Ciuman Yang Tepat

Saat sudah berada di kamar tatapan Alea Langsung menjadi garang, membuat Sean takut.

Sean duduk di tepi Ranjang, Alea duduk di sofa yang biasa ia gunakan untuk tidur setiap hari. Tatapan matanya seolah menuntut penjelasan pada Sean, tapi Sean sekarang malah terlihat santai dan fokus pada layar ponselnya, ya biasa sang pujaan hati mengirim pesan makanya raut wajahnya langsung berubah menjadi sumringah.

"Sean, aku sangat-sangat merindukanmu."

Isi pesan Velin berhasil membuat Sean seperti orang tidak waras, bahkan saat ini gigi putih Sean terpampang karena senyuman yang manis itu.

"Hey, kenapa kamu tadi menciumku bibirku? Manusia menyebalkan, itukan tidak boleh di lakukan di dalam kontrak," protes Alea pada Sean.

Sean membalas pesan Velin lebih dulu, baginya Velin itu jauh lebih penting dari apapun ya termasuk pernikahan kontrak konyol ini.

"Pulanglah sayang! Aku juga sangat merindukanmu," di iringi emoticon hati dan pelukan.

Setelah membalas pesan dari Velin, Sean mengarahkan tatapannya pada Alea dengan tatapan yang cukup serius.

"Hey, kata siapa tidak boleh? Lihat poin ke empat, di situ tertulis jelas!" kata Sean pada Alea.

"4. Jika di depan Kakek dan keluarga mari berakting semanis mungkin, jika terjadi sentuhan fisik maka di perbolehkan. Tidak ada yang kena denda." Sean membacakan poin ke empat dalam kontrak perjanjian pernikahan.

"Itu berarti, ciuman bibir tadi di perbolehkan karena itu termasuk di depan keluarga, ingat kita harus berakting sebagus mungkin, biar tidak ada yang curiga akan pernikahan kontrak kita ini!" ujarnya Sean, enteng sekali saat mengatakan nya dan berasa tidak ada beban sama sekali.

"Tidak bisa seperti itulah, itu sangat merugikan, apalagi itu ciuman pertamaku, aturan aku bisa memberikan pada suamiku nanti bukan pada orang lain," layangan protes terus keluar dari mulut Alea.

Sean tersenyum dalam hati, di jaman yang sudah mulai edan ini masih ada prempuan yang seperti Alea, padahal jika melihat pergaualan anak jaman sekarang begitu miris melihatnya.

"Lea aku ini juga suamimu, ya berati kamu sudah memberikan pada orang yang tepat ciuman pertamamu itu, biar bagaimanapun aku ini suami sah kamu," ujar Sean lagi-lagi begitu enteng menjawabnya.

Bicara dengan manusia aneh itu buat naik darah ada saja jawabannya.

Alea yang memang tipe gadis yang sangat menjaga kesuciannya, baginya mahkota dan tubuh mulusnya sangatlah berharga menjaganya dengan baik itu adalah hal yang selalu ia lakukan.

"Haruskah aku mengutuki laki-laki ini biar jatuh cinta padaku, tidak akan bercerai denganku, lalu kamu dan Velinmu itu berpisah, haha," hanya berani mengutuki seorang Sean Pranata Hutama dalam hati saja.

"Apa lagi yang mau kamu debatkan? Jika sudah tidak ada, maka tidurlah! Aku sangat mengantuk, badanku juga sakit semua gara-gara tidur di kamarmu yang tidak nyaman itu," ujar Sean. Saat Alea sedang terdiam dan sibuk dengan pikirannya sendiri, jika Sean tahu kalau Alea sedang mengutuki dirinya maka akan panjang urusannya.

Sean memejamkan kedua matanya, rasanya sangat nyaman sekali saat kembali bertemu dengan kasur miliknya yang empuk ini.

Sedangkan Alea masih terjaga di atas sofa, biarpun tidurnya di sofa tapi sofa di kamar Sean sangat nyaman.

***

Pagi telah datang setelah beberapa hari main drama dengan Alea, akhirnya hari ini Sean mulai berangkat ke kantor.

Sean dan Alea sudah sama-sama bangun, mereka juga sudah sama-sama rapi Sean tampak rapi dengan setelan jas warna hitamnya sedangkan Alea tampil cantik dengan dress warna kuning yang panjangnya selulut.

Kini kedua sejoli itu sama-sama keluar dari kamar, mereka berdua langsung menuju ke meja makan dan di meja makan sudah ada Hutama, Gina dan Hari.

"Selamat pagi semuanya," sapa Sean sambil menarik kursi, lalu menyuruh Alea untuk duduk, Alea menurut dengan senyuman manis.

Setelah Alea duduk, Sean lalu menarik kursi untuk duduk dirinya sendiri.

"Seorang istri itu bangunnya lebih dulu dari suaminya, ini malah keluar kamar saja bareng-bareng," sindir Gina dengan sinis.

Alea berusaha tenang ia memilih untuk menikmati sarapannya dengan nikmat. Tidak akan ada habisnya jika meladeni Mama mertuanya, karena selalu saja yang di cari itu hanya kesalahannya saja.

"Gina, kamu sarapan saja! Jangan cari-cari masalah, lagian Alea dan Sean itu masih pengantin baru. Di rumah juga sudah ada yang mengerjakan semuanya," bentak Hutama geram sangat pada putrinya karena selalu saja mencari kesalahan cucu menantunya.

"Tapikan Pa..."

"Mama, Sean saja tidak masalah sebagai suaminya Alea. Lagian Sean menikahi Alea untuk menjadi istri, kalau untuk urusan mengurus rumah dan masak Sean kan sudah ada semua Art yang mengurus semua itu, biarkan saja Alea hanya fokus dengan Sean! Pekerjaan rumah itu bukanlah tugasnya," potong Sean dengan tegas.

Lama-lama geram juga dengan sang Mama, setiap ada kesempatan selalu saja membuat masalah.

"Enak banyak yang belain, makanya ngelunjak," tatapan Gina sangat tajam, di otaknya sudah memikirkan cara untuk membalas Alea.

Lagi-lagi Alea hanya diam, meladeni Gina itu bisa gila yang ada.

Setelah selesai sarapan Sean berpamitan Berangkat ke kantor, yang membuat Hutama dan Hari saling melempar senyum karena Sean sebelum berangkat ke kantor mencium kening Alea lebih dulu.

Sungguh pemandangan pagi hari yang manis, tapi membuat Gina sangat kepanasan.

Alea kaget saat Sean mencium keningnya, ini apalagi? Apa ini ciuman yang tepat lagi? Sialan Sean, dia terus mengambil kesempatan dalam kesempitan.

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Terpopuler

Comments

Adinda

Adinda

meskipun hanya sebatas pernikahan kontrak, Sean sebenarnya sangat peduli sama Alea.. Semoga saja kalian berjodoh ya..

2023-03-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!