Makan malam itu dilaksanakan sesaat setelah kedua orang tua Dela datang. Mereka banyak mengobrolkan hal-hal yang tidak Alvano pentingkan. Alvano hanya diam menatap ponselnya dengan serius.
"Alvano, Dela, kapan kalian akan memberikan kami seorang cucu?"
Kepala Alvano mendongak sepenuhnya mentap mata mamahnya yang tadi bertanya seperti tadi. la lalu melirik Dela yang sepertinya terlihat sedang gugup dan bingung ingin menjawab apa.
"Nanti kalo udah dikasih mah.." jawab Alvano asal lalu kembali lagi menatap ponselnya yang berisikan pesan-pesan dari Angel.
Dela bisa melihat mata teduh mertuanya yang tiba-tiba terlihat kecewa dengan jawaban Alvano. Dela tidak bisa melakukan apapun sekarang. ingatkan ia jika pertanyaan ini yang selalu Dela hindari ketika kedua wanita paruh baya yang masih cantik itu mulai bertanya-tanya.
"Udahlah Han.. yang diucapin Alvano tadi itu bener. Semuanya gak akan tau kapan mereka akan dikasih keturunan. Kita hanya perlu berdoa dan menunggu sampai waktunya tiba." jelas Karin menggenggam tangan Jihan mencoba mencairkan suasana sedih Jihan.
Dela maupun Refan serta Adit yang ada diruangan itu hanya menghembuskan nafasnya lega sambil tersenyum. Karin menatap mata putri tunggalnya itu sambil tersenyum hangat lalu menganggukan kepalanya. Karin tau Dela tidak bisa menjawab apa yang ditanyakan Jihan dan Karin juga tau Dela merasa sedih kala melihat raut sedih dari Jiham sehabis mendapatkan jawaban tidak enak didengar dari Alvano.
"Mah, pah, Alvnao kayanya harus pulang sekarang." ujar Alvano menatap kedua orang tuanya bergantian.
"Kenapa buru-buru? Padahal mamah masih pengen ngobrol sama Dela." ucap Jihan.
"Ada beberapa pekerjaan yang belum Ferel selesaikan. Lain waktu pasti Alvano bakal kesini dan bawa Dela.." jelas Alvano seraya
menggenggam tangan Dela untuk berdiri.
Dela? Apa Alvano baru saja menyebut namanya? Sungguh? Rasanya Sela tak percaya mendengar Alvano menyebut namanya. Ini baru kedua kalinya Alvano menyebut nama Dela setelah mereka sah menjadi suami istri. Dan tentu saja itu membuat hati Dela bedenyut tidak karuan.
"Kamu serius yah nanti bawa Dela kesini? Kalau nggak mamah akan pecat kamu jadi anak." ancam Jiham yang rupanya sangat berat membiarkan Aurel melangkah pergi dari rumahnya itu.
"Alvano janji.."
Selah itu Alvano mencium kedua pipi serta kening sang mamah. Sebelum pergi Alvano juga berpamitan kepada mertuanya itu dan membawa Dela kembali lagi kerumahnya.
®®®®
"Pak Alvano.." panggil Dela ketika melihat Alvano yang akan menaiki undukan tangga.
Alvano berhenti lalu menoleh kebelakang, manaikkan satu alisnya tanpa berucap apapun.
"Saya mau bertanya sesuatu." ucap Dela.
"Kita bicara diruang kerja saya." jelas Alvano dingin lalu pergi meninggalkan Dela yang masih diam.
Diruang kerja Alvano? Dela tidak yakin iika harus berdua lagi didalam satu ruangan bersama Alvano.
"Sampai kapan kamu mau diam?"
Dela tersentak saat mendengar suara tajam Alvano dari atas. Segera Dela berjalan menaiki tangga menuju ruang kerja Alvano yang memang ada dilantai atas.
"Ada apa?" tanya Alvano ketika melihat Dela sudah memasuki ruangannya.
"Saya mau bertanya, kenapa bapak melarang saya untuk kerja diperusahaan itu?" tanya Dela yang berdiri menatap Alvano yang sedang mengecek berkas-berkas dimejanya.
"Karna saya tidak suka."
Dela menajamkan pendengarannya. Apa ia tak salah mendengar pernyataan Alvano barusan? Alvano tidak suka ia kerja dikantornya? Karena apa? Pikir Dela.
