Pandangan Arvin dan Naya saling tatap, secepat kilat Avin mengalihkan pandangannya. Melihat dari pandangannya Naya sedang kesal.
"Selesai makan pulang Vin, aku ingin istirahat." Naya langsung membereskan bekas makannya, langsung mandi ingin segera tidur.
Arvin masih duduk diam, pikiran masih banyak beban melihat Daddy-nya yang sangat keras. Terkadang Arvin iri dengan kehidupan Naya yang bebas dan penuh ketenangan.
Berbeda dengan dirinya yang selalu tertekan, juga diwajibkan mengikuti seluruh aturan keluarga. Tidak memiliki hak untuk memilih bahagianya sendiri.
Avin melihat Naya yang selesai mandi, duduk santai di depannya sambil memainkan ponselnya.
"Kapan kamu pulang?"
"Pulang ... aku tidak punya tempat untuk pulang." Avin menatap ke arah luar jendela.
Melihat sikap Daddy-nya, Avin tidak ingin kembali. Ada tidaknya dia tidak begitu penting.
"Aku tidak memiliki tempat tujuan, dan aku mengerti sudah menyusahkan kamu. Terima kasih Naya dan maaf sudah melibatkan kamu." Setulusnya Arvin mengucapkan kata-kata yang mungkin tidak pernah dirinya ucapkan kepada siapapun.
Naya sudah melihat langsung bagaimana kerasnya sikap Daddy Avin, bahkan tidak segan-segan menyakiti anaknya sendiri.
Mendengar kata-kata Avin yang nampak tulus, Nay memberikan izin Arvin untuk tinggal bersamanya sampai memiliki tempat tujuan.
"Selama kamu di sini jangan bersikap terlalu dingin, aku seperti tinggal dengan pohon beringin." Kening Nay berkerut, langsung meninggalkan Avin untuk beristirahat.
Tatapan Avin tajam, senyuman liciknya terlihat. Meksipun Naya sangat keras, dia memiliki hati yang lembut tidak mungkin tega membiarkan dirinya tinggal di jalanan.
Kata terima kasih dan maaf sudah lebih dari cukup untuk Nay, dia pasti luluh dengan dua hal yang sebenarnya sangat sulit Avin katakan.
Perasaan Avin cukup tenang, dia memiliki tempat tinggal tidak harus melarikan diri ke rumah Agra dan Andra yang memiliki banyak pertanyaan.
***
Di kampus sudah mulai heboh soal hubungan Naya dan Arvin, kali ini melebihi gosip pertama yang nempel di mading kampus.
Penyebaran gosip soal Arvin yang bermalam dan pindah ke tempat tinggal Naya sudah menyebar, mengalahkan kecepatan tegangan listrik yang menyengat.
Menjadi pria yang memiliki banyak pengemar membuat Avin menjadi urutan nomor satu yang selalu membuat heboh, terutama sejak kehadiran Naya yang menjadi kekasihnya.
Nay yang baru tiba di kampus hanya bisa pasrah, tidak tahu siapa yang sudah menyebarkan berita sehingga membuatnya sangat heboh.
Tidak tahu bagaimana bisa secepat kilat berita Avin tinggal bersamanya tersebar, belum satu hari sudah satu sekolah heboh.
"Siapa yang membocorkan informasi? apa mungkin cicak di apartemen? cepat sekali menyebarkan berita, tanpa tahu kebenarannya." Nay berusaha untuk tersenyum, berpura-pura tidak tahu apapun.
"Abaikan saja, nanti juga akan tenang dengan sendirinya." Avin melewati Nay yang sudah melotot kesal melihatnya.
Bicara memang enak, Avin tidak tahu rasanya diposisi Nay yang menjadi bahan perbincangan. Mungkin jejak kaki Nay juga dibicarakan, bibit bobot diungkit, saat mulut menguap juga langsung viral.
Wanita biasa yang hanya ingin kuliah dengan tenang, secara dadakan bisa menjadi artis terkenal di kampus, bukan karena prestasi selain gosip tidak benar.
Saat Nay masuk ke dalam kelas, ratu gosip sudah heboh berkoar-koar mengalahkan bara api yang melenyapkan satu bumi. Hawa panasnya mengalahkan larva gunung berapi.
"Pagi Naya, sudah tahu berita hari ini?" Nana tersenyum manis, dia menjadi orang paling senang.
