Bab 15 Wanita Pelangkah

"Saya yang akan melamar Jamilah!. Dua Minggu dari sekarang saya akan menikahi Jamilah!. Saya akan berusaha untuk membahagiakan putri Emak sama Bapak." Ucap Emir dengan tegas disertai tidak ada keraguan sedikit pun dalam ucapannya. Emir menoleh pada Jamilah yang menundukkan kepala, menghapus air mata yang tidak mau berhenti.

Ya, Emir sudah memantapkan pilihannya pada Jamilah. Melupakan posisi Arkam dan Tiffani saat ini, sementara waktu, untuk menghapus air mata keluarga wanita yang dianggapnya tidak menarik. Sebab tidak berselang lama, dari ia mendengar suara tawa pihak keluarga Jamilah seketika berubah menjadi tangis kesedihan, saat pihak keluarga Pak Teguh meminta untuk merayakan kembali pernikahan Jamilah dan Pak Teguh di kota B. Kota kelahiran Pak Teguh, dengan biaya yang sangat besar pula. Bahkan keluarga Pak Teguh sudah menentukan biaya yang harus dikeluarkan oleh keluarga Jamilah.

Keluarga Pak Teguh sudah keluar dari rumah Jamilah saat Emir datang dan mengucapkan dengan lantang kalau dirinya lah yang akan melamar Jamilah di hadapan mereka semua.

Hening seketika usai Emir mengutarakan maksud dan tujuannya. Sampai Jamilah dengan berani menatap mata elang itu.

"Terima kasih banyak atas bantuan Pak Emir pada keluarga kami. Untuk tidak membuat wajah kami malu dihadapan mereka. Sekali lagi terima kasih." Ucap Jamilah dengan mata sedikit sembab.

"Saya serius dengan apa yang saya ucapkan untuk menikahi mu, waktu dua Minggu yang saya minta untuk mengurus semua administrasi kita. Saya akan menikahi mu!." Emir kembali menegaskan apa yang ucapkan sambil menatap lekat wajah Jamilah yang tidak biasanya.

"Ini sebagai tanda saya mengikat mu!." Emir menyerahkan satu set perhiasan berlian kehadapan Jamilah. Jamilah mengingat setiap detik dari mimpinya itu, apa iya Emir jodohnya?.

"Dan Uang ini sebagai bukti kesungguhan saya untuk minta Jamilah pada Emak dan Bapak." Emir menyerahkan lima gepok uang pecahan 100rb dihadapan Emak dan Bapak.

"Besok saya akan membawa orang tua saya yang masih ada, untuk melamar Jamilah secara resmi." Lagi-lagi Emir sudah mempersiapkan semuanya dengan begitu matang.

Emir menatap ketiganya yang tidak bergeming dengan apa pun yang diucapkannya atau yang diberikannya.

Emir tersenyum simpul, menyadari kekagetan mereka yang tidak mengenal dirinya sama sekali. Yang datang dengan tiba-tiba langsung meminang putri mereka. Hanya Jamilah saja yang sudah tahu dirinya Ayah dari Alexander, salah satu muridnya. Sedangkan Emak dan Bapak belum mengetahui apa pun tentangnya.

"Baiklah saya perkenalkan diri terlebih dulu. Saya Fahreza Emir Wijaya Santoso. Usia 37 Tahun, pekerjaan seorang pebisnis, status saya duda dengan dua orang anak. Anak pertama saya Alexander yang menjadi anak didik Jamilah, yang kedua Joy tapi saat ini Joy sedang ada di luar negeri. Ayah saya Utomo Santoso."

Emak dan Bapak menatap wajah pria yang berstatus duda itu.

"Saya mengenal Jamilah dari putra saya yang pernah datang kesini bahkan pernah tidur disini." Emir menjawab rasa penasaran mereka, itu yang Emir tangkap dari tatapan keduanya.

