"Pagi mbak Alya, mas Wahyu." sapa Dela ketika memasuki kubikel barunya.
"Pagi juga Dela.." sapa Wahyu dan Alya bersamaan.
Wahyu dan Alya adalah teman baru Dela sekarang. Usianya lebih tua dibanding Dela. Alya berusia 26 tahun dan sudah memiliki satu anak, sedangkan Wahyu berusia 27 masih sendiri. Dikantor ini Dela hanya baru mengenal mereka, ia juga bekerja dibagian keuangan kantor.
"Eh Ya! Denger-denger sibos lagi keluar negri beberapa minggu ini.." ujar Wahyu pada Alya yang sangat jelas Dela dengar.
"Serius? Alhamdulilah.. akhirnya bisa sedikit menghirup udara segar." jawab Alya gembira.
"Seriusan, guejuga bisa periksa telinga gue kalo gini.."
"Loh telinga lo emang kenapa?" heran Alya yang tak mengerti dengan ucapan Wahyu.
"Telinga gue mampet akibat dengerin omelan sibos yang selalu marah-marah tiap hari." jelas Wahyu seraya terkekeh pelan yang hanya mendapat gelengan kecil dari Alya.
Dela yang masih mendengar merasa bingung. Kenapa sepertinya Alya sangat senang sekali jika atasan mereka pergi? Janganjangan bosnya sangat galak? Dela merinding sendiri membayangkan wajah garang sibos jika berhadapan langsung dengannya. Pikir Dela.
"Emang kenapa mbak? Kok bisa menghirup udara segar kalau sibos nggak ada?" tanya Dela yang masih penasaran.
"Ohiya kamu belum pernah ketemu langsung sama sibos yah?" tanya Wahyu yang hanya diangguki oleh Dela.
"Bos kita cowo Del.. orangnya ganteng banget, tapi sayang dia galak, dingin, cuek, mukanya selalu datar kek papan tulis. Ditambah yang lebih bikin kecewa dia udah punya pacar. Satu kantor terutama kaum hawa pada sakit hati pas tau sibos tampan pemilik perusahaan besar ini bawa cewek keruangannya. Semuanya pada iri liat betapa beruntungnya cewek itu yang bisa naklukin hati sibos yang dingin." jelas Alya antusias sampai melupakan beberapa tumpuk pekerjaan didepannya.
"Terus nih ya.. mbak juga nyaranin kamu. Kalau laporannya belum lengkap atau masih ada yang salah mending dicek ulang dulu, jangan langsung dikasih sama sibos. Nanti berkas kamu dibuang ketong sampah ples diomelin abisa bisan sama sibos, mungkin juga laporan yang kamu buat bisa jadi dilempar kemuka kamu." sambung Alya membuat Dela meringis membayangkannya.
"Sampe kapan kalian berdua mau ngegosip? Galiat pekerjaan yang udah nunggu minta dijamah tuh." Seketika suara mas Wahyu menyadarkan Dela dan mbak Alya.
Alya hanya menepuk dahinya, mengingat pekerjaannya masih belum selesai.
"Kita pending dulu yah cerita sibosnya.." ujar Alya yang hanya diangguki oleh Dela sebelum akhirnya mereka kembali lagi bekeda.
®®®®
Alvano menghembuskan nafasnya lelah. Pekerjaanya hari ini sangatlah banyak. Salah satu perusahaan Refan papahnya yang ada dinegara Pranciss ini mengalami masalah yang cukup berat. Direkturyang bekerja diperusahaan papanya itu membawa kabur uang perusahaan yang cukup besar, mengakibatkan kerugian yang mendalam, membuat Alvano harus turun tangan sendiri karena perintah sang papah.
Oleh karena itu Ia harus menetap beberapa hari dinegara asing ini sampai masalahnya selesai.
Alvano segera merebahkan tubuhnya keatas ranjang berseprai putih tulang itu. Lagi-lagi Alvano menghela nafas panjang, Alvano jadi teringat dengan Angel yang pastinya sekarang sedang merajuk akibat ia tak memberi kabar lebih dulu. Alvano terbang kenegara ini dengan terburu-buru. la kemari hanya menyiapkan mental dan otak. Sama sekali tak ada persiapan seperti biasanya jika ia akan pergi keluar negeri.
"Gadis itu.." gumam Alvano seraya memejamkan matanya.
la jadi teringat terakhir mereka bertemu dengan pertengkaran hebat. Alvano berdecih membayangkan wajah gadis itu. Yah, Dela. Alvano malas menyebut namanya. Membuat ia semakin muak dan benci pada Dela. Dihatinya sama sekali tak ada rasa bersalah setelah menampar Dela malam itu. Alvano puas telah menampar Dela. Tapi ingatkan, ia baru menamparnya. Alvano bisa berbuat lebih menyakitkan jika Dela kembali lagi membawa nama wanitanya kedalam pertengkaran mereka.
Alvano membuka matanya, ia kemudian bangkit dari tidurnya menuju arah ponsel yang tersedia dikamarnya. la akan mencoba menghubungi Angel. Tapi ketika tersambung, telefonnya sama sekali tak diangat oleh Angel. Beberapa kali Alvano mencoba lagi dan lagi, hasilnya tetap sama. Ia berniat menghubungi Angel yang beberapa hari ini menghilang tanpa kabar. Alvano ingin tau keadaan wanitanya yang susah dihubungi itu.
"Angkat sayang.." gumam Alvano frustasi.
Alvano membanting telefon hotel itu kala panggilannya masih belum terjawab. la berdecak kesal, Angel ini sebenarnya kemana? Sampai tega sekali tak mengangkat telefon darinya. Otaknya mulai memikirkan kekasihnya itu sedang apa hingga membiarkan panggilan darinya.
Apa mungkin Angel melupakan ponselnya yang tertingga! dirumah?
Tapi Alvano tau Angel itu tipekal orang yang sangat tidak bisa lepas dari ponsel. Ponsel maupun makeup, itu semua tak pernah tertinggal didalam tas Angel. Atau mungkin juga handpone Angel lobet dan akhirnya mati? Tapi lagi-lagi ia menepis pikiran itu. Tidak mungkin mati, tadi ketika ia menelfon ponsel Angel menyala dan panggilan darinya tak dijawab.
Pikirannya terus mencoba berpikir positif tapi hatinya seakan menolak, mengatakan tidak.
"Ga mungkin! ! Jauhin pikiran buruk lo Alvano.." gumam Ferel meyakinkan diri sendiri.
Tidak! Jangan! Alvano harus percaya pada Angel. Angel setia padanya, ia sangat mencintai kekasihnya itu. Tapi sampai sekarang kenapa Angel tak mencarinya dan susah dihubungi? Geram Alvano.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Patrish
rasakan ya AL.... yang murahan itu pacarmu.. yakin kalo dia sedang baik baik saja.. aku nunggu penyesalanmu
2022-09-28
0
YuliaBilqis
Taunya angel cuma pengen duitnya aja 😅😅😅
2021-06-20
0
Rupink Chiabella
angle selingkuh sukurin
2021-03-01
0