Ciuman Pertama

"Mama, Alea itu..."

Saat mendengar suara Sean, Gina langsung panik. Entah apa yang akan terucap dari mulutnya Sean?

"Sean, sudah malam kamu langsung istirahat saja ya Nak!" titah Gina dengan cepat, ia memotong kata-kata Sean.

"Kenapa? Mama takut kalau Bibi Lasmi dan Paman Heru tahu kalau Alea adalah istrinya Sean!" tegas Sean pada sang Mama.

Deg, Alea sangat kaget sungguh tak menyangka Sean akan mengatakan hal seperti ini, padahal pernikahan inikan rahasia.

"Haahh istri!!" Lasmi sangat terkejut.

"Kalian suami-istri," sambung Heru tapi ia terus memperhatikan Alea dengan lekat.

"Iya Paman, Bibi, kami sudah menikah," sahut Sean dengan mantap.

Kini memainkan matanya naik turun terlihat jelas itu sangat marah saat melirik Alea, geram sekali dan kedua tangannya sudah tidak sabar ingin mencabik-cabik wajah cantik Alea.

"Gin, kenapa...?"

"Sean dan Alea tidak saling mencintai, pasti mereka berdua sebentar lagi juga akan berpisah," potong Gina dengan yakin.

"Mama, Sean dan Alea itu..."

"Papa, kamu diam saja! Ini urusan Mama," lagi-lagi Gina memotong kata-kata suaminya.

Sabar-sabarnya Hari menjadi suami Gina yang selalu mau menang sendiri, Hari yang memang laki-laki penyabar ia selalu mengalah karena tidak mau sampai bertengkar dengan istrinya karena urusannya akan panjang dan bisa berakhir tujuh hari tujuh malam.

"Mama, kata siapa kami tidak saling mencintai? Biarpun harus menembus langit, aku akan selalu mencintai Alea," ujar Sean dengan mantap.

Seketika Alea terbang, seorang Sean ternyata bisa menggombal juga. Namun saat mengingat hanya Velin yang ada di hatinya Sean, buru-buru Alea menepis semua bayangannya indahnya dari otak udangnya itu.

Cinta memang indah tapi itu bagi mereka yang benar-benar saling mencintai, bahkan tai kucing saja rasanya coklat saat sedang di mabuk cinta.

Bukan seperti aku dan Sean yang sama-sama membutuhkan, Sean butuh aku untuk istri kontrak dan aku butuh uang dari Sean untuk membiayai operasi Ibuku.

Ingat sekali saat Sean tiba-tiba datang dan kata-kata satu miliar itu masih terus terngiang di dalam otak udangku ini. Alea gadis mata duitan, mungkin itu sebutan yang cocok untuk aku.

"Buktinya apa?" tanya Gina, yakin kalau Sean dan Alea tidak benar-benar saling mencintai.

Saat Mamanya menanyakan bukti Sean cukup kawatir, takut dramanya akan ketahuan dan Gina pasti akan bahagia jika tahu kebenerannya.

"Sintia jauh lebih cantik, dia gadis yang berpendidikan dan dari kalangan yang sepadan dengan kita Sean. Dia jauh lebih cocok denganmu daripada gadis miskin kampungan itu," cecar Gina tanpa perasaan.

Seandainya ada Kakek Hutama pasti Gina tidak akan seberani dan selancang ini pada Alea.

"Aku akan membuktikannya," kata Sean dengan tatapan begitu dalam pada Alea, membuat Alea deg-degan, apa yang akan Sean lakukan?

Sean meraih wajah cantik Alea dengan kedua tangannya, lalu ia menghadapkan wajah cantik Alea menghadap dirinya, kini manik mata dua sejoli itu saling bertemu. Debaran jantung Alea kembali berdetak sangat kencang, saat Sean mulai mendekatkan wajahnya dan wajah itu semakin dekat membuat Alea bisa merasakan hembusan nafas Sean yang berbau mint.

Saat Alea hendak menjauhkan wajahnya dengan cepat Sean menahan tekuk leher Alea, dia ini mau ngapain?

"Sean hentikan...!!" Seru Gina, tapi Sean tidak perduli dengan suara Mamanya.

"Cup..." Sean mendaratkan bibirnya tepat di bibir mungil Alea, kedua mata Alea langsung terperajat kaget.

Satu kecupan manis membuat Alea senam jantung, sentuhan fisik itu tidak boleh tapi Sean telah menciumku, ia sudah merenggut ciuman pertamaku, dasar brengsek! Jika bisa berteriak mungkin Alea akan melakukan itu tapi sayangnya hanya bisa menggerutu dalam hati saja.

"Sean, apa kamu sudah gila?" tanya Gina penuh kemarahan dan tidak percaya kalau Sean akan melakukan hal menjijikkan seperti itu di hadapan kedua orang tua Sinta.

"Mama, bagaimana Mama ngatain Sean gila?Sean mencium wanita yang Sean cintai dan sayangi, Sean sangat waras." Sean sudah melepaskan ciumannya, ia memegang erat tangan Alea.

Lasmi terlihat sangat jengkel, bahkan ia beranjak dari tempat duduknya dengan kasar.

"Ayo kita pulang Pa! Sungguh terasa terhina aku disini," kata Lasmi sambil mengebrak meja makan membuat Hari dan Gina kaget.

"Jeng,ini hanya salah paham saja," cegah Gina yang masih kekeh ingin menjodohkan Sean dan Sinta.

Heru hanya diam dan tatapannya tak lepas dari Alea, tatapan itu sangat penuh karena begitu jelas manik matanya mengatakan ada sesuatu, tapi Heru hanya diam saja.

"Sudahlah Gin, kita batalkan saja acara perhotelan Sean dan Sinta!" tandas Lasmi dengan tegas.

"Ayo Pa..!" Lasmi menarik tangan Heru dengan kasar, Heru hanya mengikuti istrinya tapi tatapannya masih tidak lepas dari Alea.

Gina begitu panik saat melihat Lasmi dan Heru sudah pergi meninggalkan meja makan.

Sedangkan Hari sangat tenang, lagian tidak ada gunanya juga memaksa anaknya untuk menikah dengan wanita yang tidak di cintai.

"Papa ini bagaimana?" tanya Gina pada sang suami.

"Papa tidak mau ikut campur," jawab Hari dan memilih masuk kamar meninggalkan meja makan.

Sean dan Alea saling menatap satu sama lain, sedangkan Hari malah tersenyum pada dua sejoli itu sambil mengacungkan satu jempolnya pertanda setuju dengan apa yang di lakukan oleh Sean dan Alea baru saja.

Bersambung

Terimakasih para pembaca setia

Terpopuler

Comments

Adinda

Adinda

apakah mungkin Heru adalah papa nya Alea yg sudah meninggalkannya...?! 🤔🤔

2023-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!