Emak dan Bapak terlihat mengangguk- anggukan kepala sebagai tanda mengerti. Lalu mereka menatap Jamilah yang ternyata sedang menatap kearah mereka.

"Emak dan Bapak berharap, kalau kamu mau menerima lamaran ini. Kalian bisa saling mengenal setelah menikah." Emak tidak akan pernah membuang kesempatan sedikit pun, yang belum tentu akan datang dua kali pada hidup putrinya. Tidak ingin mendengar lagi hinaan yang terus menerus dialamatkan pada putri pertamanya.

Pun dengan Jamilah. Tidak ingin mengecewakan setiap doa dan usaha Emak sama Bapak, maka Jamilah menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya.

"Alhamdulillah" Ucap Emak, Bapak dan Emir bersamaan.

.

.

.

Ibu Zahra yang kedapatan mengajar di kelas Alexander saat satu jam terakhir menuju pulang. Memberikan materi Matematika yang biasanya diberikan oleh Jamilah. Alexander sedikit tidak bersemangat saat mengikuti pelajaran.

"Baru kemarin izin, sekarang enggak masuk lagi." Gerutu Alexander dengan suara pelan. Tapi masih bisa mendengarnya dengan baik.

"Mungkin ibu guru Jamilah sedang ada keperluan." Bisik Tari.

Alexander menatap Tari dengan wajah datar. "Memang kamu tahu aku sedang membicarakan Ibu guru Jamilah?."

Tari mengangguk paham, "Heemmm..."

Alexander menatap tidak suka kearah papan tulis. Dimana materi pembagian masih harus dipelajarinya.

Saat semua siswa sudah selesai mengerjakan materi itu dan kini mulai mengerjakan tugas. Sedangkan Alexander kembali sibuk dengan ponselnya.

Ibu Zahra kembali kedalam kelas saat ia sudah selesai meneguk air minum karena haus.

Matanya langsung tertuju pada Alexander yang sedang asyik bermain ponsel dengan beberapa temannya seperti, Tono, Agus, Lili dan Iwan.

"Ada apa ini?. Kenapa kalian ada di bangku Alexander?." Tanya Ibu Zahra sambil meminta mereka untuk kembali duduk ditempatnya masing-masing.

Ibu Zahra masih berdiri didekat Alexanddr yang tidak mengindahkan tegurannya. Lalu Ibu Zahra membuka buku tulis Alexander kemudian menggelengkan kepala.

"Alexander!. Buku tulis mu masih kosong?, kenapa bisa begitu?. Kamu tidak mengerjakan tugas dari Ibu?. Bahkan kamu tidak menyalin materinya." Saat bicara panjang lebar seperti itu Alexander tidak menghiraukan Ibu Zahra.

"Sekarang ibu minta matikan ponsel mu!." Ucap Ibu Zahra tegas tidak terbantahkan.

Alexander mematikan ponsel lalu menyerahkannya pada Ibu Zahra.

"Ibu guru boleh menghukum ku sesuka hati Ibu. Tapi jangan pernah minta ku untuk menyalin dan mengerjakan hal yang tidak aku sukai." Ucap Alexander dengan kedua tangan di atas meja.

"Ini bukan suka atau tidak suka Alexander!. Tapi kamu harus paham dan menguasainya. Kalau kamu tidak bisa, bagaimana nanti kamu mengerjakan soal saat ujian?." Ibu Zahra memberikan penjelasannya.

Alexander menggeleng, tetap pada pendiriannya. Kalau ia tidak ingin mengerjakan apa pun tentang materi pembagian.

Ibu Zahra hanya mampu mengelus dada sambil memberikan kembali ponsel milik Alexander.

Setelah beberapa lama, semua siswa-siswi sudah pulang. Menyisakan hanya Alexander dan Ibu Zahra serta Bapak kepala sekolah di ruang guru. Menunggu kedatangan Daddy Emir Dan Jamilah.

.

.

.

