HERI

Kani berjalan dengan Teti dan Citra, dia dirangkul dan dari belakang Amarendra memperhatikannya. Pemuda itu tak membawa sepeda, dia nebeng pada temannya yang bawa motor, turun di kelokan saat melihat Kani.

“Muak banget lihat dia, aku masih belum bisa terima.” Heri begitu geram saat melihat Amarendra terus memperhatikan Kani.

“Apaan sih, Her. Cewek banyak kali, ribet lo, ah!” Aldi menyahut, lama-lama dia malas menemani Heri yang masih belum bisa move on itu.

Heri mendengus saat bahunya dirangkul tapi bukan oleh Aldi melainkan oleh Reva. Reva diam, memperhatikan Kani dan Amarendra. Dia juga muak dan ekspresi wajahnya membuat Heri bertanya-tanya.

Kani tidak melakukan hal yang salah, namun orang-orang yang memiliki rasa iri hati tak perlu alasan, siapa pun itu, dia tak suka melihat orang lain senang.

Semakin hari, Teti dan Citra selalu dekat dengan Kani, seperti biasanya, tapi Reva tak suka apalagi melihat Kani saat jam istirahat selalu lenyap bertemu dengan Amarendra. Kadang di perpustakaan atau di Aula. Tak pernah sehabis pulang sekolah keduanya menghabiskan waktu bersama karena Kani sibuk begitu pun Amarendra.

Sampai waktunya tiba pada hari ulang tahunnya Rosi, Kani sudah meminta izin tapi Ibunya memberi izin setengah hati. Rere yang diminta mengantarkan makanan oleh Atik ibunya ikut membujuk agar Kani diizinkan, padahal Kani tak butuh bantuannya. Bagaimana mulut Rere mencela Ayahnya, itu tak mudah dia lupakan apalagi sukarela menerima perdamaian,  keterlaluan dan jika Ibunya tahu, mungkin Ibunya akan jauh lebih murka.

Sampai akhirnya Bu Ismi memberikan izin untuk pergi tapi tidak untuk menginap. Terserah Rara, Rere jika mau menginap, tapi Bu Ismi tak mau mengizinkan Kani.

Kani pergi dengan kedua sepupunya, ditambah Yana, berjalan kaki. Kani menunduk dan mengetikkan pesan.

Kani: Aku pergi ke acara di rumah Rosi. Entah, aku merasa khawatir karena Ibu terlihat terpaksa memberi izin.

Pesan terkirim dan Kani memasukkan ponselnya.

“Kani, itu Hp kamu beli berapaan? Lebih bagus dari punya si Reva, tuh!” Rere mendekat dan Kani diam. “Dia pasti iri karena Hp kamu lebih bagus.”

Alis Kani terangkat sebelah.

“Apaan, sih, kamu. Dia temanku.” Kani sewot dan Rere mendelik.

“Cepat, ah! Lambat banget.” Yana memisahkan Rere yang terus menempel pada Kani. Yana merangkul bahu Kani dan keduanya berjalan bersama. Mendahului Rara dan Rere. Rere mendesah, ingin juga ponsel begitu, sementara Kakaknya sibuk teleponan dengan kekasihnya. Tak seperti adiknya, Rara jauh lebih tertarik berhubungan dengan para laki-laki yang sudah bekerja, dia pernah mengatakan malas dan ribet berpacaran dengan anak sekolahan juga.

Pukul lima sore, mereka semua sampai, rumah Rosi sudah ramai. Kani duduk dan memeriksanya ponselnya. Amarendra tak kunjung membalas, membaca pesannya saja tidak. Dia tak akan tahu bahwa Amarendra dilarikan ke rumah sakit setelah dihajar habis-habisan empat preman sepulang sekolah.

“Mau?” Reva mendekat, menawari minuman dan Kani menggeleng. “Menginap saja, Kani. Akan sangat menyenangkan, jarang-jarang juga.”

“Aku nggak dikasih izin, habis magrib aku pulang sama Yana.” Matanya melirik Yana dan Reva memegang tangannya.

“Ayolah, Kani.” Reva mendesak dan Kani menggeleng.

“Aku juga nggak bawa baju ganti.” Kani menggigit bibir, mencari-cari alasan, hanya itu yang dia pikirkan.

“Bisa pakai punyaku, nggak apa-apa, kok!” Rosi menyahut dan Kani menggeleng, tetap tak mudah goyah, amarah Ibunya sudah terbayang jika dia mengiyakan ajakan mereka.

