alea.

"Farel, aku bisa jelaskan," kata Alea.

"Jelaskan apa? Kamu memang istriku, apa yang perlu kamu jelaskan pada laki-laki lain?" sahut Sean bersungut-sungut, ada rasa yang sulit di jelaskan dalam hatinya.

"Hey, jaga matamu! Jangan menatapnya lebih dari tiga detik! Jika itu sampai terjadi, maka aku akan mencongkel kedua matamu sampai keluar," ancam Sean dengan tegas.

Saat mendengar Sean mengatakan "Jangan menatapnya lebih dari tiga detik!"

Jadi ingat Mas Denis dan Mas Risa, ya itu adalah karya kedua Author yang sudah lama tamat dengan judul.

"Perjodohan Karena Hutang "

Ceritanya menarik, buat yang penasaran sama cerita Mas Denis dan Mas Risa bisa langsung mampir saja ya!

..."Mata-mataku, aku menatap gadis yang aku sukai, aku tidak perduli kamu akan mencongkel kedua mataku juga," cebik Farel tidak mau menurut pada Sean, memangnya kamu siapa? Senak jidat mengaturku?...

Sukai, saat mendengar Farel mengatakan itu aku tercengang kaget, apa ini yang mau dia jujur kan padaku?

"Ayo pulang sekarang!" ajak Sean sambil meraih tangan Alea.

"Bukankah aku sudah mengajakmu pulang dari tadi," gumam Alea lirih, Sean mendengar gumaman Alea itu.

Tapi karena tiba-tiba moodnya hancur, Sean hanya ingin pulang cepat pulang.

Kini kedua sejoli itu sudah masuk ke dalam mobil, hanya ada keheningan di dalam mobil yang Sean kendarai. Sean hanya fokus pada jalanan sedangkan Alea memilih untuk diam, aku tahu suasana hati Sean pasti sedang tidak baik-baik saja terlihat jelas di matanya.

***

Setelah Sean dan Alea pergi, Farel masih terdiam di tempat duduknya itu. Alea yang selama ini ia sukai, ternyata sudah menjadi istri orang lain.

Farel tersadar mungkin ini alasan Alea berhenti bekerja, aku lihat juga suaminya bukan laki-laki kaleng-kaleng.

"Sudah tidak ada kesempatan batik, Alea sudah menikah."

"Kamu bodoh Farel, aturan kamu mengungkapkan perasaanmu dari dulu!"

"Farel bodoh!"

"Laki-laki kok seperti pecundang."

Dalam hatinya Farel terus mengutuki dirinya sendiri, mungkin jika dari awal aku jujur pada Alea pasti semuanya tidak akan seperti ini dan Alea tidak mungkin menjadi istri laki-laki lain.

Farel beranjak dari tempat duduknya sebelum pergi ia membayar semuanya.

Farel mengendrai mobilnya dengan kecepatan kencang, amarah dan kecewa kini meyelimuti hatinya. Penyesalan pun sudah tidak ada guna lagi, saat semuanya sudah menjadi bubur dan perasaannya telah hancur tidak ada lagi rasa semangat hari ini.

Sesampainya di rumah, Farel langsung masuk ke dalam kamar saat Mamanya bertanya, Farel juga cuek dan tidak menjawab pertanyaan Mamanya. Kasian Farel yang sedang patah hati, hatinya bagikan teriris pisau yang tajam.

Saat sampai di kamarnya Farel langsung mengunci pintu kamarnya, ia menjatuhkan tubuhnya di dekat ranjang tempat tidur, kedua tangannya meremas kencang rambutnya.

"Alea aku mencintaimu," pekiknya dalam kesedihan yang begitu dalam.

Ini adalah pertama kalinya seorang Farel patah hati, ia menyukai Alea sudah lama tapi ia tidak pernah berani mengungkapkan perasaanya pada Alea dari dulu.

***

"Kamu, kenapa pergi keluar tidak izin padaku?" tanya Sean, saat Alea sudah duduk di sofa tempat ia biasanya tidur.

"Aku hanya pergi bertemu dengan teman-teman lamaku," sahut Alea jujur dan sebenarnya sangat malas.

"Lagian pernikahan kita ini hanya pernikahan kontrak, jadi aku tidak perlu izin padamu kalau aku mau bertemu dengan siapapun," ujar Alea tanpa menatap Sean, karena malas jadi aku tidak mau menatapnya.

Sean mendaratkan pantatnya di sebelah Alea, membuat Alea kaget.

Alea bergeser karena tidak mau terlalu dekat dengan Sean, namun Sean juga ikut bergeser dengan sengaja.

"Tapi statusmu sebagai istri Sean Pranata Hutama itu nyata, aku menikahimu secara sah, jadi kamu itu adalah istriku yang harus patuh pada suamimu dan tidak boleh membantah perintah darinya!" ujar Sean dengan tegas.

"Kapan pernikahan ini akan berakhir?" tanya Alea geram.

"Tunggu Velin pulang dari luar negeri," tegas Sean pada Alea.

Bagaikan terjebak di dalam sangkar burung, tidak bisa terbang bebas dan harus patuh pada yang punya.

"Kapan dia akan pulang?" tanya Alea sinis.

"Dia bilang satu tahun lagi, sabarlah sebentar lagi!" jawab Sean dengan nada datar.

Helaan nafas Alea terdenger kesal, membuat Sean geleng-geleng kepala.

"Kamu itu sudah aku bayar, jadi harus patuh! Ingat jangan dekat-dekat dengan laki-laki lain, jaga mata dan pandanganmu!" cecar Sean bersungut-sunggut.

"Aku itu..."

"Katakan padaku, laki-laki itu siapa?" Sean memotong kata-kata Alea dengan cepat.

"Laki-laki yang mana?" Alea bertanya dengan ketus.

"Yang tadi di restoran itulah." Sean tampak malas kelihatan sekali sorot matanya ada hal yang sulit di jelaskan.

Alea mengangguk mengerti siapa yang di maksud oleh Sean.

"Oh Farel maksudnya, dia sangat tampan kan," dengan sengaja Alea memuji ketampanan Farel.

Sean langsung menatapnya dengan sinis, rasanya tiba-tiba kesal saat Alea memuji laki-laki lain. Dasar meyebalkan, sudah mulai berani dia.

"Aku tanya Farel itu siapa?" tanya Sean dengan nada agak tinggi.

Alea cukup kaget saat melihat kedua mata Sean rasanya sangat takut, apa dia sedang marah?

"Farel adalah....."

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia