Tak terduga

Tok! Tok Tok!

Dela mengetuk pintu ruangan bos barunya itu untuk yang pertama kali. Sebentar lagi ia

akan puas melihat wajah sibos yang membuatnya belakangan ini penasaran. Setelah terdengar suara agar dirinya diperintah masuk, Dela langsung membuka pintunya dan menutupnya kembali ketika sudah masuk kedalam.

Benar kata mbak Alya. Ruangan bosnya ini luas dan tentunya mewah. Wangi maskulin pria dirungan ini juga sangat nenusuk kepernapasan Dela. Tapi Dela bingung kenapa wanginya seperti familier sekali dihidungnya? Ini seperti wangi Alvano? Dela mengangguk menyakinkan. Namun beberapa detik kemudian dia menggelengkan kepalanya. Mungkin hanya wanginya saja yang sama, tidak mungkin bosnya juga sama seperti suaminya.

Dela berjalan kearah bosnya yang sedang duduk membelakanginya itu. la menyimpan laporan keuangan perusahaan yang sekarang menjadi bagiannya keatas meja sibos.

"Permisi, ini laporan yang bapak minta.." jelas Dela yang ntah kenapa merasa gugup sekali ditambah tiba-tiba jantungnya berdetak cepat membuat ia semakin gugup.

Ketika kursi itu berbalik betapa terkejutnya Dela saat melihat wajah bosnya yang ternyata sangat tampan itu, persis seperti apa yang mbak Alya ucapkan.

"Kamu?"

Aurel hanya meneguk ludahnya sendiri kala melihat tatapan tajam dan dingin dari Alvano, suaminya yang sekarangjuga mendapat jabatan sebagai bos barunya. Sungguh ia baru tau kalau bosnya itu Alvano, suaminya sendiri. Jika ia tau dari awal sudah dipastikan Dela akan lebih dulu mundur sebelum mereka bertemu. Tapi sekarang semuanya sudah terlanjur, ia harus lanjut bekerja didalam perusahaan suaminya ini.

Dwla mencoba untuk tersenyum sopan. la tidak bertanya apapun. Dela hanya menjelaskan apa yang sudah seharusnya iajelaskan tentang laporan itu. Ia mencoba

bersikap seprofesional mungkm didepan Alvano,jika boleh berteriak ingin rasanya Dela meneriaki Alvano yang sedari tadi menatapinya membuat hati dan pikirannya tak karuan kala menjelaskan.

"Kalau gitu ada yang ingin bapak tanyakan?" tanya Dela seusai menjelaskan hasil laporannya, takut jika Alvano ada yang tidak dimengerti.

"Ada," jawab Alvano yang hanya diangguki oleh Dela.

"Silahkan pak, yang sebelah mana?" ujar Dela namun mendapatkan gelengan dari Alvano membuat Dela mengertukan dahinya bingung.

"Saya bukan ingin tanya soal itu."

"Lalu bapak ingin tanya soal apa?" heran Dela yang aslinya sudah tak kuat ditatap seintens itu oleh Alvano.

"Soal kamu, kapan kamu kerja diperusahaan saya?" tanya Alvano dingin masih dengan tatapan tajam nya.

"Baru beberapa minggu ini pak.." jawab Dela jujur.

"Kamu butuh uang sampai harus kerja disini?"

"Bukan.. saya kerja disini hanya mengisi waktu luang, dirumah saja saya bosan pak."

Dela mengangguk mengerti, belum sempat mengajukan pertanyaan selanjutnya, Dela sudah lebih dulu izin untuk keluar.

"Kalau begitu saya izin keluar, ada pekerjaan yang belum saya selesaikan.. permisi." ujar Dela seraya tersenyum dan sedikit membungkukan badannya tanda menghormati sebelum akhirnya melesat pergi keluar ruangan Alvano yang menurutnya sangat sesak sekali untuk bernafas.

Dela mendudukkan bokongnya dikursi kerjanya seraya menghembuskan nafas panjang. la masih menetralkan deru nafasnya akibat gugup yang tadi melandanya. Biarlah ia dikata karyawan tak tau diri karena berani-beraninya pergi begitu saja dari hadapan Alvano.

"Gimana? Laporannya dibuang ketong sampah?" tanya mbak Alya.

Dela menoleh kesamping menatap wajah mbak kinan yang sepertinya sangat penasaran apa yang sudah terjadi didalam ruangan tadi.

"Nggak.." jawab Del menggelengkan kepalanya.

"Ha? Serisus Del?" ujar mbak Alya yang mungkin tak percaya.

"Dela serius mbak.."

"Mungkin Dela masih karyawan baru jadi masih dibaik-baikkin.." jelas Dela mencoba menghilangkan pikiran bingung mbak Alya.

"lya juga si, bisa jadi." ujar mbak Alya membenarkan ucapan Dela.

Sekali lagi Dela mengangguk dengan senyuman sambil menghembuskan nafas lega karena ia tak perlu mencari alasan lagi agar mbak Alya tak curiga.

®®®®

Alvano berdiri mendongakan kepalanya menatap langit hitam yang dipenuhi bintang itu. Pikirannya masih mengulang-ulang kejadian hari ini yang dia alaminya barusan. Angel kekasihnya yang marah akibat tidak diizinkannya membeli pakaian kurang bahan itu. Dan Dela istrinya yang tiba-tiba bekerja diperusahaannya.

Tiba-tiba otak dan pikirannya mulai membanding-bandingkan Angel dan Dela. Angel yang selalu berpakaian seksi dan ketat serta makeup yang memolesi wajah cantiknya itu. Sedangkan Dela? Alvano rasa ia tak pernah melihat Dela berpakaian seperti Angel atau sekertarisnya dikantor. alvano rasa De berpakaian sopan dikantornya tadi, iajuga bisa melihat dengan ielas waiah Dela

yang tidak terpoles bedak itu masih terlihat cantik, hanya bibirnya saja yang terlihat berwarna ping pudar disana. Alvano pikir Del juga mempunyai senyuman yang manis, bahkan ternyata lebih manis dari Angel.

"Stop!!" geram Alvano mengacak-acak rambutnya frustasi. la sudah banyak memuji gadis sialan itu. Pikirannya sudah ternodai. Alvano tidak bisa berfikir jernih sekarang. Kenapa dirinya jadi membanding bandingkan kekasihnya itu dengan istrinya? la tidak boleh melakukan atau memikirkan hal itu lagi! Jika tidak, sudah dipastikan Angel akan pergi darinya nanti.

Alvano mendesah pelan seraya memasuki kamarnya. Perutnya lapar, dan Alvano ingin makan sekarang juga. Dengan segera ia turun kelantai dasar menuju dapur untuk melihat apakah ada makanan atau tidak. Ketika sampai dapur yang dilihatnya sekarang adalah Dela. Yah Dela yang rupanya sedang memasak melihat dari dapurnya yang saat ini sedikit berantakan.

Alvano menetralkan raut wajahnya menjadi datar, mencoba setenang mungkin untuk mendekati Dela dan sekedar bertanya untuk berbasa-basi.

"Kamu lagi apa?" tanya Alvano membuat Dela menoleh kebelakang.

"Saya lagi masak, galiat?" ujar Dela kembali lagi menatap sayur soup didepannya.

"Saya liat, kamu masak apa?" tanya Alvano lagi memberanikan diri, padahal ia sudah malas sekali bertanya-tanya seperti ini apalagi pada Dela. Tapi demi perutnya yang sudah meminta makan Alvano harus rela seperti ini dan menurunkan sedikit gengsinya.

"Soup ayam.." jawab Dela seraya mengisi dua mangkuk yang ada diatas nampan itu.

Alvano hanya diam memperhatikan Dela yang melewatinya, membawa dua mangkuk soupnya kearah meja makan.

"Ayo pak mari makan.. soupnya masih panas." jelas Dela pada Alvano, ntahlah dari mana muncul keberanian ini untuk mengajak Alvano makan bersama yang jelas pasti Dela tau jika Alvano saat ini tengah kelaparan.

disisi lain Alvano gengsi untuk mencoba soup itu. Ia ingin menolaknya mentah-mentah namun melihat Dela yang memakan soupnya sepertinya sangat nikmat, membuat Alvano penasaran akan rasanya. Dan akhirnya dengan penuh kekuatan serta keberanian yang sudah ia turunkan Alvano menghampiri Dela dan ikut duduk didepan Dela, untuk mencoba soupnya.

"Gimana pak soupnya?" tanya Dela penasaran kala Alvano sudah mulai mencicipinya.

Alvano tidak menjawab melainkan memakan lagi soup ayam buatan Dela dengan diam. Dimeja makan itu juga ternyata sudah ada beberapa lauk yang dimasak Dela untuk dimakan dengan nasi. Alvano maupun Dela hanya makan dalam diam. Alvano juga tidak kalah untuk mencicipi semua masakan yang dihidangkan Dela. Tanpa sadar itu adalah makan malam pertama bagi mereka berdua.

"Saya ga nyangka cewe simpenan om-om kaya kamu jago masak.."

Dela menatap Alvano dengan pandangan kesal. Ia kesal kenapa Alvano berkata sesadis itu? Ing'm memuji dirinya jago memasak kenapa harus menggunakan kalimat pedas? Ia berdoa dalam hati semoga Alvano suam'mya itu bisa berubah nantinya.

"Terimakasih atas pujiannya.“

"Ck. Jangan kepedean dulu karna saya bilang kamu jago masak! Saya bilang begitu bukan berarti saya suka dengan masakan kamu." ketus Alvanp saat melihat senyuman terpaksa terbit diwajah Dela.

Dela hanya diam tak meladeni ucapan Alvano lagi. Dan Dela lebih memilih menganggap ucapan Alvano tadi adalah sebuah pujian yang diujarkan Alvano secara tidak langsung.

Terpopuler

Comments

Patrish

Patrish

banyak typo thor... juga penulisan sebaiknya disesuaikan dengan penulisan kaidah bahasa Indonesia.. penggunaan spasi.. huruf besar.. dll
sekedar koreksi saja🙏🙏🙏🙏

2022-09-28

0

Nilam Kanha

Nilam Kanha

amburadul thorrrrrr.....

2021-03-11

0

Lina aza

Lina aza

belepotan thour penulisannya 🤔

2021-02-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!