Hari pernikahan akhirnya datang juga Sean sudah rapi dengan setelan jas warna hitamnya, Alea juga sudah cantik dengan balutan gaun pengantin yang cukup sederhana tapi sangat cantik nan anggun.
"Papi, kamu sungguh ingin menikahkan cucumu dengan pernikahan sederhana seperti ini? Dean saja tidak Papi beritahu akan pernikahan Kakak ini, Pi tidak adil sepertinya untuk salah satu pewaris perusahaan hutama menikah biasa-biasa saja seperti ini, terus gadis itu, dia gadis berasal dari keluarga siapa? Apa pekerjaan orang tuanya?" Gina berceloteh bag burung beo di hadapan suaminya dan Hutama yang tidak lain adalah Papinya.
"Gina, mereka saling mencintai, biarkan mereka menikah! Aku tidak perduli Alea berasal dari keluarga siapa? Cucuku pasti akan mencukupi semua kebutuhannya, aku ingin cucuku punya istri yang bisa merawatnya dan selalu menemaninya, tidak perlu dari keluarga kaya." Hutama sangat tegas pada Gina, ia tahu kalau anaknya ini agak rewel tapi Hutama tidak bisa di lawan.
"Mama, sudahlah! Gadis itu pilihan Sean, kita ikuti saja pilihan anak kita!" timpal Hadi, baginya jika anaknya suka ya mau bagaimana lagi? Benar kata Kakeknya tidak perduli gadis itu berasal dari keluarga miskin, kan uang Sean cukup bahkan lebih untuk menghidupi satu istrinya.
Gina ngedumel sendiri, tatapan matanya juga terlihat tidak suka pada Alea, dalam masalah permantuan Gina memang agak rewel, ya ingin menantu yang sama dengan kayanya dengannya jika perlu anak dari pengusaha, karena baginya orang miskin hanya akan menjadi benalu dalam hidup anaknya.
"Terserah kalian sajalah!" cetusnya malas.
Alea merasa tidak enak, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa semua ini ia lakukan demi kesembuhan sang Ibu, mungkin jika ada jalan lain Alea akan memilih jalan lain tapi saat ini hanya pernikahan kontrak yang konyol ini yang bisa menolong ia dan Ibunya.
"Gina, sudahlah! Kamu itu tidak usah rewel, Alea sayang kamu jangan hawatirkan apapun selama ada Kakek Hutama, semuanya akan baik-baik saja," ujar Hutama dengan tatapan garang pada Gina, lalu beralih ke Alea dan menatap Alea penuh kasih sayang.
Alea bisa merasakan kalau Hutama ini adalah seorang Kakek yang baik.
Kini semuanya langsung pergi menuju ke ruangan rawat Ibunya Alea. Karena Alea dan Sean akan di nikahkan di depan Ibunya Alea yaitu Marni.
Gina berdiri di samping Hari, ia kelihatan sekali ia tidak suka dengan pernikahan ini. Sedangkan Hari ia terlihat begitu bahagia saat anak pertamanya ini akan melangsungkan pernikahannya.
Sean dan Alea sudah duduk di kursi di samping bankar, penghulu juga sudah berada di tengah-tengah dia keluarga ini.
"Mari pernikahan ini kita mulai ya!" kata sang penghulu pada semuanya, tangan Sean dan penghulu sudah saling berjabatan.
Kata-kata sakral dari mulut sang penghulu keluar dengan lantang, ijab qobul yang sakral kini akhirnya selesai dan semua orang yang ada di ruangan itu mengucapkan kata "Sahh!!"
Dan hari ini Sean dan Alea sudah resmi menjadi suami-istri yang sah secara hukum dan agama.
Sean, Alae, menyalami tangan Marni secara bergantian, lalu ke Mamanya Sean, Papanya Sean dan Kakeknya.
Pernikahan sederhana ini akhirnya terlaksana dengan sakral ya biarpun Gina tetap saja tidak suka dengan pernikahan ini. Tapi saat semuanya sudah berlangsung, Gina bisa apa?
melihat cucunya akhirnya menikah, Hutama sangat bahagia.
"Sean, Kakek mau pulang sekarang, Kakek mau istirahat di rumah saja, jenuh sekali rasanya di rumah sakit," ujar Hutama pada sang cucu.
"Tapikan Kakek sedang sakit, Kakek harus di rawat," kekeh Sean karena kawatir jika Kakaknya di rawat di rumah.
"Sudah sembuh, kan kamu sudah menikah cucuku," jawabnya dengan enteng.