Sebelum meninggalkan rumah, Jamilah membawa semua berkas yang diminta Emir untuk kebutuhkan pendaftaran mereka ke KUA. Emir tidak ingin membuang waktu lebih lama lagi, terlebih ia ingin menunjukkan keseriusannya.

Selama dalam perjalanan keduanya tidak ada yang berbicara, hanya Emir sesekali mencuri pandang pada Jamilah.

Kenapa Jamilah bisa ikut bersama Emir sekolah?. Pertama Bapak kepala sekolah yang memintanya, kedua Jamilah ingin mengambil sepeda motornya yang ditinggal kemarin disekolah.

"Tadi saat di rumah mu, saya udah memperkenalkan diri. Sekarang giliran kamu?." Emir membuka obrolan guna mengusir kecanggungan diantara keduanya.

Jamilah tetap fokus pada jalanan didepannya,

"Nama saja Jamilah Putri Wulandari. Usia 34 Tahun, pekerjaan sebagai tenaga pengajar SD, saya anak pertama dari enam bersaudara." Jawab Jamilah dangan suara yang begitu lembut. Hingga tanpa disadarinya, Emir sangat menyukai suara Jamilah.

Emir tersenyum tipis tapi tetap fokus pada kemudinya.

"Kira-kira apa yang diperbuat Alexander hingga kita sebagai orang tuanya dipanggil ke sekolah seperti ini?." Tanya Emir saat keduanya keluar dari mobil. Jamilah hanya menggeleng lemah, sebab ia pun tidak tahu kenapa Pak Ginanjar memintanya datang ke sekolah.

Sampai di ruang guru, terlihat Alexander fokus pada ponselnya, dimana ia sedang bermain game online. Sementara Pak Ginanjar dan Ibu Zahra sedang berbincang.

"Assalamu'alaikum...Pak kepala sekolah, Ibu Zahra, Alexander." Jamilah mengucapkan salam pada ketiganya saat masuk kedalam ruangan.

"Wa'alaikumsalam...Ibu guru Jamilah." Jawab keduanya. Alexander sendiri menghampiri sang Daddy yang berdiri di samping Jamilah.

Kini semuanya sudah duduk dengan saling berhadapan satu sama lain. Hanya Alexander yang sedikit jauh dari para orang dewasa tapi tetap dalam pengawasan mereka. Dan Pak Ginanjar yang pertama kali membuka obrolan mereka, menyampaikan maksud dan tujuannya kenapa orang tua wali dari Alexander untuk datang. Yang dikiranya jika Kakek Utomo lah yang akan datang, tapi ini melainkan ayah kandung dari Alexander sendiri.

Dilanjutkan dengan Ibu Zahra yang menjelaskan secara detail apa yang terjadi pada Alexander di dalam kelas selama jam pelajaran berlangsung.

"Bagaimana Ibu guru Jamilah?. Apa sebelumya Alexander seperti ini?." Tanya Pak Ginanjar.

Emir menatap wajah teduh Jamilah yang akan berbicara. Jamilah pun menjelaskan pengalaman pertamanya mengajar Alexander yang kebetulan mendapatkan materi pembagian. Tapi Jamilah tidak memaksanya, masih bisa mengajarinya nanti saat diluar sekolah. Tapi nyatanya baik dirinya atau Alexander belum menemukan waktu yang tepat untuk belajar materi tersebut.

"Apa Alexander memiliki catatan tersendiri Pak Emir mengenai materi pelajaran itu, dari sekolah sebelumya?." Kini Pak Ginanjar menanyai Emir.

Meski Emir sedikit kesusahan untuk menjawab, sebab ia sedikit pun tidak tahu kegiatan atau kejadian apa saja yang sudah terjadi disekolah sebelum-sebelumnya. Karena hanya keonaran dan keributan yang diketahuinya sampai harus keluar masuk sekolah. Tapi ia dengan bijak memberikan alasannya.

