Sean tiba-tiba menghentikan langkah kakinya di sebuah ruangan RS, iya ruangan itu teletak di lantai 2 yang ada di RS yang sama dengan tempat Ibunya Alea di rawat.
Inilah kenapa Sean mengatakan pada Alea, kalau brtemu Kakeknya hanya sebentar saja dan ternyata Kakeknya Sean di rawat di RS yang sama juga dengan Ibunya Alea.
Alea cukup deg-degan, debaran jantungnya mendadak sangat cepat dan seperti akan copot.
"Hey, kenapa kamu diam saja?" tanya Sean, melihat Alea malah terdiam cukup lama membuat dirinya kebingungan, ada apa dengan gadis yang ada di hadapannya ini?
"Eh iya, aku..."
"Sudah ayo masuk! Kakek sudah tidak sabar untuk brtemu dengan calon cucu menantunya, ingat berakting dengan baik!" Sean dengan cepat memotong kata-kata Alea, lalu menarik Alea masuk ke dalam ruangan inap Kakeknya.
Sesampainya di dalam ruangan rawat sang Kakek, Sean melihat sang Kakek sedang tidur, karena mendengar langkah kaki seseorang Kakeknya Sean membuka kedua matanya secara perlahan.
Samar-samar ia melihat Sean, ia meraih kacamatanya yang ada di atas nakas meja dekat bankar. Lalu memakainya agar penglihatannya jelas, setelah memakainya ia melihat gadis yang berdiri di belakangnya Sean.
"Sean, apa itu calon cucu mantuku?" tanya sang Kakek samar-samar, tapi kedua matanya terlihat berbinar senang.
"Iya Kek, ini adalah calon istriku," jawab Sean.
"Maafkan aku sayang, dalam hatiku hanya ada kamu dan gadis ini hanya aku nikahi secara kontrak, setelah kamu pulang dari luar negeri sana aku akan bercerai dengannya," batin Sean dalam hatinya.
Hutama mengangguk senang, Alea mendekati Kakeknya Sean lalu ia menyalami tangan Kakek Hutama dengan sopan.
"Siapa namamu, Nak?" tanya Hutama dengan nada lembut, terdengar lemas karena kondisinya belum sehat.
"Nama aku Alea, Kakek," jawab Alea dengan sopan.
"Kamu sungguh menyayangi Sean, Nak?" tanya Hutama, tatapan matanya cukup serius.
Alea terdiam, ia bingung harus menjawab apa? Haruskah aku berbohong pada Kakek Hutama? Kasian beliau sedang sakit, tapi cucunya ini malah ngajak main drama konyol.
"Kek, Sean sangat menyayangi Alea. Makanya Sean mau menikah dengan Alea," jawab Sean dengan gugup dan cepat. Jangan sampai Kakek curiga padaku.
Kedua mata Hutama menatap Sean, lalu berganti menatap Alea dengan lembut.
"Alea, Kakek bertanya padamu. Jawab Nak! Apakah kamu mencintai Sean?" sekarang Kakek Hutama malah mempertanyakan cinta pada Alea.
Sean menyikut lengan tangan Alea, membuat Alea kesal. "Apain sih manusia nyikut-nyikut?" batin Alea dalam hatinya.
Alea menatap Sean sebentar, lalu Sean memberikan isyarat lewat matanya, ia mengedipkan matanya tiga kali, Alea mengerti maksud dari itu, lalu ia mengalihkan pandangan matanya ke Kakek Hutama lagi.
"Kek, Alea mencintai Sean," katanya dengan nada lembut, padahal dalam hatinya ingin sekali muntah.
Hanya karena uang aku menjadi bodoh, aku bahkan mengatakan cinta pada laki-laki yang tak pernah aku kenal sebelumnya.
"Baguslah jika kalian saling mencintai, Kakek mau kalian segera menikah! Karena Kakek ingin segera punya cicit yang lucu-lucu," ujar Hutama dengan tatapan penuh harapan.
Dalam hati Alea, apa aku terlalu tega pada Kakek Hutama? Aku bahkan sangat bodoh mengikuti drama konyol ini, maafkan aku Kek, sungguh aku butuh uang untuk operasi Ibuku, makanya aku mau melakukan drama konyol ini bersama cucu Kakek ini.
"Kek, tunggu Kakek sembuh dulu ya," tutur Sean dengan nada lembut.
"Kakek sudah sembuh, Kakek malam ini mau pulang. Terus mau tidak mau besok kalian harus langsung menikah!" Hutama menatap serius ke arah Sean.
Hahh besok pagi, Astaga apa Kakek ini sudah gila, lalu bagaimana dengan Mama dan Papa? Mereka kan masih di luar negeri.
Hutama tersenyum seolah ia tahu apa yang sedang di pikirkan oleh cucunya ini.
"Mama dan Papamu sedang pulang dari luar negeri, Jet pribadi Kakek sedang membawa kedua orang tuamu pulang. Jadi tidak ada yang perlu kamu kawatir kan lagi!" kata Hutama dengan senyum senang.
Tanpa basa-basi Hutama memang langsung memerintahkan orang suruhannya untuk pergi menjemput anak dan menantunya yang sedang mengurus bisnis mereka di luar negeri.
"Kakek..."
"Sean saat kamu mengatakan kalau kamu mau membawa calon cucu mantu Kakek untuk bertemu dengan Kakek, saat itu juga Kakek langsung mengabari kedua orang tuamu," dengan cepat Hutama memotong kata-kata Sean.
Sean mengangguk paham, hanya bisa pasrah di saat rencana selanjutnya belum di bicarakan dengan Alea tapi sang Kakek sudah menyuruhnya untuk langsung menikah.
