Bab 5. Di Suruh Bulan Madu

Keesokan harinya Alea sudah bangun lebih dulu, Sean juga sudah rapi dengan setelan jas warna hitam dan tentunya siap berangkat ke kantor.

Sean dan Alea bersama-sama keluar dari dalam kamarnya Sean, tak lupa Alea merapikan tempat tidur agar tidak ada yang curiga kalau ia dan Sean tidak tidur satu ranjang.

"Pengantin baru, kok tidak keramasan?" Hutama menatap jail ke arah Sean. Sean tersenyum kecil, ia tahu maksud pembicaraan Kakeknya arahnya kemana?

Alea hanya diam, kedua pipinya sudah merah bag tomat. Aduh sungguh malu sekali, inikah rasanya menjadi pengantin baru? Tapi ini hanya akting saja ya anggap saja sedang bermain drama.

"Kebetulan shampo di kamar mandi aku habis Kek, lupa belum di ganti yang baru," jawab Sean, lalu ia mengajak Alea untuk duduk dengan sikap yang begitu manis.

Aturan Sean menjadi artis saja, ia sangat pandai berakting. Sungguh kehidupan orang kaya yang penuh dengan drama, pintar sekali cucunya Kakek Hutama ini.

Sebelum duduk Alea dan Sean menyapa Kakeknya, Mamanya dan Papanya dengan sopan, Hutama dan Hari menyambut sapaan pengantin baru ini dengan hangat sedangkan Gina, ia terlihat sekali tak suka pada Alea.

Kini mereka sarapan pagi bersama, sambil sarapan Hutama terus memperhatikan Sean yang begitu rapi dengan setelan jasnya.

"Sean, kamu tidak usah ke kantor!" kata Hutama tiba-tiba, membuat Gina langsung melotot penuh tanda tanya?

"Kenapa Sean tidak boleh ke kantor, Pi?" tanya Gina dengan tatapan sinis.

"Sean itu pengantin baru, dia harus pergi bulan madu dengan istrinya, kerjaan di kantor biar di urus sama Desi," ujar Hutama pada Gina. Desi adalah sekertaris Sean, dia cantik nan seksi.

"Papi ini apa-apaan? Sean dan gadis itukan belum mengumumkan pernikahan mewah, tidak ada yang tahu kalau Sean sudah menikah, jadi untuk apa juga pergi bulan madu?" protes Gina, Papi ini sangat berlebihan sekali.

"Gina, panggil namanya yang benar! Gadis itu-gadis itu, hey dia itu adalah menantumu, cucu menantuku namanya Alea, siapa yang berani mengganggunya termasuk kamu maka akan langsung berhadapan denganku," ujar Hutama dengan tegas.

"Ah Papi terlalu memanjakan gadis itu, nanti dia ngelunjak lagi," cibir Gina semakin tidak suka pada Alea.

Alea merasa tidak enak, ia tahu kalau Mamanya Sean tidak menyukainya. Terlihat jelas dari raut wajahnya, tatapannya juga cukup sinis.

"Gina diamlah kamu!" bentak Hutama.

Gina sangat geram, gara-gara kamu aku sampai di bentak padahal sebelumnya Papi tidak pernah membentaku, semua ini karena menantu sialan ini awas saja kamu.

"Sean ajaklah istrimu bulan madu!" titah Hutama tidak mau di bantah.

"Kakek, Sean kan begitu sibuk di kantornya jadi tidak usah pergi bulan madu," usul Alea dengan nada lembut.

"Nak Alea, masalah pekerjaan kantor bisa di urus sama yang lain, kamu tidak usah kawatir! Kalian harus pergi bulan madu, biar cepat jadi cicit Kakek, mumpung Kakek masih sehat," kekeh Hutama yang tidak mau di bantah.

Alea kembali terdiam, apa aku ini kejam? Maafkan aku Kek, aku tidak bermaksud melakukan kebohongan konyol ini.

"Sean, siap-siap sana! Segera lah kalian berangkat bulan madu!" titah Hutama dengan tegas.

"Baik Kek," jawab Sean pasrah.

Sean tidak bisa menolak perintah dari Kakeknya ya biarpun ia tidak tahu apa yang akan terjadi nanti saat bulan madu? Tapi jika ia menolak pasti Hutama akan marah besar, jika marah Sean takut kalau penyakit jantung Kakeknya kambuh lagi.

Setelah selesai sarapan Sean kembali ke kamarnya untuk mempersiapkan baju-baju untuk pergi bulan madu, bulan madu ini hanya bagian dari drama yang akan aku dan Alea mainkan.