"Selama ini setahu saya, Alexander tidak memiliki masalah dengan nilai akademisnya. Semuanya selalu bagus, tapi mungkin kalau sekarang ia menemukan cara yang baru lagi. Jadi Alexander agak sedikit kesusahan dalam mempelajarinya."

Jamilah tidak menceritakan semua yang diketahuinya tentang Alexander. Biar lah itu ia bicarakan dengan Emir saja nanti. Tidak enak kalau sampai harus membaginya dengan yang orang lain.

"Oh begitu, mungkin bisa jadi seperti itu. Jadi Alexander lebih cendrung tidak mau mencobanya sama sekali saat mengetahui tingkat kesulitannya." Pak Ginanjar setuju dengan alasan yang diberikan Emir.

Jamilah dan Ibu Zahra mengangguk paham.

Sebelum pulang, Pak Ginanjar meminta Jamilah untuk meluangkan waktu supaya bisa mengajari Alexander dengan private supaya tidak ada pelajaran yang ketinggalan oleh Alexander.

"Baik Pak kepala sekolah, akan saya usahakan." Jawab Jamilah.

Mereka pulang dengan membawa kendaraanya masing-masing. Tapi sebelum itu Emir menghampiri Jamilah yang sudah menyalakan mesin motornya.

"Nanti malam saya akan ke rumah mu lagi, untuk membicarakan beberapa hal." Ucap Emir tanpa meminta persetujuan Jamilah terlebih dulu. Sehingga Jamilah pun mengangguk. Lalu Emir kembali masuk kedalam mobil setelah Jamilah mengucapkan salam.

"Dah ibu guru Jamilah..." Alexander melambaikan tangan saat Jamilah melintas di depan mobil mereka.

"Dah Alexandr..." Jamilah membalas lambaian tangan Alexander. Dimana Emir juga ikut melambaikan tangan serasa Jamilah melambaikan tangan padanya juga.

"Kenapa Daddy ikut melambaikan tangan pada ibu guru Jamilah?." Alexander menatap intens Daddy Emir. Sampai Daddy Emir dibuat salah tingkah dengan pertanyaan anaknya itu.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

apa Arkam yang dulu pernah mau melamar Jamilah yah

2024-04-29

1

Mumtaz Zaky

Mumtaz Zaky

terus calon nya emir gimana tuh?