Reva dan Rosi saling menatap, satunya kesal dan satunya lagi bingung. Reva akhirnya bangkit dan menelepon seseorang, dia keluar dari rumah dan Kani membuka ponselnya, media sosial, dan ia terbelalak saat membaca pesan dari akun Faisal.

: Aku senang saat tahu kamu punya Facebook. Besok hari Minggu, aku jemput, ya. Akhirnya aku bisa menghubungimu.

Kani bergidik ngeri membacanya, dia lekas membalas, sambil menatap Rere beberapa detik.

:Kamu sama Rere balikkan lagi, kan? Jangan mengganggu. Rere itu kerabatku, sepupu, nggak pantas kamu kayak begini. Aku nggak sudi kamu jemput. Jangan macam-macam dan berhenti atau aku bilang sama Rere!!!

Kani tak main-main, dia terdiam dengan raut wajah kesal, tak tega juga pada sepupunya karena menjalin hubungan dengan lelaki model begitu. Playboy!

Wajahnya kini menegang saat Faisal muncul dari balik punggung teman-teman laki-lakinya. Dia ada di sini? Bahkan menatapnya lekat. Ekspresi wajahnya sulit diartikan. Yang jelas itu tak baik. Kani menjadi khawatir karena sepupunya akan menginap, apa harus dia paksa untuk pulang? Dia takut sesuatu terjadi.

“Yan...” Kani memanggil Yana dan Yana mendekat. “Kita pulang habis magrib, ya.” Kani menatap Yana yang berdiri di hadapannya.

“Oke, aku mau pinjam sepeda kepada temanku yang rumahnya di sekitar sini. Malas kalau jalan kaki, kamu juga, kan, perempuan. Aku takut kenapa-kenapa terus harus tanggung jawab, ogah amat!” Yana mengangkat bahu dan Kani mendelik sebal. Yana pergi, dia memang dilarang pulang malam karena besok sudah diminta membantu orang tuanya ke sawah. Ditambah Kani dititipkan Bu Ismi padanya.

Acara terus berlangsung, Kani hanya ikut-ikutan, dia merasa tak nyaman dengan tatapan Faisal. Setelah Shalat Magrib, dia benar-benar akan pergi dari rumah Rosi.

Saat Magrib tiba, setelah salat Kani bersiap, tapi Yana masih terlihat betah dan tak menunjukkan akan segera membawanya pulang sementara teman-temannya yang lain masih membujuk agar dia mau menginap. Kani tetap menolak, sesekali juga dia memeriksa ponselnya. Masih sama seperti terakhir dia mengeceknya, tak dibaca.

Kani bangkit, meraih tas dan menarik resleting jaketnya.

“Menginap saja, Kani.” Rosi masih saja berusaha dan karena kesal, Kani tak mau menjawab. Dia mengikat rambutnya dan menarik tangan Yana.

“Kami pulang duluan.” Yana melambaikan tangan, pamit, dan semuanya memperhatikan kepergian keduanya.

“Mereka pacaran?” Faisal menyeletuk dan Rere menggeleng.

“Dari orok saja mereka sudah dekat.” Rara yang menimpali dan semuanya tertawa. “Eh, si Reva ke mana?” tanyanya pada Teti.

“Ke warung, beli pembalut,” jawab Teti tanpa mengalihkan matanya dari Hp.

Rara mengangguk dan duduk dengan kaki selonjoran.

Terpopuler

Comments

Driyas Tutik

Driyas Tutik

entah kenapa selalu muak sama yg namanya heri,inget orang masalalu yg kurang ajar heri juga namanya

