Pernikahan

Hari ini, dimana tepatnya hari pernikahan Alvano dan Dela. Mereka semua mengucapkan hamdalah kala Alvano berhasil mensuarakan ikrar janji sucinya dengan lancar.

Acara demi acarapun sudah mereka tempuh sejak pagi hingga matahari tenggelam. Dan beberapa orang atau tamu juga sudah mulai kembali pulang. Diacara itu juga Angga bunar-benar tidak datang, karena memang dia serius mengatakan jika ingin pergi kenegara tetangga. Namun ketika sedang mengedarkan matanya, Alvano tersenyum tipis mendapati seorang wanita cantik bergaun putih sedang melambaikan tangan kearahnya. Angel, kekasih Alvano.

"Kalian berdua istirahat aja, tamu udah lumayan sepi. Pasti cape jugakan berdiri seharian disini?" ujar Jihan memberitahu.

"Dela, ayo mamah antar kekamar." ucap Jihan yang langsung diangguki Dela. Karena ia butuh bantuan untuk mengangkat gaun panjang dan lebarnya itu.

"Mah.. Alvano ketemu tamu dulu sebentar." izin Alvano pada mamahnya.

Setelah mendapat anggukan dari sang mamah. Ia Langsung menghampiri seseorang yang disebut tamu tadi. Menghampiri seseorang yang sangat dicintainnya. Ketika sampai dihadapan perempuan itu ia melengkungkan bibirnya. Rasanya Alvano ingin memeluk tamunya itu sekarang juga. Tapi melihat kondisi saat ini sangat tidak memungkinkan jika seorang pengantin baru memeluk seseorang wanita yang bukan istrinya.

"Aku mau nangis!" ketus Angel pada Alvano.

"Jangan dong..." cegah Alvano dengan senyuman tipisnya.

"Seharusnya yang disana itu aku Alvano... bukan dia atau siapapun." geram Angel merucutkan bibirnya kesal, hatinya masih sakit mengingat Alvano telah sah menjadi suami orang dan disni sirinya seperti seorang perempuan yang sedang berselingkuh. Padahal Angel lebih dulu kenal dengan Alvano dan ia lebih dulu mendapatkan hati seorang Alvano.

Alvano hanya tersenyum menanggapi ucapan gadis didepannya. Sungguh ia gemas dengan perilaku manja Angel.

"Pokoknya kamu gaboleh sampe sukayah sama cewek centil itu! Kamu gaboleh tidur bareng sama dia, kamu gaboleh perhatiin dia, kamu juga gaboleh apa-apain dia dan kalau bisa kamu jangan satu kamar apalagi sampai satu tempat tidur dengan perempuan itu..."

Ah sudah cukup. Alvano sudah tidak bisa menahan diri untuk tidak membungkam mulut bawel Angel. Ia sangat gemas dengan kekasihnya itu. Ia tidak bisa jika tidak memeluk Angel sekarang, dan itu harus terjadi jika ia yang menginginkan.

"ikut aku.." ucap Alvano seraya pergi melenggang lebih dulu yang langsung diikuti Angel dibelakangnya.

Ia juga tidak mungkin jika harus menggenggam tangan Angel ketika melewati beberapa tamu yang masih singgah. Jadi ia lebih dulu berjalan dan Angel hanya menuruti.

Sedangkan ditempat lain, Dela tidak peduli dengan suaminya itu. Sejak Alvano meminta izin untuk pergi menemui salah satu tamunya, sampai sekarang Alvano belum juga datang. Tapi sekali lagi ia tak peduli walau haru semakin malam. Ia langsung tidur di kamar hotel yang ada digedung pernikahannya tadi, hanya satu hari. Besok ia akan pulang ntah kerumah mertu apa kerumahnya. Badannya terasa lelah akibat satu harian berdiri.

Dipernikahan itu seharusnya ia yang paling berbahagia karena telah melepaskan status kesendiriannya. Tapi semuanya berbanding terbalik. Ia tidak menggarapkan pernikahan ini, tapi lagi-lagi orang tua nya yang berharap akan pernikahan ini. Dela bisa melihat senyum yang selalu terukir di wajah kedua orang tuanya, ia ikut bahagia melihatnya mesku hatinya tidak karena ada gal lain. Ntahlah sudah berapa lama Dela berbaring memikirkan kedua orang tuanya, ia akhirnya terlelap tidur dikamar sendirian dimalam pertama mereka menikah.

~~~~

Pagi yang dingin menyentuh seluruh kulit Dela. Ia sangat keinginan sekarang, oleh karena itu dirinya berniat bangun dan mematikan pendingin dikamar ini. Ia turun dari tempat tidur dan berjalan kearah dinding untuk mengambil remote AC yang terletak disana. Selesai dengan tugasnya Dela berniat tidur kembali keatas ranjang, tapi Suara pintu kamar mandi yang terbuka membuat di menoleh. Disana berdisi Alvano yang sedang mengusap rambut basahnya yang terlihat lebih segar. Apakah Alvano tidak dingin mandi sepagi ini? Ia lalu melirik jam dinding yang menempel di sudut ruangan.

04:40. Apakah Alvano baru kembali setelah berpamitan tadi malam? Tapi ia hanya mengedikkan bahunya tidak peduli, lantas kembali berjalan dan berbaring diatas tempat tidur.

"Siang nanti kita pulang kerumah saya." Suara dingin itu menyapa seperti dinginnya pagi ini.

"Hemm,"

Dela yang sudah memejamkan matanya malas menoleh apalagi membuka matanya, jadi dia hanya bergumam dan setelah itu dirinya bisa mendengar suara pintu yang terbuka lalu kembali tertutup.

Alvano pergi lagi. Itu lebih bagus dibandibgan satu kamar dengan lelaki berwajah datar itu.

~~~~

Setelah bangun dari tidurnya Dela memilih untuk pergi menuju teman yang ada disekitaran hotel yang ditempatinya. Ketika bangunpun Dela masih belum melihat wajah suaminya, dan itu sedikit membuatnya heran. Kenapa Alvano sangat hobi Sekali pergi tanpa bilang terlebih dahulu padanya? Setidaknya pamit jika akan pergi. Memikirkan itu Dela jadi gemas dengan dirinya sendiri. Untuk apa ia peduli dan berharap seperti itu? Ia jadi lupa diri akan perjanjian yang telah dibuatnya

Dela duduk ditaman yang memang ramai oleh orang-orang yang sedang berlari pagi. Dela mencoba menenangkan pikirannya dan hatinya yang masih tak percaya dengan perjodohan ini. Sudah sampai satu jam dia duduk disini hanya memandangin orang yang melintas didepannya dengan tatapan kosong. Sampai telinganya mendengar ada suara seseorang yang tiba-tiba menyapanya.

"Hay?" Sapa lelaki itu seraya tersenyum manis pada Dela.

Mungkin lelaki itu baru selesai lari pagi. Pikir Dela.

"Iyah... ada apayah mas?" Tanya Dela dengan ramah.

"Lo Dela kan?" Tanya lelaki itu menatap Dela dengan tatapan berharap.

"Mas kenal saya?" bingung Dela.

"Mas-mas! Masa lo gakenal gue sih?" Ujarnya kecewa.

Dela coba mengingat dan menerawang wajah tampan didepannya. Memang seperti familiar dimatanya. Tapi siapa? Ia tidak ingat.

"Gue Surya, la..." Ujar Surya mencoba mengingatkan Dela yang rupanya terkejut.

"Em... Surya siapayah? Terus Ko kamu bisa tau nama panggilan kecil keluarga saya?" Heran Dela yang masih belum mengenali Surya.

Seingatnya ia punya teman bernama Surya, tapi bukan berwajah seperti didepannya. Itupun Surya teman sekelasnya dulu ketika SMA.

"Surya Tirtayasa..."

Tirtayasa? Itu adalah nama belakang keluarga om Ilyas tetangganya dulu sebelum pindah ke tiongkok. Pikir Dela. Lalu sedetik kemudian ia terlonjat kaget mengingat om Ilyas memiliki anak bernama Surya, dan Surya adalah sahabat kecilnya.

"Surya yang pernah ngompol pas dimobil? Terus yang gabisa naik sepeda sampai masuk paret? Lo Surya sahabat kecil guekan?" Tanya Dela berbinar saat mendapat anggukan dari Surya.

"Aaaaa... Kemana aja sih lo?" Gemas Dela yang langsung membawa Surya kedalam pelukannya.

"La.. gue ngap! Lepasin, gue bisa mati kalau gini." Ujar Surya yang susah bernafas ketika Dela memeluknya sangat erat.

"Maaf Hehe..." Ucap Dela melepaskan pelukannya seraya tertawa kecil.