2024-03-02

1

Endang Khairunnisa

Endang Khairunnisa

waw sangat cepat kejadian ini, waw waw waw

2024-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Wanita Pelangkah
2 Bab 2 Wanita Pelangkah
3 Bab 3 Wanita Pelangkah
4 Bab 4 Wanita Pelangkah
5 Bab 5 Wanita Pelangkah
6 Bab 6 Wanita Pelangkah
7 Bab 7 Wanita Pelangkah
8 Bab 8 Wanita Pelangkah
9 Bab 9 Wanita Pelangkah
10 Bab 10 Wanita Pelangkah
11 Bab 11 Wanita Pelangkah
12 Bab 12 Wanita Pelangkah
13 Bab 13 Wanita Pelangkah
14 Bab 14 Wanita Pelangkah
15 Bab 15 Wanita Pelangkah
16 Bab 16 Wanita Pelangkah
17 Bab 17 Wanita Pelangkah
18 Bab 18 Wanita Pelangkah
19 Bab 19 Wanita Pelangkah
20 Bab 20 Wanita Pelangkah
21 Bab 21 Wanita Pelangkah
22 Bab 22 Wanita Pelangkah
23 Bab 23 Wanita Pelangkah
24 Bab 24 Wanita Pelangkah
25 Bab 25 Wanita Pelangkah
26 Bab 26 Wanita Pelangkah
27 Bab 27 Wanita Pelangkah
28 Bab 28 Wanita Pelangkah
29 Bab 29 Wanita Pelangkah
30 Bab 30 Wanita Pelangkah
31 Bab 31 Wanita Pelangkah
32 Bab 32 Wanita Pelangkah
33 Bab 33 Wanita Pelangkah
34 Bab 34 Wanita Pelangkah
35 Bab 35 Wanita Pelangkah
36 Bab 36 Wanita Pelangkah
37 Bab 37 Wanita Pelangkah
38 Bab 38 Wanita Pelangkah
39 Bab 39 Wanita Pelangkah
40 Bab 40 Wanita Pelangkah
41 Bab 41 Wanita Pelangkah
42 Bab 42 Wanita Pelangkah
43 Bab 43 Wanita Pelangkah
44 Bab 44 Wanita Pelangkah
45 Bab 45 Wanita Pelangkah.
46 Bab 46 Wanita Pelangkah
47 Bab 47 Wanita Pelangkah
48 Bab 48 Wanita Pelangkah
49 Bab 49 Wanita Pelangkah
50 Bab 50 Wanita Pelangkah
51 Bab 51 Wanita Pelangkah
52 Bab 52 Wanita Pelangkah
53 Bab 53 Wanita Pelangkah
54 Bab 54 Wanita Pelangkah
55 Bab 55 Wanita Pelangkah
56 Bab 56 Wanita Pelangkah
57 Bab 57 Wanita Pelangkah
58 Bab 58 Wanita Pelangkah
59 Bab 59 Wanita Pelangkah
60 Bab 60 Wanita Pelangkah
61 Bab 61 Wanita Pelangkah
62 Bab 62 Wanita Pelangkah
63 Bab 63 Wanita Pelangkah
64 Bab 64 Wanita Pelangkah
65 Bab 65 Wanita Pelangkah
66 Bab 66 Wanita Pelangkah
67 Bab 67 Wanita Pelangkah
68 Bab 68 Wanita Pelangkah
69 Bab 69 Wanita Pelangkah
70 Bab 70 Wanita Pelangkah
71 Bab 71 Wanita Pelangkah
72 Bab 72 Wanita Pelangkah
73 Bab 73 Wanita Pelangkah
74 Bab 74 Wanita Pelangkah
75 Bab 75 Wanita Pelangkah
76 Bab 76. Wanita Pekangkah
77 Bab 77 Wanita Pelangkah
78 Bab 78 Wanita Pelangkah
79 Bab 79 Wanita Pelangkah
80 Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81 Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82 Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83 Promo Novel baru David dan Soleha
84 Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85 Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86 Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87 Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88 Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89 Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90 Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91 Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92 Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93 Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94 Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95 Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96 Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97 Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98 Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99 Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100 Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101 Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102 Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103 Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104 Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Bab 1 Wanita Pelangkah
2
Bab 2 Wanita Pelangkah
3
Bab 3 Wanita Pelangkah
4
Bab 4 Wanita Pelangkah
5
Bab 5 Wanita Pelangkah
6
Bab 6 Wanita Pelangkah
7
Bab 7 Wanita Pelangkah
8
Bab 8 Wanita Pelangkah
9
Bab 9 Wanita Pelangkah
10
Bab 10 Wanita Pelangkah
11
Bab 11 Wanita Pelangkah
12
Bab 12 Wanita Pelangkah
13
Bab 13 Wanita Pelangkah
14
Bab 14 Wanita Pelangkah
15
Bab 15 Wanita Pelangkah
16
Bab 16 Wanita Pelangkah
17
Bab 17 Wanita Pelangkah
18
Bab 18 Wanita Pelangkah
19
Bab 19 Wanita Pelangkah
20
Bab 20 Wanita Pelangkah
21
Bab 21 Wanita Pelangkah
22
Bab 22 Wanita Pelangkah
23
Bab 23 Wanita Pelangkah
24
Bab 24 Wanita Pelangkah
25
Bab 25 Wanita Pelangkah
26
Bab 26 Wanita Pelangkah
27
Bab 27 Wanita Pelangkah
28
Bab 28 Wanita Pelangkah
29
Bab 29 Wanita Pelangkah
30
Bab 30 Wanita Pelangkah
31
Bab 31 Wanita Pelangkah
32
Bab 32 Wanita Pelangkah
33
Bab 33 Wanita Pelangkah
34
Bab 34 Wanita Pelangkah
35
Bab 35 Wanita Pelangkah
36
Bab 36 Wanita Pelangkah
37
Bab 37 Wanita Pelangkah
38
Bab 38 Wanita Pelangkah
39
Bab 39 Wanita Pelangkah
40
Bab 40 Wanita Pelangkah
41
Bab 41 Wanita Pelangkah
42
Bab 42 Wanita Pelangkah
43
Bab 43 Wanita Pelangkah
44
Bab 44 Wanita Pelangkah
45
Bab 45 Wanita Pelangkah.
46
Bab 46 Wanita Pelangkah
47
Bab 47 Wanita Pelangkah
48
Bab 48 Wanita Pelangkah
49
Bab 49 Wanita Pelangkah
50
Bab 50 Wanita Pelangkah
51
Bab 51 Wanita Pelangkah
52
Bab 52 Wanita Pelangkah
53
Bab 53 Wanita Pelangkah
54
Bab 54 Wanita Pelangkah
55
Bab 55 Wanita Pelangkah
56
Bab 56 Wanita Pelangkah
57
Bab 57 Wanita Pelangkah
58
Bab 58 Wanita Pelangkah
59
Bab 59 Wanita Pelangkah
60
Bab 60 Wanita Pelangkah
61
Bab 61 Wanita Pelangkah
62
Bab 62 Wanita Pelangkah
63
Bab 63 Wanita Pelangkah
64
Bab 64 Wanita Pelangkah
65
Bab 65 Wanita Pelangkah
66
Bab 66 Wanita Pelangkah
67
Bab 67 Wanita Pelangkah
68
Bab 68 Wanita Pelangkah
69
Bab 69 Wanita Pelangkah
70
Bab 70 Wanita Pelangkah
71
Bab 71 Wanita Pelangkah
72
Bab 72 Wanita Pelangkah
73
Bab 73 Wanita Pelangkah
74
Bab 74 Wanita Pelangkah
75
Bab 75 Wanita Pelangkah
76
Bab 76. Wanita Pekangkah
77
Bab 77 Wanita Pelangkah
78
Bab 78 Wanita Pelangkah
79
Bab 79 Wanita Pelangkah
80
Bab 80 Wanita Pelangkah (Tamat)
81
Promo Novel baru Pernikahan Rahasia
82
Promo Novel baru Sebuah Pilihan
83
Promo Novel baru David dan Soleha
84
Bab 1 Season 2 : Wanita Pelangkah
85
Bab 2 Season 2 : Wanita Pelangkah
86
Bab 3 Season 2 : Wanita Pelangkah
87
Bab 4 Season 2 : Wanita Pelangkah
88
Bab 5 Season 2 : Wanita Pelangkah
89
Bab 6 Season 2 : Wanita Pelangkah
90
Bab 7 Season 2 : Wanita Pelangkah
91
Bab 8 Season 2 : Wanita Pelangkah
92
Bab 9 Season 2 : Wanita Pelangkah
93
Bab 10 Season 2 : Wanita Pelangkah
94
Bab 11 Season 2 : Wanita Pelangkah
95
Bab 12 Season 2 : Wanita Pelangkah
96
Bab 13 Season 2 : Wanita Pelangkah
97
Bab 14 Season 2 : Wanita Pelangkah
98
Bab 15 Season 2 : Wanita Pelangkah
99
Bab 16 Season 2 : Wanita Pelangkah
100
Bab 17 Season 2 : Wanita Pelangkah
101
Bab 18 Season 2 : Wanita Pelangkah
102
Bab 19 Season 2 : Wanita Pelangkah
103
Bab 20 Seosan 2 : Wanita Pelangkah
104
Promosi Novel Baru "Lala, Si OB Lugu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!