Hutama malah senyam-senyum, membuat Sean berpikir keras.
"Sudah jangan di pikirkan! Sekarang kamu dan istrimu pulanglah ke rumah! Biarkan Bu Mirna di jaga oleh suster, Alea kamu jangan kawatir kan Ibumu, suster suruhan Kakek akan menjaganya dengan baik," ujar Hutama dengan nada lembut.
"Tapi Kek..."
"Cucuku, kalian adalah pengantin baru dan kalian harus bekerja keras untuk membuat adonan agar cepat jadi," potong Hutama seraya tersenyum kecil.
Alea terdiam, adonan apa yang harus aku buat? Apa aku harus membuat kue malam-malam seperti ini? Aku lelah sekali hari ini.
"Ayo pulang!"
Akhirnya mau tidak mau Alea dan Sean hanya menurut pada Kakeknya, sebelum pulang Alea dan Sean tak lupa berpamitan dengan Mirna yang tidak lain adalah Ibunya Alea.
Gina tampak tidak suka pada Alea, tapi Alea berusaha tenang dan cuek.
***
Kini sampailah di kediaman Kakek Hutama, ya selama ini Sean tinggal bersama dengan sang Kakek. Karena Sean tidak mau Kakeknya tinggal sendirian, sebenarnya ia punya rumah namun rencananya rumah itu akan di tinggali dengan kekasihnya yang saat ini sedang di luar negeri.
Gina dan Hari juga ikut menginap di rumah Hutama, ya mereka di rumah hanya beberapa hari saja jadi lebih baik menginap di rumah orang tuanya.
Hutama di tinggal untuk selamanya oleh istrinya sudah 3 tahun. Hidupnya jadi kesepian karena anaknya cuma satu yaitu Hari Hutama. Dan cucunya juga cuma dua Sean Pranata Hutama dan Dean Pranata Hutama.
Sean tinggal bersama dengannya sedangkan Dean tinggal di luar negeri, anak dan menantunya juga tinggal di luar negeri karena mereka mengurus bisnis yang ada di luar negeri sana.
Gina dan Hari sudah berada di kamar mereka, Hutama juga langsung istirahat di kamarnya.
Dan pengantin baru ini berada di dalam kamarnya Sean. Sean tampak tidak suka pada Alea, kalau bukan karena Kakeknya Sean pasti tidak mau melakukan pernikahan kontrak konyol ini.
"Ini, kamu tidurlah di lantai!" begitu kasar Sean melempar selimut tebal dan batal untuk Alea.
"Kamu kan laki-laki, kenapa tidak kamu saja yang tidur di lantai," protes Alea karena merasa kesal.
"Hey, ingat aku menikahimu tidak gratis, aku harus membayar mahal untuk semua ini. Ingat ya kamu itu cuma istri kontrak, jadi jangan ngelunjak, iya anggap saja aku ini majikanmu! Jadi kamu jangan pernah protes akan semua perintah dariku, paham!" sentak Sean dengan suara lantang, untung saja kamar ini kedap suara jadi tidak akan ada yang mendengarnya.
Alea mengangguk, ya ini adalah pernikahan kontrak jadi aku tidak boleh macam-macam dan harus patuh pada perintah Tuanku ini.
"Ingat kamu tidur di lantai!" kata Sean tegas.
"Kamu tidak boleh menyentuhku!" lanjutnya lagi.
"Lah siapa juga yang mau menyentuh manusia aneh sepertimu, aku saja tidak sudi," sahut Alea bersungut-sungut. Aku tidak akan menyentuhmu.
"Manusia aneh, ingat ya! Jika kamu sampai menyentuhku, biarpun itu hanya seujung jari kuku, maka kamu harus membayar denda padaku!" Alea memberikan peringatan pada Sean dengan tegas.
"Denda, hey aturan itu aku yang mengatakan itu padamu. Ingat denda itu juga berlaku untukmu gadis aneh," tutur Sean yang tidak mau kalah.
"Baiklah," keduanya saling bersalaman tandanya deal.
Alea mengelar selimut tebal yang di lempar Sean padanya, tidak apa-apa aku tidur di lantai yang penting Ibuku sehat. Jika bukan karena uang aku tidak akan mau melakukan hal konyol seperti ini, Tuhan mudah-mudahan aku kuat menghadapi sifat dan sikap manusia aneh ini.
Karena hari sudah semakin larut Sean juga sudah tidur, akhirnya Alea juga tidur biarpun rasanya tak nyaman tidur hanya beralaskan selimut tebal tapi Alea tidak bisa berbuat apa-apa.
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments