Bab 19. Sean Datang

Tidak terasa matahari mulai terbenam dan ternyata jam sudah menunjukan pukul 5 sore lewat 15 menit.

Sanking asiknya ngobrol dan tidak terasa waktu berlalu sangat cepat. Alea harus pulang, takutnya kemalaman.

"Lea, makan bareng-bareng yuk!" ajak Delia dengan antusias.

"Lia aku harus pulang," jawabnya dengan nada lembut.

Delia menundukan kepalanya, ia terlihat sedih membuat Alea menjadi tidak enak. Tapi Alea juga bingung, takut Sean sudah pulang dari kantor.

Riki yang tadinya diam saja, ia mengalihkan padangannya ke Alea.

"Ide bagus itu," cetus Riki dengan semangat.

"Itung-itung obat rindu, Lea," sambung Riki dengan mengedipkan satu matanya ke Alea. Aduh genit sekali sih Riki, tidak tahu saja kalau Alea sudah punya pawang kontrak. Jika Sean melihat ini, entah apa yang akan terjadi?

"Ayolah Alea," bujuk Delia memelas.

Alea yang memang hatinya sangat lembut, akhirnya dia mengangguk tandanya setuju. Delia langsung memeluk Alea, dia memang yang paling dekat dengan Alea.

Karina dan Tasya juga sangat senang, biarpun mereka tidak terlalu dekat dengan Alea tapi dua gadis ini juga selalu baik pada Alea.

"Asik Alea sudah setuju, semuanya tutup kedai sekarang! Aku akan tlaktir semuanya," timpal Farel dengan semangat.

Riki dan yang lainnya bergegas untuk menutup kedai, sedangkan Alea dan Farel kini duduk berdua dengan rasa canggung di antara keduanya, lalu tatapan Farel yang menurutnya agak gimana gitu?

"Alea, kamu belum menjawab, apa kamu mau kembali lagi bekerja di kedai kopi aku lagi?" tanya Farel dengan tatapan yang berubah menjadi serius.

Alea menghela nafas pelan kemudian mengarahkan tatapan matanya ke Farel, dengan lembut Farel membalas tatapan Alea.

Ini adalah tatapan yang selalu aku rindukan, semenjak Alea berhenti bekerja, jangankan tatapannya suaranya saja sudah lama tidak aku dengar.

"Akan aku pikirkan, Bos," jawabnya singkat.

Setelah kedai sudah di tutup, semuanya pergi ke Restoran untuk makan bersama.

***

Sean baru saja pulang dari kantor, ia melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah lalu melihat arloji miliknya dan ternyata masih jam setengah 6 sore.

Saat sudah sampai di ruang tengah, Sean clingak-clinguk karena sepi, entah pada kemana para manusia di rumahnya ini?

"Alea...!!"

"Kemana gadis bodoh itu?" tanyanya pada diri sendiri, biasanya nonton televisi di ruang tengah tumben ini tidak ada.

Sean melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar, ia melihat kamarnya juga kosong, lalu ia mencari Alea di dalam kamar mandi juga kosong.

"Kemana dia?" tanyanya lagi, kawatir takutnya Mama macam-macam dengannya lalu mengusir Alea dari rumah.

Karena pikirannya tidak tenang, Sean keluar dari kamarnya.

"Sean, kamu sudah pulang?" tanya sang Mama, ia baru saja keluar dari kamarnya.

"Mama, lihat Alea?" bukannya menjawab, Sean malah menanyakan istrinya pada Mamanya.

"Dia klayapan dari siang tadi," sahut Gina ketus.

"Mama tahu Alea pergi kemana?" Sean bertanya dengan nada halus.

Gina meringis sengit, apalagi saat melihat Sean terlihat sangat menghawatirkan Alea. Tidak suka sekali terlihat jelas dari manik matanya.

"Iya mana Mama tahu, memangnya Mama satpamnya gadis kampung itu," jawabnya yang selalu dengan nada ketus.

Sean mencibik kesal, lalu pergi meninggalkan Mamanya buru-buru.

"Eh kamu mau kemana? Kamu belum ganti baju, belum juga makan, Sean!!" suara keras Gina, tidak di gubris sama sekali oleh Sean.

Astaga, dasar anak kurang ajar, ini semua karena gadis kampung itu. Sean bahkan mulai tidak sopan padaku, mulai berani dia.

Sean naik ke dalam mobil, sebelum melajukan mobilnya Sean menghubungi Alea melalui ponsel miliknya.

Saat ponselnya berdering Alea mengambil ponselnya yang ada di dalam tas kecil yang ia bawah.

"Manusia aneh," nama Sean di kontak Alea.

Alea mengangkat telponnya lalu menaruh tepat di telinganya.

"Hallo," sapanya malas.

"Dimana kamu? Suami pulang malah keluyuran," sahutnya dari sebrang sana.

Suara Sean terdengar cukup marah, membuat Alea buru-buru menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Pelankan suaramu! Aku sedang kumpul dengan teman-temanku," jawab Alea.

"Katakan kamu dimana? Aku akan menjemputmu sekarang," tegas Sean.

"Aku di restoran XX NO 1 Jalan Mangga," jawab Alea karena tidak mau berdebat lebih panjang dengan Sean akhirnya Alea mengakhiri panggilan Sean dengan kasar.

Tanpa menunggu lama Sean langsung tancap gas pergi ke tempat dimana Alea berada.

"Siapa yang menelpon?" tanya Farel penasaran.

"Bukan siapa-siapa Bos," jawab Alea karena bingung mau jawab apa?

"Kapan ya kita bisa kumpul-kumpul lagi, jarang sekali kita kumpul bareng. Alea, untung saja kamu datang ke kedai jadi kita bisa kumpul, makan bareng," kata Delia. Terlihat sangat bahagia karena hari ini, kumpul bareng makan bareng sungguh nikmat yang luar biasa.

"Atur waktunya saja! Yang penting ada Alea, dengan senang hati aku akan mentlaktir kalian," sahut Farel dengan semangat, asalkan ada Alea aku pasti akan selalu ada.

Kini mereka semua ngobrol dengan asik, berada di tengah-tengah teman-temannya rasanya sangat bahagia beban hidupnya juga sedikit berkurang.

Sean yang baru saja sampai di depan restoran, ia memarkiran mobilnya, lalu setelah itu ia langsung masuk ke dalam restoran. Sesampainya di dalam kedua mata Sean mencari-cari keberadaan Alea yang tidak lain adalah istrinya.

"Mana sih itu gadis bodoh?" Sean menghentikan langkah kakinya saat melihat Alea sedang duduk rame-rame dengan orang-orang, mungkin itu yang di bilang tadi teman-temannya.

"Sudah jam 7 malam, aku pulang duluan ya," pamit Kalina dan di anggukin oleh Tasya.

"Hati-hati ya kalian!" kata Farel pada gadis dua cantik itu.

"Aku juga pamitlah," kata Riki.

"Aku juga, sudah malam," sambung Delia.

Kini setelah semuanya pulang hanya tinggal Alea dan Farel saja. Farel terus menatap Alea, tatapan itu semakin dalam, membuat Alea agak gimana gitu?

"Alea, sudah lama aku ingin jujur sesuatu padamu," kata Farel, Alea menatap Farel.

"Jujur akan hal apa?" suara yang tidak asing membuat Alea menoleh ke sumber suara. Kaget saat melihat siapa yang datang? Sean, kapan dia datang?

"Kamu siapa?" tanya Farel dengan tatapan serius pada laki-laki tampan yang saat ini sudah duduk di kursi sebelah Alea.

"Kamu mau jujur apa pada Alea?" Sean malah balik bertanya dengan tatapan tegas.

Alea menatap Sean, lalu beralih menatap Farel, kedua laki-laki yang sama-sama tampan kini sedang saling menatap satu sama lain, tatapan itu sungguh menakutkan bagi Alea, apa yang akan terjadi?

"Alea, ini siapa sih?" tanya Farel pada Farel.

Tuhan, aku harus menjawab apa? Aku binging, aku harus bagaimana?

"Alea, biarkan aku yang menjawab!" pungkas Sean dengan tatapan penuh arti pada Sean.

"Aku adalah..."

Alea hanya pasrah, entah apa jawaban Sean?

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Terpopuler

Comments

Rima Janur

Rima Janur

mulai cemburu sihh kayaknyaa

2023-04-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!