Kepala Naya menggeleng, dia tidak tahu apapun yang dibicarakan oleh Nana. Naya tidak pernah mengikuti berita gosip.
"Nay, bagaimana menurut kamu soal Avin?"
"Apanya yang bagaimana?"
"Kamu ceritakan Avin sosok pria yang seperti apa?" wajah Nana memberikan ekspresi kagum.
Nay tidak mengerti, baginya tidak ada yang spesial dari Arvin. Seandainya orang tahu jika Avin pria yang sangat menyebalkan, tidak ada yang penting.
"Apa yang kamu lakukan bersama Avin?" rasa penasaran belum juga puas meskipun tahu banyak hal soal Avin.
"Apa? aku tidak tahu." Nay meminta Nana duduk, dan mulai diam untuk belajar.
Melihat sikap Nana, Nay sangat yakin dia ratu gosip yang penyebaran virusnya sangat cepat. Satu menit Naya bercerita, menit berikutnya sudah dijual ke wartawan gosip kampus.
Nana bukan teman yang bisa menjaga rahasia, dia terlalu sibuk ikut campur dengan urusan orang lain. Nay tidak nyaman terbuka dengan Nana.
"Na, aku penasaran satu hal. Kenapa hubungan aku dan Avin menjadi pusat perhatian banyak orang?"
Nana langsung tersenyum, menarik kursinya agar bisa duduk lebih dekat lagi. Semangat Nana langsung bangkit seperti bangkit dari kubur.
Tatapan Naya tajam mendengarkan penjelasan Nana jika apapun yang bersangkutan dengan Avin akan menjadi pusat perhatian, karena Arvin pria paling tampan di kampus.
Meskipun sikap Avin dingin dia pria yang hangat bagi orang terdekat, wajahnya yang tampan mirip bule luar, hidung mancung, bibirnya yang indah, bahkan Avin memiliki tubuh yang sempurna.
Hal yang luar biasa dia salah satu pangeran lapangan yang memilki prestasi di bidang olahraga, tubuhnya yang indah selalu memikat banyak kaum hawa.
Saat Avin membuka baju dan berkeringat, seluruh wanita akan berkumpul hanya untuk melihat tubuhnya yang mirip model profesional.
Nay menganggukkan kepalanya, perempuan yang menyukai Avin sangat normal karena mengutamakan fisik, mendengarnya saja Nay sudah geli.
"Satu lagi yang ingin aku tanyakan. Avin memiliki banyak pengemar, bahkan gosip soal tiga pria populer Avin yang selalu ada di peringkat atas. Kenapa pengemar Avin tidak marah saat mengetahui kami berpacaran?" Nay merasa heran, karena tidak ada yang ingin menjambak dirinya selain nenek lampir tunangan Avin.
Nana tertawa, sejak awal gosip heboh soal hubungan keduanya semua orang tahu jika Nay ahli bela diri. Tidak ada yang ingin babak belur jika mengusik hidup Naya.
Semua orang juga tahu jika Nay dijaga oleh tiga pangeran, tidak ada yang berani menyentuh wanita yang dikelilingi oleh tiga lelaki populer.
Terutama tidak ada yang ingin berurusan dengan Andra, selain dia keras juga memiliki segalanya.
"Nay kamu wanita yang beruntung, karena dijaga oleh tiga pria kaya dan berkuasa." Senyuman Nana terlihat.
Senyuman Nay terlihat, Nana tidak tahu saja berapa banyak penghinaan yang Naya terima setelah mengenal ketiganya.
Meskipun Naya tahu Agra, Andra juga Arvin sebenarnya pria baik yang saling melengkapi. Tiga pria yang memiliki karakter jauh berbeda, tapi bisa bersahabat sangat akrab.
"Nay, apa benar Arvin tinggal bersama kamu? dia sudah pindah dan kalian hidup berdua?"
"Jika kamu ingin tahu, tanyakan pada Arvin. Dia akan segera menjawabnya." Nay tersenyum, mengatakan jika Arvin mungkin ada di lapangan setelah beberapa kali mendengar suara teriakan.
Saat Nay menoleh, sudah banyak wanita di jendela hanya untuk melihat ketiga pangeran.
***
Follow Ig Vhiaazaira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Suky Anjalina
semangat terus kk author
2023-03-16
0
Suky Anjalina
iya iya lah nay kan istimewa
2023-03-16
0
Suky Anjalina
kayak artis aja kamu nay
2023-03-16
0