"Gue masih jomblo, lo mau bunuh gueyah? Sifat bar-bar lo gapernah ilang." Ketus Surya.

"Iya sorry! Guekan udah minta maaf, ngeselin banget sih lo." Ujar Dela tak kalah ketus membuat Surya tertawa.

"Oiyah lo lagi apa duduk disini sendiri? Lo ada masalah?" heran Surya, Pasalnya sedari pagi ia melihat Dela dari kejauhan hanya duduk diam menatap kedepan dengan tatapan kosong.

"Gaada, sotau banget lo." Jawabnya menampilkan senyum semanis mungkin.

"Ayolah cerita sama sahabat kecil lo yang ganteng tiada tara ini!! Lo gabisa bohong La, gue tau itu."

Dela hanya diam menundukan kepalanya lebih dalam. Ia ragu untuk menceritakan masalahnya pada Surya. Surya tidak bisa dibohongi membuat ia sedikit kesal.

"Gaada salahnya berbagi masalah? Siapa tau gue bisa bantu. Ayo cerita..jangan diem aja La." Ujar Surya masih mendesak Dela agar tidak bungkam.

Apa ia Dela harus cerita? Rupanya Surya sangat penasaran sekali dengan masalahnya. Tapi sanggupkah ia bercerita kalau dirinya sudah melepas masa lajangnya? Mengingat Surya juga salah satu orang yang disayanginya.

"Gue dijodohin..." ucap Dela lemas.

"APA?!" kaget Surya setengah berteriak.

Seketika wajah tampan Surya berubah menjadi lesu setelah mendengar Dela ternyata sudah di jodohkan. Padahal ia kembali ke indonesia untuk melanjutkan kuliahnya disini sekaligus mencari Dela yang sudah lama tidak bertemu. Ia ingin mengungkap kan perasaannya yang sejak dulu sudah ia simpan rapat-rapat. Tapi sayang, rupanya semuanya sudah terlambat.

"Kemarin hari pernikahan gue..gue sendiri masih belum nerima dengan lapang dada perjodohan ini. Suami gue jelas ganteng, tapi dingin. Semua itu terjadi karena Bunda dan Ayah pengen menantuan sama mertua baru gue. Mereka berempat udah janji mau jodohin kita berdua kalau anaknya perempuan dan laki-laki pas masih didalem kandungan." Jelas Dela sambil menarik nafas gusar.

Surya masih diam mendengar kelanjutan cerita Dela yang sudah lama ia tingggalkan itu.

"Disatu sisi gue bahagia ngelihat senyum bunda dan ayah yang gapernah luntur dari kemaren. Disatu sisi lain gue hancur mikirin masa depan gue gimana, karena sebelum nikah suami gue minta kita buat perjanjian tanpa orang tua gue tau." Kali ini Dela rasanya ingin menangis menceritakan kekonyolan hidupnya.

"Perjanjian?"

"Gue harap lo gaakan kasih tau siapa-siapa tentang hari ini.."

Satria mengangguk mengiyakan.

"Dia udah punya pacar. Suami gue bilang dia sangat cinta sama kekasihnya itu, jelas gue kaget dengar pengakuannya. Dia minta gue ngga ikut campur urusan nya, ngga anggep pacarnya itu selingkuhan dia karena pacarnya lebih dulu dibanding gue. Kata dia kita hanya ngubah status hitam diatas putih."

"Disini gue gangerti lagi sama kenyataan hidup ini... Gue pusing mikirin masa depan gue, karena ada satu syarat yang buat gue ragu sama pernikahan ini." Tambah Dela.

"Apa?" Tanya Surya penasaran.

"Setelah 6 bulan kita pisah.."

"hah? Suami lo gila?" Kaget Surya.

Tapi jujur ada sedikit hati yang terselip rasa lega ketika mendengarnya. Surya juga ikut merasakan sakit apa yang dialami Dela. Ia sekarang hanya bisa melidungi Dela tanpa harus memilikinya. Pikir Surya.

Terpopuler

Comments

YuliaBilqis

YuliaBilqis

Harus tetep bahagia Del jangan terpengaruh sama Alvano dan perempuan simpenanya 😅😅🤗

2021-06-20

0

Nonny Wanti

Nonny Wanti

bentar bilang surya..bentar bilang satria
gak jelas banget..

2021-02-19

0

Nonny Wanti

Nonny Wanti

banyak typo nya ni novel

2021-02-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!