Langkah kaki Arvin memasuki kelas, dosen sudah menjelaskan pelajaran dengan santainya dia masuk tanpa menyapa dan memberikan salam.
Dosen hanya bisa menghela nafasnya, menatap Arvin yang langsung duduk di kursinya. Anak orang kaya yang tidak tahu sopan santun.
Pelajaran di mulai, Agra menatap ke arah sahabatnya yang memejamkan matanya sambil memijit kepalanya.
Karena tidak ingin membuat keributan, Agra dan Andra memutuskan untuk diam saja sampai kelas habis.
Setelah bel berbunyi, dosen langsung keluar diikuti oleh mahasiswi yang lain untuk beristirahat.
"Dari mana kamu tadi malam Vin?" suara kursi ditarik terdengar, mendekati Arvin yang mengerutkan keningnya.
Andra menatap tajam, menceritakan soal berita heboh soal Mading. Arvin juga terkejut jika ada yang tahu jika dirinya bermalam di kediaman Naya.
"Apa yang kamu lakukan?" suara tinggi Andra terdengar, menuduh Naya menjebak Arvin.
"Aku mabuk, Naya yang menolong aku."
"Kamu yakin, dia tidak menjebak?"
Arvin menggelengkan kepalanya, menceritakan apa yang dia ingat. Nay sudah menolongnya dua kali, bahkan membawanya ke tempat tinggalnya.
Tidak ada pertanyaan lain, mereka hanya perlu melupakan apa yang terjadi, menganggap tidak ada apapun.
Berhari-hari pemberitaan soal Naya berpacaran dengan Arvin tersebar, setiap orang membicarakan hubungan keduanya membuat Nay lelah.
"Bagaimana rasanya berpacaran dengan pria sedingin Arvin?" rasa penasaran Nana sangat besar, ingin tahu perkembangan hubungan Nay dan Arvin.
"Aku tidak ada hubungan apapun bersama manusia es, berhentilah membahasnya." Nay semakin kesal dengan pemberitaan yang belum ada kebenarannya.
"Kalian sedang bertengkar?"
"Nana please! aku dan dia tidak ada hubungan. Aku bisa gila karena berita hoax ini." Suara Nay berteriak, meminta temannya percaya jika mereka tidak ada hubungan apapun.
Mulut Naya hampir berbusa mengatakan tidak, tidak, dan tidak. Faktanya tidak ada yang mempercayai ucapan Nay, semuanya percaya jika Naya dan Arvin ada sesuatu.
Secara tiba-tiba suara nyaring terdengar, seorang wanita melakukan siaran radio memperkenalkan seseorang, nama keluarganya, bahkan statusnya di kampus.
Nay hanya tersenyum, anak orang kaya memang berbeda. Terlalu membanggakan dirinya sendiri sampai harus melakukan siaran.
Nay dan Nana saling pandang, wanita yang diperkenalkan namanya Erina putri orang berpengaruh di kampus. Dia juga mengenalkan jika Erin tunangan dari Arvin, meminta Naya menemuinya di lapangan kampus untuk menyelesaikan masalah mereka.
Kanaya tertawa sambil menepuk jidatnya, sungguh lucu kisah hidupnya yang terlibat masalah dengan para anak orang kaya yang berpengaruh.
Seluruh mahasiswa berlarian ke lapangan tempat pertemuan, ingin melihat keributan antara Naya dan Erin, sekalian menonton.
Nay berjalan lemas bersama Nana menuju ke lapangan, melihat banyaknya mahasiswi berkumpul menonton Erin yang bertolak pinggang di tengah lapangan.
Senyuman Nay terlihat, melihat Erin yang sangat cantik, usianya mungkin sekitar sembilan belas sampai dua puluhan.
Terlihat dari penampilan, Erin sangat sombong, arogan, cara berpakaian Erin sangat seksi dan juga ketat, gaya rambutnya diwarnai.
"Oh, jadi kamu yang beraninya mendekati Ayang Avin?" tatapan mata Rin tajam, mendekati Naya yang hanya tersenyum.
"Aku tidak ada hubungan apapun dengan Avin. Sumpah." Nay menunjukkan dua jari ke atas.
Dia bukan takut dengan Erin, tapi terlalu memalukan berada di tengah lapangan menjadi tontonan banyak orang.
"Kamu pikir aku bodoh?"
"Tidak, kamu cantik dan masalah bodoh bukan urusan aku." Naya menggaruk kepalanya, ada fasa kesal melihat tingkah Erin yang berbelit-belit.
Suara tinggi mulai terdengar dari gadis cantik yang menjelaskan jika dirinya tunangan Arvin, tatapannya penuh kemarahan menuduh Naya merebut tunangannya.