"Maksudnya?" tanya Dela mencoba memperjelas.
"Saya tidak mau orang tau jika kamu adalah istri saya. Dan saya tidak suka itu." jelas Alvano.
Dela mengangguk mengerti. la meringis mendengar pernyataan Alvano. Ternyata ini alasan kenapa Alvano menyuruhnya berhenti bekerja. Sesungguhnya itu alasan yang sangat menyakitkan, Dela kecewa, tapi Dela bisa apa. Benar kata Alvano, suatu saat nanti pasti orang-orang akan tau dia adalah istrinya dan pasti itu membuat Alvano malu
"Baiklah kalau begitu besok saya akan menyerahkan surat pengunduran diri dari perusahaan bapak. Terimakasih atas alasannya." ujar Dela dengan berat hati lalu pergi begitu saja dari ruang kerja Alvano.
Alvano menatap nanar pintu ruangannya yang tertutup. Ia melihatjelas raut sedih Dela ketika ia mengatakan alsannya. Ntah kenapa hati Alvano juga bisa merasakan sakit saat mendengar kalimat yang diucapkan Dela tadi sebelum pergi. Sesungguhnya bukan hanya itu alasan ia meminta Dela berhenti. Alvano tak mau mamahnya menyangka ia tak mengurus kebutuhan Dela, Alvano tak mau ia dicap suami yang tak bertanggung jawab didepan kedua orang tuanya ataupun mertuanya.
Alvano tau itu berat bagi Dela, dan Alvano tau pasti Dela sangat kecewa dengan keputusannya. Tapi Alvano tidak akan luluh hanya dengan wajah sedih Dela. Salah satu alasan yang tepat ia melakukan itu semua karena keinginan Angel dan Alvano harus mengabulkannya. Yah, siang tadi Angel memintanya untuk tidak mempekerjakam Dela lagi, ntah alasannya apa Alvano tidak
tau. Sebenarnya Alvano juga sangat setuju dengan permintaan Angel, ntah kenapa hatinya tak suka ketika melihat Aurel tertawa bahagia seperti yang dilihatnya siang tadi dikantin kantor.
Tiba-tiba ingatannya kembali kekejadian yang dialaminya hari ini bersama Dela. Bibir merah Dela, dan yah Alvano sangat menikmati sentuhan tangannya. la menggeram frustasi memikirkan itu semua. Dua tahun berpacaran dengan Angel .Alvano tak pernah merasakan ciuman senikmat Dela. Ada rasa ingin mencoba lagi saat melihat bibir Dela yang terus berbicara. Ntah kenapa rasanya sangat berbeda ketika bibirnya mencium bibir Dela, walaupun Alvano sering melakukannya dengan Angel tapi itu seperti biasa.
"Arghhh.." geram Alvano seraya menjambak rambutnya frustasi.
Alvano menghela nafas panjang dan mencoba mengatur deru nafasnya. la sekarang bingung. Pikirannya terus membanding-bandingkan Dela dan Angel. Ditambah lagi ucapan sang papah yang tiba-tiba terngiang-ngiang ditelinganya bagai alunan musik merdu. Lagi lagi Alvano menggeram frustasi. Sampai sekarang masih tak ada kata cinta untuk seorang Dela. Hatinya masih terisi penuh dengan nama Angel. Alvano masih sangat mencintai Angel. Tapi ada sedikit keraguan didalam hatinya saat melihat tingkah laku aneh dari Angel. Beberapa kali Angel selalu menghilang tanpa kabar bahkan susah dihubungi. Siang tadi juga Angel tiba-tiba pergi dari kantin kantor Alvanbo karena beralasan sang mamah yang memintanya pulang. Terkadang juga Angel sibuk dengan ponselnya kala bersama Alvano. Semua itu yang membuat Alvano sedikit ragu pada Angel dan hal itu juga yang membuat Alvano belakangan ini sering membanding bandingkan mereka berdua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
rill store
kerennn
2024-01-29
0
Patrish
pembaca harus cerdas... karena nama berganti ganti... seperti cuaca yg tidak menentu.. ☀🌧🌫🌈🌩
2022-09-28
0
Hayati Nufus
katanya CEO tinggal bayar orang suruh memata2i si angel biar cepetan ketahuan dan kepergok udh greget
2022-02-20
0