Alea setelah selesai sarapan mengantarkan Kakek Hutama ke kamarnya, tak lupa ia juga memberikan obat yang harus di minum oleh Hutama.

"Kek, minum obatnya ya!" titah Alea dengan nada lembut, Hutama menurut pada Alea.

"Nona Alea, biar saya saja," kata Suster Lis yang tidak lain adalah Suster yang selama ini menjaga dan merawat Hutama dengan baik.

"Iya Sus, Kakek sudah minum obat, saya ke kamar dulu ya Sus," pamit Alea dengan sopan.

"Iya Nona," jawab Suster Lis.

Setelah minum obat Hutama langsung istirahat sebelum keluar kamar Alea juga sekalian pamitan pada Kakeknya untuk pergi bulan madu dengan Sean, laki-laki yang kini sudah sah menjadi suaminya. Alea mencium punggung tangan Hutama dengan sopan.

"Hati-hati di jalan, segera buatlah cicit yang lucu-lucu untuk Kakek!" pintanya pada Alea.

"Iya Kek," jawab Alea singkat. Padahal dalam hatinya rasanya tidak enak sekali.

***

Alea hendak masuk ke dalam kamar, tiba-tiba Gina menarik tangannya dengan kasar. "Sini kamu!"

Alea hanya menurut biarpun perasaannya merasa tidak enak.

"Mama, ada apa?" tanya Alea dengan nada lembut.

Gina melepaskan tangan Alea dengan kasar, kini keduanya saling bertatap muka, Gina menatap sinis Alea dan Alea menatap Gina dengan tatapan bingung, ada apa?

"Mama, Mama, panggil aku Tante!" titahnya dengan kasar, tatapannya semakin tidak suka pada Alea.

"Iya Tan, ada apa?" tanya Alea hati-hati.

"Ingat ya sampai kapanpun aku tidak akan mengakuimu sebagai menantuku! Karena mantu aku itu harus dari kalangan kaya, ya setidaknya harus sepadan dengan keluarga Hutama," ujar Gina dengan nada menekan.

Alea menghela nafas kesal, jika bukan karena butuh uang aku tidak bakal mau menikah konyol dengan anakmu itu Tante Bawel.

"Itu tidak masalah bagiku Tan," jawab Alea dengan tenang. Berusaha menahan rasa kesalnya, biar bagaimanapun Tante Gina ini orang tua dari suami kontrak aku.

"Kamu itu ya! Ingat, aku akan menikahkan Sean dengan gadis yang hidupnya sepadan dengan kelurga Hutama," ujar Gina dengan nada menekan.

Sedikitpun aku tidak takut dengan ancaman Tante Bawel ini, lagian cepat atau lambat aku akan segera berpisah dengan Sean.

Sean yang sudah selesai menata perlengkapan untuk bulan madu tapi Alea tak kunjung masuk ke dalam kamar, Sean akhirnya keluar dari dalam kamarnya.

Melihat Mamanya dan istrinya sedang mengobrol, entah apa yang sedang di obrolkan oleh kedua wanita cantik itu?

"Alea, Mama," sapa Sean.

Buru-buru Gina memasang senyum begitu manis pada Sean.

"Eh anak Mama, kenapa Nak? Apa kamu merindukan Mama?" dengan begitu percaya dirinya Gina bertanya pada Sean.

"Mama, Sean mencari Alea. Lea, ayo bereskan pakaianmu, kita kan mau berangkat bulam madu!" titah Sean pada Alea, kali ini nada bicaranya cukup lembut.

Alea memaksakan senyum ke Sean, padahal dalam hatinya sangat malas tapi inilah bagian dari drama yang sedang di mainkan oleh dirinya dan Sean.

"Iya, Mama, Lea ke kamar dulu ya, mau bulan madu anak Mama sudah tidak sabar aku rasa," ujar Alea dengan jail. Anak sama Mamanya sama saja, sama-sama bawel.

Alea berlalu pergi dari hadapan Gina. Membuat Gina menatapnya dengan sengit, Sean mengikuti langkah kaki Alea masuk ke dalam kamar.

"Bajuku masih di koper, tinggal berangkat saja," ujar Alea. Tadi malam belum sempat menata baju-baju miliknya ke lemari, ya lagian aku tidak tahu lemari aku yang mana? Di kamar Sean semua lemari penuh dengan baju-baju Sean.

"Ya sudah, ayo berangkat sekarang!" ajak Sean.

Dua sejoli itu akhirnya langsung berangkat ke tempat tujuan mereka untuk bulan madu, ya biarpun mereka tidak tahu apa yang mau di lakukan saat bulan madu nanti?

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!