2023-06-14

0

🌻 G°°Rumai§ha°° 🌵

🌻 G°°Rumai§ha°° 🌵

Preman itu pasti kerjaan si heri tuh

2023-04-14

0

🌻 G°°Rumai§ha°° 🌵

🌻 G°°Rumai§ha°° 🌵

Preman itu pasti kerjaan si heri tyh

2023-04-14

0

lihat semua
Episodes
1 AWAL MULA
2 DISINGGAHI
3 PUTUS
4 HP IMPIAN
5 Pengorbanan seorang Ayah
6 FOTO TAK SENGAJA
7 SIKAP AROGAN yang tak terasa
8 MENANTANG
9 SIKAP DINGIN
10 SERBA SALAH
11 KEBOHONGAN
12 NYATANYA KITA LEMAH
13 SOK JUAL MAHAL
14 KALINGGA
15 MANIS
16 IRI DENGKI
17 HERI
18 SOLUSI BODOH
19 RUMAH SAKIT
20 KAKAK?
21 BUNDA
22 KECEWA
23 TOKO PAK HAJI
24 FITNAH
25 MATI SAJA
26 MUSYAWARAH
27 TEMAN TERBAIK
28 BERANI MELAWAN
29 ASING
30 AYAHKU DI PENJARA
31 KABAR DUKA
32 PINDAH SEKOLAH
33 LINGGA KANI
34 MENGHINDAR
35 NASI KUNING
36 PERTEMANAN YANG SEHAT
37 TRAUMA FISIK DAN MENTAL
38 MENIKAH
39 TRAKTIRAN
40 KEDATANGAN KALINGGA
41 PEKERJAAN TAK ADA HABISNYA
42 KESAL BUKAN MAIN
43 KANI PEMALAS
44 MELIPIR
45 TAMPARAN
46 KHAWATIR
47 YAYASAN
48 PROGRAM
49 MENGINAP
50 HANYA TEMAN
51 KESALAHAN
52 SELALU BOHONG
53 BERDANDAN
54 MENIKAH MUDA
55 LINGGA vs AMARENDRA
56 RENCANA BERKUNJUNG
57 DIA SUDAH DEWASA
58 CALON ISTRI
59 ORANG YANG SAMA
60 KESERIUSAN
61 Pilihan Bu Ismi
62 SOSOK AMAR
63 BUNDA
64 HAMIL
65 TITIP SALAM
66 WAS-WAS
67 PENGKHIANATAN
68 SETENGAH SADAR
69 MEMBERI BAHAGIA
70 PENDOSA
71 SEDERAJAT
72 MELANGKAHI
73 SEDETIK
74 CUCU
75 SALAH PAHAM
76 MENJEMPUT MANTAN
77 PANGLING
78 ANAKNYA BOS?
79 BUMERANG
80 PENCURI
81 FLASHBACK
82 PAMIT
83 SEJOLI
84 SUASANA HARU
85 TAMAT
Episodes

Updated 85 Episodes

1
AWAL MULA
2
DISINGGAHI
3
PUTUS
4
HP IMPIAN
5
Pengorbanan seorang Ayah
6
FOTO TAK SENGAJA
7
SIKAP AROGAN yang tak terasa
8
MENANTANG
9
SIKAP DINGIN
10
SERBA SALAH
11
KEBOHONGAN
12
NYATANYA KITA LEMAH
13
SOK JUAL MAHAL
14
KALINGGA
15
MANIS
16
IRI DENGKI
17
HERI
18
SOLUSI BODOH
19
RUMAH SAKIT
20
KAKAK?
21
BUNDA
22
KECEWA
23
TOKO PAK HAJI
24
FITNAH
25
MATI SAJA
26
MUSYAWARAH
27
TEMAN TERBAIK
28
BERANI MELAWAN
29
ASING
30
AYAHKU DI PENJARA
31
KABAR DUKA
32
PINDAH SEKOLAH
33
LINGGA KANI
34
MENGHINDAR
35
NASI KUNING
36
PERTEMANAN YANG SEHAT
37
TRAUMA FISIK DAN MENTAL
38
MENIKAH
39
TRAKTIRAN
40
KEDATANGAN KALINGGA
41
PEKERJAAN TAK ADA HABISNYA
42
KESAL BUKAN MAIN
43
KANI PEMALAS
44
MELIPIR
45
TAMPARAN
46
KHAWATIR
47
YAYASAN
48
PROGRAM
49
MENGINAP
50
HANYA TEMAN
51
KESALAHAN
52
SELALU BOHONG
53
BERDANDAN
54
MENIKAH MUDA
55
LINGGA vs AMARENDRA
56
RENCANA BERKUNJUNG
57
DIA SUDAH DEWASA
58
CALON ISTRI
59
ORANG YANG SAMA
60
KESERIUSAN
61
Pilihan Bu Ismi
62
SOSOK AMAR
63
BUNDA
64
HAMIL
65
TITIP SALAM
66
WAS-WAS
67
PENGKHIANATAN
68
SETENGAH SADAR
69
MEMBERI BAHAGIA
70
PENDOSA
71
SEDERAJAT
72
MELANGKAHI
73
SEDETIK
74
CUCU
75
SALAH PAHAM
76
MENJEMPUT MANTAN
77
PANGLING
78
ANAKNYA BOS?
79
BUMERANG
80
PENCURI
81
FLASHBACK
82
PAMIT
83
SEJOLI
84
SUASANA HARU
85
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!