Nay disebut wanita perebut pacar orang, perusak hubungan orang membuat Nay hanya menganggukkan kepalanya.
"Terserahlah, aku tidak tahu ingin mengatakan apa yang pasti aku dan Arvin manusia es tidak ada hubungan apapun. Aku ulangi lagi tidak ada apapun." Nay menatap tajam ingin melangkah pergi.
Suara teriakan terdengar, Nay menghentikan langkahnya menatap Erin yang seperti wanita gila yang meneriakinya.
Nay juga membentak Erin, jangan hanya menyalahkan dirinya, jika memang masalahnya dengan Arvin, Erin harus membahasnya langsung dengan yang bersangkutan.
Arvin akan menjelaskan semua kesalahan pahaman yang terjadi, Nay sudah mengatakan jika dirinya hanya menolong Avin, dan tidak menjalin hubungan apapun.
Suara langkah kaki tiga pria tampan mendekati lapangan, semua orang melihat kedatangan Agra, Andra dan Arvin.
Mereka melihat perdebatan antara Naya dan Erin yang semakin panas, emosi Nay juga mulai terpancing.
"Membuat malu saja." Kepala Andra menggeleng, melihat Naya dicaci maki.
Arvin berjalan ke tengah lapangan mendekati Nay, bayangan hitam berdiri di depan. Nay langsung berbalik melihat manusia es ada di tengah lapangan.
"Manusia dingin, lihat tunangan kamu. Jelaskan padanya jika kita berdua ...." Nay langsung terkejut melihat tindakan Arvin yang membuat heboh.
Arvin tersenyum, mencium kening Naya dengan lembut. membuat suara rusuh, dan juga sorakan terdengar.
Erin menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang dilihat matanya, Arvin mengumumkan di tengah lapangan, menjadikan seluruh orang sebagai saksi jika Arvin dan Kanaya memang memiliki hubungan spesial.
Naya rasanya tercekik lehernya, ingin sekali rasanya Nay mematahkan leher Avin agar segera menyingkir dari hadapannya.
Andra dan Agra saling pandang, mereka menggaruk kepala melihat tingkah laku Arvin yang dengan percaya dirinya mengumumkan hubungan mereka.
"Urat malu Arvin sudah putus." Andra menatap sinis, tidak mengerti temannya.
Erin langsung maju ingin menjambak Nay, tapi Avin langsung menahan tangannya. Menjelaskan kepada Erin untuk berhenti menganggu kekasihnya.
Naya mengacak-acak rambutnya, dirinya salah masuk universitas Hidupnya mulai bermasalah dengan masuk kampus elit yang berisikan siswa-siswi dari kalangan atas.
Agra mengikuti langkah Naya yang langsung pergi, Nay tidak tahu apa yang merasuki Arvin sampai melibatkan dirinya dalam hubungan dengan tunangannya.
"Naya."
"Apa?"
"Maafkan Arvin, dia memiliki masalah pribadi." Agra mencoba meminta Nay mengerti, Arvin bukan pria jahat yang memanfaatkan orang lain.
Naya menatap tajam, jika bukan memanfaatkan lalu apa yang sedang Arvin lakukan, dirinya bisa terkena masalah yang tidak berkesudahan.
"Agra, kamu lihat perlakuan Andra, sikap dingin Arvin. Aku datang ke sini untuk menuntut ilmu juga hidup dengan tenang, bukan terlibat masalah. Kalian enak dari keluarga kaya, bisa berbuat sesuka hati, tapi aku." Nay langsung melangkah pergi, Agra hanya tertunduk.
Andra dan Arvin berjalan mendekat, menatap Agra yang terlihat kesal. Ucapan Naya ada benarnya, Arvin membuatnya dalam masalah.
Nay sudah melakukan kebaikan dengan membantu Avin berkali-kali, tapi balasan Arvin memberikan dirinya masalah baru.
"Apa yang akan kamu lakukan?" Agra meminta penjelasan Arvin soal sikapnya menangapi masalah ini.
"Vin, Naya bisa berurusan dengan keluarga Erin juga keluarga kamu." Andra memperingati Arvin jika masalah akan semakin panjang.
"Aku akan melindungi Nay, kalian juga lindungi dia." Avin berjalan pergi, Agra juga pergi hanya Andra yang menolak terlibat.
***
Follow Ig Vhiaazaira
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 143 Episodes
Comments
Senopati Arya Mada
wah kren nih.....
lanjooot.....
2023-04-29
0
Suky Anjalina
mereka akan menjaga kamu
2023-03-16
0
Suky Anjalina
sabar Naya😂😂
2023-03-16
0