"Sean, malam ini juga ayo kita ke rumahnya Alea. Kakek akan melamar kan Alea untukmu," ujarnya tanpa basa-basi, Hutama memang lebih suka yang saset.
"Tapi Kek, Ibu Lea.."
"Nak, serahkan semua pada Kakek. Ayo malam ini bertemu dengan Ibumu, agar pernikahan kalian bisa cepat di langsungkan," kata Hutama pada Alea.
Alea hanya mengangguk, Sean mulai gusar, padahal ia rencananya ingin menikahi Alea bulan depan, tapi ini malah besok pagi sungguh sudah seperti di grebek hansip.
"Ibuku ada di rumah sakit ini Kek," kata Alea.
"Bagus jika seperti itu, Sean bawa Kakek ke ruang rawat Ibunya Alea!" pinta Hutama pada Sean.
Sean tidak bisa menolak, akhirnya ia memindahkan Kakeknya ke kursi roda, lalu mendorongnya menuju ke ruang rawat inap Ibunya Alea.
Alea berjalan mengikuti langkah kaki Sean, debaran jatungnya sangat kencang ia takut Mamanya akan kaget, apalagi saat mendengar tentang pernikahan dadakan ini, entah akan seperti apa reaksinya? Aku pun tidak tahu.
"Sus, tolong jagain Kakek sebentar, aku mau ke kamar mandi dulu," kata Sean pada Suster pribadi Kakeknya.
"Kakek sebentar ya, ada yang mau aku bicarakan dengan Alea," pamit Sean lalu ia menarik tangan Alea dan mengajaknya ke kamar mandi.
***
Di depan kamar mandi keduanya saling diam karena sama-sama bingung.
"Kita harus bagaimana?" akhirnya Alea membuka obrolan.
"Ya mau tidak mau pernikahan kita berlangsung besok, kamu tidak usah kawatir cukup akting dengan baik saja! Yakinlah semuanya akan berjalan lancar," ujar Sean pada Alea.
"Ibuku pasti akan kaget, aku takut Ibuku kenapa-kenapa," kata Alea penuh rasa kawatir.
"Semuanya akan baik-baik saja," dengan yakin Sean menyakinkan Alea.
Akhirnya Sean mengajak Alea kembali ke Kakeknya karena jika lebih lama lagi berada disini takut kalau Kakeknya akan curiga.
"Sean, Alea, kalian lama sekali," kata Hutama agak kesal.
"Maaf Kek, tadi Alea sakit perut," alasan Alea yang menurutnya masuk akal.
"Oh kamu sakit perut Nak, tapi sekarang masih sakit tidak?" tanya Hutama penuh perhatian.
"Sudah tidak Kek," sahut Alea dengan nada lembut.
Sean, Alea dan Hutama sama-sama masuk ke dalam ruang rawat Ibunya Alea.
Saat mendengar pintu terbuka Marni perlahan-lahan membuka kedua matanya.
"Ale, mereka siapa?" tanya Marni penasaran.
"Ibu, ini adalah Kakek Hutama dan ini cucunya," jawab Alea dengan nada lembut.
Marni mengangguk, kini Hutama dan Sean sudah berada di dekat Marni, Alea juga duduk di kursi dekat bankar sambil memegangi tangan Ibunya.
"Maaf Tuan, kalian ada perlu apa?" tanya Marni dengan suara yang masih lemas.
Sean hendak menjawab namun belum sempat Sean menjawab Hutama menyikut lengan tangan Sean, lalu memberikan isyarat melalui matanya agar Sean tetap diam.
"Ibunya Alea, kedatangan saya dan cucu saya ke sini karena ingin melamar Alea untuk cucu saya," kata Hutama dengan nada lembut.
"Melamar!"
Marni terkejut, ia menatap Alea meminta jawaban apa maksud dari ini semuanya?
"Ibu, Sean ingin menikah dengan Alea. Apakah Ibu mengizinkan kami untuk menikah?" kata Sean, ia malah menatap Ibunya Alea dengan serius.
"Alea, apakah kamu mau menikah dengan Nak Sean?" tanya sang Ibu, Alea lebih pantas untuk menjawabnya.
"Iya Bu," jawab Alea singkat.
"Jika Alea mau, maka Ibu mengizinkan kalian untuk menikah," pungkas Marni dengan mantap.
Aku tidak tahu kapan anakku pacaran? Tapi di saat ada laki-laki yang datang melamarnya ya dengan senang hati aku menerima lamaran untuk anakku itu, aku sebagai Ibu hanya berharap yang terbaik untuk anakku dan aku lihat Sean juga anak yang baik mudah-mudahan selamanya bisa menjaga Alea.
"Baiklah, pernikahan besok di selenggarakan di ruangan ini saja! Untuk pesta bisa menyusul," kata Hutama. Melihat kondisi Ibunya Alea, jika menggelar pesta besar-besaran pasti belum kuat untuk datang.
Sean malah tersenyum senang, bukannya lebih bagus jika menikah secara tertutup dan media juga tidak akan tahu.
"Iya Kek, yang penting sah," timpal Sean.
Marni tersenyum senang, lalu ia mengusap pucuk kepala Alea. Tidak menyangka tiba-tiba Alea akan menikah.
Setelah mendapatkan izin dari Ibunya Alea, Hutama langsung menelpon seluruh orang suruhannya untuk menyiapkan keperluan untuk pernikahan besok terutama gaun pengantin.
Entah akan seperti apa pernikahan Sean dan Alea nanti?
Bersambung
Terimakasih para pembaca setia
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments